Anda di halaman 1dari 18

MENDUKUNG

PASANGAN

Disediakan Oleh: Pdt. Palmen Sinaga


Dept. Rumah Tangga GAMHK Jakarta Konferens
Hari ke 5 - Kamis, 22 Februari 2024
L.K. Anspacher, menyatakan:

Pernikahan ialah hubungan antara pria


dan wanita di mana ada kemandirian
yang setara, ketergantungan yang
saling menguntungkan, dan kewajiban
timbal-balik.
Ada Empat Pola Pola Pengaturan Peran
Dalam Rumah Tangga
1. Patriarkal. Dalam hubungan ini kepemimpinan suami
tidak dipertanyakan lagi.
2. Matriarkal. Dalam pola ini sang ibu berperan sebagai
kepala rumah tangga. Hal ini tiidak lazim dalam budaya
kita.
3. Kepemimpinan Bersama. Suami dan istri berkompetisi
untuk peran pemimpin.
4. Berebut Kekuasaan. Suami dan istri berkompetisi untuk
peran memimpin.
Mata Rantai yang Hilang
■ Efesus 5:22,23 “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala
isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.”
■ Memang tidak ada penjelasan tentang bagaimana
harus tunduk, kapan harus tunduk, dan apakah istri
harus tunduk dalam segala hal, atau, bagaimana
menerapkan hal tunduk bila sang suami bukan
pengikut Tuhan.
■ Efesus 5:22,23 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu
seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala
isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.
■ Istri harus tunduk, dan suami harus menyayangi.”
■ Di sinilah mata rantai yang hilang mengenai peran
dalam rumah tangga. Ini bukan soal tunduk atau
menguasai. Bukan pula seperti hubungan antara
majikan dan budak, atau hubungan penurutan antara
dictator dan robot, melainkan suatu hubungan
kepatuhan bersama.
■ Dalam pernikahan, masing-
masing pasangan juga
menerapkan suatu keiklasan
untuk menyesuaikan diri satu
sama lain.
■ Pernikahan menuntut suatu
kesepakatan yang baik dari
kepatuhan bersama, atau
dengan kata lain memberi dan
menerima.
Hubungan yang Saling Mendukung
■ Dalam hubungan yang saling mendukung suamilah
yang memimpin.
■ Dalam hubungan yang saling mendukung ini kedua
pasangan rela meninggalkan kekuasaan mutlak untuk
mendikte dan memerintah.
■ Masing-masing menunjukkan kesediaan untuk
merundingkan dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaan sampai dapat kesepakatan.
■ Seorang suami yang memahami kedudukan istrinya dan
dia tidak akan menuntut hal-hal yang tidak masuk akal,
tetapi sebaliknya akan peka terhadap keadaan istrinya.
■ Seorang pria perlu memahami bahwa seorang wanita
merasa aman bila dia berfungsi di bawah
kepemimpinan suaminya.
■ Seorang wanita ingin dan perlu menyambut suaminya
yang dihormati, dan kepemimpinan suaminya dapat
menunjukkan dengan cara yang nyata akan cinta dan
kepeduliaannya terhadap istrinya.
Rapat Keluarga
■ Rapat keluarga sangat penting karena itu
mengurangi frustrasi dan juga menjaga
keharmonisan dalam rumah tangga.
■ Harus ada waktu-waktu senggang di mana
masalah-masalah dan kepentingan-
kepentingan dibahas dan dievaluasi.
Rapat Keluarga yang Berhasil Mengikuti Beberapa
Pedoman Tertentu, antara lain :
1. Menyediakan kesempatan setiap pekan pada waktu yang
santai ketika semua suasana pikiran yang senang.
2. Setiap anggota keluarga harus ikut dalam menyiapkan
agenda pembicaraan atau diberi kesempatan untuk
menyampaikan pokok-pokok pembahasan selama rapat.
3. Akhiri rapat keluarga dengan sebuah catatan positif
Kepemimpinan Rohani
■ Suami yang mencintai istrinya dalam suatu hubungan
yang saling mendukung tidak hanya memikirkan
hubungannya sendiri dengan Tuhan tetapi juga peduli
akan kerohanian istrinya.
■ Meskipun masing-masing kita harus tetap teguh di
hadapan Tuhan, dan tidak dapat menimpakan
kesalahan atas kurangnya kerohanian kita kepada
orang lain, tetapi suamilah yang harus mengambil
Prakarsa dalam mengadakan dan menentukan waktu
tiap hari untuk kebaktian keluarga.
Kepemimpinan Protektif
■ Seorang wanita membutuhkan perlindungan dari suaminya.
■ Wanita memerlukan keteduhan dari hal-hal yang berat
dalam hidupnya bukan saja dari kelelahan fisik tetapi juga
dari trauma emosi dan batin.
■ Seorang suami yang suportif akan melindungi istrinya dari
setiap pelecehan yang mungkin diitunjukkan oleh anak-
anak.
■ Perlindungan suami akan istrinya juga menyelematkan dari
gangguan rohani.
Istri yang Mendukung
■ Pernikahan adalah sebuah hubungan yang saling
mengisi dan saling mendukung, dan kata kuncinya
adalah suportif.
■ Rencana Tuhan untuk kebahagiaan pernikahan adalah
pasangan yang suportif. Gantinya berkompetisi untuk
memimpin atau menjadi seorang yang kehilangan jati
diri karena berada di bawah kekuasaan, seorang istri
yang suportgif tidak hanya membiarkan suaminya
memimpin tapi juga menyokong kepemimpinan suami
melalui dukungan atas keputusan-keputusannya.
Manfaat-manfaat dari Hubungan Suportif
■ Rumah tangga yang menjalankan saling
mendukung lebih sedikit bertengkar atau
berbantah, dan ketenangan menguasai seluruh
keluarga.
■ Bersama-sama dan saling mendukung peran
akan memantapkan hubungan mereka dan
mennjadikan pernikahan lebih riang dan
menyenangkan.
■ Wanita menginginkan suami menjalankan
fungsinya sebagai sebagai pemimpin dalam rumah
tangga, tetapi tanpa disadarinya bahwa dia tidak
membiarkan suaminya melakukannya.
■ Dia mungkin membantah setiap pendapat atau
mencela usaha suaminya untuk menunjukkan
kepemimpinannya.
■ Itu bisa merusak upaya suaminya itu dengan
berkata, “Saya bilang juga apa” ketika suaminya
gagal.
■ Istri yang suportif akan mendorong,
sekalipun usaha kepemimpinan suaminya
lemah, dengan memperlihatkan penghargaan.
■ Kalau perhatian dan penghargaan istri
mendukung upaya suaminya untuk
memimpin, maka suaminya akan berusaha
lebih giat dan lebih percaya diri.
■ Ibrani 10:24 Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik.
■ 1 Tes. 5:11 (BIS) Sebab itu, hendaklah kalian
tetap saling mendorong dan saling
menguatkan, sama seperti yang kalian sedang
lakukan sekarang ini.
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai