Anda di halaman 1dari 24

PROSES DAN TUJUAN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL (PROLEGNAS)


DALAM PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Oleh:
Prof. Dr. Wicipto Setiadi, S.H.,M.H.

03/21/24 1
• Indonesia adalah negara hukum.
• Untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara Hukum, negara
berkewajiban melaksanakan Pembangunan Hukum Nasional
secara terencana, terpadu dan berkelanjutan dalam sistem hukum
nasional yang menjamin perlindungan hak dan kewajiban segenap
rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Sistem Hukum nasional dimaknai sebagai sistem hukum yang berlaku di Indonesia
dengan semua elemennya serta saling menunjang satu dengan yang lain dalam rangka
mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945.
(Penjelasan Pasal 17 UU No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

03/21/24 2
PEMBANGUNAN
HUKUM

TUJUAN NEGARA
(alinea keempat Pembukaan UUD 1945)

PEMBANGUNAN NASIONAL Melindungi segenap bangsa dan seluruh


tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

03/21/24 3
Rencana Pembangunan Nasional
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005–2025
menggariskan Pembangunan hukum diarahkan pada makin
terwujudnya sistem hukum nasional yang mantap bersumber pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945, yang mencakup pembangunan materi hukum, struktur hukum
termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana hukum; perwujudan
masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang
tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum; serta penciptaan
kehidupan masyarakat yang adil dan demokratis.
• Peraturan Presiden tentang RPJMN Tahun 2019-2024, khususnya
tentang Hukum.
• RKP dan Rencana Strategis DPR.

03/21/24 4
Rencana Pembangunan Hukum Nasional 2010-2014

Penataan
Kelembagaan Hukum

Undang-Undang
Penataan Substansi
Nomor 12 Tahun Peningkatan
Hukum
2011 tentang Efektivitas
Pembentukan Peraturan
Peraturan Perundang-
Perundang- undangan
undangan
Penataan Kesadaran
dan Budaya Hukum

Penataan
Sarana dan Prasarana
Hukum

03/21/24 5
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

 Landasan Operasional : UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-undangan

“Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah Pembuatan Peraturan


Perundang-undangan melalui tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan,
pengesahan atau penetapan, dan pengundangan”.
[Pasal 1 angka 1 UU No. 12 Tahun 2011]

PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN

Partisipasi masyarakat / Penyebarluasan

03/21/24 6
Perencanaan Penyusunan
Undang-Undang dilakukan dalam
Program Legislasi Nasional
(PROLEGNAS)

Makna: Instrumen perencanaan


pembentukan undang-undang yang disusun
secara terencana, terpadu, dan sistematis.

Isi: Skala Prioritas program


pembentukan undang-undang dalam rangka
mewujudkan sistem hukum nasional .

( Pasal 1 angka 9 dan Pasal 17 UU No.12 Tahun 2011)

03/21/24 7
II. PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS
Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, maka Penyusunan
Prolegnas dilaksanakan secara :

03/21/24 8
Penyusunan Prolegnas diarahkan pada kegiatan penyusunan konsep pembentukan undang-
undang yang akan dikerjakan pada kurun waktu tertentu dan bersifat menyelesaikan kebutuhan
hukum ke depan.
PROLEGNAS

KEBUTUHAN HUKUM
PROLEGNAS PROLEGNAS
PRIORITAS
JANGKA Para TAHUNAN
meter ( 1 TAHUN)
Pasal 18 MENENGAH PROLEGNAS

UU No. 12 Tahun 2011 (5 TAHUN) PRIORITAS


TAHUNAN
PROLEGNAS
( 1 TAHUN)
PRIORITAS
TAHUNAN
PROLEGNAS
(PRIORITAS
1 TAHUN)
TAHUNAN
Pasal 20 ayat (3) ( 1 TAHUN )

UU No.12/2011
Pasal 20 ayat (5)
Putusan MK Nomor 92/PUU-X/2012
Pasal 18 huruf g bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun UU No.12/2011
1945 sepanjang tidak dimaknai, “rencana kerja pemerintah, rencana strategis DPR, dan
rencana strategis DPD”.
Pasal 18 huruf g tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai, “rencana
kerja pemerintah, rencana strategis DPR, dan rencana strategis DPD”.

03/21/24 9
Penyusunan Prolegnas dilakukan secara terkoordinasi antara DPR, DPD
dan Pemerintah maupun di internalnya masing-masing.

PEMERINTAH DPR DPD

Koordinator : Koordinator : KOORDINATOR DI


MENTERI HUKUM & HAM BALEG DPR LINGKUNGAN DPD

Koordinator :
Pasal 20 ayat (1) UU No.12 Tahun 2011 : BALEG DPR Pasal 21 ayat (1) Penyusunan Prolegnas
“Penyusunan Prolegnas dilaksanakan oleh antara DPR dan Pemerintah dikoordinasikan
oleh DPR melalui alat kelengkapan DPR yang
DPR dan Pemerintah”. khusus menangani bidang legislasi.
Putusan MK Nomor 92/PUU-X/2012:
Pasal 20 ayat (1) tidak mempunyai PARIPURNA DPR Putusan MK Nomor 92/PUU-X/2012
Pasal 21 ayat (1) tidak mempunyai kekuatan
kekuatan hukum mengikat sepanjang hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai,
tidak dimaknai, “penyusunan Program “penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD, dan
Legislasi Nasional dilaksanakan oleh DPR, Pemerintah dikoordinasikan oleh DPR
DPD, dan Pemerintah”. PROLEGNAS melalui alat kelengkapan DPR yang khusus
menangani bidang legislasi”.

03/21/24 10
 Prolegnas disusun berdasar metode dan parameter tertentu
untuk menjamin tercapainya tujuan.

 Parameter yang digunakan adalah syarat subtantif (Pasal


18 UU No. 12 Tahun 2011) dan untuk penyusunan
Prolegnas di lingkungan Pemerintah juga menerapkan
syarat teknis.

 Di lingkungan DPR metodenya diatur dengan TATIB DPR,


sedangkan di lingkungan Pemerintah diatur dengan
Perpres.

03/21/24 11
MATERI PENYUSUNAN PROLEGNAS
 Prolegnas memuat program pembentukan Undang-Undang dengan judul
Rancangan Undang-Undang, materi yang diatur, dan keterkaitannya dengan
Peraturan Perundang-undangan lainnya.
 Materi yang diatur dalam RUU dan keterkaitannya dengan Peraturan
Perundang-undangan lainnya merupakan konsepsi Rancangan Undang-Undang,
meliputi:
a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan
c. jangkauan dan arah pengaturan.
 Materi yang diatur dalam RUU dan keterkaitannya dengan Peraturan
Perundang-undangan lainnya merupakan konsepsi Rancangan Undang-Undang
yang telah melalui pengkajian dan penyelarasan dituangkan dalam Naskah
Akademik.
( Pasal 19 UU No. 12 Tahun 2011)

03/21/24 12
PARAMETER PENYUSUNAN PROLEGNAS JANGKA MENENGAH DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH

Usulan RUU Prolegnas Jangka Menegah didasarkan:

Syarat Substantif:
Perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Syarat Teknis:
Rakyat;  Hasil penelitian atau pengkajian sebagai
perintah Undang-Undang lainnya; bahan penyusunan konsepsi Rancangan
sistem perencanaan pembangunan nasional; Undang-Undang yang meliputi:
rencana pembangunan jangka panjang nasional; a. latar belakang dan tujuan penyusunan;
rencana pembangunan jangka menengah; b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan
rencana kerja pemerintah; rencana strategis DPR c. jangkauan dan arah pengaturan.
dan rencana strategis DPD; dan • Naskah Akademik .(bila ada lebih baik)
aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.
(Pasal 18 UU No. 12 Tahun
2011)

03/21/24 13
PARAMETER PENYUSUNAN PROLEGNAS PRIORITAS TAHUNAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Didasarkan atas SYARAT SUBTANTIF:

Didasarkan atas SYARAT TEKNIS:

03/21/24 14
03/21/24 15
DAFTAR KUMULATIF TERBUKA
Dalam Prolegnas dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas:
a.Pengesahan perjanjian internasional tertentu;
b.Akibat putusan Mahkamah Konstitusi;
c.Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
d.Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota; dan
e.Penetapan/pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

03/21/24 16
PENGAJUAN RUU DI LUAR PROLEGNAS

Dalam keadaan tertentu, DPR , DPD atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang
di luar Prolegnas mencakup :
a)untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; dan
b)keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan
Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus
menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum.

Putusan MK Nomor 92/PUU-X/2012


Pasal 23 ayat (2) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sepanjang tidak dimaknai, dalam keadaan tertentu, DPR, DPD, atau Presiden dapat
mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup:
a)untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; dan
b)keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan
Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani
bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

03/21/24 17
POTRET PROLEGNAS JANGKA MENENGAH DAN
PRIORITAS TAHUNAN

Jumlah: 247 RUU + 13 RUU Non Prolegnas (NP)

03/21/24 18
Realisasi Prolegnas Jangka Menengah 2010 – 2014 dan
Prioritas Tahunan
Dari 247 judul RUU yang masuk dalam daftar Prolegnas Jangka Menengah 2010-2014 ditambah 13
RUU non Prolegnas, hingga April 2014 baru 52 RUU yang telah disahkan menjadi UU. Rincian dari
52 RUU itu adalah:

• 8 RUU yang disahkan pada tahun 2010, jumlah prioritasnya sebanyak 73 RUU.
•19 RUU yang disahkan tahun 2011, jumlah prioritasnya sebanyak 91 RUU.
•10 RUU yang disahkan tahun 2012, jumlah prioritasnya sebanyak 69 RUU; dan
•11 RUU yang telah disahkan tahun 2013, jumlah prioritasnya sebanyak 75 RUU.
•42 RUU (13 Kumulatif Terbuka) yang telah disahkan hingga tahun 2014, jumlah prioritasnya 68
RUU.

Angka 52 RUU tersebut tidak termasuk RUU dalam Daftar Kumulatif Terbuka Prolegnas 2010-2014,
yaitu sebanyak 43 RUU (RUU yang terkait dengan: Perjanjian Internasional, APBN, pembentukan
daerah otonom, penetapan Perpu menjadi UU dan akibat putusan MK).
Sehingga secara keseluruhan jumlah RUU yang dapat disahkan oleh DPR adalah sebanyak 95 UU.

03/21/24 19
PERMASALAHAN

03/21/24 20
III. TUJUAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

 Prolegnas dalam rangka mewujudkan sistem hukum


nasional.
Prolegnas merupakan skala prioritas program pembentukan Undang-
Undang dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional.
(Pasal 16 UU No. 12 Tahun 2011)

Kebutuhan hukum

03/21/24 21
 Dalam konteks pembentukan peraturan perundang-
undangan, Prolegnas berfungsi:

03/21/24 22
IV. PENUTUP

Urgensi Prolegnas

 Mempercepat proses pembentukan Peraturan Perundang-


undangan dengan memfokuskan kegiatan penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan menurut skala prioritas yang
ditetapkan.
 Menjadi sarana pengendali kegiatan pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Undang-Undang).
 Menyelenggarakan sinergi antar institusi yang berwenang
membentuk Peraturan Perundang-undangan (Undang-Undang).

03/21/24 23
TERIMA KASIH

03/21/24 24

Anda mungkin juga menyukai