Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH BUDAYA

PATRIARKI TERHADAP
KEPUTUSAN BER-KB
220606499 Ise Alhusna 220606522 Nina Ayu Syaraswati

220606501 Fepy Martini 220606525 Nur Aulia Marsinta

220606506 Lena Kuswati Andriani 220606527 Widia Irmayanti


220606528 Dwi Rizka Shofiana Handayani
220606509 Lulu Hernawati
220606530 Prima Thiarani Dewi
220606510 Yumi Ermalinda
220606531 Puji Novitri
220606514 Masri
220606533 Rabiah
220606515 Miftahul Zanah

Kelompok 6
Dosen : Nanik Yuliwati, MKM
LATAR BELAKANG
Budaya patriarki banyak terjadi di Indonesia yang memberikan posisi dan kekuasaan
yang dominan terhadap laki-laki dibandingkan perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial budaya.

Keyakinan dan ajaran agama, yang memandang anak sebagai ketentuan dari Tuhan
serta budaya keluarga besar, yang mempercayai bahwa banyak anak banyak rejeki masih diyakini oleh
sebagian masyarakat sehingga hal tersebut menyebabkan sebagian orang enggan menggunakan alat
kontrasepsi (Ratna, 2010: 154). Agama Islam memperbolehkan KB dengan alasan untuk menjaga kesehatan
ibu dan anak, menunjang program pembangunan kependudukan lainnya dan menjadi bagian dari hak asazi
manusia.
PEMBAHASAN
KONTRASEPSI

Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan. Kini, telah tersedia berbagai jenis kontrasepsi yang memiliki cara kerja
berbeda-beda. Beberapa di antaranya bekerja dengan memengaruhi hormon, namun ada juga yang menghalangi secara fisik proses
masuknya sperma ke vagina. Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan–tindakan
lain yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB.
beberapa jenis alat kontrasepsi juga bertujuan untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi virus, bakteri, atau parasit yang
dapat menular melalui hubungan seksual. Berikut beberapa jenis alat kontrasepsi diantaranya Kondom Pria, pil KB, KB Implan,
suntik KB, IUD, kondom wanita, diahfragma, Spersimida, dan KB permanen.
BUDAYA

Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi namun tidak turun temurun. Budaya yang hidup di tengah masyarakat biasanya lahir dari dorongan spritual
masyarakat dan ritus-ritus lokal yang secara rohani dan material sangat penting bagi kehidupan sosial suatu lingkungan masyarakat
desa. Karakteristik budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis. Budaya
bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan.
PATRIARK
I
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi
dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Sistem patriarki membuat laki-laki
memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi para laki-laki tidak hanya mencakup ranah personal saja, akan
tetapi juga dalam ranah yang lebih luas lagi, seperti pendidikan, ekonomi, partisipasi politik, sosial, hukum dan lain-lain.
Hadirnya budaya patriarki di masyarakat dapat menyebabkan ketimpangan gender yang menurut Siswanto, hal tersebut
dapat melahirkan subordinasi, marginalisasi, kekerasan, stereotip dan beban ganda.
HUBUNGAN BUDAYA PATRIARKI DENGAN KEPESERTAAN KONTRASEPSI

Budaya patriarki memiliki pengaruh kuat terhadap pasangan usia subur terutama perempuan yang tidak memiliki hak
kesehatan reproduksi dan menentukan jumlah anak yang diinginkan. Keputusan akan mengikuti program keluarga berencana
ditetapkan oleh suami namun yang menerima alat kontrasepsi adalah perempuan.

Sistem patriarki juga mempengaruhi alat kontrasepsi apa yang dipilih berdasarkan keputusan suami. Suami yang
memimpin dalam budaya patriarki menentukan keikutsertaan dalam program KB. Persepsi dan sikap suami dalam keluarga yang
menganut budaya patriarki cenderung kurang/tidak setuju dengan Program KB. Larangan dari suami menjadi hambatan
keberhasilan program KB. Hal ini menunjukkan bahwa patriarki mempengaruhi perilaku seseorang melalui lingkungannya,
sejalan dengan teori Social Cognitif Theory (SCT) bahwa perilaku seseorang terpengaruh oleh dirinya sendiri dan lingkungannya.
Dalam struktur keluarga, budaya patriarki mempengaruhi anggapan bahwa kodrat perempuan adalah
mengasuh anak, mengurus pendidikan anak, hingga mempengaruhi pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi.
Masyarakat awam jelas banyak menyalahartikan antara konstruksi sosial dengan kodrat (takdir). Oleh karena itulah
pandangan masyarakat masih menganggap bahwa perempuan adalah sasaran dalam program keluarga berencana. Hal ini
didukung dengan alat kontrasepsi yang disediakan lebih didominasi untuk perempuan daripada laki-laki. Disamping itu,
masyarakat beranggapan bahwa perempuan yang hamil dan melahirkan anak adalah subjek penggunaan kontrasepsi.
Kondisi ini membuat perempuan memikul beban ganda yakni peran produktif dan reproduktif (Hendarso, 2008),
sehingga menimbulkan masalah yang kompleks terkait dengan fungsi reproduksi perempuan, baik yang bersifat fisik, psikis,
maupun sosial.
KESIMPULAN
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan, beberapa jenis alat kontrasepsi juga bertujuan untuk
melindungi diri dari kemungkinan infeksi virus, bakteri, atau parasit yang dapat menular melalui hubungan seksual.
Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi namun tidak turun temurun. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan
penguasaan properti. Persepsi dan sikap suami dalam keluarga yang menganut budaya patriarki cenderung kurang/tidak
setuju dengan Program KB. Larangan dari suami menjadi hambatan keberhasilan program KB. patriarki mempengaruhi
perilaku seseorang melalui lingkungannya, sejalan dengan teori Social Cognitif Theory (SCT) bahwa perilaku seseorang
terpengaruh oleh dirinya sendiri dan lingkungannya.
SARAN

Masyarakat harus terbuka dengan adanya program KB, dimana program tersebut
ditujukkan untuk kemaslahatan antara pasangan suami isteri. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi
selain dari mencegah kehamilan juga untuk melindungi diri dari kemungkinan virus dan lainnya yang
merugikan bagi tubuh. Budaya patriarki harus diminimalisir agar program KB menjadi berhasil.
ありがとう

Anda mungkin juga menyukai