Anda di halaman 1dari 16

SISTEM

OLFAKTORI
Dosen Pengampu: Gading Giovani Putri, M.PH
Disusun oleh:

1. Melieana Oktavia Diki (1860308221005)


2. Mutiara Dwi Marviola (1860308221001)
3. Qonita Fa’iza Salma (1860308221003)
Sub Materi:

#1 #2 #3
Pengertian Sistem Stimulus Olfaktori Anatomi Hidung
Olfaktori

#4 #5
Mekanisme Sistem Kerusakan pada Sistem
Olfaktori Olfaktori
#1
Pengertian Sistem
Olfaktori
Pengertian
Olfaktori sering diketahui sebagai indera penciuman. Olfaktori
juga merupakan sistem sensori yang berfungsi untuk mencium
bau yang akan menerima, memproses, dan menerjemahkan
aroma yang kita hirup. Panca indera yang satu ini juga disebut
sebagai sensor kimia.
#2
Stimulus Olfaktori
Saraf olfaktori adalah saraf penting bagi penciuman karena merupakan sel
reseptor utama untuk indera penciuman. Saraf ini dikenal sebagai saraf
kranial I, saraf pertama dari 12 saraf kranial yang memonitor rangsangan
bau dari luar ke dalam hidung. Saat baru lahir, indera penciuman bayi akan
lebih kuat dari manusia dewasa karena dengan indera ini bayi akan lebih
mudah mengenali ibunya.
Pada manusia, peran adaptif utama indra kimiawi adalah pengenalan rasa. Namun, terdapat banyak
spesies lainnya yang indera kimiawi ini juga berperan signifikan dalam meregulasi interaksi sosial.
Daerah sensitif indera pembau terletak dibagian atas rongga hidung. Struktur indera pembau terdiri dari
sel penyokong yang berupa sel epitel dan sel pembau yang berupa neuron sebagai reseptor.

Struktur pada organ hidung meliputi:

- Lubang hidung
- Bulu hidung
- Septum (pemisah) hidung
- Rongga hidung
- Saraf hidung (saraf olfaktori)
- Sinus hidung
- Tulang rawan hidung
- Silia
- Selaput lendir
- Saluran hidung-tenggorokan (nasofaring)
#3 Anatomi Hidung
a) Anatomi hidung bagian luar

Bagian hidung luar ini terdiri dari:


1. Pangkal hidung
2. Batang hidung
3. Puncak hidung
4. Ala nasi atau sayap hidung
5. Sekat tulang rawan dan kulit
6. Lubang hidung
b) Anatomi Hidung Bagian Dalam

Manusia normal memiliki dua rongga hidung yaitu


kavum kanan dan kavum kiri yang dipisahkan oleh
suatu dinding yang dinamakan sebagai septum-nasi
yang berfungsi untuk menopang batang hidung.
Rongga hidung dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Rongga depan.
2. Bagian tengah.
3. Bagian belakang.
Rongga hidung terdiri dari dasar hidung, atap hidung,
dinding lateral, konka yang berfungsi menghangatkan
udara, rongga sempit diantara dinding lateral dan
konka, dinding medial.
#4 Mekanisme Sistem Olfaktori
1. Rangsang (bau) masuk ke dalam lubang hidung melalui udara kemudian
disaring oleh bulu-bulu hidung. Udara yang kotor akan dibersihkan dan
kotoran akan menempel di hidung dan mengendap menjadi kotoran
hidung.
2. Udara yang mengandung rangsangan bau masuk ke dalam epitelium
olfaktori.
3. Rangsangan bau menggetarkan mukosa olfaktori yang berbentuk seperti
cairan kemudian menggetarkan saraf olfaktori.
4. Rangsangan kemudian disampaikan ke talamus menuju hipotalamus
yang berada di otak.
5. Otak daerah olfaktori hipotalamus atau korteks serebum akan
menangkap bau lalu menerjemahkannya berdasarkan memori atau
menghadirkan memori baru dalam otak untuk digunakan ketika suatu
saat mencium bau yang sama.
#5 Kerusakan pada Sistem
Olfaktori
Kerusakan & Kelainan Sistem Olfaktori
Anosmia Hypnosmia Disosmia
Kerusakan dalam sistem Kerusakan pada sistem Kerusakan pada sistem
Olfaktori yang menyebabkan Olfaktori yang menyebabkan Olfaktori yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk penurunan kemampuan dalam penderita merasa mencium bau
mencium bau. mendeteksi bau. yang tidak sedap.

Phantosmia Agnosia
Disebut juga penciuman ilusi, Kehilangan kemampuan untuk
dimana penderita akan mengenali objek, orang, suara,
mencium bau dengan sangat bentuk, atau bau meskipun
berlebihan dan terus inderanya tidak sedang
menyimpan persepsi bau mengalami kerusakan dan
tersebut dalam otaknya. kehilangan memorinya.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai