Health - HSSE
Pendahuluan
• Berpuasa untuk sementara waktu atau dalam periode tertentu atau saat bulan Ramadan dapat
dilakukan sebagai alternatif tatalaksana penyakit saluran cerna yang tidak respon dengan
pengobatan
• Tujuan berpuasa termasuk untuk mengistirahatkan sementara saluran cerna serta alternatif
tatalaksana apabila tidak berespon dengan pengobatan
• Berpuasa ternyata berefek positif dalam memperbaiki gejala pada penyakit Irritable Bowel
Syndrome (IBS) dan Irritable Bowel Disease (IBD)
• perbaikan penyakit radang usus Crohn’s dan perbaikan microbiota usus.
Referensi
1. de Cabo R, & Mattson MP. Effects of Intermittent Fasting on Health, Aging, and Disease. N Engl J Med 2019; 381:2541-51
2. Firmansyah Adi M, Internist. Pengaruh Puasa Ramadhan pada Beberapa kondisi Kesehatan. Mentari Hospital & Prodia clinic,
CDK-230/Vol.42 No.7 th 2015.
Health - HSSE
Mekanisme tubuh saluran cerna saat berpuasa
Health - HSSE
Tips manajemen berpuasa pada penderita saluran cerna
1. Hindari makan berlebihan
Makan yang berlebihan ketika sahur atau berbuka dapat menyebabkan gangguan percernaan dan
peningkatan asam lambung. Makanan yang terlalu banyak di perut bisa memberi tekanan pada
lambung sehingga menimbulkan refluks. Karena jumlah enzim pencernaan yang terbatas, makanan
berlebih membutuhkan waktu yang lebih lama dan lambat untuk dicerna di perut. Apabila perut
kenyang terlalu lama maka akan terasa tidak nyaman (Dispepsia).
2. Hindari makanan yang pedas dan berminyak serta makanan yang dapat memicu kekambuhan
Makanan yang mengandung banyak lemak secara lambat bisa dicerna, dapat meningkatkan asam
dalam lambung dan menimbulkan refluks.
Health - HSSE
4. Hindari tidur setelah makan (berbuka atau sahur)
Posisi tertidur setelah makan dapat menimbulkan refluks, jika memang harus dilakukan dalam posisi
setengah terduduk dengan sudut 15-30 derajat.
Health - HSSE