Definisi Definisi Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat (jaringan kelenjar (50-70%) dan jaringan fibromuskuler (30- 50%) yang memnyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika. (Darmawan, W. D. 2014) Penyebab pada dasarnya BPH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan memiliki testis yang masih menghasilkan testosteron. Faktor lain yang berperan antara lain pengaruh hormon (estrogen, prolaktin) seperti, pertumbuhan sel prostat, hiperplasia, peningkatan dihydrotestosterone (DHT), peningkatan estrogen, kontraksi otot prostat, yang selanjutnya berperan dalam memacu terjadinya proliferasi sel kelenjar prostat. (Darmawan, W. D. 2014) Tanda Gejala Keluhan yang dirasakan oleh pasien BPH sering kali berupa lower urinary tract symptoms (LUTS), yang terdiri atas 1.Gejala Obstruksi (Voiding Symptoms) 2.Gejala Iritasi (Storage Symptoms) 3.Gejala Pasca Berkemih berupa urine menetes (dribbling). 4.Gejala Retensi urine (Moctar et al., 2015 ; Tanto et al., 2014). Komplikasi Benign Prostatic Hyperplasia Komplikasi yang disebabkan oleh BPH (Benings Prostatic Hyperplasia), yaitu sebagai berikut: 1. ISK, urosepsis. 2. Trabekulasi buli divertikel buli. 3. Batu buli-buli. 4. Hidronefrosis (flank pain). 5. Hematuria. 6. Penurunan fungsi ginjal (pada yang disertai retensio urine). 7. Hernia hemoroid. Pencegahan Benign Prostatic Hyperplasia BPH sejatinya merupakan kondisi yang tidak dapat dicegah karena merupakan kejadian yang akan menimpa hampir semua laki-laki di masa tua. Walaupun begitu BPH mampu diringankan dengan pencegahan, yaitu sebagai berikut : 1. Mengurangi pemakaian obat-obatan. 2. Menjaga aktivitas fisik. 3. Meningkatkan jumlah nutrisi protein dan sayur- sayuran. 4. Mengurangi perilaku merokok. Pengobatan Benign Prostastic Hyperplasia Pengobatan yang dapat dilakukan pada pasien yang mengidap BPH, yaitu melakukan pemeriksaan berikit : 1.USG Prostas, untuk melihat ukuran prostat klien. 2.Tes Urine, untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau kondisi lain yang memiliki gejala mirip dengan pembasaran prostat jinak. 3.Tes Darah, untuk memeriksa kemungkinan gangguan pada ginjal. 4.Tes Pengukuran Kadar Antigen (PSA), dihasilkan oleh prostat dan kadarnya dalam darah akan meningkat bila kelenjar prostat membesar atau mengalami gangguan.
Untuk memastikan pasien menderita pembesaran prostat jinak dan menyingkirkan
kemungkinan adanya kondisi lain, dokter akan melakukan pemeriksaan berikut : 1.Mengukur kekuatan pancaran urine dan jumlah urine yang keluar. 2.Memeriksa kemampuan pasien untuk mengosongkan kandung kemih. 3.Memeriksa kemungkinan adanya kanker prostat, melalui biopsi atau pengambilan sampel jaringan prostat untuk diteliti di laboratorium. 4.Melihat kondisi urethra dan kandung kemih, dengan memasukkan selang fleksibel berkamera (sitoskopi) melalui lubang kencing. Burung Gagak Bawa Tomat Ada Pertanyaan Tidak ? Terima Kasih