Anda di halaman 1dari 43

PERSPEKTIF

PENDIDIKAN SD
Rima Trianingsih, M.Pd
KONTRAK PERKULIAHAN
1. Login Ms.Teams paling lambat 10 menit sebelum kelas dimulai.
2. Jika terdapat masalah saat login, segera konfirmasi ke ketua
kelas/Tutor.
3. Cari tempat yang sinyalnya bagus
4. Setelah login Ms. Teams, mahasiswa WAJIB menyalakan video
dan mematikan audio
5. Mahasiswa WAJIB menyalakan video dan audio saat
bertanya/berpendapat/presentasi
6. Seluruh mahasiswa harus menguasai langkah presentasi dalam Ms
Teams bentuk word & power point (Jika belum, silahkan
dipelajari/berlatih!)
7. Mahasiswa harus aktif dalam diskusi dengan bertanya/berpendapat
sebagai bahan penilaian keaktifan
TUGAS TUTOR DAN MAHASISWA

Tugas tutor Tugas Mahasiswa

 Mendampingi teman-teman  Belajar guna mencapai


belajar dalam kegiatan tujuan pembelajaran
tutorial  Mengerjakan tugas-tugas
 Memberi penilaian kegiatan  Aktif berdiskusi dalam
tutorial tuweb maupun LMS
 Memotivasi mahasiswa
KEGIATAN MATAKULIAH

Pertemuan Tuweb 1 : Kontrak Perkuliahan, Konsep Belajar Mandiri, dan Modul 1


Pertemuan Tuweb 2 : Modul 2 dan Modul 3
Pertemuan Tuweb 3 : Modul 4
Pertemuan Tuweb 4 : Modul 5 dan Modul 6
Pertemuan Tuweb 5 : Modul 7 dan Modul 8
Pertemuan Tuweb 6 : Modul 9 dan Modul 10
Pertemuan Tuweb 7 : Modul 11 dan Modul 12
Pertemuan Tuweb 8 : Refleksi perkuliahan
TUJUAN PEMBELAJARAN TUWEB 1

01 Mahasiswa mampu menerapkan konsep tutorial dan konsep


belajar mandiri.

02 Mahasiswa mampu menjelaskan landasan pendidikan di


sekolah dasar
KONSEP
TUTORIAL DAN
BELAJAR
MANDIRI
PEMBELAJARAN DALAM
TUTORIAL Tutorial

e nc i ptakan
m
METODE
PEMBELAJARAN
AKTIF MEDIA
TUTOR
SARANA
WAKTU
BELAJAR
MANDIRI
MENGELOLA WAKTU

MEMBACA MODUL SECARA


EFEKTIF

MEREKAM HASIL BACA


AYO BERLATIH BELAJAR MANDIRI
 Silahkan baca rangkuman materi modul 1 yang tersaji setelah slide
ini.
 Perkuat pemahamanmu dengan membaca efektif BMP Perspektif
Pendidikan SD Modul 1.
 Buatlah peta konsep sebagai hasil rekaman bacaan!
 Lalu bertanya/diskusikan hal-hal yang sulit dipahami dari apa yang
telah kamu dapatkan dari membaca.
LANDASAN
PENDIDIKAN DI
SEKOLAH DASAR
LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan Landasan
Filosofis Historis

Landasan Landasan Landasan


Psikologis Pendidikan Yuridis

Landasan Landasan
Sosiologis Kultural
LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN

Filsafat
Pancasila
Pancasila

Landasan Filosofis Indonesia

Landasan Filosofis Pendidikan Indonesia

Implementasi Pancasila
dalam Pendidikan
Pancasila sebagai Landasan Filosofis
Bangsa
Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan
negara (Ketetapan MPR No.III/MPR/2000)
Landasan filosofis
pendidikan Indonesia

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2 UU RI no.20 Tahun 2003
tentang sisdiknas)
Implementasi Pancasila dalam Pendidikan

Pancasila

Pendidikan karakter

18 karakter
1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin
tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14)
cinta damai, 15) gemar membaca, 16) 16) pedulilingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab
Landasan Psikologis Pendidikan

Subjek dan objek pendidikan adalah manusia,


sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala
psikologis dari manusia

Analisis psikologi akan membantu para pendidik


memahami struktur psikologis anak didik dan
kegiatan-kegiatannya, sehingga dapat
melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan secara
efektif
Landasan psikologis Pendidikan

Implikasi psikologi
Psikologis perkembangan
perkembangan dalam konsep
pendidikan
Perkembangan Manusia Secara Khusus

Teori
Teori Teori Teori
Perkembangan
Perkembangan Perkembangan Perkembangan
kemampuan
kognitif moral psikososial
belajar
Teori Perkembangan kognitif
(Piaget)
Periode sensorimotor (0-1,5 th): Anak hanya mampu melakukan
pengenalan lingkungan melalui alat inderanya (sensori) dan gerakan refleks
(motor).

Periode praoperasional (1,5 – 6 th): Anak sudah dapat memahami realitas


di lingkungan dengan menggunakan tanda –tanda dan simbol.

Periode operasi konkret (6 – 12 th): Anak sudah bisa berpikir logis,


sistematis, dan memecahkan masalah bersifat konkret tetapi dengan
pertolongan objek fisik/benda.

Periode operasi formal (12 th– ke atas): Anak-anak sudah dapat berpikir
logis terhadap masalah baik yang konkret maupun yang abstrak, serta
dapat membentuk ide-ide dan masa depannya secara realistis.
Teori Perkembangan kognitif
(Bruner)
Tahap enaktif, anak melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya
memahami lingkungan. Anak diberi kesempatan dalam
memanipulasi objek konkrit secara langsung.

Tahap ikonik, anak memahami dunia melalui gambaran-gambaran


dan visualisasi verbal. Anak memanipulasi objek konkrit kedalam
bentuk gambar.

Tahap simbolik, anak telah memiliki gagasan abstrak yang banyak


dipengaruhi oleh bahasa dan logika. Anak memanipulasi gambar
pada tahapan sebelumnya ke dalam simbol-simbol matematika.
TAHAP PERKEMBANGAN MORAL PIAGET
TAHAP HETERONOMOUS TAHAP AUTONOMOUS
(tahap realisme moral) (tahap independensi moral)
Anak usia <11-12 tahun Anak usia ≥11-12 tahun

Tahap moralitas kendala Tahap moralitas kerjasama

Aturan dipandang sebagai paksaan Aturan dipandang sebagai hasil


dari orang yang lebih dewasa kesepakatan bersama

Menilai perilaku moral berdasarkan Menilai perilaku moral berdasarkan


konsekuensinya niat pelakunya

Hukuman dipandang sebagai Hukuman dipandang sebagai


konsekuensi otomatis dari sesuatu halyang tidak serta merta,
pelanggaran namun dipengaruhi oleh niat
pelakunya
Tahap Perkembangan Psikososial
(Erikson)
Bersahabat (trust) vs menolak (mistrus) pada umur 0 -1 tahun

Otonomi (autonomy) vs malu dan ragu-ragu (doubt) pada umur 1 -3 tahun

Inisiatif (initiative) vs perasaan bersalah (guilt) pada umur 3 -5 tahun

Perasaan Produktif (Industry) vs rendah diri (inferiority) pada umur 6 -11 tahun

Identitas (Identity) vs kebingungan (role confusion) pada umur 12 – 18 tahun

Intim (intimacy) vs mengisolasi diri (isolation) pada umur 19 – 25 tahun

Generasi (generativity) vs kesenangan pribadi (self absorption) pada umur 25 – 45 tahun

Integritas (integrity) vs putus asa (despair) pada umur 45 tahun ke atas


Tahap Perkembangan Kemampuan Belajar
(Gagne)

Multidiskriminasi, yaitu belajar membedakan stimulus yang


mirip, misalnya huruf b dengan d.

Belajar konsep, yaitu belajar membuat respons sederhana,


seperti huruf hidup, huruf mati, dan sebagainya.

Belajar prinsip, yaitu mempelajari prinsip-prinsip atau


aturan-aturan konsep.

Pemecahan masalah, yaitu belajar mengkombinasikan dua


atau lebih prinsip untuk memperoleh sesuatu yang baru.
Perkembangan Peserta Didik sebagai
Landasan Psikologis Pendidikan

Psikologi perkembangan memberi


petunjuk kepada pendidik bagaimana
seharusnya ia menyiapkan dan
mengorganisasi materi pendidikan serta
bagaimana membina anak-anak agar
mereka mau belajar dengan sukarela.
Diskusi
1. Menurut Anda, apakah setiap guru
mengajar harus berpedoman pada nilai-
nilai Pancasila? Jelaskan!
2. Menurut Anda, apakah setiap guru
mengajar harus memenuhi kebutuhan
individual siswa sesuai karakteristiknya?
Jelaskan!
1
Manusia
2 sebagai
s S osial makhluk
Pros e
individu dan
sosial

LANDASAN SOSIOLOGIS
PENDIDIKAN
4
n d i dikan
3 Pe
ikan er u p akan
n d i d M
Pe n Suatu
e r u paka ta
M
Prose an
s Prana
l
lisasi i
d Sosia
Sos i a
n k u l turas
E
LANDASAN HISTORIS
MASA REFORMASI
 Mengejar kebebasan
 Perubahan UU Pendidikan
 Desentralisasi--- MBS, LIFE SKILLS
 Peningkatan Kesejahteraan tenaga pendidik dan
kependidikan
 Peningkatan profesionalisme
Implikasi Landasan Historis

1. Tujuan Pendidikan
2. Proses pendidikan
3. Kebudayaan Nasional
4. Inovasi2 Pendidikan
Pengertian

LANDASAN
YURIDIS Sumber Hukum
PENDIDIKAN

Sistem Pendidikan
Nasional
Pengertian

Landasan yuridis pendidikan Indonesia


adalah seperangkat konsep peraturan
perundang-undangan yang menjadi titik tolak
sistem pendidikan Indonesia.
Sumber Hukum Pendidikan Nasional

Pasal 31 ayat (3) UUD


1945
“Pemerintah
Pembukaan UUD 1945 mengusahakan dan Undang-Undang RI No.
Alenia 4, yaitu menyelenggarakan 20 Tahun 2003
“Mencerdaskan satu sistem pendidikan
Tentang Sistem
Kehidupan Bangsa” nasional, dalam rangka
Pendidikan Nasional
mencerdaskan
kehidupan bangsa,
yang diatur dengan
undang-undang”.
Sistem Pendidikan Nasional

1 Definisi Pendidikan dan Pendidikan Nasional

2 Prinsip penyelenggaraan pendidikan

3 PAUD, Pend kedinasan, keagamaan, PJJ

Kurikulum, bahasa pengantar, peserta didik, pendidik


4 dan tenaga kependidikan

Sarana dan prasarana, pendanaan, pengelolaan


5
pendidikan, dan peran masyarakat dalam pendidikan

6 Evaluasi akreditasi, sertifikasi, dan standar nasional pendidikan


Pendidikan
dalam
Kebudayaan
Landasan Kultural
Pendidikan Kebudayaan
dalam
Pendidikan

Pendidikan
Multikultural
 Pentingnya peranan pendidikan di dalam kebudayaan
menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat kita
lihat dalam ‘sistem among’ yang berisi mengajar dan
mendidik.
 Tugas lembaga pendidikan bukan hanya mengajar
untuk menjadikan orang pintar dan pandai
Pendidikan berpengetahuan dan cerdas, tetapi mendidik berarti
dalam Proses menuntun tumbuhnya budi pekerti dalam kehidupan
Pembudayaan agar supaya kelak manusia berpribadi yang beradab
dan bersusila.
 Selanjutnya Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang beradab dan
berbudaya.
 Sebagai manusia budaya ia sanggup dan mampu
mencipta segala sesuatu yang bercorak luhur dan
indah, yakni yang disebut kebudayaan

(Tilaar, 2002:56).
Kebudayaan Konsep taman siswa
dalam
Pendidikan
Pendidikan budi pekerti
Konsep taman siswa
 Ki Hajar Dewantara
 Konsep Taman Siswa lahir pada tanggal
3 Juli 1922
 Pendidikan haruslah berasaskan
kebudayaan sendiri.
Pendidikan Budi Pekerti
1) sebagai model,

Tugas guru: Thomas Lickona


Permasalah 2) masyarakat bermoral,

budi pekerti 3) mempraktikkan disiplin moral,

4) situasi demokratis di kelas,


1.melemahnya
ikatan keluarga, 5) pewujudan nilai dalam kurikulum,

2.kecenderungan 6) budaya kerjasama,


negatif kehidupan 7) kesadaran karya,
pemuda,
3. perlunya nilai- 8) refleksi moral, dan
nilai etika 9) resolusi konflik.
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Akar Sejarah

 Kebutuhan pengakuan (the need of recognition) terhadap


kemajemukan budaya
 Secara historis, kejatuhan Indonesia pada awal reformasi
disintegrasi krisis sosio-kultural
 Rawannya konflik Indonesia pluralisme kultural.
Pengertian PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan Multikultural
Banks mencakup:
1) ide dan kesadaran akan
“all students—regardless nilai penting keragaman
of their gender, social budaya,
class, racial, ethnic or
2) gerakan pembaharuan
cultural characteristics— pendidikan, dan
should have an equal
opportunity to learn in
3) proses pendidikan.
school.”
Diskusi

Menurut Anda, apakah landasan kultural telah


menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum
merdeka yang berlaku di Indonesia saat ini?
Jelaskan!
TUGAS SESI 1

 Buatlah resume untuk materi tuweb 2 (Modul 2 dan 3)


 Resume dalam bentuk power point (PPT) maksimal 10 slide
 Tugas dikumpulkan pada laman https://silayar.ut.ac.id tugas
resume sesi 1
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai