Anda di halaman 1dari 9

Y7B

KAJIAN KLIEN PASIEN


PENYAKIT KRONIS
Kelompok 5 :

Alya Rianita Nurhaliza 202001500116


Cahyaningsih Aris Hidayati 202001500536
Iin Sindy Lestari 202001500204
Nanda Difia Wahyuni 202001500116
Ramansyah Gumilang 202001500219
Latar Belakang

Penyakit kronis disebut-sebut menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di


seluruh dunia. Definisi penyakit kronis menurut WHO (World Health Organization) adalah
penyakit yang terjadi dengan durasi panjang yang pada umumnya berkembang secara lambat
serta terjadi akibat faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku.Istilah penyakit kronis
digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit yang bisa diderita dalam kurun waktu lama,
biasanya lebih dari 6 bulan atau bahkan bertahun-tahun. Penyakit kronis terkadang tidak
menimbulkan gejala pada tahap awal dan gejala baru muncul ketika penyakit tersebut mulai
memburuk atau semakin parah. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan gaya hidup modern
yang semakin tidak sehat. Penyakit kronis akan sangat mengganggu aktivitas hidup sehari-
hari penderitanya.
Jenis-Jenis Penyakit kronis

Selain perjalanan penyakit yang lebih lama,


penyakit kronis juga terbilang lebih kompleks dan
dapat menyebabkan kondisi seseorang semakin
melemah secara bertahap. Sebagian penyakit
kronis juga tidak dapat disembuhkan sepenuhnya.
Beberapa contoh penyakit yang dapat digolongkan
sebagai penyakit kronis adalah:
1. Gagal jantung
2. Kanker
3. Hipertensi
4. Diabetes
5. Gagal ginjal kronis
Faktor Penyebab
Setiap jenis penyakit kronis memang memiliki berbagai macam faktor penyebab yang
berbeda. Meski begitu sebagian besar penyebab dari penyakit kronis adalah karena
beberapa faktor pemicu. Faktor pemicu penyakit kronis adalah:

01 02
Asap rokok
Gizi Buruk
Dan polusi

03 04
Malas Bergerak dan Jarang Konsumsi alkohol yang
Berolahraga berlebihan
STUDI KASUS
Identitas Individu

Nama : AS (Inisial)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 60 Tahun

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia
Identifikasi Masalah
Seorang laki-laki yang sudah lanjut usia sekitar 60 tahun, berinisial AS. AS merupakan perokok
aktif dan berat karena sehari biasanya habis 2 bungkus rokok. Tidak hanya itu saja, AS juga sering meminum
kopi segelas dengan gelas yang besar. Pada saat itu dada AS terasa sesak dan juga batuk. AS mengira hanya
batuk biasa saja dan rasa sesaknya pun berasal dari batuk nya tersebut. Akan tetapi rasa sesak itu terus
terasa dan tidak hilang walaupun sudah berobat ke dokter. Malah tubuh terasa lemas dan ketika batuk keluar
dahak seperti lendir darah. Oleh karena itu, anak dan istri AS menyuruh AS untuk berobat ke rumah sakit yang
lumayan besar, Awalnya AS sangat menolak atau tidak mau, AS takut jika terdiagnosa penyakit yang serius
dan khawatir dijauhi oleh orang-orang sekitar. Walaupun sudah terjadi seperti itu, AS tetap merokok seperti
biasanya. Ya AS ini merupakan salah satu perokok akut. Sebelum berobat di rumah sakit yang besar, AS
berobat di puskesmas terlebih dahulu, untuk meminta rujukan agar bisa berobat di rumah sakit yang bagus
dan besar dengan tanggungan BPJS. Oleh sebab itu, pihak puskesmas memeriksa terlebih dahulu, tetapi hasil
dari puskesmas negative TBC. Akhirnya AS dirujuk ke rumah sakit persahabatan, RS ini merupakan RS yang
terkenal dengan RS paru-paru atau rumah sakit untuk pengidap penyakit paru-paru. Hasil dari RS tersebut,
ternyata AS ini mengidap penyakit tumor paru-paru. Ketika mengetahuinya AS serta keluarga sangat terkejut
dan tentu merasa sedih. Akan tetapi keluarga tidak menunjukan rasa sedih itu, khawatirnya AS akan down dan
drop.
Diagnosa Masalah

1. AS merupakan perokok dan peminum kopi yang aktif


2. Rasa takut akan memeriksakan dirinya ke rumah sakit
3. Adanya rasa malu dan takut dijauhi oleh keluarga
4. Setelah mengetahui penyakitnya AS menjadi lebih banyak
menyendiri di kamar
5. AS masih merokok saat megetahui bahwa dia punya penyakit
tumor paru-paru
Treatment dan Penanganan
Teknik yang bisa dilakukan oleh konselor untuk menangani kasus seperti ini bisa menggunakan konseling rasional emotif
behavioral, dengan konseling rasional emotif behavioral adalah fokusnya pada membantu konseli untuk menerima diri
sendiri, orang lain dan lingkungan serta menghapuskan keyakinan irrasional yang menghambat keberfungsian konseli.
Bisa juga menggunakan PCC (Pendekatan Client Centered) Untuk menyadarkan apa yang dilakukannya selama ini tidak
baik untuk dirinya dan lingkungannya terkusus keluarganya.
Bukan hanya itu saja Dukungan emosional juga sangat diperlukan oleh individu yang mengalami depresi agar dapat
mendukung mereka dalam menghadapi perubahan, selain itu dukungan sosial menjadi salah satu poin penting yang harus
diberikan pada pasien kanker. Dukungan sosial merupakan strategi utama guna mencegah terjadinya gangguan mental.
Dengan memberikan dukungan sosial berarti memberikan perlindungan dan mengembangkan kemampuan pasien untuk
menghadapi kondisi yang penuh tekanan. Dukungan sosial juga memberikan manfaat dalam kemampuan pasien
denganpenyakit terminal untuk dapat menerima kondisi kesehatannya. Dukungan sosial tidak hanya berarti dukungan
yang diberikan oleh keluarga namun juga oleh teman dan komunitas tertentu
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai