Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA PAMFLET TERHADAP

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DIET TINGGI PROTEIN


PADA KELUARGA PASIEN POST OPERASI EKSTERMITAS
BAWAH DI RS KHUSUS ORTHOPEDI KARIMA UTAMA

OLEH :

RETNO WULANDARI
Jenis dan desain penelitian

Penelitian eksperimen yang digunakan


adalah pre-eksperimental,dengan desain
penelitian ini yaitu one group pretest-
posstest,sebelum (pretest) dan sesudah
(posstest) diberi perlakuan menggunakan
pendidikan kesehatan media pamflet

Tempat dan waktu penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan Desember
2023 di RS Karima Utama dengan responden
penelitian adalah keluarga pasien post
operasi ORIF
Populasi dalam penelitian yang
dilakukan adalah jumlah keluarga Hasil Uji Validitas
pasien post operasi ekstermitas
bawah di RS Karima utama
Total
Soal_1
0,787

Populasi Sampel dalam penelitian nanti


adalah sebagian dari keluarga
Soal_2
0,605

dan
Soal_3
pasien yang menjalani operasi 0,787
ORIF pada periode waktu Soal_4
0,766

sampel
penelitian.
Soal_5
0,766
Soal_6
0,787
Teknik sampel yang
digunakan adalah Soal_7
0,787
nonprobability sampling
Soal_8
dengan jenis accidental 0,787
sampling Soal_9
0,766
Soal_10
0,605

Hasil Uji Reliabilitas

0,878
Hasil Penelitian

Karakteristik Responden
No Usia responden Frekuensi % No Pendidikan Frekuensi %

1 21-30 tahun 11 21,2 1 SD 3 5,8


2 SMP 20 38,5
2 31-40 tahun 29 55,8
3 SMA 22 42,3
3 41-45 tahun 12 23,1
4 PT 7 13,5
Total 52 100
Total 52 100

No Jenis kelamin Frekue % No Pekerjaan %


Frekuensi
nsi
1 Laki-laki 37 71,2 1 IRT 4 7,7
2 Petani 9 17,3
3 Pedagang 8 15,4
2 Perempuan 15 28,8
4 Karyawan Swasta 28 53,8
5 PNS 3 5,8
Total 52 100 Total 52 100
Analisa Univariat

Frekuensi pengetahuan sebelum intervensi


No Pengetahuan pre Frekuensi %

1 Pengetahuan kurang 16 30,8

2 Pengetahuan Cukup 32 61,5

3 Pengetahuan Baik 4 7,7


Total 52 100

Frekuensi pengetahuan sesudah intervensi


No Pengetahuan post Frekuensi %

1 Pengetahuan Cukup 4 7,7


2 Pengetahaun Baik 48 92,3

Total 52 100
Analisa Bivariat

z P value
Pengetahuan pre- -6.184 0.000
pengetahuan post
PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK
RESPONDEN

Hasil penelitian diketahui mayoritas responden berusia 31-40 tahun dengan frekuensi 29 responden (55,8%). Menurut asumsi peneliti, usia dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang dan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari seseorang. Hasil penelitian menunjukan masyoritas
responden berusia 31-40 tahun, pada rentang umur tersebut seseorang sudah memiliki banyak pengetahuan, terlepas bahwa pengetahuan tersebut
benar atau tidak, namun pada rentang usia tersebut seseorang sudah banyak mengalami hal-hal dalam proses kehidupan seperti perawatan pasien
post operasi. Hal tersebut dapat terjadi pada dirinya sendiri atau keluarga.
Pada Hasil penelitian frekuensi jenis kelamin diketahui mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan frekuensi 37 responden (71,2 %).
Menurut asumsi peneliti, hasil tersebut dapat terjadi karena seorang ayah atau saudara laki-laki yang akan banyak berhubungan dengan pihak rumah
sakit, sementara ibu atau istri atau saudara perempuan akan fokus pada pendamingan pasien. Berkaitan dengan pengetahuan, laki-laki memiliki
peluang yang besar mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dibanding dengan perempuan. Proses sosial dimasyarakat dan banyaknya interaksi
dengan orang lain akan menambah pengetahuan seseorang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Oleh Putri (2019) yang
dalam penelitiannya menyebutkan mayoritas responden Sebanyak 51,8% (43 responden) berjenis kelamin laki-laki.
Sedangkan hasil penelitian pendidikan dan pekerjaan di dapatkan

Hasil penelitian selanjutnya menunjukan mayoritas responden berpendidikan SMA dengan frekuensi 22 responden (42,3%). Febrianto (2017)
menyebutkan keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih memahami bagaimana memberikan yang terbaik buat keluarga, termasuk
memperhatikan pengobatan keluarga. Sebaliknya, perkembangan kognitif, intelektual, serta mental seseorang yang berpendidikan rendah dibatasi
oleh keterbatasan informasi serta kemampuan yang dimilikinya. Maka orang yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima dan memahami
informasi, sehingga lebih mampu menentukan sikap yang tepat bagi perkembangan anaknya dibandingkan dengan seseorang yang tingkat
pendidikannya rendah. Sedangkan pekerjaan mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta.
Analisa Univariat

Tingkat pengetahuan sebelum Pendidikan kesehatan Tingkat pengetahuan sesudah Pendidikan kesehatan

Hasil penelitian diketahui mayoritas keluarga


pasien sesudah pemberian intervensi mempunyai
Hasil penelitian menunjukan sebelum pengetahuan baik dengan frekuensi 48 responden
pemberian intervensi mayoritas responden (92,3%). Berdasarkan hasil penelitian dapat
mempunyai pengetahuan cukup dengan diketahui sebagian besar tingkat pengetahuan
frekuensi 32 responden (61,5%). responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan
Hasil tersebut menunjukan sebelum pemberian lebih tinggi dibandingkan tingkat pengetahuan
pendidikan kesehatan, banyak responden yang responden sebelum diberikan pendidikan
belum mengetahui diet tinggi protein penting kesehatan. Hal ini terjadi karena pendidikan
untuk pasien post operasi namun mayoritas kesehatan yang diberikan meliputi pengetahuan
memiliki pengetahuan yang cukup. Hal tentang diet tinggi protein untuk pasien post
tersebut dapat didukung oleh faktor operasi. Hal ini sesuai dengan teori menurut
karakteristik responden. So’o dkk (2022) Mubarak & Chayatin (2014), dimana pendidikan
menjelaskan beberapa faktor yang kesehatan merupakan kegiatan untuk
mempengaruhi pengetahuan, yaitu umur, meningkatkan kemampuan seseorang dan
tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan mengambil keputusan yang tepat mengenai
paparan informasi pelayanan kesehatan. Melalui pendidikan
kesehatan, seseorang akan mendapatkan banyak
informasi yang dapat menambah pengetahuan
tentang kesehatan
Analisa Bivariat
Hasil penelitian menggunakan uji wilcoxon diketahui nilai p value 0.000 yang artinya dibawah nilai derajat alpha 0.05 sehingga dapat dinyatakan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan diet tinggi protein pada keluarga pasien post operasi cruris. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian dari Monika (2021) yang dalam penelitiannya terdapat ada pengaruh pendidikan kesehatan diet tinggi kalori tinggi protein
terhadap pengetahuan nutrisi penyembuhan luka yang menghasilkan P value sebesar 0,00 dengan nilai signifikansi sebesar 0,05. Jadi nilai P<0,05 (Ha
diterima).
Menurut asumsi peneliti, hasil tersebut menunjukan bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh peneliti berhasil meningkatkan pengetahuan
responden. Peneliti berpendapat bahwa hasil tersebut di dukung oleh karakteristik pendidikan responden yang mayoritas berpendidikan SMA dengan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi-informasi yang diberikan. Tingkat pendidikan
seseorang mempengaruhi persepsi seseorang untuk menerima ide-ide atau gagasan dan teknologi baru (Khanif, 2023).
Teori yang disampaikan Notoatmodjo (2014) menjelaskan dalam proses pendidikan kesehatan terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor,
antara lain: subjek belajar, pengajar, metode dan tekhnik belajar, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran adalah
hasil dari proses belajar, yaitu berupa kemampuan dan perubahan perilaku dari subjek belajar. Metode yang digunakan saat melakukan pendidikan
kesehatan juga berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan. Beberapa materi yang disampaikan dalam proses pendidikan kesehatan adalah
pengertian diet tinggi protein, tujuan, kandungan nutrisi yang diperlukan untuk penyembuhan luka, jenis-jenis buah yang bagus untuk penyembuhan
luka dan jenis-jenis makanan tinggi protein yang bagus untuk penyembuhan luka. Pada proses pendidikan kesehatan, pesan yang disampaikan dengan
sengaja dimaksudkan untuk menimbulkan kontradiksi dan inkonsistensi diantara komponen-komponen sikap individu atau diantara sikap dan
perilakunya sehingga mengganggu kestabilan sikap dan membuka peluang terjadinya perubahan yang diinginkan.
Peningkatan pengetahuan yang terjadi pada responden setelah diberikan pendidikan kesehatan ini sesuai dengan penelitian Mardhiah (2015) yang
menjelaskan bahwa peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah diberikan pendidikan kesehatan merupakan salah satu aspek kemampuan yang
dicapai oleh sasaran didik sebagai akibat adanya proses belajar. Edukasi yang dilaksanakan dengan bantuan media akan mempermudah dan
memperjelas audiens dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, selain itu juga dapat membantu educator menyampaikan materi
(Safitri, 2016).
Simpulan dan saran

Kesimpulan Sarana

• Hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam


1. Hasil penelitian diketahui mayoritas responden Bagi RS Karima
berusia 31-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki, menentapkan pendidikan kesehatan kepada
Utama
berpendidikan SMA dan bekerja sebagai pasien dan keluarga pasien pasca operasi
karyawan swasta.
2. Hasil penelitian menunjukan sebelum • Diharapkan institusi meningkatkan peran dan
pemberian intervensi mayoritas keluarga pasien Bagi ITS PKU dukungan kepada mahasiswa yang akan
mempunyai pengetahuan cukup. melakukan penelitian.
3. Hasil penelitian diketahui mayoritas keluarga
pasien sesudah pemberian intervensi • Hasil penelitian ini dapat menjadi jurnal
mempunyai pengetahuan baik. Bagi penelitian pendukung dan dasar bagi peneliti-peneliti lain
4. Hasil penelitian yang di dapatkan dari uji selanjutnya yang akan melakukan penelitian menggunakan
wilcoxon disimpulkan terdapat pengaruh
variabel pendidikan kesehatan dan pengetahuan
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
diet tinggi protein pada keluarga pasien post • Hasil penelitian ini memberikan gambaran kepada
operasi cruris
Bagi Responden pasien tentang diet tinggi protein untuk pasien
post operasi
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai