1. Pestisida
2. Logam berat
3. Bahan Tambahan Pangan (BTP)
4. Obat-obatan Pertanian
5. Bahan Kimia Lain
PESTISIDA
Kebanyakan insektisida bersifat sebagai
neurotoksin yaitu toksin yang menyerang sistem
syaraf.
Penggunaan senyawa ini harus sesuai dengan
dosis yang dianjurkan. Beberapa jenis makanan
ternyata dapat mengakumulasi batas residu
pestisida yang diperbolehkan terdapat di dalam
makanan sehingga perlu mendapat perhatian
untuk mencegah terjadinya keracunan
LOGAM-LOGAM BERAT
Logam berat dapat masuk ke dalam makanan
melalui alat-alat makanan, alat pengolahan, atau
peralatan masak.
Cemaran kimia pada alat makan
Penggunaan alat-alat makan dari tanah juga dapat menyebabkan
keracunan.
FDA telah membuktikan bahwa :
• Beberapa alat makanan yang terbuat dari tanah tidak aman karena
timbal (Pb) atau cadmium (Cd) yang dapat terekstrak ke dalam
makanan dengan adanya asam.
• Lapisan (glaze) keramik yang mengandung Pb merupakan sumber
keracunan dam berbahaya jika masuk kedalam tubuh.
• Minuman-minuman berasam tinggi seperti sari buah apel dan jeruk
dapat melarutkan lapisan tersebut dan membebaskan Pb ke dalam
minuman.
Dalam tahun 1970 dilaporkan bahwa seorang anak laki-laki di
Montreal, Kanada, meninggal karena minuman sari buah apel yang
disimpan di dalam botol yang terbuat dari tanah liat.
Cemaran kimia pada alat masak
a. Peralatan masak yang mengandung cadmium (alat
yang dilapisi), antimoni (berenamel abu-abu), dan
seng, dapat menyebabkan keracunan makanan.
b. Rak-rak yang terdapat di dalam lemari es mungkin
mengandung cadmium (Cd). Jika makanan seperti
daging ditempatkan secara langsung pad rak-rak
tersebut, maka akan terjadi pencemaran cadmium ke
dalam daging yang dapat mengakibatkan keracunan.
c. Tembaga (Cu) dapat mencemari makanan jika wadah
kaleng yang tidak dilapisi digunakan untuk
menyimpan sari buah yang berasam tinggi.
d. Seng (Zn) yang terdapat di dalam wadah yang
digalvanisasi dapat menyebabkan makanan asam
menjadi beracun, misalnya sari buah dan saus.
e. Cadmium, tembaga dan seng larut ke dalam
makanan melalui asam. Tembaga dapat
menyebabkan gejala sakit perut jika mengalami
kontak dengan makanan asam atau minuman
berkarbonat.
Cemaran timbah (Pb) juga banyak ditemukan
pada sayur-sayuran yang ditanam di pinggir-
pinggir jalan besar yang ramai dengan kendaraan
bermotor.
Di Jakarta banyak ditemukan kebun sayur-
sayuran yang sangat subur di pinggir-pinggir jalan
besar, yang setelah dilakukan survey ternyat
sayuran tersebut mengandung cemaran Pb dalam
jumlah tinggi yang berasal dari asap kendaraan
bermotor
• Logam berat lainnya sering mencemari
makanan adalah merkuri (Hg) yang sering
mencemari ikan yang ditangkap dari perairan
yang terpolusi oleh logam tersebut, yang
umumnya berasal dari limbah buangan industry.
Selain Hg, limbah buangan industri yang sering
mencemari ikan adalah timbal (Pb) dan tembaga
(Cu).
Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Banyak bahan kimia yang menjadi beracun jika tertelan
dalam jumlah tinggi.
Beberapa bahan tambahan pangan (BTP) yang dalam
jumlah kecil tidak berbahaya bagi kesehatan, tetapi jika
tertelan dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan
keracunan atau kematian.
Beberapa bahan tambahan yang masih sering
disalahgunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia
terutama adalah pewarna, pemanis, dan pengawet.
PEWARNA
Warna adalah salah satu atribut utama pangan yang
menentukan penerimaan konsumen, hal ini menunjukkan
bahwa konsumen menghubungkan warna makanan
dengan nilai estetika, kualitas, dan keamanan bahan
pangan.
Keberadaan warna pada bahan pangan, ada yang secara
alami terbentuk melalui biosintesis, terbentuk selama
proses pengolahan, dan sengaja ditambahkan.
Warna ditambahkan pada bahan pangan karena
beberapa alasan, antara lain :
a. Untuk menggantikan warna bahan pangan yang
hilang selama pengolahan.
b. Untuk meningkatkan intensitas warna alami
pada bahan pangan
c. Untuk meminimalisir adanya variasi warna
bahan pangan dari setiap frekuensi pengolahan.
d. Untuk memberikan warna pada bahan pangan
yang tidak berwarna
FDA (Food and Drug Administrasion)
Mengelompokkan pewarna menjadi dua kelas
yaitu :
a. pewarna tersertifikasi
b. Pewarna tidak tersertifikasi
Pewarna yang tersertifikasi
Pewarna yang tersertifikasi adalah pewarna yang
membutuhkan sertifikat untuk dipasarkan.