Anda di halaman 1dari 29

REFERAT

“HEMORRHOID”

Disusun oleh: Lentina (196100802019)


Pembimbing: dr. Endang Sri Wahyuni, Sp.B.
PENDAHULUAN
BAB I
Hemorrhoid merupakan gangguan sirkulasi darah yang berupa pelebaran
pembuluh (dilatasi) vena. Pelebaran pembuluh vena yang terjadi di daerah anus
sering terjadi. Pelebaran tersebut disebut venecsia atau varises daerah anus dan
perianus
Prevalensi hemoroid di Indonesia menurut data Kemenkes RI 2013 berkisar 5,7 dari
total 10 juta orang. Insiden Hemoroid meningkat dengan bertambahnya usia,
Mungkin sekurang – kurangnya 50% orang yang berusia lebih dari 50 tahun
menderita hemoroid dalam berbagai derajat

Untuk melakukan penegakan diagnosis hemoroid diperlukan anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan konfirmasi yang teliti serta perlu dievaluasi
dengan seksama agar dapat dicapai pendekatan terapeutik yang sesuai
ANATOMI

Rektum panjangnya 15 – 20
cm dan berbentuk huruf S.
Mula – mula mengikuti
cembungan tulang
 kelangkang, fleksura
sakralis, kemudian
membelok kebelakang pada
ketinggian tulang ekor dan
melintas melalui dasar
panggul pada fleksura
perinealis. Akhirnya rektum
menjadi kanalis analis dan
 Hemoroid dibedakan antara yang interna
dan eksterna. Hemoroid interna adalah
pleksus vena hemoroidalis superior di atas
linea dentata/garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna
ini merupakan bantalan vaskuler di dalam
jaringan submukosa pada rektum sebelah
bawah. Sering hemoroid terdapat pada
tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam
7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri
lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil
terdapat di antara ketiga letak primer
tesebut.
DEFINISI

 Hemo: blood , Rhoos: flow


 Hemoroid adalah benjolan yang mengandung jaringan submukosa venula,
arteriol, dan serat otot polos yang terletak di saluran anal. Hemoroid dibagi
menjadi dua yaitu hemoroid interna dan eksterna.
PRAVALENSI

 Menurut WHO (World Health Organization) angka kejadian hemorrhoid


terjadi di seluruh negara, dengan presentasi 54% mengalami gangguan
hemorrhoid. Prevalensi penyakit ini rendah pada negara berkembang
dibandingkan negara maju. Sebuah penelitian di Australia pada tahun 2014
menunjukkan bahwa sebanyak 43% orang dewasa tidak gemar berolahraga
dan kurang mengonsumsi makanan serat,konstipasi,kebiasaan duduk dan
posisi buang air besar yang salah.10 Prevalensi hemorrhoid di Indonesia
berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari rumah
sakit di 33 provinsi terdapat 355 rata-rata kasus hemoroid, baik hemorrhoid
ekternal maupun internal
ETIOLOGI

 A. Penuaan
 b. Kehamilan
 c. Hereditas
 d. Konstipasi atau diare kronik
 e. Penggunaan toilet yang berlama-lama
 f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama
 g. Obesitas.
 h. Hipertensi Portal
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI

Varut LOHSIRIWAT. Hemorrhoids: pathophysiology and risk factors. MEDICOGRAPHIA, Vol 41, No. 2, 2019
FAKTOR RISIKO Keturunan

Keturunan Anatomi Pekerjaan Umur

Mekanis Endokrin Fisiologis Radang


Gambaran Klinis

 Gejala yang paling sering ditemukan adalah


perdarahan lewat dubur, nyeri, pembengkakan
atau penonjolan di daerah dubur, sekret atau
keluar cairan melalui dubur, rasa tidak puas waktu
buang air besar, dan rasa tidak nyaman di daerah
pantat.
 Perdarahan umumnya merupakan tanda utama
pada penderita hemorrhoid interna akibat trauma
oleh feses yang keras
Gambaran Klinis Hemorroid ekterna

 Hemorrhoid eksterna, karena terletak di bawah


kulit, cukup sering terasa nyeri, terutama jika ada
peningkatan mendadak pada massanya. Peristiwa
ini menyebabkan pembengkakan biru yang terasa
nyeri pada pinggir anus akibat trombosis sebuah
vena pada pleksus eksterna dan tidak harus
berhubungan dengan pembesaran vena interna.
GAMBARAN KLINIS

Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4


DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

•Darah segar pada saat buang air besar • Inspeksi: • Anoskopi


•Gatal daerah anus Pembengkakan vena, daerah perianal • Sigmoidoskopi
•Rasa tidak nyaman melihat ada atau tidaknyafisura, fistula,
polip, atau tumor (ukuran, perdarahan, dan
•Adanya massa /benjolan pada anus
tingkat keparahan inflamasi), prolaps?
 Bergantung pada derajat hemoroid • Pemeriksaan colok dubur
DIAGNOSIS BANDING

 Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang


juga terjadi pada :
 Karsinoma Kolorektum
 Penyakit Divertikel
 Polip
 Kolitis ulserosa
TATALAKSANA

Sun, Zhifei and John Migaly. Review of Hemorrhoid Disease: Presentation and Management.
Clin Colon Rectal Surgery. 2016 Mar; 29(1): 22–29
MODIFIKASI DIET DAN GHS

 Meningkatkan konsumsi serat makanan (alami ataupun suplemen), dianjurkan 30 gr/hari


 Cukup konsumsi cairan
 Menurunkan konsumsi lemak
 Berolahraga teratur
 Memperbaiki higiene daerah anus
 Menghindari mengejan saat BAB, menghindari duduk terlalu lama di kloset
 Menghindari obat-obatan yang menyebabkan konstripasi ataupun diare
FARMAKOLOGI

 Pencahar/laksan
 Laxadine emulsi : phenolphthalein 55 mg
 Dulcolax : Bisacodyl, sediaan suppositoria 5 mg, 10 mg. dosis dewasa :2-3 tab/hari, 1 supp 10 mg/hari
 Microlax : Na laury sulfoacetate 45 mg, sorbitol 4,465 mg. dosis dewasa : 1 tube per rektal.
 Menghentikan perdarahan
 Ardium : serangan hemoroid akut 6 tab/hari pada 4 hari pertama, kemudian 4 tab/hari selama 3 hari, selanjutnya 2
tab/hari. Hemoroid kronik 2 tab/hari
 Mengurangi rasa gatal, nyeri dan kerusakan kulit daerah anus
 Borraginol-N supp: 1 supp 3x1
 Faktu: 1 supp 2x1, ointment oles 3x1
Penatalaksanaan Invasif

Rubber Band Ligation Infrared Skeloterapi


Photocoagulation
Operative hemmorhoidectomy

Stapled Hemorrhoidopexy Closed Submucosal Open Hemorrhoidectomy Doppler-Guided Hemorrhoidal


Hemorrhoidectomy Artery Ligation Rectoanal
Repair
KOMPLIKASI

 Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan takut buang air besar. Karena
itu, tinja makin keras dan makin memperberat luka di anus.
 2. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal) dari selaput lendir
usus/anus.
 3. Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.
 4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga tidak bisa masuk lagi
sehingga tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan besar. Jika tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.
PROGNOSIS

 Sebagian besar hemoroid sembuh secara spontan atau dengan terapi medis konservatif saja. Namun,
komplikasi dapat termasuk trombosis, infeksi sekunder, ulserasi, abses, dan inkontinensia. Tingkat
kekambuhan dengan teknik nonsurgical adalah 10-50% selama periode 5 tahun, sedangkan
hemoroidektomi bedah kurang dari 5%. Mengenai komplikasi dari operasi, ahli bedah yang terlatih
harus mengalami komplikasi pada kurang dari 5% kasus. Komplikasi termasuk stenosis, perdarahan,
infeksi, kekambuhan, luka tidak sembuh, dan pembentukan fistula. Retensi urin berhubungan
langsung dengan teknik anestesi yang digunakan dan cairan perioperatif yang diberikan.
KESIMPULAN

 Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada
kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
adanya pembengkakan vena yang mengindikasikan hemoroid eksternal atau hemoroid internal yang
mengalami prolaps. Pemeriksaan penunjang anal canal dan rektum diperiksa dengan menggunakan anoskopi
dan sigmoidoskopi.
 Penatalaksanaan pada hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya hidup, perbaikan pola
makan dan minum dan perbaikan cara defekasi. Prinsip penanganan medika mentosa adalah
pemberian obat untuk memperbaiki defekasi, pemberian obat simptomatik, pemberian obat untuk
menghentikan pendarahan, dan pemberian obat untuk mengatasi dan mencegah serangan hemoroid.
Terapi invasif yang dapat dilakukan adalah Rubber Band Ligation, Infrared Photocoagulation dan
skleroterapi.
DAFTAR PUSTAKA
 Sjamsuhidajat, W. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi ke- 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005.

 Marcellus, SK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006.

 Buntzen, S et all.. Diagnosis and treatment of haemorrhoids: clinical guidelines. Danish Medical Journal 2013; 60(12).

 Tetsuo Yamana, MD. Japanese Practice Guidelines for Anal Disorders I. Hemorrhoids Department of Coloproctology, Tokyo
Yamate Medical Center. J Anus Rectum Colon 2017; 1(3): 89-99.

 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: BALITBANG Kemenkes RI. 2013.

 an Ancient Disease. Perm J 2007; 11(2): 74-75.
 Mott T, Latimer K, Edwards C. Hemorrhoids: diagnosis and treatment options. Am Fam Physician. 2018 Feb 1. 97 (3):172-9.
 Mayo Clinic Staff. Hemorrhoids-Symtomps and causes. 2019. (Cited: 20 May 2020).Available:
https://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/hemorrhoids/symptoms-causes/syc-20360268
 Agus, Suprijono. Hemorrhoids. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung.Sultan Agung 2009;Vol XLIV No. 118.
 Sun, Zhifei and John Migaly. Review of Hemorrhoid Disease: Presentation and Management. Clin Colon
Rectal Surgery. 2016 Mar; 29(1): 22–29.
 Orit Kaidar-Person et all. Hemorrhoidal Disease: A Comprehensive Review. J Am Coll Surg 2007
Jan;204(1):102-17.
 Lohsiriwat V. Hemorrhoids: From basic pathophysiology to clinical management. World J Gastroenterol.
2012; 18(17): 2009-17.

Anda mungkin juga menyukai