Inform Concent 2
Inform Concent 2
Informed Consent
Istilah Informed consent dalam Undang-Undang Kesehatan kita tidak ada,
yang tercantum adalah istilah persetujuan, menerima atau menolak tindakan
pertolongan setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan
consent.
Informed berarti telah mendapat penjelasan atau informasi; sedangkan
consent berarti memberi persetujuan atau mengizinkan.
Dengan demikian informed consent berarti suatu persetujuan yang diberikan
setelah mendapat informasi atau dapat juga dikatakan informed consent
UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 45 :
2. ORAL CONSENT
3. IMPLIED CONSENT
a. Telah dewasa (yakni berumur 21 tahun atau lebih, atau belum 21 tahun tetapi sudah
pernah menikah); dan
b. Sehat akalnya.
Masing-masing pihak selain mendapatkan hak, juga dibebani kewajiban. Salah satu
kewajiban health care provider adalah melakukan upaya medis (berupa trilogy of clinical
case management); yang terdiri atas diagnosis, prognosis dan treatment. Tiap-tiap tindakan
medis tersebut diatas yang memiliki risiko atauakibat ikutan yang bakal
tidak menyenangkan pasien memerlukan informed consent sendiri-sendiri.
LATAR BELAKANG PERLUNYA
INFORMED CONSENT
1. Tindakan medis merupakan upaya yang penuh ketidak-pastian (uncertainty) dan
hasilnyapun tidak dapat diperhitungkan secara matematik.
2. Hampir semua tindakan medis mempunyai risiko (possibility of loss or bad
consequence), yang bisa terjadi bisa tidak.
3. Tindakan medis tertentu sering diikuti oleh akibat ikutan yang tidak menyenangkan
pasien (seperti operasi uterectomi pastiakan diikuti kemandulan)
4. Semua risiko (jika benar-benar terjadi) atau semua akibat ikutan yang tidak
menyenangkan itu akan ditanggung dan dirasakan sendiri oleh pasien sehingga oleh
karena itu amat logis jika pasien sendirilah yang seharusnya dimintai persetujuan.
5. Risiko yang terjadi maupun akibat ikutan biasanya sulit atau bahkan
mustahil untuk diperbaiki.
● Doktrin Cardozo “A man is the master of his own body” Yang bersumber pada Hak
Azasi Manusia (yaitu “the right to self-determination” atau hak menentukan
nasibnya sendiri) merupakan landasan filosofi dari informedconsent
● Tindakan medis tanpa informed consent secara filosofis dianggap melanggar hak,
meskipun tujuannya baik serta demi kepentingan pasien.
LANDASAN ETIKA
(Pasal 1 butir 1)
Hak azasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya
dan keberadaan manusia sebagai makluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”
3. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009
Pada pasal 56 dinyatakan bahwapasien memiliki berbagai hak antara lain:
a. Hak atas informasi, b. Hak memberikan persetujuan tindakan medis
Menurut Mancini M.R, Gale A.T, tindakan medis yang memerlukan informed consent
meliputi :
1. Operasi besar maupun kecil yang menggunakan irisan atau memanfaatkan liang-
liang tubuh (the natural body opening)
2. Semua tindakan medis yang menggunakan anestesia.
3. Tindakan medis non-bedah yang memiliki risiko lebih besar atau yang dapat
merubah struktur tubuh.
4. Tindakan medis yang menggunakan Cobalt atau sinar Roentgen
5. Terapi kejang listrik (Electroshocktherapy).
6. Tindakan medis eksperimental.
7. Semua tindakan medis yang mengharuskan dokter untuk memberikan penjelasan
spesifik.
6. Permenkes Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan
Tindakan Medik
Subjek Hk subtitusi
Pasal 2 butir 2
“Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak2 kandung,
saudara2 kandung atau pengampunya”
TINDAKAN MEDIK YANG MEMERLUKAN INFORMED
CONSENT
Berdasarkan kajian akademik maka tidak semua tindakan medis memerlukan
informed consent. Menurut Roach, Chernoff dan Esley, (2000), tindakan medis
yang memerlukan informed consent adalah :
Goldtein, Freud dan Solnit dalam bukunya “Before the Best Interest of the
Child ”menyatakan bahwa jika orang tua tidak setuju maka tindak medis pada pasien
anak-anak tetap dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai sebagai berikut :
a. Tindakan medis yang berhak dilakukan harus merupakan tindakan medik terapik
(bukan eksperimental)
b. Tanpa tindakan medis anak akan mati; dan
c. Tindakan medis tersebut dapat memberikan harapan atau peluang pada anak
untuk hidup normal, sehat dan bermanfaat.
MATERI INFORMASI YANG HARUS DISAMPAIKAN
Oleh sebab itu materi informasi yang perlu ditambahkan antara lain:
a. Tujuan penelitian;
b. Metode penelitian;
c. Sumber pendanaan;
d. Conflicts of interest yang kemungkinan bisa terjadi;
e. Lembaga afiliasi dari peneliti;
f. Keuntungan yang diharapkan dari penelitian tersebut;
g. Risiko potensial serta tindakan-tindakan tertentu bila perlu
TANGGUNG JAWAB MEMBERIKAN INFORMASI
1. Untuk pasien dewasa dan sehat akal adalah pasien yang bersangkutan
2. Untuk pasien anak-anak (minor) adalah keluarga atau walinya
3. Untuk pasien tidak sehat akal adalah keluarga atau wali
4. Untuk pasien nikah adalah pasien yang bersangkutan, bukan suami atau
isteri kecuali untuk tindakan medis tertentu (seperti vasectomi atau
tubectomi) harus disertai persetujuan pasangannya.
Tindakan medis lain yang juga memerlukan persetujuan (consent) dari pasangannya
adalah:
a. Tindakan medis yang punya pengaruh bukan saja kepada pasien yang bersangkutan,
tetapi juga kepada pasangannya sebagai satu kesatuan;
b. Tindakan medis tersebut bersifat non Terapik (misalnya untuk kepentingan KB),
bukan terapik; dan
c. Pengaruh dari tindakan medis tersebut bersifat irreversible.
d. Oleh sebab itu untuk KB suntik tidak memerlukan informed consent dari suami sebab
metode tersebut bersifat reversible.
Semua cara tersebut sah, termasuk untuk tindakan medis yang beresiko tinggi, hanya
saja paling aman adalah written consent.
Jika diberikan secara terucap (lisan) atau tersirat tetap sah,tetapi demi keamanannya
perlu :
a. Dibatasi hanya pada tindakan medik yang risikonya kecil;
b. Ada saksi yang melihat bahwa pasien memberikan persetujuan secara terucap
atau tersirat dengan disaksikan oleh misalnya perawat atau bidan.
WRITTEN CONSENT
Untuk written consent sebetulnya redaksinya dapat dibuat secara bebas oleh
health care provider sepanjang kebutuhan hukumnya dapat dipenuhi.
Substansinya harus berisi pengakuan atau pernyataan oleh pasien sendiri atau
walinya bahwa :
Sebab itu tidak dibenarkan adanya kalimat yang menyatakan bahwa “pasien tidak
berhak menuntut atau menggugat jika terjadi sesuatu yang merugikannya”
PEMBATALAN INFORM CONCENT
Informed consent yang telah diberikan tetap berlaku sampai ada pencabutan atau
pembatalan dari orang yang telah memberikan informed consent tersebut.
Pencabutan atau pembatalan oleh pasien yang bersangkutan memang sangat
dimungkinkan sepanjang tindakan medis tersebut belum sampai pada tahapan
yang secara medis tidak mungkin lagi untuk dibatalkan
HAKEKAT INFORM CONSENT
1. Bagi pasien, merupakan media untuk menentukan sikapatas tindakan medis yang
mengandung risiko atau akibat ikutan.
2. Bagi dokter, merupakan sarana mendapatkan legitimasi (pembenaran atau
pengesahan) atas tindakan medis yang bersifat offensive touching atas tubuh
pasien. Tanpa informed consent, tindakakn medis dapat berubah menjadi tindakan
melanggar hukum (assault).
3. Merupakan syarat agar dokter bebas dari tanggung jawabhukum atas terjadinya
risiko atau akibat ikutan yang tak menyenangkan pasien. Tanpa
informed consent maka risiko yang terjadi menjadi tanggungjawab dokter
4. Bukan merupakan sarana yang dapat membebaskan dokter dari tanggung
jawab hukum atas terjadinya MALPRAKTEK, sebab masalah malpraktek
merupakan masalah lain yang erat kaitannya dengan mutu tindakan medis yang tidak
sesuai standard of care. walaupun dokter sudah mengantongi informed consent dari
pasien, tetapi jika dalam melakukan tindakan medis tidak betul atau tidak
sesuai dengan standard of care sehingga menimbulkan kerugian maka dokter tetap
dapat digugat dipengadilan. (Standard Of Care = tingkat mutu layanan medis yang
menggambarkan telah diterapkannya ilmu, ketrampilan, pertimbangan dan
perhatian yang layak sebagaimana dilakukan kebanyakan dokter dalam mengghadapi
situasi dan kondisi yang sama).
FUNGSI INFORM CONSENT
1. Sebagai bentuk penghormatan terhadap harkat & martabat pasien selaku manusia
2. Promo terhadap hak untuk menentukan nasib sendiri
3. Untuk mendorong dr lakukan kehati-hatian dalam obatipasien
4. Menghindari penipuan & misleading dr dokter
5. Mendorong diambilnya keputusan yang lebih rasional
6. Mendorong keterlibatan publik dalam masalahyankes (pngws)
7. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang yankes
MANFAAT INFORM CONSENT
Bagi Pasien:
Mendapatkan yankes yg lebih adekuat
Perlindungan hukum preventif
Implementasi Hak atas diri sendiri
Pasien dapat memilih dan memutuskan dengan benar apa yang akan dilakukan
terhadap dirinya
Bagi Dokter:
Sebagai legalitas untuk dapat melakukan tindakan medik
Sebagai perlindungan Hak preventif
Untuk dapat bertindak lebih hati-hati.
Bagi Sarana Yankes:
Sebagai bagian dari dokumen REKAM MEDIS
Sebagai bukti administratif & bukti yuridis
Sarana yang terkait dengan akreditasi (bagi RS)
PEDOMAN
1. Dokter harus meluangkan waktu untuk menemui pasien guna memberikan penjelasan
2. Penjelasan harus diberikan dalam bentuk dan cara yang dapat membantu pasien
untuk memahami masalah kesehatannya serta memahami alternatif-alternatif terapi
yang ada
3. Dokter tidak boleh tergesa-gesa, dan harus memberikan waktu yang cukup kepada
pasien untuk membuat Decision
4. Dokter harus mengambil posisi sebagai pemberi advis dan tidak boleh ada paksaan-
paksaan
5. Dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan bahkan
berkonsultasi lebih dulu dengan keluarga, teman atau penasehatnya.
6. Dokter wajib membantu pasien mencari second opinion jika hal itu
dikehendaki walaupun pendapat dari second opinion mungkin
dapat menyulitkan
7. Pasien harus diberi kebebasan dan didorong untuk membuat keputusan
tentang setuju tidaknya dilakukan tindakan medis
8. Dokter dan pasien harus bersikap jujur dan beriktikat baik.
PASAL 45 UUPK NO. 29 Th 2004 PENJELASAN :