Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH DAN

PERKEMBANGAN
ORGANISASI
AHMADIYAH
Oleh: Nur’ Aini
Latar Belakang Munculnya Ahmadiyah
• Ahmadiyah merupakan aliran agama yang berasal dari Qadian India. Sejarah lahirnya
Ahmadiyah ini pada awalnya adalah sebagai salah satu organisasi Islam di India. Ahmadiyah
berdiri pada 23 Maret 1889. ketika Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah mendapatkan ilham
dari Allah, ia membaiat 40 orang India. Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya sebagai
peletak dasar berdirinya organisasi al- -Islamiyah al-Ahmadiyah atau Jamaah Islam
Ahmadiyah,
• Pada akhir abad ke-19, India mengalami perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang
signifikan di bawah pemerintahan kolonial Inggris.
• Kondisi keagamaan di India juga dipengaruhi oleh berbagai gerakan reformasi keagamaan
yang mencoba merespons perubahan zaman.
• Mirza Ghulam Ahmad tumbuh dalam periode di mana gerakan reformasi Islam mengemuka di
berbagai bagian dunia Muslim.
• Ada semangat untuk memahami kembali ajaran Islam dan memodernisasi praktik
keagamaan.
 Mirza Ghulam Ahmad muncul sebagai seorang pemimpin spiritual yang memiliki pandangan unik mengenai
dirinya sebagai Mesias yang dijanjikan dan Mahdi.
 Ia mengklaim menerima wahyu ilahi yang menguatkan status kenabian dan kepemimpinannya.
 Ahmad mengkritik praktik-praktik tradisional yang dianggapnya bertentangan dengan ajaran Islam, seperti
penghormatan berlebihan terhadap makam-makam dan kepercayaan mistis.
 Ia juga menanggapi tantangan intelektual dan teologis yang dihadapi Islam pada saat itu.
 Mirza Ghulam Ahmad memiliki keyakinan kuat bahwa ia diutus oleh Tuhan untuk membawa pembaharuan
dalam ajaran Islam dan menyatukan umat Islam.
 Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada tahun 1908. Setelah kematiannya, para pengikutnya membentuk
Jemaat Ahmadiyah dan menyusun struktur organisasi untuk melanjutkan ajarannya.
 Ahmadiyah menjadi dua sekte, yakni Ahmadiyah Qadiani, dan sekte Ahmadiyah Lahore.
 Organisasi Ahmadiyah kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara, meskipun di beberapa
tempat mereka menghadapi tantangan dan penolakan dari sebagian umat Islam yang tidak menerima klaim
kenabian Mirza Ghulam Ahmad.
Ciri Utama Gerakan Ahmadiyah

Keyakinan Fokus pada


Pentingnya
tentang Kebangunan
Perdamaian
Kepemimpinan Ahmadiyah percaya Spiritual dan Ahmadiyah menekankan dan Toleransi:
Spiritual: bahwa Mirza Ghulam Moral: kebangunan spiritual Ahmadiyah mengajarkan
Ahmad adalah Mesias dan moral sebagai pentingnya perdamaian,
yang dijanjikan dan bagian integral dari toleransi, dan dialog
Mahdi yang diharapkan praktik keagamaan antaragama.
dalam Islam. mereka.

Mereka menganggap Mereka mendorong


Mirza Ghulam Ahmad pengikutnya untuk hidup Mereka mendukung
sebagai nabi, meskipun dengan integritas moral, ideologi bahwa
dengan status mengikuti ajaran Islam, keragaman agama harus
nubuwwah (kenabian) dan berkontribusi positif dihormati dan diakui.
yang terbatas. pada masyarakat.
Penerimaan
atau
Dakwah dan
Struktur Penolakan
Penyebaran Ahmadiyah memiliki
Gerakan Ahmadiyah Organisasi: oleh Umat Gerakan Ahmadiyah
Ajaran: struktur organisasi
aktif dalam kegiatan Islam telah menghadapi
yang terorganisir, Lainnya:
dakwah dan dengan seorang penolakan dan
penyebaran ajaran pemimpin, yang kontroversi dari
mereka. dikenal sebagai sebagian umat Islam.
Khalifah, yang dipilih
Mereka memiliki misi oleh anggota untuk
memimpin gerakan Beberapa ulama dan
global untuk
ini. kelompok Muslim
menyebarkan
menolak klaim
ajaran-ajaran Islam
nubuwwah Mirza
Ahmadiyah ke Khalifah Ahmadiyah Ghulam Ahmad dan
berbagai negara. dianggap sebagai menganggap
penerus spiritual Ahmadiyah sebagai
Mirza Ghulam aliran sesat.
Ahmad.
Penyebaran Organisasi Ahmadiyah di Berbagai Dunia
• Jemaat Ahmadiyah sekarang sudah menyebar ke 198 negara dengan jumlah 20 juta orang. Populasi
terbesar, berada di Pakistan dengan perkiraan jumlah Ahmadi sebanyak empat juta orang. Sedangkan di
India mencapai satu juta orang. Sementara di negaranegara lain jumlahnya lebih kecil, misalnya di
Indonesia 200 ribu orang, Bangladesh (100 ribu), Inggris (30 ribu), Jerman (30 ribu), Kanada (25 ribu),
Amerika Serikat (15 ribu) dan di Israel mencapai 2000 orang
• Perkembangan Ahmadiyah di seluruh dunia sangat bergantung pada paham keagamaan tradisional, situasi
politik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara tertentu. Misalnya, jika di sebuah
negara ada paham Wahabi, maka Jemaat Ahmadiyah seringkali mengalami tantangan. Sebaliknya, jika
suatu negara menganut kebebasan beragama, menghormati HAM dan pluralisme, Jemaat Ahmadiyah
hampir tidak ada menghadapi tantangan. Penentangan terhadap Jemaat Ahmadiyah bisa juga terjadi di
negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Indonesia, misalnya, Jemaat Ahmadiyah
tidak mengalami perkembangan yang signifikan jika dilihat lamanya gerakan keagamaan ini berada di
Indonesia dan jika dibandingkan dengan organisasi keagamaan lain, seperti NU dan Muhammadiyah, yang
sama-sama lahir di awal abad kedua puluh. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar ajaran yang mereka
yakini berbeda dengan keyakinan mayoritas umat Islam. Sebaliknya, negara-negara yang minoritas Islam
dan menjunjung tinggi kebebasan beragama, HAM, pluralisme relatif gampang diterima dan berkembang.
Proses Muncul Dan Berkembangnya Ahmadiyah Di Indonesia

1. Kedatangan Ahmadiyah ke Indonesia:


1. Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20 melalui beberapa tokoh yang
memperoleh pengajaran Ahmadiyah di India.
2. Pada tahun 1925, Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) didirikan di Bukittinggi, Sumatera Barat,
oleh beberapa pengikut Ahmadiyah yang kembali ke Indonesia setelah mempelajari ajaran tersebut
di India.
2. Perkembangan Awal:
1. Ahmadiyah pada awalnya mendapatkan penerimaan yang relatif baik di Indonesia.
2. Kelompok ini membuka masjid, sekolah, dan fasilitas sosial di beberapa wilayah.
3. Kontroversi dan Penolakan:
1. Seiring berjalannya waktu, Ahmadiyah mulai menghadapi kontroversi dan penolakan dari
sejumlah kelompok Muslim di Indonesia.
2. Pada tahun 1953, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan
Ahmadiyah sebagai aliran sesat.
1. Pembatasan dan Regulasi:
1. Pada tahun 1980-an, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang membatasi kegiatan Ahmadiyah.
2. Pada tahun 2008, MUI mengeluarkan fatwa yang melarang pengikut Ahmadiyah menyebut diri mereka sebagai Muslim.
3. Pada tahun yang sama, pemerintah mengeluarkan Keputusan Bersama Tiga Menteri (Kepmenag) yang mengatur
kegiatan Ahmadiyah dan melarang mereka menyebarkan ajaran-ajaran baru.

2. Konflik dan Serangan:


1. Sejak awal tahun 2000-an, Ahmadiyah di Indonesia menghadapi serangkaian serangan dan tindakan kekerasan oleh
kelompok ekstremis.
2. Serangan-serangan ini meningkatkan ketegangan antara Ahmadiyah dan beberapa kelompok Islam.

3. Pembatasan Lebih Lanjut:


1. Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang
lebih memperkuat pembatasan terhadap Ahmadiyah. Seiring dengan berjalannya waktu, Ahmadiyah terus menghadapi
tantangan dan kendala di Indonesia. Perkembangan gerakan ini dipengaruhi oleh dinamika politik, sosial, dan
keagamaan di Indonesia, serta reaksi terhadap klaim kenabian yang kontroversial yang menjadi bagian integral dari
ajaran Ahmadiyah.
Organisasi Ahmadiyah di Beberapa Daerah yang Ada di Indonesia
 Bukittinggi, Sumatera Barat:  Jawa Timur:
 Tempat berdirinya Jemaat Ahmadiyah Indonesia pada  Sejumlah daerah di Jawa Timur memiliki keberadaan
tahun 1925. Ahmadiyah.
 NTB (Nusa Tenggara Barat):
 Pariaman, Sumatera Barat:
 Ahmadiyah juga hadir di beberapa daerah di Nusa Tenggara
 Sejumlah pengikut Ahmadiyah juga ada di Pariaman Barat.
dan sekitarnya.
 NTT (Nusa Tenggara Timur):
 Banten:  Beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur memiliki
 Ahmadiyah memiliki keberadaan di beberapa wilayah komunitas Ahmadiyah.
di Provinsi Banten.  Kalimantan:
 Jawa Barat:  Ahmadiyah dapat ditemukan di beberapa daerah di
Kalimantan, meskipun keberadaannya mungkin tidak sebesar
 Beberapa wilayah di Jawa Barat juga memiliki di pulau-pulau lain.
komunitas Ahmadiyah yang cukup signifikan.  Perlu diingat bahwa keberadaan Ahmadiyah di Indonesia
dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk pembatasan
 Jakarta: oleh pemerintah dan penolakan oleh sebagian kelompok
 Ibu kota Indonesia, Jakarta, juga memiliki beberapa Muslim. Sejarah kontroversi dan konflik terkait dengan
masjid dan pusat kegiatan Ahmadiyah. keberadaan Ahmadiyah masih terus berlanjut di beberapa
daerah di Indonesia.
Pelarangan Gerakan Ahmadiyah di Indonesia
• Pada tahun 2008, Majelis Ulama Indonesia (MUI)  Pada tahun 2011, pemerintah Indonesia mengeluarkan
mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Ahmadiyah adalah aliran sesat dan bukan bagian (Perppu) Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan
dari Islam. Fatwa ini memberikan dasar hukum bagi Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Perppu ini
pemerintah dan masyarakat untuk mengambil mencakup ketentuan-ketentuan yang lebih ketat terkait
langkah-langkah pembatasan terhadap kegiatan dengan penodaan agama dan memberikan dasar hukum
Ahmadiyah di Indonesia. yang lebih kuat untuk pembatasan terhadap kegiatan
Ahmadiyah.
 Secara hukum, pemerintah Indonesia mengeluarkan
Keputusan Bersama Tiga Menteri (Kepmenag) pada  Walaupun tidak ada larangan secara eksplisit terhadap
tahun 2008, yaitu Keputusan Bersama Menteri keberadaan Ahmadiyah di Indonesia, regulasi-regulasi
Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri ini dan fatwa MUI telah menciptakan iklim yang sulit
Komunikasi dan Informatika. Kepmenag ini bagi komunitas Ahmadiyah untuk menjalankan kegiatan
mengatur tentang penghentian kegiatan dan keagamaan mereka tanpa ketakutan akan pembatasan
penyebaran ajaran Ahmadiyah, serta melarang dan tekanan dari berbagai pihak.
pengikut Ahmadiyah menggunakan simbol, atribut,
dan atribut keagamaan Islam dalam praktik
keagamaan mereka. Hal ini melibatkan pembatasan
terhadap kegiatan Ahmadiyah, termasuk pembatasan
penyebaran ajaran mereka.
Kesimpulan
Sejak berdirinya pada akhir abad ke-19 di Qadian, Punjab, India, Ahmadiyah, di bawah kepemimpinan Mirza
Ghulam Ahmad, telah menjadi gerakan keagamaan yang menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi.
Dengan klaim kenabiannya sebagai Mesias yang dijanjikan dan Mahdi dalam Islam, Ahmadiyah menarik
perhatian dan penolakan mayoritas umat Islam yang menganggap ajarannya bertentangan dengan norma-norma
Islam tradisional.
Perkembangan Ahmadiyah tidak hanya terbatas di India, melainkan berkembang menjadi gerakan global dengan
komunitas di berbagai negara. Namun, keberadaannya sering kali dihadapi dengan diskriminasi, pembatasan, dan
serangan, terutama di beberapa negara seperti Indonesia. Seiring waktu, Ahmadiyah membagi menjadi dua sekte
utama, Ahmadiyah Qadiani dan Ahmadiyah Lahore, dengan perbedaan utama terkait pandangan mereka terhadap
status kenabian Mirza Ghulam Ahmad.
Hingga saat ini, Ahmadiyah tetap menjadi subjek kontroversi dan konflik, dengan beberapa negara
memberlakukan peraturan ketat yang membatasi kegiatan dan penyebaran ajarannya. Keberlanjutan gerakan ini
tetap bergantung pada dinamika lokal dan global, dengan pengikutnya yang terus mempertahankan ajaran
mereka di tengah berbagai tantangan dan perubahan dalam landscape keagamaan dan sosial.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai