PSIKOTERAPI SUPORTIF
Oleh :
Suharyadi Sasmanto
I 111 06 012
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010
Tinjauan Pustaka
1
Seorang anak yang menangsis ditenangkan oleh ibunya. Seorang murid
yang menjadi malas, dibangkitkan semangatnya oleh gurunya. Semua hal ini
boleh dianggap sebagai psikoterapi dalam arti kata yang luas, akan tetapi biasanya
tidak dinamakan psikoterapi.
1. Pembagian psikoterapi
Kriteria Pemilihan:
2
Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis yang melanda pasien dengan
defisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Lama Terapi
Beberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Mekanisme
Pasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) seminggu, untuk beberapa minggu
atau bulan (kadang ada pula yang mencapai tahunan). Termasuk pula disini intevensi
krisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).
Terapis berurusan dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah proses
alam nirsadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian. Pertahanan psikologik
diperkuat dan teknik yang digunakan antara lain menenangkan, sugesti,
mengeluarkan semua masalah, abreaction, dan manipulasi lingkungan. Terapis
bersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat (dengarkan pasien),
mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien, dan menolong pasien untuk
menetukkan arah. Medikasi juga dapat diberikan. (Tomb, 2004)
Psikoterapi reedukatif:
3
kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan
potensi kreatif yang ada.
Psikoterapi rekonstruktif
– Psikoanalisa Freud
– Psikoanalisa non-freud
– Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa
4
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati
sesukanya. Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang
penyakitnya) berkurang, karena ia kemudian dapat melihat masalahnya dalam
proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh
pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan terlalu banyak memotong
bicaranya (menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls,
kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.
Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta
baik-buruknya atau fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien
penting untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu
dibangkitkan, diubah atau diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau
dikurangi , serta pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat mengganggu.
Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien
atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.
Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional
serta menunjukan empati. Pasien percaya pada doketr sehingga kritiknya
berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia
mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya. Bila tidak terdapat gangguan
kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya pada reaksi
konversi yang baru dan dengan konflik yang dangkal atau pada nerosa cemas
sesudah kecelakaan. Sugesti dengan aliran listrik (faradisasi) atau dengan masasi
kadang-kadang juga menolong, tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak
menjadi tetap karena pasien menganggap pengobatan itu dari luar dirinya. Jadi
sugesti harus diikuti dengan reedukasi.
Anak-anak dan orang-orang dengan inteligensi yang sedikit kurang serta pasien
yang berkepribadian tak matang atau histerik lebih mudah disugesti.
5
Pasien harus percaya bahwa gejala-gejalanya akan hilang dan bahwa tidak
terdapat kerusakan organic sebagai penyebab gejala-gejala itu. Ia harus
diyakinkan bahwa bila gejala-gejala itu hilang, hal itu terjadi karena ia sendiri
mengenal maksud gejala-gejala itu dan bahwa timbulnya gejala itu tidak logis.
Kerja kasus social (social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai suatu
proses bantuan oleh seorang yang terlatih kepada seorang pasien yang
memerlukan satu atau lebih pelayanan social khusus. Fokusnya ialah pada
masalah luar atau keadaan social dan tidak pada gangguan dalam individu itu
sendiri. Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar kepribadian pasien,
karena tujuannya ialah hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistic.
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun
berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya
untuk mencari nafkah kelak.
Hipnosa dapat membantu psikoterapi, akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan
hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara yang lain tanpa hipnosa.
Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi. Hal yang penting dalam
hipnosa adalah sugesti (bukan kekuatan kemauan terapis hipnotisir). Kesadaran
6
pasien menyempit dan menurun, akhirnya ia hanya menerima rangsangan dari
hipnotisir, ia masuk dalam keadaan trance mulai dari ringan sampai trance yang
dalam dengan kekakuan otot diseluruh badan. Dalam hipnosa dapat dilakukan
analisa konflik-konflik dan sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien sadar
kembali. Dalam hal ini sugesti dalam waktu hipnosa dan sugesti sesudah hipnosa
dapat dipakai.
Psikoterapi kelompok
Bila kelompok ini terdiri dari para anggota satu keluarga, maka disebut terapi
keluarga. Bila hanya suami istri disebut konseling pernikahan (marriage
counseling).
Terapi keluarga (family therapy) dan konseling pernikahan dilakukan bila keadaan
keluarga atau pernikahan itu sendiri yang menjadi sumber stress atau penyebab
gangguan jiwa. Sukar untuk mengobati satu orang saja bila interaksi atau pola
komunikasi itu yang patologis, karena semua anggota keluarga merupakan
kesatuan dan mereka terus menerus saling mempengaruhi.
Khusus untuk suami isteri, ataupun pasangan lain (kedua-duanya pria atau wanita)
yang sering bekerja sama dan masih dapat berfungsi secara normal maka latihan-
latihan (encounter) sangat berguna untuk mengembangkan komunikasi dan saling
pengertian yang lebih dalam. Jumpa nikah atau marriage encounter sudah tersebar
diseluruh dunia sebagai cara yang efektif untuk memperkokoh pernikahan melalui
7
pengembangan komunikasi antara suami isteri. Akan tetapi bila pola komunikasi
sudah patologis, maka sebaiknya dilakukan terapi keluarga, konseling pernikahan
atau terapi kelompok.
Tujuan terapi kelompok ialah membebaskan individu dari stress, membantu para
anggota kelomp[ok agar dapat mengerti lebih jelas sebab kesukaran mereka,
terbentunya mekanisme pembelaan yang lebih baik yang dapat diterima dan yang
lebih memuaskan.
Terapi Perilaku
8
Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepat-
cepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien. Ada tiga cara untuk
menguasai atau mengubah perilaku manusia, yaitu:
Pendekatan perilaku memang makin lama makin banyak diterapkan, bukan hanya
untuk meringankan atau menghilangkan gejala psikiatri, akan tetapi dipakai juga
dalam bidang pendidikan, social dan keadaan lain diluar klinik.
DAFTAR PUSTAKA