Oleh :
• Alfiyatus Sholicha
• Almaidah
• Amirotul Khasanah
• Anggi Pratama Angti Suari
• Aulia Istiqomah
• Baitul Bustomi
• Dewi Evie Yanti
• Lailatul Mufaricho
• Liza Noor Zaimah
• Lukmanul Hakim
•
Swiss kaya dengan sejarah sebagai sebuah negara yang netral tanpa
memandang masa perang atau damai (dan tidak pernah terlibat dalam perang
terhadap pemerintahan asing sejak tahun 1815). Oleh karena itu, ia dijadikan tuan
rumah pelbagai organisasi internasional seperti PBB yang, meskipun markas
besarnya ada di New York City, namun banyak mendirikan kantor di wilayah ini.
Nama Swiss dalam bahasa Latin, Confoederatio Helvetica yang berarti
Konfederasi Helvetika, dipilih untuk menghindari pemilihan salah satu dari
keempat bahasa resminya (bahasa Jerman, Perancis, Italia, dan Romansh).
Sebutan yang sering dipakai untuk menyebut wilayah ini dalam bahasa Perancis
(Confédération suisse), bahasa Italia (Confederazione Svizzera) dan bahasa
Romansh (Confederaziun svizra).
Tiap pelajar harus mempelajari salah satu bahasa resmi yang lain sehingga
kebanyakan penduduknya bilingual. Karena banyaknya penduduk dan pekerja
asing (sekitar 20%), bahasa Inggris juga banyak digunakan.
Agama yang paling banyak dianut di Swiss adalah Katolik Roma yang
dianut oleh 43% dari populasi. Terdapat juga Protestan sekitar 35% dan imigrasi
telah membawa masuk Islam dan Ortodoks Timur masing-masing 4% dan 2%.
Swiss dipimpin secara kolektif oleh presidium yang teridi dari tujuh orang.
Ketua presidium yang digilir itu memegang jabatan presiden. Dengan sistem
federal, negara federalnya disebut canton. Ada 26 kanton yang kini berhimpun
menjadi Swiss. Sebanyak 17 canton adalah canton Swiss-Jerman (berbahasa
Jerman), 4 canton Swiss-Romande (berbahasa Perancis), 1 canton berbahasa Itali
(Ticino), 3 canton bilingual Perancis-Jerman, dan satu canton (Graubünden)
trilingual Jerman, Italia dan Rumantsch. Itulah sebabnya bahasa nasional di Swiss
ada empat.
Selain negara terkaya, Swiss ini ada persamaannya dengan TNI yaitu
“netral”. Negara ini mempertahankan ke netralan nya sejak tahun 1815, yang
dengan demikian sampai hari ini, Swiss tidak pernah punya musuh ,dengan
demikian tidak pernah terlibat dalam peperangan apapun. Itu sebabnya banyak
sekali organisasi internasional yang merasa nyaman untuk ber “home base’ di
Swiss. Tidak kurang dari 2 organisasi dibawah naungan PBB bermarkas di
Swiss. Sebagian besar pertemuan Internasional di dunia lebih senang memilih
Swiss sebagai tempat penyelenggaraannya. International Red Cross dan juga
WTO, World Trade Organisation memilih Swiss sebagai basis kegiatannya.
Sistem keamanan di Swiss sangatlah ketat, hal ini yang menjadikan Swiss
sebagai salah satu negara paling aman di dunia. Tingkat kejahatan dan
kriminalitas di Swiss bisa dikatakan sangat rendah dan keramah-tamahan antara
penduduk terjalin dengan erat hampir di setiap pelosok daerah di Swiss.
Komunikasi sesama penduduk terbiasa untuk saling menyapa pada saat bertemu
di jalan, meskipun mereka tidak kenal satu sama lain. Dan juga aturan tata cara
hidup serta kebudayaan Swiss yang tidak memperbolehkan keributan/hingar
bingar setelah jam 10 malam di wilayah manapun di Swiss, terkecuali
mendapatkan ijin dari pihak Kepolisian setempat.
Sekitar 20-30% dari jumlah total populasi Negara Swiss tersebut adalah
pendatang asing, baik pekerja maupun mahasiswa yang tinggal dan belajar di
Swiss. Dengan luas negara kurang lebih 41.285 km2, menjadikan Swiss sebagai
salah satu negara terkecil di dunia. Swiss memiliki beberapa kota besar yang
terkenal di dunia, diantaranya: Zurich, Jenewa (Geneva), Basel dan kota pusat
pemerintahan Bern. Swiss memiliki beberapa bahasa yang digunakan sehari-
harinya oleh penduduk setempat, yakni Bahasa Jerman (65% dari total populasi),
Bahasa Perancis (20% dari total populasi), Bahasa Itali (10% dari total populasi),
Bahasa Romawi (1% dari total populasi) dan beberapa bahasa lainnya. Kekayaan
bahasa inilah yang menjadikan nilai tambah bahwa negara Swiss sangat terkenal
akan kebudayaan masyarakatnya yang beraneka ragam.