Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH RELASI ORANG TUA ANAK TERHADAP KEDISIPLINAN PADA SANTRI MD AL-MUHAJIRIN CIPADUNG BANDUNG

JAJANG HARTONO Nomor Pokok : 206600037

Latar Belakang
Para santri tidak mematuhi tata tertib yang telah ditetapkan. Diantara pelanggaran yang sering mereka lakukan adalah ribut ketika belajar. Mereka berlari-lari dan mengobrol dengan teman yang berada di sampingnya pada saat berlangsungnya pembelajaran. Diantara mereka ada yang melakukan tindak agresi terhadap temannya seperti memukul atau merebut barang milik temannya. Mereka sering berbicara dengan volume suara yang tinggi dan terkesan kasar. Ketika pengajar memperingatkan mereka, mereka berbicara dengan volume suara yang lebih dari volume suara pengajar. Pada saat salah seorang diantara mereka ada yang melakukan kesalahan, kemudian pengajar menanyainya, biasanya mereka akan saling menuding siapa yang pertama kali melakukan kesalahan di antara mereka.

Diantara para santri, ada yang suka meniru perkataan pengajar jika mereka diperingatkan. Para santri laki-laki sering bermain layanglayang di lantai atas masjid meskipun sudah dilarang dan tangga yang menuju lantai dua masjid sudah ditutup dengan pagar. Para santri kurang memiliki kesadaran akan kebersihan. Mereka sering membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka juga sering memakai sandal di area lantai yang sudah bersih. Walaupun sudah ada jadwal piket, namun santri yang melaksanakan piket setiap hari hanya ada satu atau dua orang.

Pada waktu mengaji, mereka harus menggunakan pakaian muslim. Untuk peraturan ini, kebanyakan yang melanggar adalah santri laki-laki. Mereka sering memakai kaos dan celana jeans. Bahkan ada di antara mereka yang memakai kaos yang sangat basah dengan keringat dan anak tersebut terlihat sangat kotor. Ketika ditelusuri lebih lanjut, anak tersebut berangkat mengaji langsung sehabis bermain sepak bola. Dia tidak membersihkan badan dan langsung berangkat ke masjid. Ada lagi santri laki-laki yang berangkat mengaji hanya memakai celana pendek. Untuk shalat dia meminjam sarung dari temannya. Di luar jam pelajaran, mereka sering berada di masjid. Anak perempuan sering main loncat tinggi atau petak umpet meskipun sudah diingatkan untuk tidak ribut di dalam masjid. Untuk santri laki-laki, mereka sering bermain sepak bola dan berlari-lari di dalam masjid atau di halaman teras masjid.

Keluarga sebagai lembaga utama dan pertama memiliki peran penting dalam mendidik anakanaknya agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas dan terampil, sehingga mampu mengemban tugas dan dapat mengangkat nama baik keluarga (Jamil, 2004). Kehidupan keluarga orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya, sebab orang tualah yang dikenal pertama kali dalam banyak hal dan hal ini dapat menjadi dasar terbentuknya kepribadian anak (Thalib, 2004).

Relasi orang tua anak


relasi orang tua anak adalah suatu hubungan antara orang tua sebagai figur otoritas dan anak yang menjadi anggota dari figur otoritas tersebut yang dilakukan dalam aktivitas sehari selama proses pengasuhan, dimana relasi terdapat kepuasan, komunikasi, dan harapan akan perilaku berdasarkan pengalaman diantara keduanya sehingga berpengaruh terhadap perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual anak.

Aspek Relasi orang tua anak (Dixson, 2001)


Kepuasan akan Kehidupan Keluarga : anak merasakan kenyamanan dalam suasana keluarga yang dialaminya selama di rumah. Kepuasan ini dapat dirasakan dalam keseharian ketika anak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua (Dixson, 2001) Komunikasi Keluarga: Komunikasi keluarga menurut Dixson adalah dialog yang terjalin antara orang tua dan anak. Komunikasi yang dimaksud adalah lebih mengarah kepada komunikasi dua arah. Ketika orang tua dan anak remaja berinteraksi, terlihat sebuah corak komunikasi keluarga yang menciptakan kepuasan remaja yang lebih tinggi. Ucapanucapan menyenangkan, berorientasi pada dialog, dan bersifat terbuka merupakan gambaran corak komunikasi keluarga yang memuaskan anak (Dixson, 2001).

Harapan Orang Tua Anak : Berdasarkan penelitian Dixson (2001), aktivitas yang diharapkan dilakukan bersama oleh anak dan orang tua adalah bepergian dalam rangka liburan atau kegiatan sosial, makan, berbicara; kegiatan rekreasi, meluangkan waktu untuk berkumpul, menghormati, dan saling menolong. Adapun yang diharapkan anak dari orang tuanya adalah perhatian terhadap mereka; mencintai dan menghormati mereka; membelikan mereka sesuatu; meluangkan waktu untuk memperhatikan mereka; membawa mereka ke suatu tempat, dan membersihkan tubuh mereka. Sedangkan yang diharapkan orang tua dari anak-anaknya adalah mengerjakan tugas-tugas; mencintai dan menghormati; mendengarkan; menolong; menaati ; dan melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh.

Kedisiplinan
Kedisiplinan dalam KBBI (1996) berarti menaati tata tertib atau peraturan yang berlaku. Darmadihardja (dalam Widaningsih 2005) mengemukakan kedisiplinan adalah sikap mental seseorang dalam menaati, mematuhi dan melaksanakan peraturan dan norma yang berlaku untuk melaksanakan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. kedisiplinan adalah ketaatan atau kepatuhan anak atau santri dalam mengikuti peraturan yang ditetapkan pada saat kegiatan belajar mengajar sehingga anak akan mendapatkan konsekuensi dari perilakunya, yaitu hadiah (reward) dan hukuman (punishment).

Aspek Kedisiplinan Lange (2005)


menghormati orang lain, menjaga fasilitas sekolah, menyenangkan orang lain, menjadi pribadi yang terbaik, melengkapi dan mengerjakan tugas tepat waktu, mengikuti prosedur kelas, dan mendengarkan secara aktif.

Kerangka Pemikiran
RELASI ORANG TUA-ANAK

Relasi Tinggi -Anak merasakan kepuasan akan kehidupan keluarga -Komunikasi Keluarga yang terjalin dengan baik (komunikasi dua arah) -Terpenuhinya harapan orang tua-anak sesuai dengan pengalaman sebelumnya

Relasi Rendah -Anak tidak merasakan kepuasan dalam kehidupan keluarga -Komunikasi Keluarga yang buruk -Harapan orang tua-anak yang tidak terpenuhi seperti pengalaman sebelumnya

KEDISIPLINAN DI MADRASAH

Kedisiplinan Tinggi -Menghormati orang lain -Menjaga Fasilitas Madrasah -Menyenangkan orang lain -Menjadi pribadi yang terbaik -Melengkapi dan mengerjakan tugas tepat waktu -Mengikuti prosedur kelas -Mendengarkan secara aktif.

Kedisiplinan Rendah -Tidak menghormati orang lain -Merusak Fasilitas Madrasah -Menjengkelkan orang lain -Menjadi pribadi yang buruk -Melalaikan tugas -Melanggar prosedur kelas, -Tidak memperhatikan saat belajar.

Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan instrument-instrument formal, terstandar, dan bersifat mengukur serta data hasil penelitian disajikan dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini mengukur hubungan antara dua variabel, namun hubungan diantara kedua variabel tersebut bersifat kausalitas sehingga menggunakan tipe rancangan regresi linier sederhana (simple linear regression). Pada penelitian tipe ini, jika terdapat korelasi antara dua variabel dan dapat diketahui skor pada salah satu variabel, maka skor variabel kedua dapat diprediksikan (Emzir, 2009)

Hasil Penelitian

Kesimpulan & Saran

Anda mungkin juga menyukai