LATAR BELAKANG
Kornblum (1989) mendefinisikan pranata politik
sebagai seperangkat norma dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Timbulnya pranata politik disebabkan oleh kenyataan bahwa anggota dalam pranata politik (individu, kelompok, maupun masyarakat) membutuhkan suatu asosiasi yang dapat mengatur anggota-anggota tersebut dan diberi kepercayaan untuk menggunakan paksaan fisik yang didasarkan pada nilai-nilai yang disepakati bersama.
asosiasi politik yang berdaulat mengatur dengan menggunakan kekuatan fisik, sekaligus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri (self sufficient) Mac Iver (1952) negara sebagai pranata politik. James W. Vander Zanden (1965) pranata politi sebagai perilaku politik. Gillin (1949) & Kingsley Davis (1949) pranata politik sebagai institusi politik. Inti dari semua pengertian itu adalah : pranata sosial adalah pranata yang memegang monopoli penggunaan paksaan fisik dalam wilayah tertentu.
nilai yang sudah disepakati Adanya asosiasi politik (pemerintahan yang aktif) Asosiasi tersebut melaksanakan fungsi untuk kepentingan umum Asosiasi tersebut berwenang dalam teritorial tertentu
menyelenggarakan kepentingan seluruh warganya, karena itu pranata politik harus berdiri di tengah-tengah kompetisi kepentingan yang berlangsung dalam masyarakat, memelihara peraturan yang memungkinkan kehidupan sosial berjalan dengan tertib. Kesimpulan : Memelihara ketertiban di dalam masyarakat (internal order) dengan kewenangan yang dimilikinya, baik persuasif maupun paksaan fisik Menjaga keamanan di luar (external security) baik secara diplomasi maupun perang Melaksanakan kesejahteraan umum (general welfare)
dalam dua indikator : > ukuran jumlah generasi pemimpin yang telah dipunyai > kemampuan menyesuaikan diri terhadap fungsi yang baru Derajat kerumitan Derajat kerumitan