Gita Aryanti
PEMBIMBING Dr. Endang Elisawaty,Sp.S Dr. Ruth Silaban,Sp.S
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Karawang Periode 17 Desember 2012 - 19 Januari 2013
IDENTITAS PASIEN
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Suku bangsa Pekerjaan Status perkawinan Tanggal masuk RS : Tn. A. J : 16 tahun : Laki - laki : Bambu Iken, Jatiwangi : Islam : Sunda : Pelajar : Belum Menikah : 16 Desember 2012
Anamnesis
Auto & alloanamnesis dengan pasien & keluarganya
Keluhan Utama :
Sakit kepala hebat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan Tambahan :
Demam, leher kaku, mual & muntah
3 bulan SMRS, pasien mengalami batuk-batuk, berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. Pada malam hari os sering berkeringat dingin. Pasien juga mengaku adanya penurunan berat badan dari 3 bulan yang lalu.
4 hari SMRS, pasien tiba-tiba demam, terus menerus, dan suhu dirasa cukup tinggi dengan perabaan tangan, dan setiap hari dirasa suhunya semakin tinggi. Pasien merasa sakit kepala hebat, terasa di seluruh bagian kepala. Dikeluhkan juga kekakuan pada leher pasien, serta mual & muntah dengan jumlah sedikit, > 3x dalam sehari,dan berisi makanan. Adanya kejang pada pasien disangkal. Kemudian pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Karawang
Riwayat Penyakit Dahulu : Kejang demam (-), Trauma (-) Hipertensi (-) DM (-), Jantung (-) Riwayat epilepsi (-) Asma (-), TBC (-)(belum pernah tahu sebelumnya) Riwayat Penyakit Keluarga : Epilepsi (-), Hipertensi (-) DM (-), Jantung (-) Asma (-), TBC (+) ayah pasien
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
TD RR Kepala
: Compos mentis
: 120/70 mmHg : 20 x/mnt : Normocephali N S : 88 x/m : 39oC
Mata
Jantung Paru Abd Ext
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) : Sn. Vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/: Datar, supel, NT (-), BU (+) Normal Hepar/Lien tak teraba membesar : Akral hangat, edema (-)
STATUS NEUROLOGIK
Kesadaran GCS Sikap tubuh : Compos Mentis :15 E4V5M6 : berbaring
gerakan abnormal
:-
N. XII
Lidah simetris
STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal Kaku kuduk Kernig : (+) : (-)
Brudzinski I
Brudzinski II
: (-)
: (-)
Refleks
Refleks fisiologis Refleks biceps Refleks triceps :+/+ :+/+
Refleks patella
Refleks Achilles
:+/+
:+/+
Refleks Patologik
Babinsky Chaddock Oppenheim Gordon Schaefer : : : : : -/-/-/-/-/-
EKSTREMITAS ATAS
Kanan
Pergerakan Aktif
Kiri
Aktif
Kekuatan Motorik
Sensorik Tonus Trofi
5
Baik Normotonus Normotrofi
5
Baik Normotonus Normotrofi
Ekstremitas bawah
Kanan Pergerakan Kekuatan Motorik Sensorik Tonus Trofi Aktif 3 Baik Normotonus Normotrofi Kiri Aktif 5 Baik Normotonus Normotrofi
Fungsi Luhur
: Baik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (16/12/2012):
12-17 37 -48 341.000 5.000 10.000 10- 45 mg/dL 0,4 1,5 mg/dL <40 u/L
Foto Thorax AP
Jantung kesan normal. Aorta baik. Tampak bercak milier pada kedua lapang paru. Sinus kostofrenikus kanan tumpul, kiri tajam. Tulang-tulang, jaringan lunak, dan dinding dada baik.
Kesan: Parenkim cerebri, cerebellum, dan batang otak baik. Tidak tampak adanya tanda-tanda SOL
RESUME
Pasien laki-laki, 16 tahun, datang dengan keluhan sakit kepala sejak 4 hari sebelum masuk RS. 3 bulan SMRS, pasien mengalami batuk-batuk, berdahak namun sulit untuk dikeluarkan. Pada malam hari os sering berkeringat dingin. Pasien juga mengaku adanya penurunan berat badan dari 3 bulan yang lalu. 4 hari SMRS, pasien tiba-tiba demam, terus menerus, dan suhu dirasa cukup tinggi dengan perabaan tangan, dan setiap hari dirasa suhunya semakin tinggi. Pasien merasa sakit kepala hebat, terasa di seluruh bagian kepala. Dikeluhkan juga kekakuan pada leher pasien, serta mual & muntah dengan jumlah sedikit, > 3x dalam sehari,dan berisi makanan. Kemudian pasien dibawa keluarganya ke IGD RSUD Karawang
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital TD 120/70 mmHg, Nadi 88 x /menit, suhu 39 C, RR 20 x / menit. Pada status generalis, ditemukan rhonki basah kasar pada kedua lapang paru.
Pada status neurologis, didapatkan GCS 15, pemeriksaan saraf kranialis dalam batas normal,rangsang meningeal: kaku kuduk (+), reflek fisiologis (+), reflek patologis (-).Motorik dan sensoris baik. Fungsi vegetatif baik. Fungsi luhur baik.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (16/12/2012):
12-17 37 -48 341.000 5.000 10.000 10- 45 mg/dL 0,4 1,5 mg/dL <40 u/L
Foto Thorax AP :
Kesan : TB milier dan efusi pleura kanan. CT SCAN kepala non kontras &dengan kontras Kesan : Parenkim cerebri, cerebellum, dan batang otak baik. Tidak tampak adanya tanda-tanda SOL.
Penatalaksanaan
Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
21/12/2012
S : muntah setelah makan, berisi makanan dan cairan berwarna kuning O: Keadaan Umum : tampak sakit berat Kesadaran : Sopor GCS 11, E4 V4 M3 TD 90/70 mmHg Suhu 36,8 C Nadi 78 x /menit RR 18 x / menit Status Neurologis Pupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Gerak Bola Mata sulit dinilai Wajah simetris Lidah sulit dinilai Rangsang meningeal : kaku kuduk (+) Motorik dan sensoris sulit dinilai Reflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+ Triseps +/+, Achilles +/+ Reflek Patologis : Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/Opeinheim -/- , schaefer -/Fungsi vegetatif : baik, D.C (-) Fungsi luhur : sulit dinilai
A : Meningitis TB
P: IVFD RL 20 tetes per menit Inj. Ceftriakson 1x 2 gram iv Inj. Ranitidine 2 x 1 amp iv Omeprazole 2 x 1 tab Sanmol 3 x 1 tab Asam Mefenamat 3 x 500 mg tab Ketoprofen 2 x 100 mg tab RHZE ( 1 x 3 tab )
22/12/2012
S: O: Keadaan Umum : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis GCS 15, E4 V5 M6 TD 120/70 mmHg Suhu 36,4 C Nadi 86 x /menit RR 18 x / menit Status Neurologis Pupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Gerak Bola Mata baik ke segala arah Wajah simetris Lidah di tengah Rangsang meningeal : kaku kuduk (+) Sensoris baik, motorik 5 5 Reflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+ 5 5 Triseps +/+, Achilles +/+ Reflek Patologis : Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/Opeinheim -/- , schaefer -/Fungsi vegetatif : baik, D.C (-) Fungsi luhur : baik. Afasia (-) A : Meningitis TB P: IVFD RL 20 tetes per menit Inj. Ceftriakson 1x 2 gram iv Inj. Ranitidine 2 x 1 amp iv Omeprazole 2 x 1 tab Sanmol 3 x 1 tab Asam Mefenamat 3 x 500 mg tab Ketoprofen 2 x 100 mg tab RHZE (Rimstar 1 x 3 tab )
24/12/2012
S: O: Keadaan Umum : tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis GCS 15, E4 V5 M6 TD 120/70 mmHg Suhu 36,4 C Nadi 86 x /menit RR 18 x / menit Status Neurologis Pupil : Bulat, isokor, RCL +/+, RCTL +/+ Gerak Bola Mata baik ke segala arah Wajah simetris Lidah di tengah Rangsang meningeal : kaku kuduk (+) Sensoris baik, motorik 5 5 Reflek Fisiologis : Biseps +/+, Patella +/+ Triseps +/+, Achilles +/+ Reflek Patologis : Babinsky -/- , chaddock -/-, gordon -/Opeinheim -/- , schaefer -/Fungsi vegetatif : baik, D.C (-) Fungsi luhur : baik. Afasia (-) A : Meningitis TB P: Rencana pulang RHZE (Rimstar 1 x 3 tab) Kalmetasone 3 x 0,5 mg tab Ranitidine 2 x 1 tab
5 5
Meningen
Fungsi meningen
Melindungi otak Penyokong arteri vena dan sinus venosus
Tempat CSF
LIQUOR CEREBROSPINAL
Fungsi
Kontrol eksitabilitas otak (ion, metabolit) Perlindungan terhadap perubahan tekanan
Tekanan
Tekanan rata-rata : 70-180 mmHg Meningkat: vol intrakranial > (tumor), vol darah (perdarahan) & vol LCS (hidrocephalus)
Sirkulasi
Pleksus choroideus ventrikel lateralis ventrikel 3 aquaductus sylvii vent. 4 spatium LCS externum melalui foramen lateralis dan medialis R. subarachnoid mengalir di atas konveksitas otak R. subarachnoid spinal. Sejumlah kecil direabsorpsi (difusi) pembuluh-pembuluh kecil di piamater atau dinding ventricular Sisanya berjalan melalui jonjot arachnoid vena
Meningitis Tuberkulosis
DEFINISI
Meningitis tuberkulosis merupakan peradangan pada selaput otak (meningen) yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini merupakan salah satu bentuk komplikasi yang sering muncul pada penyakit tuberkulosis paru.
Mycobacterium tuberculosis
Bakteri batang gram positif Berukuran 0.4-3 Sifat tahan asam Hidup selama berminggu-minggu dalam keadaan kering Lambat bermultiplikasi (setiap 15 sampai 20 jam).
Patofisiologi Meningitis TB
BTA masuk tubuh Tersering melalui inhalasi Jarang pada kulit, saluran cerna Multiplikasi Infeksi paru / focus infeksi lain Penyebaran hematogen Meningens Membentuk tuberkel BTA tidak aktif / dormain Bila daya tahan tubuh menurun Rupture tuberkel meningen Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid MENINGITIS
Manifestasi Klinis
1. Stadium Prodromal
Panas (-) / ringan Iritabel Apatis Tidur terganggu Nyeri kepala Malaise Anoreksia Obstipasi Mual dan muntah Kel neurologis (-)
2. Stadium Transisi
Kejang Kaku kuduk & opistotonus Refleks tendon menjadi meninggi Ubun-ubun menonjol Strabismus / nistagmus Tuberkel di koroid Suhu lebih tinggi Kesadaran lebih menurun stupor Defisit neurologis fokal Paresis nervus kranial Gerakan involunter (tremor, koreoatetosis, hemibalismus)
3. Stadium Terminal
Kelumpuhan Koma lebih dalam Pupil melebar & rx (-) Nadi & nafas tidak teratur - Cheyne-Stokes (cepat dan dalam). Hiperpireksia Anak meninggal tanpa kesadarannya pulih kembali
Pungsi Lumbal Cara memperoleh LCS yang paling sering dilakukan pada segala umur, dan relatif aman Indikasi
Kejang atau twitching Paresis atau paralisis termasuk paresis N.VI Koma Ubun-ubun besar membonjol Kaku kuduk dengan kesadaran menurun TBC milier LeukemiaMastoiditis kronik yang divurigai meningitis Sepsis
Kontraindikasi Kontraindikasi mutlak : Syok Infeksi di daerah sekitar tempat pungsi TIK meninggi oleh proses desak ruang dalam otak (space occupaying lesion) Kelainan pembekuan darah Komplikasi Sakit kepala, infeksi, iritasi zat kimia terhadap selaput otak, bila penggunaan jarum pungsi tidak kering, jarum patah, herniasi & tertusuknya saraf oleh jarum pungsi karena penusukan tidak tepat
Alat dan Bahan Sarung tangan steril Duk berlubang Kassa steril, kapas, dan plester Jarum pungsi lumbal no. 20 dan 22 beserta stylet Antiseptik: povidon iodine dan alkohol 70% Tabung reaksi untuk menampung cairan serebrospinal
Prosedur 1. Pasien posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal, ektremitas bawah fleksi maksimum dan sumbu kraniospinal sejajar dengan tempat tidur. 2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara vertebra L4 dan L5 yaitu dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna vertebralis) dan garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri dan kanan
3.
4.
5.
6.
7.
Antisepsis kulit daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan povidon iodin diikuti dengan larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah pungsi lumbal dibiarkan terbuka. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit. Tusukkan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah ditentukan. Masukkan jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoid berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5-2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3-5 tahun. Pada remaja jaraknya 6-8 cm. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester
Meningitis bakterial DL, gula darah, elektrolit dan kultur a/i Pungsi lumbal :
Cairan keruh atau opalesens dengan Nonne (-)/(+) dan Pandy (+)/(++) Jumlah sel 100-10.000/m3 predominan PMN (stadium dini limfosit >>) Protein 200-500 mg/dl Glukosa <40 mg/dl
CT-Scan dengan kontras atau MRI kepala (pada kasus berat atau curiga ada komplikasi seperti empiema subdural, hidrosefalus dan abses otak) EEG perlambatan umum
Liquor serebrospinal (LCS) jernih, cloudy atau xantokrom Jumlah sel meningkat 10-250 sel/mm3. Hitung jenis predominan sel limfosit (stadium awal PMN) Protein meningkat >100 mg/dl Glukosa menurun <35 mg/dl, rasio glukosa LCS & darah < normal
BTA & kultur M.Tbc Polymerase Chain Reaction (PCR), enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan Latex particle agglutination deteksi Mycobacterium di LCS CT-Scan atau MRI kepala dengan kontras lesi parenkim basal otak, infark, tuberkuloma, maupun hidrosefalus. Foto rontgen dada penyakit Tuberkulosis. Uji Tuberkulin dapat mendukung diagnosis Elektroensefalografi (EEG) perlambatan gelombang irama dasar (b/p)
Kriteria Diagnosis
Anamnesis : riwayat kejang atau penurunan kesadaran (tergantung stadium penyakit), adanya riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis . Pemeriksaan fisik : tergantung stadium penyakit.
Pungsi lumbal selama 3 hari berturut-turut. Terapi dapat langsung diberikan tanpa menunggu hasil pemeriksaan pungsi lumbal kedua dan ketiga
Meningitis Tuberkulosis Rekomendasi American Academic of Pediatrics 1994 4 macam obat selama 2 bulan dilanjutkan dengan pemberian INH dan Rifampisin selama 10 bulan. Dasar pengobatan meningitis tuberkulosis :
OAT + kortikosteroid Simptomatik : terapi kejang atau dehidrasi Fisioterapi
Tuberkulosis
Vaksin BCG
Meningitis Tuberkulosis Dengan OAT dapat diturunkan mortalitas 10-20% kasus Gejala sisa >> pada anak yang selamat terutama bila datang berobat dalam stadium lanjut
1.
Saharso D, dkk. Infeksi Susunan Saraf Pusat. Dalam : Soetomenggolo TS, Ismael S, penyunting. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: BP IDAI; 1999. h. 40-6, 339-71 2. Razonable RR, dkk. Meningitis. Updated: Mar 29th, 2011. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/ 232915-overview. Accessed Jan4th,2013. 3. Tan TQ. Meningitis. In : Perkin RM, Swift JD, Newton DA, penyunting. Pediatric Hospital Medicine, textbook of inpatient management. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2003. h. 443-6. 4. Sitorus MS. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3546/1/anatomi-mega2.pdf. Accessed Jan 4th, 2013. 5. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention. Updated: August 6th, 2009 Available from : http://www.cdc.gov/meningitis/about/causes.html. Accessed Jan 4th, 2013. 6. Fenichel GM. Clinical Pediatric Neurology. 5th ed. Philadelphia : Elvesier saunders; 2005. h. 106-13. 7. Prober CG. Central Nervous System Infection. Dalam : Behrman, Kliegman, Jenson, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 2038-47. 8. Muller ML, dkk. Pediatric Bacterial Meningitis. May 11th, 2011. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview. Accessed Jan 4th, 2013. 9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian Kesehatan Anak FKUI; 1985. h.558-65, 628-9. 10. Pudjiadi AH,dkk. Ed. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. h. 189-96. 11. Pusponegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2004 : 200 208. 12. Anonymous. Meningitis. Centers for Disease Control and Prevention. Updated: August 6th, 2009 Available from : http://www.cdc.gov/meningitis/about/ prevention.html. Accessed Jan 4th, 2013.
TERIMA KASIH