Anda di halaman 1dari 46

Askep Infertilitas

ASUHAN KPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFERTILITAS DEFENISI Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / mgg, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun Ada 2 jenis infertilitas : Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali. Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi ETIOLOGI Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri. Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain : a. Pada wanita Gangguan organ reproduksi 1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina 2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim 3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang 4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi. Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. Endometriosis Abrasi genetis

Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan. b. Pada pria Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu : Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia Abnormalitas ereksi Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer Abrasi genetik MANIFESTASI KLINIS A. WANITA Terjadi kelainan system endokrin Hipomenore dan amenore Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal Wanita infertil dapat memiliki uterus Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor Traktus reproduksi internal yang abnormal B. PRIA Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu Riwayat infeksi genitorurinaria Hipertiroidisme dan hipotiroid Tumor hipofisis atau prolactinoma Disfungsi ereksi berat Ejakulasi retrograt Hypo/epispadia Mikropenis Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)

Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis ) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis) Abnormalitas cairan semen PATOFISIOLOGI a. Wanita Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus. a. Pria Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik: Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat ( spt distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai ). Pemeriksaan System Reproduksi A. Wanita Deteksi Ovulasi 1. Meliputi pengkajian BBT (basal body temperature ) 2. Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma Analisa hormon

Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium hipofisis hipotalamus. Dengan pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi. Sitologi vagina Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina Uji pasca senggama Mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks ( 6 jam pasca coital ). Biopsy endometrium terjadwal Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada 2-3 hr sebelum haid. Histerosalpinografi Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. Laparoskopi Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum. Pemeriksaan pelvis ultrasound Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin. B. Pria Analisa Semen Parameter Warna Putih keruh Bau Bunga akasia PH 7,2 - 7,8 Volume 2 - 5 ml Viskositas 1,6 6,6 centipose Jumlah sperma 20 juta / ml Sperma motil > 50% Bentuk normal > 60% Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik persentase gerak sperma motil > 60% Aglutasi Tidak ada Sel sel Sedikit,tidak ada Uji fruktosa 150-650 mg/dl Pemeriksaan endokrin Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipothalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai penyebab infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuna untuk menilai kadar hormon tesrosteron, FSH, dan LH.

USG Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis, atau seluran ejakulatori. Biopsi testis Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan testis memakai metoda invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi. Uji penetrasi sperma Uji hemizona PENATALAKSANAAN A. Wanita Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital Pemberian terapi obat, seperti; 1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh . 2. Terapi penggantian hormon 3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal 4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat GIFT ( gemete intrafallopian transfer ) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate, Pengangkatan tumor atau fibroid Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi B. Pria Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat Agen antimikroba Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INFERTIL

PENGKAJIAN 1. Identitas klien Termasuk data etnis, budaya dan agama 2. Riwayat kesehatan A. Wanita a. Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah Riwayat infeksi genitorurinaria Hipertiroidisme dan hipotiroid Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama Tumor hipofisis atau prolaktinoma Riwayat penyakit menular seksual Riwayat kista b. Riwayat Kesehatan Sekarang Endometriosis dan endometrits Vaginismus (kejang pada otot vagina) Gangguan ovulasi Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik Autoimun c. Riwayat Kesehatan Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik d. Riwayat Obstetri Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi Mengalami aborsi berulang Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi B. Pria a. Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu Riwayat infeksi genitorurinaria Hipertiroidisme dan hipotiroid Tumor hipofisis atau prolactinoma Trauma, kecelakan sehinga testis rusak Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih Riwayat vasektomi b. Riwayat Kesehatan Sekarang Disfungsi ereksi berat

Ejakulasi retrograt Hypo/epispadia Mikropenis Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma) Saluran sperma yang tersumbat Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis ) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis) Abnormalitas cairan semen c. Riwayat Kesehatan Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik 3. Pemeriksaan Fisik Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita. 4. Pemeriksaan penunjang A. Wanita Deteksi Ovulasi Analisa hormon Sitologi vagina Uji pasca senggama Biopsy endometrium terjadwal Histerosalpinografi Laparoskopi Pemeriksaan pelvis ultrasound B. Pria Analisa Semen Parameter Warna Putih keruh Bau Bunga akasia PH 7,2 - 7,8 Volume 2 - 5 ml Viskositas 1,6 6,6 centipose Jumlah sperma 20 juta / ml Sperma motil > 50% Bentuk normal > 60% Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik persentase gerak sperma motil > 60% Aglutasi Tidak ada Sel sel Sedikit,tidak ada Uji fruktosa 150-650 mg/dl Pemeriksaan endokrin USG

Biopsi testis Uji penetrasi sperma Uji hemizona

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ansietas b.d ketidaktahuan tentang hasil akhir proses diagnostic 2. Gangguan konsep diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas 3. Gangguan konsep diri; gangguan citra diri b.d perubahan struktur anatomis dan fungsional organ reproduksi 4. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping individu / keluarga b.d metode yang digunakan dalam investigasi gangguan fertilitas 5. Konflik pengambilan keputusan b.d terapi untuk menangani infertilitas, alternatif untuk terapi 6. Perubahan proses keluarga b.d harapan tidak terpenuhi untuk hamil 7. Berduka dan antisipasi b.d prognosis yang buruk 8. Nyeri akut b. d efek tes dfiagnostik 9. Efek tes diagnostic ketedakberdayaan b.d kurang control terhadap prognosis 10. Resiko tinggi isolasi social b.d kerusakan fertilitas, investigasinya, dan penataklaksanaannya

INTERVENSI Diagnosa keperawatan: Gangguan konsp diri; harga diri rendah b.d gangguan fertilitas Kriteria hasil : Klien mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil Terjalin kontak mata saat berkomunikasi Mengidentifikasi aspek positif diri

Daftar pustaka Carpernito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Cunningham, MacDonald, Gant. 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC ,http://situs.kesrepro.info/kb/referensi2.htm. Diakses tanggal 29 September 2007 http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 2 Oktober 2007 Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius McCloskey, C. Joane& Bulechek, M. Gloria. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC). Mosby: A Times Mirror Company Murray, Sharon Smith, 2002. Foundations Of Maternal-Newborn Nursing. Philadelphia: W.B. Saunders company Potter, patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktek. Jakarta: EGC Smeltzer, C. Suzanne. 2001. Brunner & Suddarths Text Book of Medical-Surgical Nursing Volume 2. Jakarta: EGC

Definisi,jenis,penyebab infertilitas Definisi : tidak hamil setelah 1 tahun menikah, tanpa menggunakan KB, serta hub seksual teratur Macam : 1. Infertilitas Primer 2. Infertiuitas sekunder Penyebab Infertilitas Kelainan semen (Male factor Infertility) Ggn ovulasi (faktor ovulasi) Tuba : injury, adesi, tersumbat, endometriosis ( faktor tuba) Abnormalitas interaksi mukus serviks dg sperma (faktor serviks) Lain-lain : kln uterus, ggn imunologis, infeksi FAKTOR PRIA Sel Reprod Pria tdd : testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, klj bulbouretra, uretra Pd ejakulasi : sperma dikeluarkan dr vas deferens bersama dg cairan dari prostat vesikula seminalis dan klj bulbouretra Faktor Ovulasi Pd umumnya mdh didiagnosis dan pengelolaannya mudah Siklus normal wanita : 25-35 hr Wanita dg siklus haid teratur umumnya fertil E/ : abnormalitas hipotalamus/hipofisis, peny. Tiroid, ggn adrenal, hiperandrogen Faktor Tuba Faktor Tuba/peritoneal : - Kerusakan tuba - Sumbatan tuba - Adhesi tuba Pemeriksaan Infertilitas Male factor : 1. Analisa sperma : Nilai normal : - Volume : 2-6 ml - Konsentrasi : > 20 jt/ml - Motilitas : > 50%

- Morfologi : > 30% 2. Sperm Penetration Assay Faktor Ovulasi : 1. Temperatur suhu basal 2. Kadar progesteron serum midluteal 3. Monitoring LH 4. Biopsi endometrium 5. USG

Konsep Infertilitas
a. Definisi Infertilitas Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal Bedah) Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2000). Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. (Manuaba, 1998). Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 2006). Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. b. Klasifikasi Infertilitas 1) Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut. 2) Infertilitas sekunder yaitu Disebut infertilitas sekunder jika perempuan penah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilanselama 12 bulan berturut- turut.

C. Etiologi Infertilitas 1. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri) a) Faktor penyakit Endometriosis Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta -tentu sajainfertilitas. Infeksi Panggul Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral). Mioma Uteri Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.

Polip Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh. Kista Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita. Saluran Telur yang Tersumbat Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan rntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur. Sel Telur Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke dokter. b) Faktor fungsional Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan (immunologis) Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi) Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan

baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur) Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu. Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron yang memadai.

2. Penyebab pada laki-laki (suami)

a) Kelainan pada alat kelamin hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan testis Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun b) Kegagalan fungsional Kemampuan ereksi kurang Kelainan pembentukan spermatozoa Gangguan pada sperma c) Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular) Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi sperma dapat terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan terapi hormon. d) Gangguan di daerah testis (testicular) Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi.

Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik, sehingga produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis sebagai pabrik sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 3435 C, sedangkan suhu tubuh normal 36,537,5 C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik 23 C saja, proses pembentukan sperma dapat terganggu. e) Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular) Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta vasektomi yang memang disengaja. f) Tidak adanya semen Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang. g) Kurangnya hormon testosterone Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sperma. 3. Penyebab pada suami dan istri a) Gangguan pada hubungan seksual Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie. b) Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri) Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil Masalah dalam pendidikan Emosi karena didahului orang lain hamil d. Manifestasi klinis 1) Belum ada tanda-tanda kehamilan meski sudah diupayakan terus menerus 2) Adanya menstruasi terus menerus setelah diupayakan terus menerus

Konsep Dasar Infertilitas


Diposkan oleh _Ly_`s pageS di Minggu, Desember 06, 2009

A. DEFINISI Kemandulan adalah ketidak mampuan sepasang suami isteri untuk mencapai kehamilan setelah selama 1 ( satu ) tahun melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak mengunakan alat kontrasepsi. Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika sepasang suami isteri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami isteri pernah memiliki anak ( minimal 1 kehamilan ), tetapi kehamilan berikutnya tidak berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder.

B. PENYEBAB Sekitar 30-40% kasus disebabkan oleh faktor pria, seperti: 1. Masalah pada sperma. Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya untuk menghantarkan sejumlah sperma yang normal kedalam vagina wanita. Ada beberapa faktor yang mempengaruhhi proses tersebut sehingga bisa terjadi kemandulan: a. Peningkatan suhu didalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efisien adalah pada suhu 33,5 0C ( lebih rendah dari suhu tubuh ). Testis bisa berada pada suhu tersebut karena terletak didalam skrotum yang berada di luar rongga tubuh. Faktor lain yang bisa mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian mariyuana atau obat-obatan ( misalnya simetidin, spironolakton dan notrofrurantoin ). b. Penyakit serius padsa testis atau penyumbatan atau tidak adanya vasdeferens ( kiri dan kanan ) bisa menyebabkan azospermia ( tidak terbentuk sperma sama sekali ). Jika didalam semen terdapat fruktosa ( gula yang dihasilkan oleh vesikula seminalis ) berarti tidak terdapat vasdeferens atau tidak terdapat vesikula seminalis atau terdapat penyumbatan pada duktus ejakulatoris. c. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria . Varikokel adalah varises didalam skrotum, yang dapat menghalangi pengaliran darah dari testis dan menmgurangi laju mpembentukan sperma. d. Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan arusnya, yaitu semen mengalir kedalam kandung kemih dan bukan kepenis. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama pengangkatan prostat) dan pria yang menderita diabetes. Dan bisa juga karena kelainan fungsi saraf. 2. Impotensi. 3. Kekurangan hormon 4. Polusi lingkungan 5. Pembentukan jaringan parut akibat penyakit menular seksual.

Sekitar 40-50 % kemandulan disebabkan oleh faktor wanita : 1. Jaringan parut akibat penyakit menular seksual atau endometriosis. 2. Disfungsi ovulasi (kelainan pada proses pelepasan sel telur oleh ovarium), jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi (amenore), maka dicari terlebih dahulu penyebabnya lalu dilakukan pengobatan untuk merangsang terjadinya ovulasi. Kadang ovulasi tidak terjadi akibat tidak dilepasnya GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) oleh hipotalamus. 3. Kelainan hormon 4. Kekurangan gizi 5. Kista ovarium 6. Infeksi panggul 7. Tomur. 8. Kelainan lendir Lendir pada serviks bertindak sebagai penyaring yang menghalangi masuknya bakteri dari vagina kedalam rahim. Lendir ini juga berfungsi memperpanjang kelangsungan hidup sperma. Lendir pada serviks adalah kental dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali pada fase folikuler dari siklus menstruasi. Selama fase folikuler, terjadi peningkatan hormon estradiol sehingga lendir lebih jernih dan elastis dan bisa ditembus oleh sperma . selanjutnya sperma menuju ke rahim lalu ke tuba falopii dan terjadilah pembuahan pada toba falopii. 9. Kelaianan sistem pengangkutan dari leher rahim ke tuba falopii. 10. Kelaianan pada tuba falopii. Penyebab yang utama adalah: a. Infeksi b. Endometriosis c. Pengikatan tuba falopii pada tindakan sterilisasi.

C. GEJALA Gejala yang timbul tidak kunjung hamil. Reaksi emosional (baik pada isteri, suami maupun keduanya) kerena tidak memiliki anak. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, isteri maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan. D. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik: Perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat (seperti distribusi lemak tubuh dan rambut yang tidak sesuai). Pemeriksaan Sistem Reproduksi 1. Wanita. a. Deteksi ovulasi. Meliputi pengkajian BBT ( basal Body Temperature) Uji lendir serviks metoda berdasarkan hubungan antara pertumbuhan anatomi dan fisiologi serviks dengan siklus ovarium untuk mengetahui saat terjadinya keadaan optimal getah serviks dalam menerima sperma. b. Analisa hormon. Mengkaji fungsi endokrin pada aksis ovarium==> hipofisis ==> hipotalamus. Dengan

pengambilan specimen urine dan darah pada berbagai waktu selama siklus menstruasi. c. Sitologi vagina Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengatahui perubahan epitel vagina. d. Uji pasca senggama mengetahui ada tidaknya spermatozoa yang melewati serviks (6 jam pasca koitus).

e. Biopsi endometrium terjadwal. Mengetahui pengaruhprogesteron terhadap endometrium dan sebaiknya sebaiknya dilakukan pada 2-3 sebelum haid. f. Histerosalpinografi. Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut danadesi akibat proses peradangan. Dilakuka secara terjadwal. g. Laparoskopi Standar emas untuk mengatahui kelaianan tuba dan peritonium. h. Pemeriksaan pelvis ultrasound Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelianan, perkembangan dan maturasi folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin. 2. Pria a. Analisa semen. Parameter Warna putih keruh Bau bunga akasia Ph 7,2 7,8. Volume 2-5 ml Vikositas 1,6 6,6 centipose Jumlah sperma 20 juta / ml Sperma motil > 50 % Bentuk normal > 60 % Kecepatan gerak sperma 0,18 1,2 detik Persentasi gerak motil > 60 % Aglutinasi tidak ada Sel sel sedikit, tidak ada Uji fruktosa 150 650 mg/dl. b. Pemeriksaan endokrin Pemeriksan ini berguna untuk menilai kembali fungsi hipotalamus, hipofisis jika kelainan ini diduga sebagai akibat infertilitas. Uji yang dilakukan bertujuan untuk menilai kadar hormon testosteron, FSH dan LH. c. Ultrasonografi ( USG) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai struktur kelenjar prostat, vesikula seminalis atau seluruh ejakulatori. d. Biopsi testis Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sapel jaringan testis memakai metode invasif untuk mengidentifikasi adanya kelainan patologi.

e. Uji penetrasi sperma f. Uji hemizona E. PENATALAKSANAAN 1. Wanita a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lender serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital. b. Pemberian terapi obat, seperti: Stimulasi ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tiroid stimulating hormon (TSH). Terapi penggantian hormon Glukokortiroid jika terdapat hiperplasi adrenal. Penggunaan antibiotik yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat. c. Gemete Intrafallopian Transfer (GIFT). d. Laparoktomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas. e. Bedah plastik, misalnya penyatuan uterus bikonuate. f. Pengangkatan tumor atau fibroid. g. Eliminasi vaginitis atau servisitis denmgan antibiotika atau kemoterapi. 2. Pria. a. Penekanan produksi sperma unyuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat. b. Agen antimikroba c. Testosterone Enantat dan Testosterone Spionat untuk stimulasi kejantanan. d. HCG secara intra muskular memperbaiki hipoganadisme. e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis. f. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus. g. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik. h. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma. i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi, seperti perbaikan nutrisi, tidak membiasakan celana yang panas dan ketat. j. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida. F. PENCEGAHAN 1. Kemandulan seringkali sebabkan oleh penyakit menular seksual, karena itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan resiko kemandulan dimasa yang akan datang. 2. Imunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah dengan menjalani imunisasi gondongan. 3. Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki resiko kemandulan lebih tinggi misalnya; IUD. IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum pernah memiliki anak. DAFTAR PUSTAKA

1. Harapan, Rustam E. 1994, Neoplasia Intraepitel Pad Serviks. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2. http: // anggrekidea.Blogspot.com/ 2007/11/Infertilitas.html. 3. http://www.wikipedia.com 4. Prawirohardjo,Sarwono.1994.Ilmu kandungan. Jakarta: Gramedia.

Ejakulasi Tertunda
DEFINISI Ejakulasi Tertunda adalah suatu keadaan dimana ereksi tetap terjadi, tetapi ejakulasinya tertunda selama waktu yang cukup panjang. PENYEBAB Kelainan ini jarang terjadi. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka waktu yang diperlukan untuk mencapai orgasme pada pria menjadi semakin panjang. Beberapa obat-obatan (misalnya tioridazin, mesoridazin) dan beberapa obat tekanand arah bisa mempengaruhi proses ejakulasi. Gangguan ejakulasi juga bisa terjadi sebagai efek samping dari obat anti-depresi tertentu (misalnya selective serotonin reuptake inhibitor). Diabetes juga bisa menyebabkan gangguan ejakulasi. Faktor psikis yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan ejakulasi adalah ketakutan pada saat penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina) dan ketakutan untuk mengalami ejakulasi di hadapan mitra seksualnya. GEJALA Penderita tidak dapat mengalami ejakulasi, apakah selama melakukan hubungan seksual maupun pada perangsangan manual di hadapan mitra seksualnya. DIAGNOSA Penderita tidak dapat mengalami ejakulasi, apakah selama melakukan hubungan seksual maupun pada perangsangan manual di hadapan mitra seksualnya. PENGOBATAN Penderita tidak dapat mengalami ejakulasi, apakah selama melakukan hubungan seksual maupun pada perangsangan manual di hadapan mitra seksualnya.

Ejakulasi Dini
DEFINISI

Prof Wimpie Pangkahila menjelaskan bahwa sebenarnya ada beberapa pengertian yang dianut oleh para ahli mengenai ejakulasi dini, yaitu:
1. Batasan ejakulasi dini didasarkan pada waktu tertentu ketika terjadi ejakulasi. 2. Ejakulasi dini ditentukan oleh berapa kali seorang pria mampu melakukan gerakan ketika berhubungan seksual sebelum terjadi ejakulasi. 3. Ejakulasi dini diartikan sebagai ketidakmampuan menahan ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme. 4. Ejakulasi dini ditentukan oleh mampu tidaknya pria mengendalikan ejakulasi agar terjadi sesuai dengan keinginannya.

Berdasarkan pengertian yang keempat, maka ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan ejakulasi sendiri adalah peristiwa penyemburan air mani ke luar secara mendadak yang menandai klimaks bagi pria. Tampaknya pengertian keempat yang kini lebih dapat diterima.
PENYEBAB Ejakulasi dini tidak datang dengan sendirinya pada pria, melainkan ada penyebabnya. "Ada penyebab psikis seperti stress berkepanjangan, kebiasaan ingin cepat selesai ketika melakukan hubungan seksual,>Ejakulasi dini tidak datang dengan sendirinya pada pria, melainkan ada penyebabnya. Ada penyebab psikis seperti stress berkepanjangan, kebiasaan ingin cepat selesai ketika melakukan hubungan seksual.

Ada penyebab fisik terutama kurang berfungsinya serotonin yang berfungsi menghambat. Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi juga diduga menjadi penyebab terjadinya ejakulasi dini. Sayangnya, pria dengan disfungsi ereksi pada umumnya mengalami ejakulasi dini. Sebaliknya, pria dengan ejakulasi dini pada akhirnya dapat mengalami disfungsi ereksi.

GEJALA Ringan Beratnya Ejakulasi Dini

Ternyata ejakulasi dini berbeda-beda. Ejakulasi dini dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu: Ejakulasi dini ringan, Ejakulasi dini sedang, dan Ejakulasi dini

berat.
Jenis Ejakulasi Dini Ringan Sedang Pengertian Ejakulasi terjadi setelah beberapa kali gesekan singkat. Ejakulasi terjadi setelah penis masuk ke vagina. Ejakulasi terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar. Berat Ejakulasi terjadi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.

Apapun jenis ejakulasi dini yang dialami, baik pria maupun wanita akan merasa tidak puas karena ejakulasi terjadi dalam waktu sangat singkat di luar kehendak sehingga hubungan seksual harus berakhir.
Dampak ejakulasi dini

Mau berat atau ringan, yang pasti ejakulasi dini mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis. Pada ejakulasi dini, ketidakharmonisan bahkan disebabkan karena ketidakpuasan pada kedua belah pihak. Pria yang mengalami ejakulasi dini merasa tidak puas karena hubungan seksual berlangsung sangat singkat di luar kehendaknya. Walaupun dapat mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini juga merasa sangat kecewa karena tidak mampu memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya. Apalagi kalau pasangannya mengungkapkan kekecewaan dalam bentuk reaksi yang menyalahkan penderita. "Pria yang mengalami ejakulasi dini sering mengalami stres, tidak percaya diri, rendah diri, dan malu terhadap pasangannya. Dalam waktu lama dapat terjadi disfungsi ereksi. Pasangannya tentu kecewa, tidak puas, jengkel, marah, dan akhirnya mengalami disfungsi seksual seperti hilangnya gairah seksual," papar Prof. Wimpie Pangkahila. Lebih jauh, reaksi yang muncul adalah perasaan takut atau khawatir setiap akan melakukan hubungan seksual. Perasaan ini justru akan semakin memperburuk keadaan ejakulasi dini. Kalau keadaan ini terus berlangsung, maka pada akhirnya pria itu dapat mengalami disfungsi ereksi. Wanita yang mempunyai pasangan mengalami ejakulasi dini pada umumnya tidak dapat mencapai orgasme karena hubungan seksual segera berakhir. Kekecewaan yang muncul selanjutnya dapat berubah menjadi kejengkelan disertai perasaan takut setiap akan melakukan hubungan seksual. Akibat lebih jauh dapat berupa hilangnya dorongan seksual dan dispareunia (rasa nyeri yang terjadi saat bersetubuh).
Ejakulasi Dini bikin Tidak Subur?

Di masyarakat telah beredar anggapan yang salah bahwa bila ejakulasi terjadi terlampau cepat, berarti spermanya terganggu sehingga tidak dapat menghamili. Hambatan hamil menjadi masalah baru lagi yang semakin memperburuk masalah yang timbul akibat ejakulasi dini. Prof Wimpie Pangkahila menyesalkan mitos yang salah mengenai ejakulasi dini, "Ejakulasi dini sering dianggap sebagai gangguan kesuburan, padahal tidak begitu. Ejakulasi dini dianggap sebagai sperma encer, padahal tidak jelas apa maksud istilah "encer". " "Ejakulasi dini tidak ada hubungan dengan kesuburan. Jadi kehamilan dapat saja terjadi asal sperma masuk ke vagina. Tetapi pada ejakulasi dini yang berat, yaitu ejakulasi terjadi di luar vagina, maka kehamilan tidak terjadi," papar Prof Wimpie Pangkahila. "Ejakulasi dini tidak ada hubungan dengan kesuburan. Jadi kehamilan dapat saja terjadi asal sperma masuk ke vagina," papar Prof Wimpie Pangkahila.

Kalau ternyata pria yang mengalami ejakulasi dini juga mengalami gangguan sperma, itu berarti ada dua gangguan yang terpisah, bukan merupakan sebab akibat. Gangguan sperma dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena infeksi pada buah pelir atau bagian sistem reproduksi lainnya, kekurangan hormon testosteron, pelebaran dinding pembuluh darah di sekitar buah pelir, dan kekurangan vitamin.

PENGOBATAN Bagaimana mengatasi ejakulasi dini?

Pertama-tama disarankan untuk melakukan sex therapy. Jika sex therapy tidak berhasil, maka lakukan cara yang kedua yaitu menggunakan obat. Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi. Ada beberapa jenis obat yang dapat mengontrol ejakulasi. "Tergantung penyebabnya. Karena penyebabnya banyak berkaitan dengan fungsi serotonin, maka diperlukan obat yang mengatur fungsi serotonin, kata Prof Wimpie Pangkahila. Lebih lanjut, Prof Wimpie menjelaskan, "Obat misalnya, golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor). Namun, perhatikan efek samping, karena obat ini bukan obat yang dijual bebas." Tetapi mengingat obat tersebut mempunyai efek samping, maka penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Seperti penjelasan di atas, ada obat untuk mengontrol ejakulasi. Kalau ejakulasi dini diakibatkan oleh gangguan ereksi, maka dengan memperbaiki fungsi ereksi, ejakulasi dapat diperlambat. Jadi obat disfungsi ereksi bermanfaat kalau ejakulasi dini disebabkan oleh gangguan ereksi. Cara pengobatan lainnya ialah dengan cara operasi terhadap saraf yang mengontrol terjadinya

peristiwa ejakulasi. Tetapi cara ketiga walaupun pernah dilakukan di negara tertentu, sampai kini ternyata tidak populer dan tidak banyak digunakan. "Mengenai suplemen, banyak yang mengklaim bisa mengobati ejakulasi dini tetapi tanpa hasil uji klinik," kata Prof Wimpie Pangkahila. Jadi jika ingin mencoba minum suplemen, pastikan suplemen tersebut dilengkapi bukti berdasarkan uji klinik yang telah dilakukan. "Andaikata ada hasil uji dengan hasil signifikan, perlu dilakukan analisis apa kandungan di dalamnya. Dan harus tahu apakah peneliti memang berkompeten melakukannya. Kalau hanya suplemen saja, misalnya vitamin, tidak mungkin dapat mengatasi ejakulasi dini," tegas Prof Wimpie Pangkahila.
Cobalah Sex Theraphy

Sex therapy, yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah.
1. Istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi. 2. Pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi. 3. Istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas. 4. Dilakukan setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas. 5. Dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.

Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah itu, dan kapan saja diperlukan. Tetapi cara ini tidak selalu mudah dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, ketertutupan pihak pria terhadap istrinya. Kedua, tiadanya komunikasi dan kerjasama suami istri dalam masalah seksual. Ketiga, perasaan enggan atau malas untuk melakukan latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.
Pria Juga Bisa Latihan Kegel

Bagi mereka yang menghindari obat, Prof Wimpie menyarankan agar mencoba latihan Kegel atau lakukan sex therapy dengan pasangan. Senam atau latihan kegel dikenal sebagai latihan otot-otot panggul untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual.

Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau Pelvic Floor Muscle yang semula dipergunakan untuk terapi pada wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Otot PC disebut juga otot 'seksual' karena mendukung vagina, penis, uterus, rectum dan bagian tubuh lain yang terkait fungsi seksual seperti orgasme dan ejakulasi baik pada wanita maupun pria. Untuk menemukan lokasi otot PC, Anda dapat menghentikan urine saat Anda buang air kecil. Cobalah berhenti buang air kecil sampai tiga kali sehingga Anda dapat menentukan posisi otototot PC tersebut. Latihan Kegel ini diperkenalkan oleh Dr. Arnold Kegel, seorang gynecologist, sejak tahun 1945. Latihan ini merupakan rangkaian gerakan yang berfungsi untuk melatih kontraksi otot PC berkali-kali dengan tujuan meningkatkan tonus dan kontraksi otot. Latihan ini baru menunjukkan manfaatnya setelah dilakukan minimal enam minggu. Sementara untuk pria ternyata latihan Kegel ini telah dikembangkan sejak tahun 1978 oleh Zilberger. Namun prinsip utamanya tetap pada latihan penguatan otot-otot panggul. Latihan ini bermanfaat menguatkan otot panggul termasuk penis serta menambah kemampuan potensi seksual. Dan hasilnya ternyata memuaskan. Caranya dengan mengencangkan otot-otot tersebut sebanvak 10 kali dan mengendorkannya 10 kali setiap hari, dalam tempo satu hingga satu setengah bulan, secara otomatis Anda akan menjadi terbiasa untuk menunda ejakulasi sehingga orgasme berulangkali dapat dialami.
Ejakulasi Dini, Sadari & Akhiri

Sadarilah bahwa ejakulasi dini merupakan gangguan fungsi seksual, bukan hal yang alami. Namun, tidak banyak pria yang menyadari bahwa dirinya mengalami ejakulasi dini. Selain tidak menyadari, banyak pula yang tidak mau mengakui. Menghadapi banyaknya pria yang mengalami ejakulasi dini, ada pihak tertentu yang menawarkan penyembuhan padahal mereka tidak mengerti dengan benar apa dan bagaimana ejakulasi dini. Padahal asal diketahui lebih dini, ejakulasi dini bisa disembuhkan. Tapi ingat, bukan penyembuhan ke "orang pintar" tapi dengan pengobatan ke dokter. Sebelum perceraian menjadi satu-satunya solusi, lebih baik segera berkonsultasi dengan ahlinya untuk mengakhiri derita ejakulasi dini.

ASKEP INFERTILITAS
ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS A. Definisi Infertilitas Menurut ahli reproduksi endokrinologi, infertilitas adalah (en.wikipedia.org, www.emedicine health.com, inasoengkowo, 2009): 1. -Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun. 2. - Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun. 3. - Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya (37-42 minggu). Infertilitas sendiri ada dua macam, yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Pasangan dengan infertilitas primer tidak bisa hamil sedangkan infertilitas sekunder adalah sulit untuk hamil setelah sudah pernah sekali hamil dan melahirkan secara normal sebelumnya (en.wikipedia.org). B. Epidemiologi Infertlitas merupakan permasalahan global di bidang reproduksi kesehatan yang sangat kompleks. Perlu penataan rasional dan terpadu. Data menunjukkan bahwa pasangan infertil di Britain setiap tahun ada 25%, Swedia 10% . Prevalensi di dunia yang mengalami masalah fertilitas setiap tahun adalah 1 dari 7 pasangan. Pasangan infertil di Indonesia tahun 2009 adalah 50 juta pasangan atau 15-20% (en.wikipedia.org, inasoengkowo, 2009). C. Etiologi Pada wanita (asuh.wikia.com; en.wikipedia.org) 1. Gangguan organ reproduksi: a) -Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina b) -Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim c) -Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang d) -Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu 2. Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi. 3. Kegagalan implantasi

Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus. 4. Endometriosis Kondisi menebalnya lapisan endometrium di tuba falopii atau ovarium. Kondisi ini sering menimbulkan kista. Kista dapat mengganggupematangan folikel dan pelepasan sel telur. 5. Abrasi genetis Translokasi Robertsonian menyebabkan aborsi spontan atau infertilitas primer 6. Faktor immunologis Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil. 7. Lingkungan Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan. 8. Usia Usia 35 tahun peluang seorang wanita akan hamil adalah 95% setelah rutin melakukan hubungan seks selama 3 tahun, pada wanita 38 tahun peluangnya akan turun menjadi 75%. Pada Pria Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu : 1) Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas 2) Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi retrograde, hipospadia 3) Abnormalitas ereksi 4) Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi 5) Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital 6) Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker 7) Abrasi genetik D. Patofisiologi Infertilitas akan timbul bila syarat-syarat kehamilan tidak dapat terpenuhi. Syarat-syarat kehamilan normal menurut Abdullah (2004), adalah: 1) -Testis menghasilkan sperma 2) -Ovarium menghasilkan ovum 3) -Tuba fallopii patent 4) -Endometrium/uterus mampu menunjang/mempertahankan kehamilan 5) -Lendir serviks normal E. Tanda dan Gejala Infertilitas ditunjukkan dengan kehamilan yang tidak kunjung tiba. Secara lebih lanjut akan muncul stress berkepanjangan pada pasutri. Apabila pasutri sudah mempunyai anak maka akan dijadikan tumpuan emosional (www.nlm.nih.gov). F. Komplikasi

OHSS (Ovarian hyperstimulation syndrome) muncul karena pengobatam yang dipergunakan untuk menstimulasi ovarium, gejalanya (www.nhs.uk): 1) mual 2) muntah 3) nyeri abdomen 4) konstipasi 5) diare 6) urine keruh 7) thrombosis 8) disfungsi ginjal dan hati 9) sulit bernapas G. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan fisik Hirsutisme diukur dengan skala Ferriman dan Gallway, jerawat Pembesaran kel. Tiroid Galaktorea Inspeksi lendir serviks ditunjukkan dengan kualitas mukus PDV untuk menunjukkan adanya tumor uterus / adneksa 2. Pemeriksaan penunjang a) Analisis Sperma : Jumlah > 20 juta/ml Morfologi > 40 % Motilitas > 60 % b) Deteksi ovulasi : Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus ovulatoar Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1oC setelah ovulasi : Bifasik Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi Estradiol meningkat Biopsi Endometrium Beberapa hari menjelang haid , Endometrium fase sekresi : siklus ovulatoar, Endometrium fase proliferasi/gambaran, Hiperplasia : siklus Anovulatoar Hormonal: FSH, LH, E2, PROGESTERON, PROLAKTIN FSH serum : 10 - 60 mIU/ml LH serum : 15 - 60 mIU/ml Estradiol : 200 - 600 pg/ml Progesteron : 5 - 20 mg/ml Prolaktin : 2 - 20 mg/ml c. USG transvaginal Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi Ovulasi : ukuran folikel 18 - 24 m d. Histerosalpinografi

a) a) b) c) d)

1) 2) 3) 1) 2) 3) 4)

5)

1) Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba : lumen, mukosa, oklusi, perlengketan 2) Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia, septum, bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi intrauterin (sindroma asherman) 3) Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan sebelum perkiraan ovulasi 4) Keterbatasan : tidak bisa menilai 5) Kelainan Dinding tuba : kaku, sklerotik 6) Fimbria : Fimosis fimbria 7) Perlengketan genitalia Int. 8) Endometriosis 9) Kista ovarium 10) Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan), Pertubasi (gas CO2) 5. Pemeriksaan pelvis ultrasound Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan, perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uterin. 6. Uji paska sanggama (UPS) Syarat : Pemeriksaan Lendir serviks + 6 - 10 jam paska sanggama Waktu sanggama sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering terlihat seperti daun pakis Menilai : Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir serviks Penilaian UPS : Baik : > 10 sperma / LPB 7. Laparoskopi : Gambaran visualisasi genitalia interna secara internal menyuluruh Menilai faktor : a) Peritoneum/endometriosis b) Perlengketan genitalia Interna c) Tuba : patensi, dinding, fimbria d) Uterus : mioma e) Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum Keterbatasan: Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen tuba Bersifat invasif dan operatif H. Penatalaksanaan Medis a. Medikasi 1. Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi) Klomifen sitrat a) Meningkatkan pelepasan gonadotropin FSH & LH b) Diberikan pd hari ke-5 siklus haid c) 1 x 50 mg selama 5 hari d) Ovulasi 5 - 10 hari setelah obat terakhir e) Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG transvaginal f) Dosis bisa ditingkatkan menjadi 150 - 200 mg/hari g) 3 - 4 siklus obat tidak ovulasi dengan tanda hCG 5000 - 10.000 IU 2. Epimestrol

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Memicu pelepasan FSH dan LH, Hari ke 5 - 14 siklus haid, 5 - 10 mg/hari 3.Bromokriptin Menghambat sintesis & sekresi prolaktin Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 20 mg/ml) dan Galaktore Dosis sesuai kadar prolaktin : Oligomenore 1,25 mg/hari Gangguan haid berat : 2 x 2,5 mg/hari Gonadotropin HMG (Human Menopausal Gonadotropine) FSH & LH : 75 IU atau 150 IU Untuk memicu pertumbuhan folikel Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus haid 4. hCG 5000 IU atau 10.000 IU, untuk memicu ovulasi Diameter folikel17 - 18 mm dgn USG transvaginal Mahal, sangat beresiko : Perlu persyaratan khusus Hanya diberikan pada rekayasa teknologi reproduksi Catatan : Untuk pria diterapi dengan FSH, Testosteron 5. Terapi hormonal pada endometriosis Supresif ovarium sehingga terjadi atrofi Endometriosis 6. Danazol Menekan sekresi FSH & LH Dosis 200 - 800 mg/hari, dosis dibagi 2x pemberian 7. Progesteron Desidualisasi endometrium pada Atrofi jaringan Endometritik 8. Medroksi progesteron asetat 30 - 50 mg/hari 9. GnRH agonis Menekan sekresi FSH & LH Dosis 3,75 mg/IM/bulan Tidak boleh > 6 bulan : penurunan densitas tulang b. TINDAKAN OPERASI REKONSTRUKSI Koreksi : Kelainan Uterus Kelainan Tuba : tuba plasti Miomektomi Kistektomi Salpingolisis Laparoskopi operatif dan Terapi hormonal untuk kasus endometriosis + infertilitas Tindakan operatif pada pria : Rekanalisasi dan Operasi Varicokel c. REKAYASA TEKNOLOGI REPRODUKSI Metode lain tidak berhasil 1.Inseminasi Intra Uterin (IIU) Metode ini merupakan rekayasa teknologi reproduksi yang paling sederhana Sperma yang telah dipreparasi diinseminasi kedalam kavum uteri saat ovulasi Syarat : tidak ada hambatan mekanik : kebuntuan tuba Falopii, Peritoneum/endometriosis

a) b) c) d) e)

Indikasi Infertilitas oleh karena faktor : Serviks Gangguan ovulasi Endometriosis ringan Infertilitas Idiopatik Angka kehamilan 7 - 24 % siklus 2. Fertilisasi Invitro (FIV) Fertilisasi diluar tubuh dengan suasana mendekati alamiah.Metode ini menjadi alternatif atau pilihan terakhir Syarat : Uterus & endometrium normal Ovarium mampu menghasilkan sel telur Mortilitas sperma minimal. 50.000/ml Angka kehamilan : 30 - 35 % 3. INJEKSI SPERMA INTRA SITOPLASMIK (ICSI) Injeksi sperma intra-sitoplasmik (intracytoplasmic sperm injection = ICSI) merupakan teknik mikromanipulasi yang menyuntikkan satu spermatozoon ke dalam sitoplasma oosit mature telah digunakan untuk penanganan infertilitas pria sejak lebih dari satu dekade ini (Palermo et al, 1992). Segera setelah itu diikuti dengan keberhasilan teknik ini pada pria azoospermia dengan menyuntikkan spermatozoa dari testis dan epididymis. Teknik ini memberikan harapan yang nyata pada pria infertil dengan oligo-astheno-teratozoospermia berat maupun azoospermia, dengan penyebab apapun. Dengan berkembangnya teknologi dimana ICSI dapat dilaksanakan dengan tidak terlalu rumit, maka ketersediaan sarana yang melaksanakan ICSI berkembang dengan sangat pesat (Hinting, 2009). Klinik-klinik diberbagai tempat didunia berkembang terus melaksanakan ICSI dengan angka keberhasilan yang memuaskan. Kurang dari 10% oocytes rusak dengan prosedur ini dan angka fertilisasi berkisar antara 50-75%. Embryo transfer dapat dilaksanakan pada lebih dari 90% pasangan dan menghasilkan angka kehamilan berkisar antara 25-45%. Hasil-hasil ini tidak berbeda antara sperma ejakulat, epididymis maupun testis (Palermo et al, 2001; Hinting et al, 2001). II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas klien Termasuk data etnis, budaya dan agama 2. Riwayat kesehatan A. Wanita a. Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah Riwayat infeksi genitorurinaria Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama Tumor hipofisis atau prolaktinoma Riwayat penyakit menular seksual Riwayat kista

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

1) 2) 3) 4) 5)

1) 2) 3)

b. Riwayat Kesehatan Sekarang Endometriosis dan endometrits Vaginismus (kejang pada otot vagina) Gangguan ovulasi Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik Autoimun c. Riwayat Kesehatan Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik d. Riwayat Obstetri Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi Mengalami aborsi berulang Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi

B. Pria a. Riwayat Kesehatan Dahulu 1) Riwayat terpajan benda benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi) 2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu 3) Riwayat infeksi genitorurinaria 4) Hipertiroidisme dan hipotiroid 5) Tumor hipofisis atau prolactinoma 6) Trauma, kecelakan sehinga testis rusak 7) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis 8) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih 9) Riwayat vasektomi b. Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Disfungsi ereksi berat 2) Ejakulasi retrograt 3) Hypo/epispadia 4) Mikropenis 5) Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha) 6) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma) 7) Saluran sperma yang tersumbat 8) Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis ) 9) Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis) 10) Abnormalitas cairan semen c. Riwayat Kesehatan Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik 3. Pemeriksaan Fisik Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita. 4. Pemeriksaan penunjang a. Wanita 1) Deteksi Ovulasi 2) Analisa hormon

3) 4) 5) 6) 7) 8)

Sitologi vagina Uji pasca senggama Biopsy endometrium terjadwal Histerosalpinografi Laparoskopi Pemeriksaan pelvis ultrasound b. Pria Analisa Semen: Parameter 1) Warna Putih keruh 2) Bau Bunga akasia 3) PH 7,2 - 7,8 4) Volume 2 - 5 ml 5) Viskositas 1,6 6,6 centipose 6) Jumlah sperma 20 juta / ml 7) Sperma motil > 50% 8) Bentuk normal > 60% 9) Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik 10) persentase gerak sperma motil > 60% 11) Aglutinasi Tidak ada 12) Sel sel Sedikit,tidak ada 13) Uji fruktosa 150-650 mg/dl 14) Pemeriksaan endokrin 15) USG 16) Biopsi testis 17) Uji penetrasi sperma 18) Uji hemizona B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Stuart, 2007) Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostik Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas

1. 2. 3. 4. 5. 6.

C. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan: 1.Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostik Tujuan : Mengurangi ansietas / rasa takut Kriteria Hasil: 1. Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya 2. Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertil 3. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil INTERVENSI RASIONAL Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosis dan prognosis Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, Biarkan pasien / orang terdekat contoh : menolak, depresi, dan marah. mengetahui ini sebagai reaksi yang normal Perasaan tidak diekspresikan dapat menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri Dorong keluarga untuk menganggap Meyakinkan bahwa peran dalam keluarga pasien seperti sebelumnya dan kerja tidak berubah Kolaborasi : berikan sedative, Mungkin diperlukan untuk membantu tranquilizer sesuai indikasi pasien rileks sampai secara fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat

Diagnosa Keperawatan: 2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas Tujuan : Memfasilitasi integritas diri konsep pribadi dan perubahan gambaran Diri Kriteria Hasil: 1. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertil 2.Terjalin kontak mata saat berkomunikasi 3. Mengidentifikasi aspek positif diri INTERVENSI RASIONAL Tanyakan dengan nama apa pasien ingin Menunjukan kesopan santunan / dipanggil penghargaan dan pengakuan personal Identifikasi orang terdekat dari siapa Memungkinkan privasi untuk hubungan pasien memperoleh kenyaman dan siapa personal khusus, untuk mengunjungi atau yang harus memberitahuakan jika terjadi untuk tetap dekat dan menyediakan keadaan bahaya kebutuhan dukungan bagi pasien Dengarkan dengan aktif masalah dan Menyampaikan perhatian dan dapat ketakutan pasien dengan lebih efektif mengidentifikasi kebutuhan dan maslah serta strategi koping pasien dan seberapa efektif Dorong mengungkapkan perasaan, Membantu pasien / orang terdekat untuk menerima apa yang dikatakannya memulai menerima perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan

fungsi / gaya hidup Diskusikan pandangan pasien terhadap Persepsi pasien mengenai perubahan pada citra diri dan efek yang ditimbulkan dari citra diri mungkin terjadi secara tiba- tiba penyakit / kondisi atau kemudian

Diagnosa Keperawatan: 3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk Tujuan : Memfasilitasi proses berduka Kriteria Hasil: 1.Menunjukan rasa pergerakan kearah resolusi dan rasa berduka dan harapan untuk masa depan 2. Klien menunjukkan fungsi pada tingkat adekuat, ikut serta dalam pekerjaan INTERVENSI RASIONAL Berikan lingkungan yang terbuka kemampuan komunikasi terapeutik pasien merasa bebas untuk dapat seperti aktif mendengarkan, diam, selalu mendiskusikan perasaan dan masalah bersedia, dan pemahaman dapat secara realitas memberikan pasien kesempatan untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan Identifikasi tingkat rasa duka / Kecermatan akan memberikan pilihan disfungsi : penyangkalan, marah, tawar intervensi yang sesuai pada waktu - menawar, depresi, penerimaan induvidu menghadapi rasa berduka dalam berbagai cara yang berbeda Dengarkan dengan aktif pandangan Proses berduka tidak berjalan dalam cara pasien dan selalu sedia untuk yang teratur, tetapi fluktuasainya dengan membantu jika diperlukan berbagai aspek dari berbagai tingkat yang muncul pada suatu kesempatan yang lain Identifikasi dan solusi pemecahan Mungkin dibutuhkan tambahan bantuan masalah untuk keberadaan respon untuk berhadapan dengan aspek aspek respon fisik, misalnya makan, tidur, fisik dari rasa berduka tingkat aktivitas dan hasrat seksual Kaji kebutuhan orang terdekat dan Identifikasi dari masalah masalah bantu sesuai petunjuk berduka disfungsional akan mengidentifikasi intervensi induvidual Kolaborasi : rujuk sumber sumber Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan lainnya misalnya konseling, psikoterapi untuk mengatasi rasa berduka, membuat sesuai petunjuk rencana, dan menghadapi masa depan

Diagnosa Keperawatan: 4. Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostik Tujuan : nyeri dapat teratasi Kriteria Hasil: 1. Ekspresi klien terlihat tenang 2. Napas klien teratur

INTERVENSI Lakukan komunikasi terapeutik

RASIONAL kemampuan komunikasi terapeutik seperti aktif mendengarkan, diam, selalu bersedia, dan pemahaman dapat memberikan pasien kesempatan untuk berbicara secara bebas dan berhadapan dengan perasaan Pantau lokasi, lamanya intensitas dan Perhatikan tanda nonverbal, contoh penyebaran (PQRST) peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih Untuk menentukan intervensi selanjutnya Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya Memberikan kesempatan untuk pemberian melaporkan ke staff terhadap analgesik sesuai waktu karakteristik nyeri Berikan tindakan relaksasi, contoh Menurunkan tegangan otot dan pijatan, lingkungan istirahat meningkatan koping efektif Bantu atau dorong penggunaan nafas Mengarahkan kembali perhatian dan efektif membantu dalam relaksasi otot Bimbingan imajinasi Mengontrol aktivitas terapeutik

Diagnosa Keperawatan: 5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan kurang kontrol terhadap prognosis Tujuan : mengembalikan kemandirian pasien Kriteria Hasil: 1.Mendemonstrasikan teknik / perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri 2.Melakukan aktivitas perawatan diri sesuai tingkat kemampuan sendiri 3.Mengidentifikasi sumber pribadi dan komunitas dalam memberikan bantuan sesuai kebutuhan INTERVENSI RASIONAL Kaji kemampuan dan tingkat Membantu dalam mengantisipasi / kekurangan untuk melaukan kebutuhan merencanakan pemenuhan kebutuhan sehari hari secara individual Hindari melaukan sesuatu untuk pasien Pasien ini mungkin menjadi sangat yang dapat dilakukan pasien sendiri, ketakutan dan sangat tergantung dan tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan meskipun bantuan yang diberikan bermamfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi pasien untuk diri sendiri untuk mempertahankan harga diri Sadari perilaku / aktivitas impulsif Dapat menunjukan kebutuhan intervensi karena gangguan dalam mengambil dan pengawasan tambahan untuk keputusan meningkatakan keamanan pasien Pertahankan dukungan, sikap yang Pasien akan memerlukan empati tetapi tegas, beri pasien waktu yang cukup perlu untuk mengetahui pemberi asuhan untuk mengerjakan tugasnya yang akan membantu pasien secara

konsisten

Dx 6. Resiko tinggi terhadap kerusakan koping induvidu / keluarga berhubungan dengan metode yang digunakan dalam investigasi fertilitas Tujuan : Mendorong kemampuan koping yang efektif dari pasien / keluarga Kriteria Hasil: 1.Mengidentifikasi tingkah laku koping yang tidak efektif dan konsekuensi 2.Menunjukan kewaspadaan dari koping pribadi / kemampuan memecahkan masalah 3.Memenuhi kebutuhan psikologis yang ditunjukan dengan mengekspresikan perasaan yang sesuai, identifikasi pilihan dan pengguanaan sumber sumber 4. Membuat keputusan dan menunjukan kepuasaan dengan pilihan yang diambil. INTERVENSI RASIONAL Kaji keefektifan strategi koping dengan kemampuan menyatakan perasaan dan mengobservasi prilaku perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan Kembangkan mekanisme adaptif mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik, dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari hari Bantu klien untuk mengidentifikasi Pengenalan terhadap stressor adalah stresor spesifik dan kemungkinan langkah pertama dalam mengubah strategi untuk mengatasinya respons seseorang terhadap stresor Libatkan pasien dalam perencanaan Keterlibatan memberikan pasien perasaan perawatan dan beri dorongan partisipasi kontrol diri yang berkelanjutan, maksimal dalam rencana pengobatan memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan kerjasama dalam regimen terapeutik Dorong pasien untuk mengevaluasi Fokus perhatian pasien pada realitas prioritas / tujuan hidup situasi yang ada. Bantu pasien untuk mengidentifikasi Perubahan yang perlu harus dan mulai merencanakan perubahan diprioritaskan secara realisti untuk hidup yang perlu. menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya

MATERI KELAINAN MENSTRUASI A. Pengertian Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause. Menstruasi adalah wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil yang setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1983). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen dan progesteron (Hawari, 1997) Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang perempuan sudah memasuki masa suburnya. Karena secara fisiologis menstruasi menandakan telah terbuangnya sel telur miliknya sudah matang. Pengeluaran menstruasi terdiri dari sebagian besar darah, sekitar 2/3. Sisanya 1/3 adalah lendir, pecahan-pecahan lapisan uterus, dan sel-sel dari lapisan vagina. Darah menstruasi berbeda dari sirkulasi darah yang melalui tubuh wanita, yang terdiri dari lebih banyak zat kapur dan tidak memiliki kemampuan untuk membeku, karena darah tersebut harus melalui leher rahim dan mengalir keluar dari tubuh tanpa menggumpal. Saya percaya zat kapur akan menyebabkan mens lebih cepat membusuk begitu sekali meninggalkan tubuh, sebagaimana yang diinginkan. Bisa juga terdapat mikroorganisme yang berada dalam mens yang bisa menginfeksi tubuh wanita jika mereka/mens tersebut tidak dibuang keluar dari uterus. B. Siklus Menstruasi Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 1015%wanita yang memiliki siklus 28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7 8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi. Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan

menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui siklus anda Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 5 hari kadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya. Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase: 1. Fase Folikuler Dimulai dari hari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar fsh sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. 2. Fase ovulasi Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. 3. Fase Lutuel Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan

terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG. Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu : 1. Fase Menstruasi atau dekuamasi Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 4 hari. 2. Fase pasca haid atau fase regenerasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari. 3. Fase Proliferasi Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3 subfase, yaitu: a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase) Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase) Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus). c. Fase proliferasi akhir (late proliferation) Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat. 4. Fase pra haid atau fase sekresi Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan

mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. C. Kelainan / Gangguan Menstruasi Kelainan menstruasi yang biasanya dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan. Kelainan menstruasi tersebut antara lain : 1. PMS (PRE MENSTRUAL SYNDROM ) PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai. Disebabkan oleh : Sekresi estrogen yang abnormal Kelebihan atau defisiensi progesteron Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau prolaktin Kelebihan hormon anti diuresis Kelebihan atau defisiensi prostaglandin Gejala-gejala yang sering ditemukan : Perasaan malas bergerak, badan terasa lemas Kenaikan berat badan Sukar berkonsentrasi Kelelahan Perubahan suasana hati Penatalaksanaan PMS antara lain : Diet harian Makan makanan dalam porsi kecil, batasi konsumsi gula, garam, alcohol,nikotin, pemberian vit B6, Calsium, magnesium, melakukan olahraga dan aktfitas lainnya. Obat - pil kontrasepsi oral/ progestin misal: medroksiprogesteron asetat - NSAIDs, misal : aspirin,naproksen, indometasin, asam mefenamat - Progesteron, dengan injeksi 2. AMENORRHOE Suatu keadaan tidak adanya haid, selam 3 bulan atau lebih. Yang terbagi atas :

a. Amenorrhoe Primer, yaitu seorang wanita pada usia 18 tahun belum pernah mendapatkan haid. Disebabkan oleh kelainan kongenital dan kelainan genetik. b. Amenorrhoe Sekunder, yaitu seorang wanita tidak mendapatkan haid, tetapi sebelumnya pernah mengalami haid dengan siklus yang teratur. Disebabkan oleh gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi. c. Amenorrhoe Fisiologis, dapat terjadi : Sebelum pubertas Dalam kehamilan Dalam masa menyusui, kalau tidak menyusukan haid datang + 3 bulan setelah melahirkan, kalau menyusui dalam 6 bulan setelah melahirkan. Dalam menopause 3. PSEUDOMENORROE Suatu keadaan haid tetapi darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya leher rahim, vagina atau selaput dara. Penyebab a. Kongenital, yaitu suatu keadaan dimana selaput dara tidak berlubang b. Acquisita, yaitu suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran leher rahim atau vagina akibat adanya radang, gonorrhea, Diptheri. Tanda dan gejala Nyeri + 5 hari tanpa pendarahan Pada pemeriksaan terlihat sel darah menonjol berwarna kebiru-biruan karena adanya darah yang berkumpul dibelakangnya. Komplikasi a. Hematokolpos, yaitu darah masuk dan berkumpul dalam vagina. b. Hematometra, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam rahim. c. Hematosalping, yaitu darah masuk dan terkumpul dalam tubuh. 4. MENSTRUASI PRAECOX

Perdarahan pada anak muda kurang dari 8 10 tahun yang disertai dengan tumbuhnya rambut kelamin, pertumbuhan buah dada. Klasifikasi dan penyebab , dapat dibagi menjadi : a. Pubertas praecox yang disertai terbentuknya hormon gonadotropin dan dapat menimbulkan kehamilan. b. Pseudo pubertas praecox yaitu tidak adanya hormon gonadotropin. 5. HYPOMENORHOE Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya. Lama perdarahan Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma. Penyebab Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin Tanda dan Gejala Waktu haid singkat, perdarahan haid singkat 6. OLIGOMENORRHOE Suatu keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari Penyebab Perpanjangan stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi ) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi ) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid. Tanda dan Gejala Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali Perdarahan haid biasanya berkurang 7. HIPERMENORRHOE / MENORRHAGIA Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal dan lebih lama disertai dengan adanya bekuan darah tetapi siklus teratur.

Penyebab Terlalu lelah Mioma uteri Hipertensi Penyakit jantung Endometritis Hemofili (penyakit darah) Tanda dan Gejala Waktu haid panjang 7 8 hari Perdarahan haid terlalu banyak disertai bekuan darah; Siklus haid teratur 8. POLIMENORRHOE Suatu keadaan dimana haid sering terjadi karena siklus yang pendek kurang dari 21 hari. Penyebab Gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau masa subur Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis. 9. METRORRHAGIA Suatu keadaan dimana perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan masa haid karena terjadi diantara dua haid. PenggolonganI a. Disebabkan oleh kehamilan seperti : abortus, kehamilan ektopik b. Metrorrhagia di luar kehamilan: Karena luka yang tidak sembuh : - Pada wanita menopause, wanita tanpa anak - Pada wanita yang mempunyai anak banyak Peradangan endometritis Pengaruh hormonal

10. DISMENORRHOE Nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan sesudah haid dapat bersifat kolik terus-menerus. Nyeri diduga karena kontraksi rahim. Penggolongan a. Dismenorrhoe primer, yaitu sejak menstruasi pertama kali, nyeri dan tidak ada kelainan dari alat kandungan. b. Dismenorrhoe sekunder, yaitu nyeri haid yang terjadi kemudian, biasanya terdapat kelainan dari alat kandungan. Penyebab a. Dismenorrhoe primer : Psikis Anemia,Tbc, kelelahan Servik sempit Endokrin b. Dismenorrhoe sekunder Terjadi pada : Infeksi : nyeri sudah terasa sebelum haid Nyeri bersifat kolik Nyeri disebabkan oleh tekanan tumor, nyeri masih ada setelah haid berhenti. Tanda dan gejala Rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid, kadang-kadang menyebar ke daerah pinggang dan paha. Rasa mual, muntah Sakit kepala Diare Rasa sakit seperti kejang berjangkit-jangkit. Pencegahan keram

Olah raga ringan Tehnik Relaksasi Pengobatan Pemberian obat analgetik Istirahat ditempat tidur jika nyeri hebat Beri kompres hangat pada perut bawah untuk mengurangi rasa sakit Rendam air hangat Gosok daerah perut dengan tangan secara perlahan-lahan

DAFTAR PUSTAKA Baziad, Ali. (1992). Nyeri Haid: Tamu Bulanan Pengganggu Kerja. Higina, No.11,P 18 -27 Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ;Arcan Mansjoer, Arif, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta; Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai