Anda di halaman 1dari 108

MANAJEMEN PERSEDIAAN DAN ADMINISTRASI PERGUDANGAN

Posted by editor-st on November 2nd, 2011 Jakarta, 30 31 Januari 2012 (Include: Souvenir, Flash disk, materi hand-out dan CD modul, 2x coffee break, makan siang dan sertifikat) Conference Description Manajemen logistik dan Pergudangan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan. Barang yang disimpan di gudang bisa dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Peningkatan produktivitas dan pelayanan pergudangan akan sangat berpengaruh pada performansi perusahaan secara keseluruhan. Pelatihan ini akan membahas aspek operasional sistem manajemen pergudangan. Karena titik utama pembahasan adalah masalah operasional logistik dan administrasi pergudangan, maka pelatihan ini sangat cocok untuk para eksekutif perusahaan di tingkat operasional dan menengah. Di dalam pelatihan ini,selain aspek manajemen juga akan dibahas secara terinci sistem dan prosedur administrasi pergudangan, laporan yang harus dihasilkannya beserta contoh setiap jenis formulir yang diperlukan. Manfaat setelah mengikuti seminar ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan. Pemeriksaan/Pengujian Barang. Administrasi Penerimaan Barang. Administrasi Penyimpanan Barang. Akuntansi Persediaan. Konsep inventory control. Administrasi Distribusi Barang. Laporan Sistem Pergudangan. Inventarisasi dan auditing persediaan

10. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan 11. Pengukuran performansi sistem pergudangan dan distribusi. Materi seminar : 1. 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan. 1. Evolusi sistem manajemen logistik. 2. Siklus manajemen logistik. 3. Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan. Fungsi fungsi manajemen logistik dan pergudangan. Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan. Aktivitas gudang Struktur Pergudangan Pemilihan Lokasi Gudang

1. Pemeriksaan/Pengujian Barang. 1. Dasar Pemeriksaan Barang. 2. Destructive dan Non destructive test. 3. Kriteria Pemeriksaan total dan sampling. 4. Penentuan ukuran sample. 5. Penentuan Acceptance Level. 6. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Barang. 7. Prasyarat penerimaan barang. 8. Pembentukan team penerimaan barang. 9. Kriteria penerimaan barang. 10. Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang. 11. Dokumen penerimaan barang. 12. Berita Acara Penerimaan Sementara. 13. Berita Acara Penerimaan Barang. 14. Penyusunan laporan transaksi barang. 15. Rekomendasi pembayaran. 16. Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang. 17. Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang. 18. Tatacara Pengisian Kartu Barang. 19. Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan 20. Tatacara perhitungan nilai persediaan barang 21. Aktivfitas unloading barang ukuran kecil. 22. Pengendalian kualitas dan kuantitas. 23. Packaging. 24. Identifikasi produk. 25. Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan 26. Pengendalian persediaan. 27. Authomatic identification method 28. Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton. 29. Order-pick methods. 30. Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton. 31. Identifikasi posisi karton dan pallet. 32. Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan. 33. Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi pergudangan. 34. Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan AVERAGE. 35. Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi.

1. Administrasi Penerimaan Barang. 1. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang. 1. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil. 1. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case) 1. Akuntansi Persediaan. 1. 8. Laporan Sistem Pergudangan. 1. Laporan status persediaan. 2. Laporan Transaksi Barang. 3. Klasifikasi Barang. 4. Statistik Pemakaian Barang. 5. Laporan Perhitungan Inventory Control. 6. 9. Manajemen Pergudangan dan distribusi 1. Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP). 2. Multi echelon distribution system 3. Pull system 4. Push system 5. Illustrasi order point system 6. Solusi order point 7. Base stock system 8. Illustrasi perhitungan DRP 9. Studi kasus DRP dengan menggunakan Software. 10. Klasifikasi persediaan. 11. Biaya persediaan. 12. Sistem pengendalian persediaan. 13. Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent material 14. Fixed order period inventory system. 15. Just In Time (JIT) inventory management. 16. g. Latihan perhitungan optimasi persediaan . 1. Inventory Control Techniques 11. Inventarisasi dan auditing persediaan 1. 2. 3. 4. Manfaat inventarisasi persediaan. Teknik inventarisasi persediaan. Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian. Laporan Hasil inventarisasi.

12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Perbedaan data dan informasi pergudangan. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen. Pembentukan Master File Kodifikasi Barang. Pembentukan Master File Persediaan di Gudang. Penentuan Kode Lokasi Barang. Teknik Pencatatan Transaksi Barang.

1. Studi kasus sistem manajemen pergudangan KONSEPVENDOR SAP


Salah satu manfaat dari modul dukungan e-commerce ini adalah adanya modul SCM (supply chain management) yang terintegrasi dengan para pelanggan SAP lainnya melalui internet.

Modul-Modul di SAP SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut :

SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing)

MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory

PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan.

QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik

PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis

HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai

FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.

CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas

AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling

PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol

Kelebihan SAP : <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP punya Netweaver platform, yg mensupport development dan software logistik <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP punya ABAP, business programming

language yg mempermudah developer utk implementasi business logic <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Menerapkan balance score card. Membuat

integrative process chain dari company sampai lebih 3 tingkat ke hulu supplier dan lebih 3 tingkat ke hilir distributor. Membuat laporan keuangan konsolidasi dengan multi accounting system, multi currency dan multi-2 lainnya <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Mendukung integrasi proses bisnis perusahaanperusahaan besar.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Semua informasi yang tersimpan didalam SAP dapat diakses oleh bagian organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan. Kelemahan SAP :

Scope integrasi, Harga license tiap user SAP yang relative mahal, Biaya consultan yang lumayan mahal Kelengkapan data entry dan batas waktunya yang menuntut kedisiplinan usernya. Dimana dalam mengimplementasikan SAP, perusahaan harus menyediakan SDM yang sebagai user dan penanggung jawab atas Change Management Process.

Harga Software SAP : SAP Application Server on Linux Rp35.000.000,00 Contoh Produk SAP : <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP ECC 6.0 (nama lamanya R/3), <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP CRM 5.0, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->mySAP Business Suite, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->mySAP All in one, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP Business one <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->dll.. KONSEP VENDOR ORACLE Kelebihan Oracle : <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Piranti lunak ini bisa memenuhi kebutuhan perusahaan kecil hingga level enterprise.

Oracle adalah aplikasi database yang pertama kali mengadopsi SQL (structure query language) yang menjadi standar bahasa bagi berbagai DBMS (data base management system) modern

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Aplikasi ini juga dapat melayani perusahaan di berbagai macam industri mulai dari distribusi, telekomunikasi, manufacturing, oil & gas, pemerintahan, dan lain-lain. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Memiliki solusi business intelligence (BI) yakni alat yang memanfaatkan informasi di dalam database dan membuat kalkulasi yang bisa menjadi dasar pengambilan keputusan-keputusan manajerial yang strategis. Dari data-data di ERP, data tentang pasar, dan data intelijen bisnis, bisa menghasilkan kumpulan data yang membantu perusahaan mengambil keputusan. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Menciptakan analisa kontrol di pembelian, karena setiap pengeluaran harus mengacu pada alokasi anggaran perusahaan, atau masingmasing departemen, sehingga menghindari kebobolan finansial <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Dengan aplikasi bisnis yang terintegrasi seperti Oracle ini, input data hanya dilakukan satu kali. Sedangkan proses selanjutnya mengacu pada data sebelumnya.

Scalability, memiliki kemampuan menangani banyak user yang melakukan koneksi secara bersamaan tanpa berkurangnya performance.

Reliability, memiliki kemampuan untuk melindungi data dari kerusakan jika terjadi kegagalan fungsi pada sistem seperti disk failure.

Serviceability,

memiliki

kemampuan

untuk

mendeteksi

masalah,

kecepatan

dalam

mengkoreksi kesalahan, dan kemampuan melakukan konfigurasi ulang struktur data.

Stability, memiliki kemampuan untuk crash karena beban load yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan scability.

Availability, yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat tetap yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat tetap berjalan.

Multiplatform, dapat digunakan pada banyak sistem operasi seperti seperti windows, unix, linux, dan solaris.

Mendukung data yang sangat besar, Oracle dapat menampung data hampir 512 pet byte (1 pet byte = 1.000.000 gigabyte).

Sistem sekuriti yang cukup handal Dapat menampung hampir semua tipe data seperti data teks, image, sound, video, dan time series

Dapat bekerja di lingkungan client/server (pemrosesan tersebar),Menangani manajemen space dan basis data yang besar, Mendukung akses data secara simultan, Performansi pemrosesan transaksi yang tinggi, Menjamin ketersediaan yang terkontrol, Lingkungan yang terreplikasi.

Kelemahan ORACLE:

ORACLE merupakan DBMS yang paling mahal dan paling rumit, jadi dalam

mengiplementasikan Oracle, dibutuhkan user yang terlatih.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Proses implementasi paket aplikasi membutuhkan konsultan yang memiliki sertifikasi dari vendor ERP.
<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Oracle merupakan DBMS yang dirancang khusus untuk organisasi berukuran besar, bukan untuk ukuran kecil dan menengah.

Harga ORACLE: Harga yang ditawarkan sangat kompetitif. Mulai dari US$ 35 ribu untuk 10 pengguna, termasuk satu perangkat server dengan memori 2 GB RAM dan kapasitas hardisk 236 GB. Yang juga istimewa, paket ini bisa dijalankan di sistem operasi Linux dan Solaris. Biayanya tentu bisa lebih murah dibanding menggunakan sistem operasi lain. Makin efisien lagi karena paket seharga US$ 35 ribu itu sudah termasuk dukungan perawatan selama satu tahun pertama.

Contoh produk Oracle :



Oracle Database 10g Express Edition, Database 11g Enterprise Edition , PL/SQL,

DB2, Produk-produk nondatabase-server seperti application server (WebDB, OAS), development tools (Oracle Developer, Oracle Designer), dan application suite (Oracle Apps), oracle9i dll.

KONSEPVENDOR MICROSOFT Kelebihan Microsoft


<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Produk microsoft cukup mudah penggunanya melebihi pengguna linux atau pun mac, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Produk microsoft mudah untuk dibobol maka itu Calker(calon hacker) bisa belajar buat ngehack OS. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Microsoft punya tampilan yang lebih mudah dimengerti <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Banyak aplikasi costumize khusus buat theme nya windows

Kelemahan Microsoft
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Technology Cluster

Server Microsoft

SQL Server hanya mampu membuat 1 Server aktif, sedangkan yang lain hanya Pasif atau Standby saja ( sekalipun ada 100 server ) Contoh Produk Microsoft :
<!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Vista, <!--[endif]-->XP, <!--[endif]-->Office, <!--[endif]-->Notepad, NT, <!--[endif]-->

XP,

Win 95,96,97,98, ME

<!--[endif]-->Win <!--[endif]-->dll.

Diposkan olehfridaydi05.480 komentar Label:kelebihan SAP,kelemahan SAP,Microsoft,modul,Oracle,produk SAP,SAP Langganan:Entri (Atom)

KONSEPVENDOR SAP
Salah satu manfaat dari modul dukungan e-commerce ini adalah adanya modul SCM (supply chain management) yang terintegrasi dengan para pelanggan SAP lainnya melalui internet.

Modul-Modul di SAP SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut :

SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing)

MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory

PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan.

QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik

PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis

HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai

FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting.

CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas

AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling

PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan project, pengerjaan dan kontrol

Kelebihan SAP : <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP punya Netweaver platform, yg mensupport development dan software logistik <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP punya ABAP, business programming

language yg mempermudah developer utk implementasi business logic <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Menerapkan balance score card. Membuat

integrative process chain dari company sampai lebih 3 tingkat ke hulu supplier dan lebih 3 tingkat ke hilir distributor. Membuat laporan keuangan konsolidasi dengan multi accounting system, multi currency dan multi-2 lainnya

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Mendukung integrasi proses bisnis perusahaanperusahaan besar. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Semua informasi yang tersimpan didalam SAP dapat diakses oleh bagian organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan. Kelemahan SAP :

Scope integrasi, Harga license tiap user SAP yang relative mahal, Biaya consultan yang lumayan mahal Kelengkapan data entry dan batas waktunya yang menuntut kedisiplinan usernya. Dimana dalam mengimplementasikan SAP, perusahaan harus menyediakan SDM yang sebagai user dan penanggung jawab atas Change Management Process.

Harga Software SAP : SAP Application Server on Linux Rp35.000.000,00 Contoh Produk SAP : <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP ECC 6.0 (nama lamanya R/3), <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP CRM 5.0, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->mySAP Business Suite, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->mySAP All in one, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->SAP Business one <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->dll.. KONSEP VENDOR ORACLE Kelebihan Oracle :

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Piranti lunak ini bisa memenuhi kebutuhan perusahaan kecil hingga level enterprise.

Oracle adalah aplikasi database yang pertama kali mengadopsi SQL (structure query language) yang menjadi standar bahasa bagi berbagai DBMS (data base management system) modern

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Aplikasi ini juga dapat melayani perusahaan di berbagai macam industri mulai dari distribusi, telekomunikasi, manufacturing, oil & gas, pemerintahan, dan lain-lain. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Memiliki solusi business intelligence (BI) yakni alat yang memanfaatkan informasi di dalam database dan membuat kalkulasi yang bisa menjadi dasar pengambilan keputusan-keputusan manajerial yang strategis. Dari data-data di ERP, data tentang pasar, dan data intelijen bisnis, bisa menghasilkan kumpulan data yang membantu perusahaan mengambil keputusan. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Menciptakan analisa kontrol di pembelian, karena setiap pengeluaran harus mengacu pada alokasi anggaran perusahaan, atau masingmasing departemen, sehingga menghindari kebobolan finansial <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Dengan aplikasi bisnis yang terintegrasi seperti Oracle ini, input data hanya dilakukan satu kali. Sedangkan proses selanjutnya mengacu pada data sebelumnya.

Scalability, memiliki kemampuan menangani banyak user yang melakukan koneksi secara bersamaan tanpa berkurangnya performance.

Reliability, memiliki kemampuan untuk melindungi data dari kerusakan jika terjadi kegagalan fungsi pada sistem seperti disk failure.

Serviceability,

memiliki

kemampuan

untuk

mendeteksi

masalah,

kecepatan

dalam

mengkoreksi kesalahan, dan kemampuan melakukan konfigurasi ulang struktur data.

Stability, memiliki kemampuan untuk crash karena beban load yang tinggi. Hal ini berkaitan dengan scability.

Availability, yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat tetap yaitu kemampuan dalam penanganan crash atau failure agar service dapat tetap berjalan.

Multiplatform, dapat digunakan pada banyak sistem operasi seperti seperti windows, unix, linux, dan solaris.

Mendukung data yang sangat besar, Oracle dapat menampung data hampir 512 pet byte (1 pet byte = 1.000.000 gigabyte).

Sistem sekuriti yang cukup handal Dapat menampung hampir semua tipe data seperti data teks, image, sound, video, dan time series

Dapat bekerja di lingkungan client/server (pemrosesan tersebar),Menangani manajemen space dan basis data yang besar, Mendukung akses data secara simultan, Performansi pemrosesan transaksi yang tinggi, Menjamin ketersediaan yang terkontrol, Lingkungan yang terreplikasi.

Kelemahan ORACLE:

ORACLE merupakan DBMS yang paling mahal dan paling rumit, jadi dalam

mengiplementasikan Oracle, dibutuhkan user yang terlatih.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Proses implementasi paket aplikasi membutuhkan konsultan yang memiliki sertifikasi dari vendor ERP.
<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Oracle merupakan DBMS yang dirancang khusus untuk organisasi berukuran besar, bukan untuk ukuran kecil dan menengah.

Harga ORACLE: Harga yang ditawarkan sangat kompetitif. Mulai dari US$ 35 ribu untuk 10 pengguna, termasuk satu perangkat server dengan memori 2 GB RAM dan kapasitas hardisk 236 GB. Yang juga istimewa, paket ini bisa dijalankan di sistem operasi Linux dan Solaris. Biayanya tentu bisa lebih murah dibanding menggunakan sistem operasi lain. Makin efisien lagi karena paket seharga US$ 35 ribu itu sudah termasuk dukungan perawatan selama satu tahun pertama.

Contoh produk Oracle :



Oracle Database 10g Express Edition, Database 11g Enterprise Edition , PL/SQL, DB2, Produk-produk nondatabase-server seperti application server (WebDB, OAS), development tools (Oracle Developer, Oracle Designer), dan application suite (Oracle Apps), oracle9i dll.

KONSEPVENDOR MICROSOFT Kelebihan Microsoft


<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Produk microsoft cukup mudah penggunanya melebihi pengguna linux atau pun mac, <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Produk microsoft mudah untuk dibobol maka itu Calker(calon hacker) bisa belajar buat ngehack OS. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Microsoft punya tampilan yang lebih mudah dimengerti <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Banyak aplikasi costumize khusus buat theme nya windows

Kelemahan Microsoft
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Technology Cluster

Server Microsoft

SQL Server hanya mampu membuat 1 Server aktif, sedangkan yang lain hanya Pasif atau Standby saja ( sekalipun ada 100 server ) Contoh Produk Microsoft :
<!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Vista, <!--[endif]-->XP, <!--[endif]-->Office,

<!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]--> <!--[if !supportLists]-->

<!--[endif]-->Notepad, NT, <!--[endif]-->

XP,

Win 95,96,97,98, ME

<!--[endif]-->Win <!--[endif]-->dll.

Diposkan olehfridaydi05.480 komentar Label:kelebihan SAP,kelemahan SAP,Microsoft,modul,Oracle,produk SAP,SAP Langganan:Entri (Atom)

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN MUTU LAURENT 244.308.014 ALIH PROGRAM BP3IP-STMT TRISAKTI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000

A. Pendahuluan Dalam lingkungan bisnis yang rumit dan kompetitif secara global sekarang ini, tujuantujuan organisasi, seperti pertumbuhan dan profitabilitas, telah digabungkan dengan manajemen risiko baru yang tidak dapat tidak harus dilakukan. Organisasi-organisasi kini memilih untuk beroperasi dalam kerangka kerja manajemen risiko yang komprehensif, yang melindungi marjinal keuntungan dan kepentingan-kepentingan lain stakeholder yang kritis. Banyak organisasi yang membuahkan sukses dalam mencapai hasil ini dengan mengimplementasikan suatu pendekatan manajemen terpadu melalui suatu Sistem Manajemen Bisnis, yang diakui di seluruh dunia sebagai ISO 9001. Mengapa ISO 9001 merupakan Standar Manajemen Bisnis yang paling terkenal di dunia?

Pendekatan ISO 9001 memberikan suatu kerangka kerja yang komprehensif untuk menjadi tempat tumpuan proses-proses yang membantu untuk menjamin tercapainya tujuantujuan utama bisnis. ISO 9001 telah mendapat pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir sejuta sertifikat ke seluruh dunia. Sistem-sistem manajemen yang memenuhi persyaratan bisnis ISO 9001 telah diterapkan di segala macam industri, dari organisasi-organisasi manufaktur sampai ke layanan profesional. Tingkat pengakuan dan penerimaan ini merupakan cermin dari fleksibilitas dan nilai praktis yang telah terbukti dan yang telah diberikan kepada berbagai macam bisnis.

B. Sistem Manajemen Mutu 1. Manajemen Mutu Pengertian Manajemen Mutu menurut konsep ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Sistem Manajemen Mutu juga berarti: Suatu tatanan yang menjamin tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran mutu yang direncanakan. Sistem manajemen mutu, tatanan yang menjamin kualitas output dan proses pelayanan/produksi. 2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai 3. Mutu Pengertian Mutu Arti konvensional mutu adalah: gambaran karakteristik langsung dari suatu produk (dari segi performa, reabilitas, mudah digunakan, estetis,dll). Arti stratejik : segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengertian MUTU (ISO 9000:2000) Derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan* Derajat : Kategori / peringkat yang diberikan pada persyaratan mutu, yang dapat berbeda pada suatu produk / proses / sistem yang memiliki kegunaan fungsional yang sama. Karakteristik : bisa diberikan pada produk/ proses / sistem dalam wujud kualitatif atau

kuantitatif. Inheren : sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sesuai persyaratan. Persyaratan : kebutuhan atau harapan yang dinyatakan. 4. Persepsi salah tentang Mutu Bermutu adalah standar tinggi yang sulit dicapai Mutu hanya dapat dilihat dari hasil kerja Mutu hanya menjadi tanggungjawab bagian tertentu Mutu terbatas pada produk barang atau produk fisik Bermutu berarti mahal 5. Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001:2000 diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lainlain. The International Organization for Standardization (ISO) Technical Committee (TC) 176 bertanggung jawab untuk standar-standar sistem manajemen kualitas ISO 9000 (lihat www.iso.ch). Sejak penama kali dikeluarkan srandar-standar ISO 9000 pada tahun 1987, ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000. Dengan demikian standar ISO 9000 yang terbaru (edisi terakhir) ketika buku ini ditulis adalah ISO 9000 versi tahun 2000. ISO 9000 Versi Tahun 2000 mencakup beberapa seri berikut: 1. ISO 9000: 2000 QMS - Fundamentals and vocabulary replacing ISO 8402 and ISO 9000-1 2. ISO 9001: 2000 QMS - Requirements replacing the 1994 versions of ISO 9001, 9002, and 9003 3. ISO 9004: 2000 QMS - Guidance for performance improvement replacing ISO 9004 with most parts 4. ISO 19011 Guidance for auditing management systems replacing ISO 10011 and 14011 Perubahan yang signifikan dalam ISO 9001 versi tahun 2000 (ISO 9001: 2000) dibandingkan dengan ISO 9001 versi tahun 1994 (ISO 9001: 1994) adalah penggantian 20 elemen standar menjadi suatu model proses. Model proses dari ISO 9001: 2000 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi, sebagai berikut: 1. Sistem manajemen kualitas (Bagian 4 dari ISO 9001: 2000)

2. Tanggung jawab manajemen (Bagian 5 dari ISO 9001:2000) 3. Manajemen sumber daya (Bagian 6 dari ISO 9001: 2000) 4. Realisasi produk (Bagian 7 dari ISO 9001: 2000) 5. Analisis, pengukuran dan peningkatan (Bagian 8 dari ISO 9001: 2000) C. Standarisasi Sistem Mutu 1. Manfaat Penerapan Sistem Mutu ISO 9001: 2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang di-kontrak itu bertanggung Jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. ISO 9001: 2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratanpersyaratan yang hams dipenuhi oleh produk (barang dan atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001: 2000, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001: 2000 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001: 2000. Bagaimanapun diharapkan, biasanya tidak selalu bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik (standar). 2. Yang perlu diperhatikan dalam sertifikasi sistem manajemen ISO 9001:2000 a. Audit Internal Audit Internal merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan keharusan dalam penerapan standar ISO 9001:2000, yang bertujuan untuk memantau sistem mutu dengan melakukan verifikasi kesesuaian dan keefektifitan kegiatan penerapan standar acuan serta kebijakan-kebijakan yang sudah ditentukan. Kegiatan audit internal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab wakil manajemen (WM). b. Surveilen Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak lembaga sertifikasi, kegiatan surveilen diprogramkan akan dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun oleh lembaga

sertifikasi. c. Evaluasi Kerja Evaluasi kerja ini dilakukan sebagai wahana bagi organisasi dalam memperoleh masukkan dari mitra kerja dalam memberikan pelayanannya. Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara antara lain : 1. Wawancara langsung dengan mitra kerja. 2. Mengirimkan daftar isian (kuesioner) kepada mitra kerja yang telah mendapatkan pelayanan. d. Tinjauan Manajemen Tinjauan Manajemen ini dilakukan dalam bentuk rapat lengkap yang dipimpin langsung oleh pimpinan puncak. e. Materi-materi pokok yang untuk dilakukan pengkajian antara lain : 1. Kegiatan audit internal 2. Tindakan perbaikan 3. Hasil evaluasi kerja 4. Isue-isue lain yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2000 Standarisasi menjadi sangat penting, karena sebagai pembeli atau pengguna suatu produk ,tentunya kita akan kecewa bila produk yang telah dibeli tersebut ternyata memiliki kualitas yang buruk,tidak layak pakai. Sebaliknya bila produk yang dibeli telah memenuhi keinginan dan harapan, kita akan merasakan kenyamanan tersebut sebagai hal yang wajar. Sistem mutu seperti ISO 9000,TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan Malcolm Baldridge adalah suatu sistem yang teruji dan terbukti luas di dunia. Salah satu keuntungan penerapan suatu sistem mutu tersebut yaitu tidak perlu lagi membuat suatu standar sistem mutu yang baru, yang perlu dilakukan hanyalah mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi perusahaan. Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu seperti ISO 9000, QS-9000, atau yang lain, tentunya akan membawa dampak positif bagi bisnis, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang kita sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalkan biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan. D. KESIMPULAN

Dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat, perusahaan harus memiliki produk atau layanan dengan mutu yang baik dan tinggi agar tetap dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Mutu yang baik hanya bisa dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sistem manajemen mutu yang handal. Tapi sistem manajemen mutu hanyalah sebuah alat yang membantu untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien. Ukurlah keberhasilan perusahaan dengan tingkat kepuasan konsumen pada produk atau layanan yang diberikan, bukan dari keberhasilan untuk mendapatkan sertifikasi suatu standar sistem mutu tertentu. Dan perlu diingat, produk dan layanan perusahaan yang akan menciptakan konsumen dan pendapatan, bukan sistem manajemen mutu yang dipergunakan. DAFTAR PUSTAKA EFANSYAH, NOOR. 2006. MODUL PELATIHAN ISO 9001:2000. FOCUS, JAKARTA ISO 9001:2000 AND CONTINUAL QUALITY IMPROVEMENT >
Perbaikan (Redress) BC 1.1 Inward Manifest
Waktu Penyelesaian : 10 hari kerja

Biaya Pelayanan : Per 1 Februari 2013 tidak ada biaya

Persyaratan : Surat Permohonan Dokumen Pelengkap Utama : Invoice, Packing List B/L Surat Kuasa , Surat Tugas Data Perusahaan: API, SIUPJPT, SIUPAL, dll SSPCP Dokumen Pelengkap Pendukung : PO / Sales Contract Kronologis Masalah Surat Pernyataan Importir

Surat Pernyataan Forwarder, Pelayaran Statement Shiper, Agent Forwader, Pelayaran Shipping Instruction, Correction Advice Korespondensi email Bukti Transaksi ( TT, LC) Form E/D, LS, CoA, CoI (Ket. Asal) Hasil Tally, Hasil Stuffing, Foto Party Loading-List, by-plant, discharge-list Wawancara dan dokumen lain yang diperlukan

Lokasi Pelayanan : Gedung Eks Kanwil Lantai Dasar (Seksi Administrasi Manifes Bidang PPC I)

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Persyaratan : Surat Permohonan Dokumen Pelengkap Utama : Invoice, Packing List B/L Surat Kuasa , Surat Tugas Data Perusahaan: API, SIUPJPT, SIUPAL, dll SSPCP Dokumen Pelengkap Pendukung : PO / Sales Contract Kronologis Masalah Surat Pernyataan Importir Surat Pernyataan Forwarder, Pelayaran Statement Shiper, Agent Forwader, Pelayaran Shipping Instruction, Correction Advice Korespondensi email Bukti Transaksi ( TT, LC) Form E/D, LS, CoA, CoI (Ket. Asal) Hasil Tally, Hasil Stuffing, Foto Party Loading-List, by-plant, discharge-list Wawancara dan dokumen lain yang diperlukan

Pemeriksaan Fisik Barang Impor PIB Jalur Merah


Waktu Penyelesaian : 3 jam per kontainer dengan jenis barang 1 item 4 jam per kontainer dengan jenis barang 2- 5 item

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Instruksi Pemeriksaan, Berita Acara Pemeriksaan, Copy PIB, Copy Invoice, Copy Packing List, Brosur

Lokasi Pelayanan : TPS dan TPP (Seksi Pabean dan Cukai I Bidang PPC III)

Kembali

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Perijinan Pengajuan PIB Tanpa Surat Pemberitahuan Registrasi (SPR)


Waktu Penyelesaian : 2 hari kerja sejak dokumen permohonan diterima lengkap dan benar

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Surat permohonan API / APIT NPWP Tanda Terima Registrasi Importir Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Surat Keterangan Terdaftar Tanda Daftar Perusahaan SIUP Surat Keterangan Domisili Invoice dan Packing List Impor Bill of Lading Surat Kuasa apabila dikuasakan pada PPJK Surat Tugas Pengurusan di lapangan Dokumen pendukung lainnya

Lokasi Pelayanan : Gedung Induk Lantai 2 (Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean & Cukai)

Prosedur :

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK/Barang Pindahan)

Waktu 7

Penyelesaian hari

: kerja

Biaya Per 1 Februari

Pelayanan 2013 tidak ada

: biaya

Persyaratan

Barang Skep Skep Pengangkatan Pengakhiran Surat Keterangan Skep B/L Pembebasan Packing atau (PP 8/PP Surat

Pindahan Permohonan Invoice List AWB 19) IMTA KITAS Konjen Paspor Jabatan Jabatan

Barang

Penumpang

atau Surat

Awak

Sarana

Pengangkut Permohonan Invoice

Packing B/L Boarding atau

List AWB Pass Paspor

Barang B/L Boarding Packing atau Surat

Kiriman Permohonan Invoice List AWB Pass Paspor

Lokasi

Pelayanan

Gedung Induk Lantai 2 (Kasi Pabean dan Cukai II Bidang PPC I)

Pemberian Ijin Impor

Sementara

Waktu Penyelesaian :

3 hari kerja

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Surat Permohonan Copy Dokumen Identitas Perusahaan (API, NPWP, SIUP, SPR, dll) Dokumen pelengkap pabean (invoice, bill of lading (tidak wajib), packing list, dll) Asli surat pernyataan akan mengekspor kembali barang impor sementara Asli surat pernyataan keabsahan dokumen yang diserahkan Surat keterangan mengenai lokasi dan penggunaan barang impor sementara Leasing Agreement / kontrak sewa / purchase order antara supplier dengan penerima barang Surat rekomendasi dari pihak terkait di dalam negeri yang berhubungan langsung dengan importasi barang dimaksud Surat keterangan mengenai jumlah dan jenis barang (uraian barang) beserta brosurnya untuk dasar penetapan klasifikasi dan nilai pabean Surat Kuasa (Apabila dikuasakan ke PPPJK) Surat Tugas

Lokasi Pelayanan : Gedung Induk Lantai 2 (Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean & Cukai)

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Perijinan

Ekspor

Barang

Dengan

Tujuan

Diimpor

Kembali

(Ekspor

Sementara)
Waktu Penyelesaian : 2 hari kerja sejak dokumen permohonan diterima lengkap dan benar

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Surat permohonan Copy API / APIT Persetujuan / Ijin impor kembali barang tanpa API dari Direktorat Perdagangan Luar Negeri Copy NPWP Copy Surat Pemberitahuan Registrasi / SPR Copy SIUP Dokumen Ekspor yang terdiri dari : - Asli Invoice - Asli P/L - Asli Bukti Kontrak - Asli Bukti Undangan (dalam hal ekspor tujuan Pameran) Asli Surat Kuasa (dari Eksportir ke PPJK) Asli Surat Tugas (dari Pimpinan PPJK ke petugas Operasional yang tertera pada BPJ)

Lokasi Pelayanan : Gedung Induk Lantai 2 (Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean & Cukai)

Prosedur :

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta

Perijinan Ekspor Sementara)

Barang

Dengan

Tujuan

Diimpor

Kembali

(Ekspor

Waktu Penyelesaian : 2 hari kerja sejak dokumen permohonan diterima lengkap dan benar

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Surat permohonan Copy API / APIT Persetujuan / Ijin impor kembali barang tanpa API dari Direktorat Perdagangan Luar Negeri Copy NPWP Copy Surat Pemberitahuan Registrasi / SPR Copy SIUP Dokumen Ekspor yang terdiri dari : - Asli Invoice - Asli P/L - Asli Bukti Kontrak - Asli Bukti Undangan (dalam hal ekspor tujuan Pameran) Asli Surat Kuasa (dari Eksportir ke PPJK) Asli Surat Tugas (dari Pimpinan PPJK ke petugas Operasional yang tertera pada BPJ)

Lokasi Pelayanan : Gedung Induk Lantai 2 (Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean & Cukai)

Prosedur :

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Penyelesaian Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan (PLP)


Waktu Penyelesaian :

3 hari kerja

Biaya Pelayanan : Tidak ada biaya

Persyaratan : Surat Permohonan Pernyataan YOR Master B/L Permohonan Forwarder ke TPS Asal/Tujuan Permohonan TPS Tujuan ke TPS Asal Hardcopy PDE Manifes Pelayaran Surat Kuasa/Tugas TPS

Lokasi Pelayanan : Gedung Eks Kanwil Lantai Dasar (Seksi Adm Manifes Bidang PPC II)

Prosedur :

Kembali Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

PENGUMUMAN TENTANG PENYEMPURNAAN (UPDATE) MODUL PEB VERSI TERBARU (5.4.0)


Diposting oleh Era Yuwono pada 24 Mei 2012 14:29:14

PENGUMUMAN NOMOR PENG- 04/KPU.01/2012

TENTANG

PENYEMPURNAAN (UPDATE) MODUL PEB VERSI TERBARU (5.4.0)

Sehubungan dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-18/BC/2012 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-41/BC/2008 tentang Pemberitahuan Pabean Ekspor tanggal 20 April 2012, dengan ini diumumkan kepada para eksportir dan PPJK bahwa : 1. Format dokumen Pemberitahuan Ekspor barang (PEB/BC 3.0) mengalami perubahan antara lain adanya penambahan informasi tentang Bank Devisa Hasil Ekspor (DHE). 2. Mulai tanggal 01 Juni 2012 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-18/BC/2012 tersebut di atas mulai diberlakukan. 3. Direktorat Informasi Kepabenan dan Cukai telah menyempurnakan aplikasi Modul PEB lama dengan Modul PEB versi 5.4.0 tanggal 01 Mei 2012. 4. Modul PEB versi 5.4.0 tersebut dapat diunduh dari website DJBC (www.beacukai.go.id). 5. Apabila masih terdapat kendala atau hal-hal yang kurang jelas, silakan menghubungi contact center sebagaimana yang tertera dalam petunjuk instalasi update Modul PEB.

Demikian pengumuman ini untuk disebarluaskan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2012

TTD

Iyan Rubiyanto NIP 196609271991031002

Tembusan : Direktur Teknis Kepabeanan

Berita Lainnya : Sosialisasi Percepatan Penerbitan LPE dan Pembayaran Pengembalian Bea Masuk KITE| Diposting oleh

Dian Adi Putra Sridarmawan pada 02 April 2013 16:23:15


Penerapan Kawasan Pabean Terpadu Dalam Penurunan Dwelling Time| Diposting oleh Dian Adi Putra

Sridarmawan pada 28 Maret 2013 16:51:54


Penandatanganan Deklarasi Anti Korupsi, Kolusi, Nekotisme, dan Gratifikasi antara Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) dan KPU Bea dan Cukai Tipe Tanjung Priok| Diposting oleh Dian Adi Putra

Sridarmawan pada 27 Maret 2013 14:16:44


Penandatanganan Pakta Integritas dan Kontrak Kinerja Kemenkeu Three Tahun 2013| Diposting oleh

Dian Adi Putra Sridarmawan pada 27 Maret 2013 14:01:42


Workshop Cummunication Skill dan Media Handling dan Rapat Koordinasi Kehumasan DJBC tahun 2013|

Diposting oleh pada 22 Maret 2013 10:29:45


Press Release Penegahan Biji Ganja, Rotan, dan Kayu| Diposting oleh Dian Adi Putra Sridarmawan

pada 22 Maret 2013 07:52:21

Selengkapnya... Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jl. Pabean No.1 Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta Utara

Pelayanan Pengangkutan
Pelayanan Pengangkutan Pelabuhan di Cilegon Bagian I PENDAHULUAN Mulai membaiknya kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi 1997, maka volume perdagangan luar negeri juga semakin meningkat. Seiring dengan era perdagangan bebas (AFTA, NAFTA, APEC, dll), lalu lintas barang antar negara akan semakin padat dengan adanya tuntutan penghapusan hambatan hambatan struktural di masing masing negara. Hal ini menuntut saluran distribusi yang dapat mendukung pergerakan barang tersebut secara efektif dan efisien. Kebutuhan atas saluran distribusi yang efektif dan efisien tentunya tidak terlepas dari kinerja sistem transportasi nasional, terutama sektor kepelabuhanan yang menjadi moda utama pergerakan barang melalui laut. Penataan sektor kepelabuhanan menjadi perhatian utama karena selama ini dinilai bahwa 30% biaya transportasi dihabiskan di pelabuhan karena kualitas pelayanan kepelabuhanan yang rendah (Bisnis Indonesia, 2003). Perkembangan alat angkut barang melalui laut yang lebih mutakhir ternyata masih belum diimbangi dengan pelayanan kepelabuhanan yang produktif dan efisien sehingga menurunkan daya saing produkproduk ekspor Indonesia. Rendahnya kualitas pelayanan di pelabuhan tidak terlepas dari kesalahan sistem pengelolaan kepelabuhanan yang sentralistik, monopolistik dan tidak efisien. Peran pemerintah yang seharusnya sebagai regulator, dalam kenyataannya masih diwarnai oleh kepentingan satu badan usaha (PT Pelindo). Pencampuradukan fungsi ini telah menyebabkan tersendatnya perkembangan kepelabuhanan, dan menghambat usaha untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat. Oleh karena itu, deregulasi kepelabuhanan yang akomodatif dan mengarah kepada restrukturisasi tatanan kepelabuhanan seharusnya menjadi bahan pertimbangan utama untuk memperbaiki pengelolaan kepelabuhanan di Indonesia. Deregulasi dan restrukturisasi tatanan kepelabuhanan harus diarahkan untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dalam kepengusahaan ekonomi di pelabuhan sehingga dapat menarik minat investor, baik asing maupun domestik, untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Iklim persaingan usaha yang sehat akan mampu mewujudkan layanan kepelabuhanan yang modern dan berdaya saing global. Masuknya investasi akan menyebabkan terjadinya modernisasi fasilitas pelabuhan dan peningkatan kualitas kinerja pelayanan kepelabuhanan serta memberikan efek berantai (multiplier effect) pada sektor lain, sehingga harapan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tinggi akan dapat dicapai. Bergulirnya era otonomi daerah melalui terbitnya Undang Undang (UU) Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah membawa angin segar dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan otonomi daerah ini diharapkan dapat menciptakan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah dalam mengembangkan potensi dan keanekaragamannya guna mencapai kemakmuran masyarakat. Partisipasi masyarakat secara luas melalui desentralisasi, dekosentrasi dan mekanisme pasar seharusnya dikedepankan menjadi orientasi dan prioritas pemerintah dalam impelementasi otonomi, selain akuntabilitas pemerintah itu sendiri.

Kebijakan otonomi daerah seharusnya juga diikuti oleh pergeseran paradigma kebijakan publik yang sangat mendasar. Bila sebelumnya pemerintah berperilaku ganda sebagai regulator dan operator (perencana, pemberi dana, pelaksana dan penilai), maka di era otonomi daerah ini seharusnya peran pemerintah hanya sebagai regulator dan penentu standar mutu serta keselamatan umum. Peran pemerintah sebagai regulator diharapkan dapat menciptakan pasar lebih luas (demand creation) dan memelihara iklim usaha yang sehat, kondusif dan kompetitif. Peran pemerintah sebagai penentu standar mutu dan keselamatan umum diharapkan mampu memelihara daya saing produk produk Indonesia di dalam pasar domestik dan internasional serta melaksanakan pengawasan berkaitan dengan hal ikhwal keselamatan umum di pelabuhan. Diundangkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menyebabkan terjadinya perubahan pola penyelenggaraan pemerintahan yang sebelumnya bersifat sentralistik menjadi desentralistik melalui otonomi daerah. UU Otonomi daerah tersebut menyatakan tentang pemberian kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi kreativitas dan kemandirian Daerah dalam pengembangan potensinya demi kesejahteraan masyarakat. Kewenangan daerah yang dimaksud adalah kewenangan sebagai daerah otonom yang antara lain meliputi wilayah laut dan bidang perhubungan, termasuk kawasan pelabuhan. Memperhatikan permasalahan kepelabuhanan tersebut dan sebagai implementasi kewenangan Daerah sebagaimana dinyatakan UU No.22 / 1999, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon telah memberlakukan Peraturan Daerah (Perda) Kota Cilegon Nomor 1 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan Kota Cilegon. Perda ini pada dasarnya mengatur kepelabuhanan kota Cilegon sehingga potensi kepelabuhanan di Cilegon dapat dikembangkan secara optimal dengan adanya kepastian hukum, iklim usaha yang kondusif serta jalur birokrasi yang mudah, murah dan cepat. Hingga saat ini, selama lebih dari dua tahun, pelaksanaan Perda No. 1/ 2001 telah memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan bagi pengembangan kepelabuhanan di Cilegon serta menunjang pembangunan daerah. Namun demikian, Perda ini masih direspons negatif oleh Pemerintah Pusat, terutama yang berkaitan dengan aspek legalnya. Pemerintah Pusat masih belum sepenuhnya melaksanakan amanat UU Otonomi Daerah dan cenderung mempertahankan kewenangannya di kawasan pelabuhan dan dilimpahkan kepada Badan Usaha Pelabuhan / BUP (baca: PT Pelindo). Fasilitas pelabuhan yang terdapat di kota Cilegon meliputi 2 (dua) pelabuhan umum dan 18 (delapan belas) pelabuhan khusus yang dimiliki oleh perusahaanperusahaan yang terintegrasi dengan pabrik yang mereka miliki, khususnya industri kimia sebagai tempat masuknya bahan baku dan keluarnya hasil produksi. Dua pelabuhan umum di Cilegon adalah Pelabuhan Umum Ciwandan milik PT Pelindo II yang menangani kargo curah (curah kering dan curah cair), kontainer dan general cargo; serta Pelabuhan Ferry Penyeberangan Merak milik PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (PT ASDP), yang mengangkut penumpang dari Merak (Jawa) ke Bakauheni (Sumatera). Bagian II KEWENANGAN DAERAH MENGATUR KEPELABUHANAN A. Kebijakan Menghindari Sektor Monopoli Sesuai dengan pasal 10 ayat (3) UU No.22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, maka pemerintah kota atau kabupaten memiliki kewenangan di wilayah laut, sejauh sepertiga dari batas laut daerah propinsi. Kewenangan di wilayah laut ini meliputi: ekplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut, pengaturan kepentingan administratif, pengaturan tata ruang, penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan daerah dan bantuan bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara. Mengingat tatatan kepelabuhanan terkait dengan tata ruang di wilayah laut, maka pemerintah kota / kabupaten berwenang untuk menyusun master plan kepelabuhanannya sebagai bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RUTW) daerah.

Kewenangan nyata juga dimiliki pemerintah kota / kabupaten, di luar kewenangan Pemerintah Pusat dan provinsi, dalam bidang pemerintahan yang meliputi : pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, koperasi dan tenaga kerja [UU No.22/1999 pasal 11(2)]. Pelabuhan sebagaimana dinyatakan UU Nomor 21 tahun 1992 tentang Pelayaran merupakan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi sehingga merupakan bagian dari perhubungan. Dan dalam Pasal 119 juga dinyatakan bahwa kewenangan Kota atau Kabupaten berlaku juga pada kawasan otorita di dalam daerah otonom, yang antara lain meliputi kawasan pelabuhan. Penyerahan kewenangan kewenangan pemerintah kota / kabupaten tersebut tidak perlu lagi dilakukan secara aktif, tetapi dilakukan melalui pengakuan oleh pemerintah (pusat) sebagaimana telah dijelaskan dalam Penjelasan Pasal 11 ayat (1) UU Nomor 22 tahun 1999. Oleh karena itu, polemik masalah kewenangan pemerintah Kota atau Kabupaten di kawasan pelabuhan seharusnya tidak perlu dipermasalahkan lagi mengingat sudah cukup jelas dinyatakan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa reformasi penyelenggaraan pemerintahan melalui otonomi, desentralisasi dan dekosentrasi tentunya juga harus mengubah paradigma kebijakan publik agar menjadi lebih diterima oleh pasar (market friendly). Usaha untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, serta peningkatan peran serta masyarakat sebagaimana hakekat dari otonomi daerah juga terkait dengan tuntutan atas kesempatan berusaha yang lebih luas dan adil melalui larangan praktik praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat. Kebijakan kebijakan tersebut sesuai dengan UU Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pasal 17 ayat (1) UU No. 5 / 1999 menyatakan bahwa pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Praktik monopoli sebagaimana dimaksud dalam undang undang tersebut mengisyaratkan adanya penguasaan produk produk dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa oleh pelaku usaha tertentu sehingga mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama, satu pelaku usaha atau satu kelompok menguasai lebih dari 50 % (lima puluh prosen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu serta merugikan kepentingan umum. Kepentingan masyarakat terhadap harga yang wajar (reasonable price) dan berkualitas baik dapat terancam karena ulah satu atau beberapa pelaku usaha yang memonopoli pasar produk dan atau jasa yang mereka butuhkan. Selain itu, dimonopolinya suatu produk dan atau jasa akan menimbulkan derajat inefisiensi ekonomi yang tinggi karena tidak adanya persaingan yang sehat atas produk dan atau jasa tersebut. Sehingga pelaku usaha pemegang monopoli tidak akan tertarik atau termotivasi untuk menjaga efisiensi dalam produk dan atau jasa yang dihasilkan. Pelaku usaha yang dimaksud undang undang anti monopoli adalah setiap orang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. Telah disadari bahwa kebanyakan fenomena monopoli dan kartel bisnis di Indonesia itu muncul sebagai akibat dari kebijakan perdagangan atau yang lebih dikenal sebagai model tata niaga. Hal inilah yang dianggap membahayakan kepentingan masyarakat (Abdul Hakim G. Nusantara & Benny K. Harman, 1999). Bentuk fenomena monopolistik dalam kegiatan usaha juga tampak dalam kepelabuhanan di Indonesia. Pelabuhan, sebagaimana menurut UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran, telah dinyatakan sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Sebagai tempat kegiatan ekonomi, 105 unit pelabuhan umum komersial yang tersebar di Indonesia, sepenuhnya dikuasai oleh PT Pelindo. Penguasaan oleh satu pelaku usaha ini, sebagaimana kebanyakan fenomena monopoli yang terjadi di Indonesia, diciptakan dan didukung oleh pemerintah. Pemerintah meniadakan pesaing dalam pengelolaan pelabuhan sehingga menyebabkan PT Pelindo memiliki posisi tawar yang sangat tinggi dalam penetapan kebijakankebijakan kepelabuhanan Indonesia. Kebijakankebijakan strategis yang seharusnya menjadi kewenangan otoritas pelabuhan, seperti penetapan tarif jasa kepelabuhanan, telah dikendalikan oleh PT Pelindo (Pasal 41 ayat (2) PP 70/1996 dan SK Direksi PT Pelindo). Kenyataan ini merupakan suatu ironi mengingat fungsi otoritas

pelabuhan sebagai regulator, telah dicampuradukkan oleh satu pelaku usaha untuk menetapkan kebijakan kebijakan dasar yang mempengaruhi kepentingan publik. Banyaknya pungutan pungutan liar dan kurang kompetitifnya total biaya handling barang di pelabuhan pelabuhan umum komersial Indonesia menjadi cerminan betapa praktik monopolistik dalam pengelolaan kepelabuhanan ikut berperan dalam menyebabkan high cost economy produksi dalam negeri dan pada akhirnya mengurangi daya saing produk Indonesia di luar negeri. B. Masalah Kepelabuhanan sebelum Peraturan Daerah Kota Cilegon Kepelabuhanan, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 22 UU No. 21 / 1992 tentang Pelayaran, terdiri dari pelabuhan umum (pelum) dan pelabuhan khusus (pelsus). Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum dan pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Tercatat bahwa jumlah pelabuhan umum sebanyak 728 unit, pelabuhan khusus 1.414 unit dan pelabuhan perikanan 540 unit. Pelabuhan pelabuhan khusus tersebut pada umumnya telah memiliki fasilitas yang canggih yang dapat disiapkan pula untuk mendukung industri industri daerah sekitar. Keberadaan 1.414 pelabuhan khusus (pelsus) selama ini tidak terdukung dengan baik dalam UU No. 21 / 1992, padahal jumlah pelsus pelsus tersebut jauh lebih banyak dan sangat potensial untuk mendukung perekonomian di Indonesia sebagai negara maritim. Seiring dengan kedalaman air laut dan perkembangan alat angkutan laut (perubahan pola angkut barang dari menggunakan kapal kecil beralih menggunakan kapal besar), maka pelabuhan pelabuhan khusus tersebut kini menghadapi kelebihan kapasitas (excess capacity) pelayanan dan seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan publik atas jasa kepelabuhanan dengan biaya yang wajar. Hal ini dinilai lebih menguntungkan daripada membangun lagi pelabuhan pelabuhan dengan investasi yang relatif lebih besar dan mengurangi tekananangkutan darat yang semakin padat. 1. SKB 2 Menteri Tahun 1986 Terjadinya kerancuan dalam tatanan kepelabuhanan sebenarnya dimulai ketika keluar Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Perhubungan (waktu itu alm.Bapak Roesmin Nurjadin) dan Menteri Dalam Negeri (waktu itu alm. Bapak Soepardjo Rustam) No. 13/1986 KM 31/AL-101/PHB86 pada tahun 1986. SKB dimaksud mengatur tentang Batas batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Banten, yang meliputi wilayah perairan Banten (lihat gambar 2). Sebenarnya SKB ini hanyalah mengatur penyelenggaraan kegiatan kepemerintahan pelabuhan yang dilakukan oleh Administrator Pelabuhan (ADPEL) di wilayah perairan Banten, tanpa menyinggung dan menulis tentang PT Pelindo II. 2. UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran Undang Undang No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran, antara lain menyatakan klasifikasi pelabuhan berdasarkan kepentingannya (pelabuhan umum dan pelabuhan khusus). Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Badan Usaha Milik Negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Badan usaha inilah yang kemudian diartikan sebagai PT Pelindo. Hal ini menunjukkan iklim usaha monopolistik yang diciptakan oleh pemerintah. 3. Penguasaan HPL dan Pelsus Oleh PT Pelindo Disebutkan lebih lanjut dalam UU No. 21/1992 tentang pelayaran bahwa untuk kepentingan penyelenggaraan pelabuhan umum, maka akan ditetapkan DLKr dan DLKp Pelabuhan. Namun ternyata PT Pelindo II menggunakan SKB 2 Menteri Nomor AL. 13/1986 KM 31/AL-101/PHB-86 untuk mengklaim DLKr dan DLKp Pelabuhan Banten sehingga mereka menguasai hak pengelolaan lahan (HPL) tanah pantai kota Cilegon dan Serang serta HPL tanah hasil reklamasi. Implikasinya di lapangan adalah PT Pelindo II menguasai semua pelsus di wilayah kota Cilegon dan PT Pelindo II memungut sewa perairan kapada semua pelsus seolah olah perairan dan daratan tersebut milik PT Pelindo II. Sungguh kenyataan ini tidak dapat diterima secara logis karena pelsuspelsus itu diselenggarakan dengan investasi dari pemilik pelsus itu sendiri tanpa bantuan sama sekali dalam bentuk apapun dari PT Pelindo II.

4. Degradasi Pelsus Menjadi DUKS Tahun 1996 dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 70 Tentang Kepelabuhanan yang merupakan petunjuk pelaksanaan Bab VI Kepelabuhanan UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran. Dalam PP 70 1996 terdapat istilah BUP sebagai penyelenggara pelabuhan, yang selalu diartikan sebagai PT. Pelindo (meskipun dalam kenyataannya tidak ada secara tegas menyebutkan bahwa BUP = PT. Pelindo). Poin terpenting lainnya adalah pernyataan bahwa Pelsus berada diluar DLKR dan DLKP Pelabuhan Umum telah dipelintir menjadi pengertian bahwa semua pelabuhan yang berada dalam DLKr / DLKp (SKB 1986) adalah bukan pelsus. Hal inilah yang menjadi titik dasar terdegradasinya pelsus menjadi apa yang diistilahkan dengan DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri). Pada tahun 1998 terbit Keputusan Menteri (KM) Perhubungan No. 26 / 1998 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. Dalam KM 26 / 1998 inilah, status pelsus secara tegas terdegradasi menjadi DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri) dan hal ini tentunya bertentangan dengan UU No. 21 / 1992 tentang Pelayaran yang menyebutkan bahwa hanya ada 2 (dua) jenis pelabuhan, yakni pelabuhan umum dan pelabuhan khusus. 5. Pemberlakuan Tarif Pelum Di Pelsus Pada tahun 1997 terbit KM No. 28 / 1997 tentang Jenis, Struktur Dan Golongan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Untuk Pelabuhan Laut. KM ini merupakan petunjuk teknis dari PP 70/1996, dimana disebutkan pula bahwa tarif pada pelabuhan (umum) laut juga diberlakukan terhadap pelabuhanpelabuhan khusus yang berada dalam DLKr / DLKp pelabuhan (umum) laut dimaksud. 6. Keharusan Bekerja Sama Dengan PT Pelindo Kerancuan-kerancuan ini terus berkembang hingga pelsus juga diharuskan bekerja sama dengan penyelenggara pelabuhan umum (PT Pelindo). Kerja sama ini pada intinya mengatur tentang pembagian pendapatan jasa kepelabuhanan antara PT Pelindo selaku penyelenggara pelabuhan laut (umum) dengan pengelola DUKS-DUKS di mana pemungutan jasa kepelabuhan dilakukan oleh PT Pelindo dan PT Pelindo membaginya sesuai dengan persentase di mana besarannya diatur dan ditetapkan secara sepihak oleh PT. Pelindo (persentase dimaksud bervariasi dari mulai 50% sampai 100%). Jasa kepelabuhan yang dimaksud meliputi: uang labuh, uang tambat, dan uang demaga. 7. Penetapan Tarif Dilimpahkan Ke PT Pelindo Pada Tahun 1999 telah dikeluarkan KM 30/1999 tentang Mekanisme Penetapan Tarif dan Formulasi Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Kepelabuhanan Pada Pelabuhan Yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Keputusan Menteri Perhubungan ini berintikan pernyataan bahwa Direksi BUP, berhak menetapkan tarif atas Pelabuhan BUP (pelabuhan-pelabuhan umum yang diluar pengelolaan Kantor Wilayah Perhubungan). Hal ini secara jelas telah memberikan wewenang sebagai regulator kepada Direksi PT. Pelindo untuk mengatur kepentingan umum dan memberi peluang monopoli kepada PT Pelindo sebagai satusatunya BUP di negeri ini. Akhirnya KM tersebut ditindaklanjuti dengan Keputusan Direksi PT Pelindo pada tahun 2000 tentang tarif di pelabuhan umum, dan juga diberlakukan pada semua pelabuhan khusus. C. Dasar-Dasar Penyusunan Perda Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan Di Kota Cilegon merupakan konsekuensi logis dari implementasi kebijakan otonomi daerah. Kewenangan Kota / Kabupaten yang luas, nyata dan bertanggung jawab di sektor perhubungan, dan kawasan pelabuhan pada khususnya, telah dinyatakan dalam UU No. 22 / 1999 tentang Pemerintah Daerah. Sehingga Perda No. 1/ 2001 merupakan pengejawantahan kewenangan daerah dalam pengelolaan kepelabuhanan di era otonomi daerah (pasca UU No.22 / 1999). 1. TAP MPR No. IV / MPR / 2000

Kebijakan pengaturan kepelabuhanan melalui peraturan daerah telah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku, yakni TAP MPR No. IV / MPR / 2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah. TAP MPR No. IV / MPR / 2000 telah menyatakan bahwa apabila Peraturan Pemerintah yang mengatur hal tertentu belum diterbitkan sampai akhir 2000, maka Pemda diberi kesempatan untuk mengeluarkan Perda tentang hal tersebut. Dan hingga akhir tahun 2000, PP No. 70 / 1996 tentang kepelabuhanan masih belum selesai dan dalam proses revisi agar bisa sesuai dengan ketentuan ketentuan otonomi daerah. Perlu diketahui bahwa hasil revisi PP No. 70 / 1996 baru keluar pada tahun 2001, tepatnya pada tanggal 17 Oktober 2001, dalam bentuk PP No. 69 / 2001 tentang Kepelabuhanan. Oleh karena itu, terbitnya Peraturan Daerah Kota Cilegon pada tanggal 28 Maret 2001 bukanlah merupakan suatu pelanggaran konstitusional mengingat TAP MPR No. IV/MPR/2000 telah mendukungnya. TAP MPR No. IV / MPR / 2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah juga menyatakan bahwa kebijakan otonomi daerah diarahkan kepada pencapaian sasaran-sasaran sebagai berikut : 1. Peningkatan pelayanan publik dan pengembangan kreativitas masyarakat serta aparatur pemerintahan di daerah ; 2. Kesetaraan hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam kewenangan dan keuangan 3. Untuk menjamin peningkatan rasa kebangsaan, demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat di daerah ; 4. Menciptakan ruang yang lebih luas bagi kemandirian daerah. 2. Upaya Membangun Iklim Usaha Yang Kondusif Pengaturan tatanan kepelabuhanan sebagaimana dalam PP No. 70 / 1996 (maupun PP No. 69 / 2001), selain tidak sesuai dengan semangat otonomi daerah, juga masih kental dengan fenomena monopolistik penyelenggaraan kepelabuhanan yang dilarang oleh UU No. 5 / 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pengelolaan kepelabuhanan melalui manajemen tunggal oleh satu BUP telah membuat kinerja pelayanan kepelabuhanan di Indonesia ikut berperan dalam menimbulkan high cost economy. Hasil kajian tentang perlunya persaingan yang sehat di bidang kepelabuhanan dan optimalisasi daya guna pelsus pelsus telah dipublikasikan oleh Asian Development Bank (ADB) pada bulan Agustus 2001 mengenai Deregulasi Pelabuhan Khusus di Indonesia. Dalam kajian ADB tersebut, terdapat poin poin penting yang menjadi kesimpulannya, yakni : 1. Sangatlah bijaksana apabila kebijakan persaingan usaha kepelabuhanan dikembangkan karena akan memicu perbaikan pelayanan, efisiensi biaya dan peralatan ; 2. Pemerintah Indonesia belum perlu menambah pelabuhan, namun harus mengoptimalkan utilisasi pelabuhan pelabuhan (khusus) yang masih rendah dan dapat dilakukan di semua daerah Indonesia di mana kondisi hinterland dan biaya transportasi daratnya sama antara Pelabuhan Khusus dan Pelabuhan Umum ; 3. Pembagian pendapatan pelabuhan khusus ke PT Pelindo sifatnya hampir sama dengan pajak karena telah menjadi kewajiban. Hal ini melemahkan posisi pelabuhan khusus ; 4. Dampak deregulasi PP 70 / 1996 dan UU No. 21 / 1992 akan lebih memicu usaha recovery jangka pendek yang sangat dibutuhkan saat ini maupun jangka panjang. Dasarnya dengan optimalisasi kapasitas semua pelabuhan khusus di Indonesia yang pada akhirnya akan memberikan daya tarik investasi skala besar.

Oleh karena itulah, diperlukan adanya kebijakan tentang kepelabuhanan yang menempatkan PT Pelindo II sebagai entitas bisnis yang sejajar dengan pengelola pelabuhan (khusus) lain serta memberi ruang yang lebih luas bagi para pelaku usaha lain, di luar PT Pelindo, untuk menyelenggarakan pelabuhan. D. Pokok-Pokok Isi Perda Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 1 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan di Kota Cilegon telah diundangkan sejak tanggal 28 Maret 2001 sebagai perwujudan dari aspirasi rakyat Cilegon melalui DPRD kota Cilegon. Secara ringkas, pokok pokok isi Perda No. 1 / 2001 ini adalah sebagai berikut : 1. Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 berusaha menegakkan kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Daerah di wilayah laut dan bidang perhubungan, khususnya kepelabuhanan, sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. Hal ini telah dinyatakan di bagian konsideran, yakni dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah di bidang perhubungan. Berkaitan dengan otonomi daerah tersebut, maka landasan hukum utama Perda No. 1 / 2001 adalah UU No. 5 / 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan TAP MPR No. IV / MPR / 2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah ; 2. Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi geostrategic kepelabuhanan kota Cilegon sehingga mampu menunjang pembangunan daerah. Hal ini dinyatakan secara jelas pada pasal 4 ayat (2) dan penjelasan umum Perda ; 3. Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 berusaha menghilangkan praktik praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat dalam hal kepengusahaan kegiatan ekonomi di pelabuhan wilayah kota Cilegon, karena hal ini tidak sesuai dengan perundang undangan yang berlaku serta menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Perda memberikan kewenangan penuh kepada masing masing penyelenggara pelabuhan (BUMN, BUMD, Swasta & Koperasi) untuk melaksanakan fungsi ekonomi pelabuhan dan penunjangnya (Pasal 7 ayat (3)) dan melaksanakan kerjasama antar penyelenggara dan atau dengan Pemerintah Daerah berdasarkan asas saling menguntungkan, prinsip kesetaraan dan menunjung tinggi peraturan yang berlaku (pasal 31 dan 32). Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 juga memberi kedudukan yang setara kepada penyelenggara pelabuhan umum dan pelabuhan khusus, di mana untuk kepentingan penyelenggaraan pelabuhan ditetapkan DLKr dan DLKp pelabuhan masing-masing yang berdiri sendiri dan tidak saling membawahkan (pasal 7 13). Struktur, golongan, jenis dan besaran tarif pelayanan jasa kepelabuhanan ditetapkan melalui Perda dengan memperhatikan usulan dari penyelenggara pelabuhan (pasal 33 36) agar dapat melindungi kepentingan umum. Perda telah menyatakan tidak berlaku semua perjanjian antara PT Pelindo II Cabang Banten dengan pengelola Pelabuhan Khusus dan DUKS mengenai sewa perairan, kerja sama operasi pengoperasian pelabuhan dan lain lain yang tidak sesuai dengan Perda No.1 / 2001, serta tidak memberlakukan SKB 2 menteri No. AL 13 / 1986 dan No. KM 31/AL101/PHB-86 tentang Batas batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan Banten di wilayah kota Cilegon (Pasal 42) ; 4. Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 mengatur secara jelas dan terpisah antara fungsi kepemerintahan dan fungsi kepengusahaan ekonomi di pelabuhan. Fungsi kepemerintahan di pelabuhan, meliputi fungsi regulasi, penetapan standar mutu serta pengawasan terhadap keselamatan pelayaran, dilaksanakan oleh instansi pemerintah (pusat) dan Pemerintah Daerah telah diatur dalam pasal 25 dan pasal 26 Perda ini. Sedangkan pasal 28 pasal 30 mengatur fungsi kepengusahaan ekonomi yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelabuhan ; 5. Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 juga mengatur tentang kewajiban penyelenggara pelabuhan menyediakan fasilitas penampungan limbah di pelabuhan (pasal 37) dan kepengusahaan penampungan limbah dari kapal oleh Badan Hukum Indonesia (pasal 38) ; 6. Tidak ada ketentuan dalam Perda No. 1/ 2001 ini yang memuat ketentuan untuk menguasai PT Pelindo II Cabang Banten. Justru dengan Perda ini diharapkan pertumbuhan PT Pelindo II Cabang

Banten, sebagaimana penyelenggara pelabuhan pelabuhan lain, beroperasi melalui iklim berusaha yang kompetitifdan kondusif ; 7. Perda Kota Cilegon No.1 / 2001 mengatur tentang pembentukan Dewan Maritim Kota yang membahas masalah masalah teknis kemaritiman di kota Cilegon dan memberi masukan kepada Pemda (pasal 39). Bagian III KESIMPULAN Implementasi Perda No. 1 / 2001 yang telah berjalan lebih dari 2 (dua) tahun ini memberikan beberapa keuntungan dan potensi bagi semua pihak. Keuntungan dan potensi ini dapat dilihat dari perspektif pengguna jasa, penyelenggara pelabuhan, pemerintah kota maupun masyarakat : 1. Pelayanan Terbaik Bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan Ditinjau dari perspektif pengguna jasa kepelabuhanan, maka implementasi Perda ini memberikan keuntungan berupa banyaknya pilihan alternatif pelayanan yang bisa dipergunakan akibat dihapuskannya praktik praktik monopoli kepengusahaan ekonomi di pelabuhan oleh PT Pelindo II. Iklim persaingan usaha yang sehat yang berusaha diciptakan Pemerintah Kota melalui Perda No.1 / 2001 ini tentunya membuat masing-masing penyelenggara pelabuhan bersaing dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan efisien bagi pengguna jasanya. Bukti konkritnya mungkin dapat dilihat dari pelayanan pemanduan dan penundaan kapal oleh Pemda Cilegon, di mana pengguna jasa diuntungkan dengan persaingan antara PT Pelindo II dengan PD PCM, baik dalam memberikan pelayanan yang mudah, cepat, andal, aman dan efisien. 2. Optimalisasi Pelsus Dilihat dari perspektif penyelenggara pelabuhan, maka implementasi Perda No. 1 / 2001 memberikan keuntungan, antara lain: 1. Pengelola pelabuhan pelabuhan khusus diakui sebagai pelaku usaha yang sejajar dengan PT Pelindo II ; 2. Dihapuskannya kerja sama operasi dengan PT Pelindo II yang relatif tidak menguntungkan bagi pengelola pelabuhan khusus ; 3. Pengelola pelabuhan khusus dapat memungut sendiri pendapatan jasa kepelabuhanan mereka ; 4. Pengelola pelabuhan khusus mendapatkan tambahan penerimaan sebagai imbalan investasi yang telah dikeluarkannya akibat dihapuskannya kewajiban sharing pendapatan dengan PT Pelindo II; 5. Pelayanan izin penyelenggaraan pelabuhan yang relatif lebih mudah, murah dan cepat di tingkat daerah (dibandingkan bila via pusat) ; 6. Pelabuhan pelabuhan khusus dimungkinkan untuk dapat mengoptimalkan daya guna dermaganya karena hanya memerlukan izin dari Walikota saja untuk melayani kepentingan umum ;

7. Status tanah reklamasi yang dilakukan oleh pengelola pelabuhan khusus tidak lagi menjadi milik PT Pelindo II Perda Kota Cilegon No. 1 / 2001 tentang Kepelabuhanan di Kota Cilegon merupakan perwujudan kewenangan Pemerintah Daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab di wilayah laut serta di bidang perhubungan, khususnya kawasan pelabuhan, sebagaimana yang dinyatakan oleh UU No. 22 / 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Perda ini telah memberikan manfaat yang nyata bagi para penyelenggara pelabuhan, pengguna jasa kepelabuhanan, investor, pemerintah kota dan masyarakat pada umumnya. Perda 1/ 2001 telah memberikan jaminan kepastian hukum berusaha di bidang kepelabuhanan. Melalui pemeliharaan iklim persaingan yang sehat, anti monopolistik dan memperpendek jalur birokrasi, maka Perda berusaha mewujudkan efisiensi pelayanan jasa kepelabuhan. Dengan iklim usaha yang kondusif tersebut diharapkan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Cilegon sehingga memacu pertumbuhan ekonomin daerah, sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, masih diperlukan dukungan lebih lanjut dari pemerintah pusat agar nilai manfaat ini dapat terus dirasakan bagi masyarakat. Dukungan yang dimaksud berupa perubahan paradigma yang mendasar dalam menyikapi UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta diharapkan dapat lebih arif dalam melihat kebutuhan dunia usaha kepelabuhanan pada umumnya. Upaya deregulasi dan restrukturisasi terhadap tatanan kepelabuhanan nasional yang berlaku sekarang, sebagaimana yang telah diatur dalam UU No. 21 / 1992 tentang Pelayaran, PP No. 69 / 2001 tentang Kepelabuhanan beserta peraturan pendukungnya (KM No. 53, 54, 55 dan 56 tahun 2002) sangatlah diharapkan agar mampu mengakomodasi aspirasi daerah.

Like this:
Like 3 Comments

3 Responses

1. on September 24, 2009 at 1:58 am | Reply

RIO

jadi penasaranBoleh minta perda cilegon no.1 tahun 2001 tentang kepelabuhanan gak bropls yah..bentuk pdf ajah di emailq..thax regards yahya septerio dwi putra

2. on June 20, 2010 at 3:11 am | Reply

ICA

thanx bgt,sgt membantu saya untuk nyusun skripsi

3. on March 27, 2011 at 1:40 pm | Reply Terimakasi buat bahan ajar dan tulisan.

Apwiddhal

PORT TERMINAL OPERATION Terminal Peti Kemas Operasi dan Penanganan Cargo Terminal Kontainer ditujukan untuk penanganan, penyimpanan, dan mungkin loading atau bongkar muat kargo masuk atau keluar dari kontainer, dan di mana kontainer dapat mengangkat, menurunkan, dipelihara, disimpan, atau dimuat atau dibongkar dari satu mode transportasi lain (yaitu, kapal, truk, kapal, atau kereta api). Gambar 1. Container Terminal terminal kontainer Dunia diklasifikasikan menjadi lima kategori dengan kepemilikan mereka: terminal publik, carrier-disewakan khusus terminal, terminal operator dibangun dan operasi terminal, operator dibangun dan terminal operasi, dan usaha bersama operator dan operator terminal. Karakteristik operasi dari lima pola ditetapkan sebagai berikut. Terminal Publik Semua jalur pelayaran saling berbagi fasilitas publik di terminal beban dan pemakaian, dan dikenakan tarif, secara umum dengan 'pertama datang, pertama melayani 'prinsip dan tanpa prioritas apapun dalam penggunaan tempat tidur kecuali membayar

prioritas tol. Kontainer penanganan dan biaya lainnya dihitung pada tarif umum Universitas Nasional Taiwan Ting Eric Samudera Departemen Perhubungan dan Ilmu Pengetahuan Navigasi 2 harga diskon harga, atau dibayar pada kuantitas dalam hal volume kontainer adalah selama tetap kuantitas yang telah disepakati dalam kontrak. Singapura (PSA sebelum tahun 1997), Busan, Keelung dikategorikan ke dalam pola operasi. Carrier-sewa terminal khusus Operator menandatangani kontrak sewa jangka panjang dengan otoritas pelabuhan untuk mereka sendiri eksklusif digunakan. Operator membayar uang sewa dan biaya fasilitas dan otoritas pelabuhan operator berhak kontrak ke kanan dan prioritas dalam penggunaan dermaga. Carrier bisa berhak untuk membeli atau memasang fasilitas penanganan kontainer di akun sendiri untuk kompensasi untuk sewa dan biaya fasilitas. Karena pelayanan bersama antara pelayaran, single user kontrak jangka panjang ini akan dipindahkan ke multi-user kontrak sehingga penggunaan beberapa jalur pelayaran saham terminal. Kaohsiung, Keelung (beberapa bagian pelabuhan), Kobe, Yokohama, Tokyo dikategorikan menjadi pola operasi. Terminal-terminal operator dibangun dan operasi Dengan membuat deposit dan mengalokasikan kepada otoritas pelabuhan secara proporsional dengan jumlah biaya penanganan yang telah disepakati dalam kontrak, sewa operator terminal kontainer terminal atau berinvestasi secara langsung dalam pembangunan, pengoperasian terminal kontainer dan penanganan fasilitas. Hong Kong (HIT, MTL, CHt), Shanghai (SCT), Tianjin (CSXOT), Singapura (PSA setelah 1997) yang dikategorikan ke dalam pola operasi. Carrier dibangun dan terminal operasi Dengan membuat deposit dan mengalokasikan kepada otoritas pelabuhan secara proporsional dengan jumlah biaya penanganan yang telah disepakati dalam kontrak, carrier atau beberapa operator sewa terminal kontainer atau berinvestasi secara langsung dalam pembangunan, pengoperasian

kontainer terminal dan fasilitas penanganan. Kecuali penggunaan armada mereka, kapal-kapal induk yang berhak untuk memberikan jalur pelayaran lainnya dengan berlabuh dan penanganan kontainer layanan. Malaysia (PTP), Taipei Port (diinvestasikan oleh Yang Ming Line, Evergreen, Wan-Hai), Qingdao (Zhunguang, Kuaikuei, Tiasing) yang dikategorikan ke dalam pola operasi. Joint venture dari operator dan terminal operator Dengan membuat deposit dan mengalokasikan kepada otoritas pelabuhan secara proporsional dengan jumlah biaya penanganan yang telah disepakati dalam kontrak, sebuah perusahaan patungan antara garis dan pengiriman terminal operator membentuk perusahaan, atau membuat investasi bersama di leasing terminal kontainer atau berinvestasi secara langsung dalam pembangunan, pengoperasian kontainer Universitas Nasional Taiwan Ting Eric Samudera Departemen Perhubungan dan Ilmu Pengetahuan Navigasi 3 terminal dan fasilitas penanganan. Shanghai (terminal Yangshan, Zhunghai terminal), Shenzhen, Shekou. Tempat tidur Sebuah tempat di mana kapal adalah tertambat atau dijamin; tempat bersama dermaga di mana sebuah beban atau pelepasan kapal kargo. Petikemas (CY) Sebuah penanganan kontainer dan fasilitas penyimpanan baik dalam pelabuhan atau pedalaman. CY adalah tempat menyimpan barang pengangkut kontainer dan chassis, menerima atau memberikan dimuat kontainer dan meminjamkan kontainer kosong atau menerima kembali kosong kontainer. Container freight station (CFS) Sebuah pelabuhan kontainer khusus atau wilayah terminal, biasanya terdiri dari satu atau lebih gudang atau gudang dan menemukan tempat penyimpanan di mana kargo dimuat ("Isi") ke dalam atau dibongkar ("dilucuti") dari kontainer dan mungkin sementara

disimpan dalam gudang atau gudang. Customhouse Sebuah kantor pemerintah di mana tugas yang dibayar, dokumen diajukan, dan sebagainya, pada asing pengiriman. Gudang berikat Sebuah gudang resmi oleh pihak pabean untuk penyimpanan barang-barang di mana tugas pembayaran ditangguhkan sampai barang akan dihapus. Casis Sebuah bingkai dengan roda dan kontainer mengunci perangkat untuk mengamankan kontainer untuk gerakan. Palet Sebuah nampan datar, umumnya terbuat dari kayu, tapi kadang-kadang baja atau bahan lain, pada yang barang dapat ditumpuk. Ada dua ukuran utama: kasur ISO, yang ukuran 1 x 1,2 meter, dan europallet di 0,8 x 1,2 meter. Universitas Nasional Taiwan Ting Eric Samudera Departemen Perhubungan dan Ilmu Pengetahuan Navigasi 4 Kendaraan beroda Sebuah crane tetap pada bingkai atau struktur mencakup ruang campur tangan biasanya dirancang untuk struktur tetap melintasi seperti kargo (kontainer) tempat penyimpanan atau dermaga dan yang digunakan untuk mengangkat kontainer atau kargo lainnya di dalam dan di luar kapal dan tempat atau mengangkat dari kapal, tongkang, truk, chasis, atau kereta. Penyebar Sebuah bagian peralatan yang dirancang untuk mengangkat kontainer cor sudut mereka. Rail-mounted gantry (RMG) Rail-mounted gantry crane yang digunakan untuk penerimaan kontainer, pengiriman, dan menumpuk operasi di lapangan kontainer. Karet-lelah gantry (RTG)

Gantry crane di atas ban karet biasanya digunakan untuk penerimaan, pengiriman, dan kontainer menumpuk di halaman kontainer. Straddle carrier Jenis peralatan yang mengambil dan mengangkut kontainer di antara kakinya untuk gerakan dalam terminal kontainer. Toplifter Forklift mampu mengangkat kontainer melalui penyebar perusahaan truk. Side loader Sebuah truk mengangkat dilengkapi dengan lampiran operasi untuk mengangkat satu sisi untuk penanganan kontainer. Stackcar Sebuah platform diartikulasikan mobil rel ganda yang memungkinkan kontainer menjadi ganda ditumpuk. Stacktrain Sebuah layanan kereta api rel dimana mobil membawa dua kontainer ditumpuk tinggi khusus unit dioperasikan kereta api. Universitas Nasional Taiwan Ting Eric Samudera Departemen Perhubungan dan Ilmu Pengetahuan Navigasi 5 Biaya kelebihan waktu berlabuh Sebuah mengenakan denda terhadap pengirim atau penerima barang untuk menunda kapal induk peralatan di luar waktu bebas diperbolehkan. Angkat berat muatan biaya ini biasanya dikenakan saat gigi pengangkat khusus diperlukan untuk menangani diberikan sepotong kargo, yang mungkin baik berat atau dari dimensi besar (sering disebut sebagai "ofgauge keluar" ketika berhadapan dengan kapal kontainer). Biaya bongkar muat Biaya untuk loading dan unloading stowing atau kapal. Terminal handling charge (THC)

Sebuah biaya dibuat untuk layanan dilakukan di daerah terminal biasanya mengacu penanganan yang terkait dengan penerimaan, pengiriman, atau pemeriksaan kargo lewat darat berbasis operasi.
DIPOSKAN OLEHMASTER COMEDIDI07.43

manajemen perusahaan pelayaran Kompetensi untuk Nakhoda Kapal Penumpang Manajemen PT Pelni melakukan terobosan guna memotivasi seluruh jajarannya. Caranya, jajaran direksi menggunakan seragam pelaut (navi blue), nakhoda dan perwira mesin mendapatkan wing (brevet) sebagai standar kompetensi sebagai Nakhoda. Menurut Direktur Armada PT Pelni Capt. M. Lutfi seragam merupakan upaya untuk menunjukan jati diri (identitas) bahwa pihak manajemen menjalankan tugas di bidang pelayaran, sedangkan untuk nakhoda sebagai penghargaan karena tanggung jawabnya yang sangat besar dalam membawa kapal. Dicanangkan Senin 27 April 2009 di Auditorium PT Pelni kantor Pusat bertepatan dengan perayaan hari Ulang Tahun ke-57 yang jatuh pada tanggal 28 April 2009. Pemberian Brevet ini yang pertama kalinya di Indonesia. Menurut Capt Lutfi di luar negri sudah banyak yang mengenakan brevet semacam ini. When I was just a little girl I asked my mother, what will I be Will I be pretty, will I be rich Here's what she said to me. Que Sera, Sera, Whatever will be, will be The future's not ours, to see Que Sera, Sera What will be, will be. When I was young, I fell in love I asked my sweetheart what lies ahead Will we have rainbows, day after day

Here's what my sweetheart said. Que Sera, Sera, Whatever will be, will be The future's not ours, to see Que Sera, Sera What will be, will be. Now I have children of my own They ask their mother, what will I be Will I be handsome, will I be rich I tell them tenderly. Que Sera, Sera, Whatever will be, will be The future's not ours, to see Que Sera, Sera What will be, will be.

My village that I love it I always admire it The place where dad and mom lives The place for my neighbors I promise not to forget it and keep it united Ill always miss the village Oh my peaceful village . . .
I have five colorful balloons They are so beautiful Yellow red grey blue and green

Yellow red grey blue and green Green balloon suddenly explodes dor Then I really feel upset Now I have four balloons left I try to hold them tightly Oh rainbow oh rainbow How beautiful you are Youre red yellow and green Youre hangin on the sky The great who created you Who really painted you Oh rainbow oh rainbow Created by The God.

Potong Bebek Angsa

Slaughter the duck and swan Lets cook on the pan A girl wanna dance oi Dancing four times Lets bend to the left

Lets bend to the right La la la la la la la la la la Come into jungle Pick up rambutan Then a tiger pursues us hahahah . . .

Ten Little aeroplanes One little, two little, three little aeroplanes Four little, five little, six little aeroplanes Seven little, eight little, nine little aeroplanes Ten little aeroplanes flying high. Ten little, nine little, eight little aeroplanes Seven little, six little, five little aeroplanes Four little, three little, two little aeroplanes One little aeroplane flying high. This is a window this is a door

Two windows and one door This is a blackboard this is a chalk

a blackboard and a chalk This is a table that is a chair

A table and two chairs That is a round clock hanging on the wall

Clock

Here were happy And there, were happy And everywhere were all happy Here were happy And there, were happy And everywhere were all happy La la la la la la la la dst . .

Versi Inggris: There is old cockatoo Its perching on window Grandmom is getting old Now her teeth are left two

Burung Kakaktua song dalam Bahasa Inggris. The picture is copied from http://bird-list.blogspot.com

Do you like a fork? Yes I have a fork Do you have a spoon? Yes I have a spoon Do you have a knife? Yes I have a knife But I dont have a plate oh no I dont have a plate.
LOGISTIC AND SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Dinamika permintaan konsumen menuntut pengeloaan sistem usaha industri dan bisnis untuk menggunakan pendekatan baru yang mampu meningkatkan effisiensi dan pelayanan. Pendekatan parsial mulai digeser dengan pendekatan yang bersifat terpadu dan sistemik. Akhir akhir ini berbagai metoda dan model perencanaan dan pengendalian supply chain & logistics telah dikembangkan dan diaplikasikan pada berbagai perusahaan multinasional terkemuka maupun nasional yang menyadari akan pentingnya peran supply chain management dalam meningkatkan daya saing usaha. Salah satu permasalahan yang akan dijawab dalam training ini adalah bagaimana menIngkatkan pengelolaan

supply chain system & logistics pada sektor industri dan bisnis lebih effisien sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan daya saing (competitivness ).

Objectives Adapun yang dapat diperoleh dari kursus ini adalah:


Memahami konsep dasar, ruang lingkup & permasalahan supply chain management (SCM) & perannya dlm kelancaraan operasional baik untuk produksi maupun distribusi. Memperoleh ketrampilan dalam mengaplikasikan metoda SCM Memperoleh kemampuan mengidentifikasi masalah & mencari solusi dengan menggunakan metoda dasar/standar untuk perencanaan & pengendalian SCM.

Outlines

Konsep dasar dan frame work supply chain system, tujuan dari materi ini adalah memberikan pemahaman dan gambaran umum tentang supply chain system, permasalahan dan kriteria kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan supply chain management. Perencanaan Operasi Supply Chain, tujuan materi ini adalah memberikan pemahaman dan penguasaan metoda dasar/standard yang biasa digunakan dalam merencanakan dan pengendalikan kegiatan supply chain, khususnya yang terkait dengan metoda tarik (pull system) dalam penyusunan rencana kegiatan operasinal supply chain. Metoda inventori & procurement, tujuan dari materi ini adalah memahami dan menguasai metoda dasar/standard yang biasa digunakan dalam pengelolaan sistem inventori dan procurement. Metoda transportasi, tujuan dari materi ini adalah memberikan pemahaman dan penguasaan metoda dasar/standard yang biasa digunakan dalam pengelolaan sistem transportasi, materi yang akan diberikan meliputi antara lain metoda dasar optimasi transportasi, penentuan rute dan jadwal transportasi Sistem Pergudangan, tujuan dari materi ini adalah memberikan pemahaman dan penguasaan metoda dasar/standard yang biasa digunakan dalam pengelolaan sistem pergudangan, materi yang akan diberikan meliputi antara lain fungsi gudang, penentuan kapasitas gudang, penentuan lokasi pergudangan Studi Kasus & Aplikasi, bertujuan untuk aplikasi Metoda Perencanaan & Pengendalian SCM dengan membahas kasus Integrasi masalah riil. Studi kasus akan diselesaikan secara kelompok yang terdiri dari 5 peserta dan dipresentasikan/ dibahas/ didiskusikan bersama dengan seluruh peserta kursus.

Logistics And Supply Chain Management Concept, Strategy and Implementation


Hotel Ibis Styles, Yogyakarta | 9 s.d 11 April 2013 | Rp. 7. 000.000,-/participant Hotel Ibis Styles, Yogyakarta | 23 s.d 25 April 2013 | Rp. 7. 000.000,-/participant Hotel Ibis Styles, Yogyakarta | 6 s.d 8 Mei 2013 | Rp. 7. 000.000,-/participant Hotel Ibis Styles, Yogyakarta | 21 s.d 23 Mei 2013 | Rp. 7. 000.000,-/participant

Jadwal Training 2013 Selanjutnya LATAR BELAKANG Dinamika lingkungan industri manufaktur dan bisnis jasa serta persaingan yang semakin ketat telah mengubah sistem manajemen logistik yang selama ini dikenal. Supply chain management didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas sejak dilakukan pembelian material, proses transformasi material menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi serta mendistribusikannya melalui sistem distribusi yang ada. Jadi, supply chain mengatur aktivitas sejak di supply cycle, response cycle sampai ke delivery cycle. Logistik sendiri didefinisikan sebagai aktifitas di setiap perusahaan yang terlibat dalam supply chain system. Perkembangan teknologi informasi telah banyak menyumbang tumbuhnya sistem supply chain management. Saat ini semua fungsi manajemen logistik telah dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet dan intranet. Penggunaan Web dalam supply chain telah menjadi trend di perusahaan industri manufaktur dan industri jasa terkemuka akhir akhir ini. Workshop dua hari ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian mendalam tentang konsep dan aspek praktis dari logistics dan supply chain management serta manajemen pergudangan ,kebijakan(policies), prosedur dan dukungan teknologi informasi dalam operasinya. Workshop diberikan dengan case method sehingga diharapkan akan mudah dapat difahami oleh setiap peserta yang ada. MATERI PELATIHAN 1.Redefinisi, evolusi dan peran logistik dalam dunia usaha.
Paradigma baru manajemen logistik. Manajemen logistik sebagai sebuah sistem. Redefinisi sistem manajemen logistik. Evolusi sistem manajemen logistik dan supply chain management. Pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap sistem manajemen logistic

2. Mengukur performansi sistem manajemen logistik.


Ukuran performansi sistem manajemen logistik. Produktivitas sistem manajemen logistik. Kualitas sistem manajemen logistik.

3. Perencanaan dan manajemen persediaan.


Dasar manajemen persediaan. Mengukur performansi sistem persediaan. Prakiraan kebutuhan barang. Order quantity engineering. Inventory control policy and replenishment design. Disain sistem dan manajemen persediaan.

4. Supply management.
Perkembangan terakhir konsep supply management. Mengukur performansi supply management. Vendor Selection Technique. Negotiation Techcnique Supplier integration and relationship management. Teknologi informasi dan aplikasi sistem internet dalam supply management.

5. Manajemen transportasi dan distribusi


Model sistem transportasi dan distribusi. Rincian aktivitas sistem transportasi. Mengukur produktivitas sistem transportasi. Logistics network design. Shipment planning and management. Fleet, container and yard management. Freight and document management.

6. Manajemen Pergudangan
Fungsi fungsi dalam manajemen pergudangan. Profil aktivitas manajemen pergudangan. Mengukur performansi manajemen pergudangan. Prinsip prinsip penerimaan barang. Operasi penyimpanan barang. Order picking operations. Shipping principles.

7. Disain organisasi logistik.


Manajemen organisasi supply chain. Logistics strategic planning and project management. Logistics process and activity management.

8. Logistics and supply chain information system.


Arsitektur sistem informasi manajemen logistik dan supply chain. Logistics data warehousing and decision support system. Manajemen logistik berbasis Web Paperless and wireless logistics system.

9. Studi kasus.
Material Requirement Planning (MRP) and Supply Chain at Alenia Aircraft. Jaguar-Nippondenso Relation. Pengembangan Web-based Logistics Planning System and e-Procurement di sebuah BUMN terkemuka. Vendor Selection di sebuah perusahaan terkemuka di dunia.

PERGUDANGAN DAN PERSEDIAAN : MANAJEMEN & ADMINISTRASI

PERGUDANGAN DAN PERSEDIAAN : MANAJEMEN & ADMINISTRASI


Hotel Harris Tebet, Jakarta | 16 18 April 2013 | Rp 6.000.000 Manajemen logistik dan Pergudangan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan. Barang yang disimpan di gudang bisa dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Peningkatan produktivitas dan pelayanan pergudangan akan sangat berpengaruh pada performansi perusahaan secara keseluruhan. Pelatihan ini akan membahas aspek operasional sistem manajemen pergudangan. Karena titik utama pembahasan adalah masalah operasional logistik dan administrasi pergudangan, maka pelatihan ini sangat cocok untuk para eksekutif perusahaan di tingkat operasional dan menengah. Di dalam pelatihan ini,selain aspek manajemen juga akan dibahas secara terinci sistem dan prosedur administrasi pergudangan, laporan yang harus dihasilkannya beserta contoh setiap jenis formulir yang diperlukan.

Manfaat setelah mengikuti seminar ini :


Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan. Pemeriksaan/Pengujian Barang. Administrasi Penerimaan Barang. Administrasi Penyimpanan Barang. Akuntansi Persediaan. Konsep inventory control. Administrasi Distribusi Barang. Laporan Sistem Pergudangan. Inventarisasi dan auditing persediaan Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan Pengukuran performansi sistem pergudangan dan distribusi.

METODE PELATIHAN : Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah lektur, workshop, studi kasus dan konsultasi interaktif.

HAL-HAL YANG AKAN DIBAHAS ANTARA LAIN: 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan.

Evolusi sistem manajemen logistik. Siklus manajemen logistik. Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik. Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan. Fungsi fungsi manajemen logistik dan pergudangan. Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan. Aktivitas gudang Struktur Pergudangan Pemilihan Lokasi Gudang

2. Pemeriksaan/Pengujian Barang.

Dasar Pemeriksaan Barang. Destructive dan Non destructive test. Kriteria Pemeriksaan total dan sampling. Penentuan ukuran sample. Penentuan Acceptance Level. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Barang.

3. Administrasi Penerimaan Barang.


Prasyarat penerimaan barang. Pembentukan team penerimaan barang. Kriteria penerimaan barang. Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang. Dokumen penerimaan barang. Berita Acara Penerimaan Sementara. Berita Acara Penerimaan Barang. Penyusunan laporan transaksi barang. Rekomendasi pembayaran.

4. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang.


Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang. Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang. Tatacara Pengisian Kartu Barang. Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan Tatacara perhitungan nilai persediaan barang

5. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil.


Aktivfitas unloading barang ukuran kecil. Pengendalian kualitas dan kuantitas.

Packaging. Identifikasi produk. Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan Pengendalian persediaan. Authomatic identification method

6. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case)


Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton. Order-pick methods. Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton. Identifikasi posisi karton dan pallet.

7. Akuntansi Persediaan.

Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan. Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi pergudangan. Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan AVERAGE. Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi.

8. Laporan Sistem Pergudangan.


Laporan status persediaan. Laporan Transaksi Barang. Klasifikasi Barang. Statistik Pemakaian Barang. Laporan Perhitungan Inventory Control.

9. Manajemen Pergudangan dan distribusi


Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP). Multi echelon distribution system Pull system Push system Illustrasi order point system Solusi order point Base stock system Illustrasi perhitungan DRP Studi kasus DRP dengan menggunakan Software.

10. Inventory Control Techniques


Klasifikasi persediaan. Biaya persediaan. Sistem pengendalian persediaan. Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent material

Fixed order period inventory system Latihan perhitungan optimasi persediaan .

11. Inventarisasi dan auditing persediaan


Manfaat inventarisasi persediaan. Teknik inventarisasi persediaan. Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian. Laporan Hasil inventarisasi.

12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan


Perbedaan data dan informasi pergudangan. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen. Pembentukan Master File Kodifikasi Barang. Pembentukan Master File Persediaan di Gudang. Penentuan Kode Lokasi Barang. Teknik Pencatatan Transaksi Barang.

13. Peragaan software manajemen pergudangan dan distribusi yang mencakup aspek :

Penerimaan barang, Administrasi penyimpanan. Pembentukan item master file. Optimasi Persediaan. DRP dan optimasi distribusi barang. Lokasi barang.

14. Studi kasus sistem manajemen pergudangan.

WORKSHOP DESCRIPTION

Manajemen logistik dan Pergudangan memegang peran yang sangat penting dalamkehidupan sebuah perusahaan.

Barang yang disimpan di gudang bisa dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Peningkatan

produktivitasdan pelayanan pergudangan akan sangat berpengaruh pada performansi perusahaansecara keseluruhan.Pelati han ini akan

membahas aspek operasional sistem manajemen pergudangan. Karenatitik utama pembahasan adalah masalah operasional logistik dan

administrasi pergudangan, maka pelatihan ini sangat cocok untuk para eksekutif perusahaan di tingkatoperasional dan menengah. Di

dalam pelatihan ini,selain aspek manajemen juga akandibahas secara terinci sistem dan prosedur administrasi pergudangan,

laporan yang harusdihasilkanny a beserta contoh setiap jenis formulir yang diperlukan. Manfaat setelah mengikuti seminar ini :

- Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan.Pemeriksaan/Peng ujian Barang.Administrasi

Penerimaan Barang.Administrasi Penyimpanan Barang.Akuntansi Persediaan.Konsep inventory control.-

Administrasi Distribusi Barang.Laporan Sistem Pergudangan.Inventarisasi dan auditing persediaan- Sistem Informasi dan Komputerisasi

Sistem Manajemen PergudanganPengukuran performansi sistem pergudangan dan distribusi. METODE PELATIHAN :

Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah lektur, workshop, studi kasus dankonsultasi interaktif.

HAL-HAL YANG AKAN DIBAHAS ANTARA LAIN: 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan.-

Evolusi sistem manajemen logistik.- Siklus manajemen logistik.Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik.- Objektif

Manajemen logistik dan Pergudangan.Fungsi fungsi manajemen logistik dan pergudangan.Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan

Pergudangan.Aktivitas gudangStruktur PergudanganPemilihan Lokasi Gudang2. Pemeriksaan/Peng ujian Barang.Dasar

Pemeriksaan Barang.Destructive dan Non destructive test.


LOGISTICS AND SUPPLY CHAIN MANAGEMENT: Concept, strategy and implementation
Jogjakarta | 26 29 Juni 2012| IDR 8.250.000,-/ Person Dinamika lingkungan industri serta persaingan yang semakin ketat telah mengubah sistem manajemen logistik yang selama ini dikenal. Supply chain management didefinisikan sebagai rangkaian aktivitas sejak dilakukan pembelian material, proses transformasi material menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi serta mendistribusikannya melalui sistem distribusi yang ada. Jadi, supply chain mengatur aktivitas sejak di supply cycle, response cycle sampai ke delivery cycle. Perkembangan teknologi informasi telah banyak menyumbang tumbuhnya sistem supply chain management. Saat ini semua fungsi manajemen logistik telah dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet dan intranet. Penggunaan Web dalam supply chain telah menjadi trend di perusahaan industri manufaktur dan industri jasa terkemuka akhir akhir ini.

Workshop tiga hari ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian mendalam tentang supply chain management dan dukungan teknologi informasi dalam operasinya. Workshop diberikan dengan case method disertai dengan peragaan penggunaan web untuk aktivitas supply chain management. Pemandu workshop terdiri dari praktisi dan akademisi yang berpengalaman melakukan disain sistem web-based supply chain management di beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia. COURSE CONTENT: 1. Redefinisi, evolusi dan peran logistik dalam dunia usaha.

Paradigma baru manajemen logistik. Manajemen logistik sebagai sebuah sistem. Redefinisi sistem manajemen logistik. Evolusi sistem manajemen logistik dan supply chain management. Pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap sistem manajemen logistik

2. Mengukur performansi sistem manajemen logistik.


Ukuran performansi sistem manajemen logistik. Produktivitas sistem manajemen logistik. Kualitas sistem manajemen logistik.

3. Perencanaan dan manajemen persediaan.


Dasar manajemen persediaan. Mengukur performansi sistem persediaan. Prakiraan kebutuhan barang. Order quantity engineering. Inventory control policy and replenishment design. Disain sistem dan manajemen persediaan.

4. Supply management.

Perkembangan terakhir konsep supply management. Mengukur performansi supply management. Vendor Selection Technique. Negotiation Techcnique Supplier integration and relationship management. Teknologi informasi dan aplikasi sistem internet dalam supply management.

5. Manajemen transportasi dan distribusi


Model sistem transportasi dan distribusi. Rincian aktivitas sistem transportasi.

Mengukur produktivitas sistem transportasi. Logistics network design. Shipment planning and management. Fleet, container and yard management. Freight and document management.

6. Manajemen Pergudangan

Fungsi fungsi dalam manajemen pergudangan. Profil aktivitas manajemen pergudangan. Mengukur performansi manajemen pergudangan. Prinsip prinsip penerimaan barang. Operasi penyimpanan barang. Order picking operations. Shipping principles.

7. Disain organisasi logistik.


Manajemen organisasi supply chain. Logistics strategic planning and project management. Logistics process and activity management.

8. Logistics and supply chain information system.


Arsitektur sistem informasi manajemen logistik dan supply chain. Logistics data warehousing and decision support system. Manajemen logistik berbasis Web Paperless and wireless logistics system.

9. Studi kasus.

Material Requirement Planning (MRP) and Supply Chain at Alenia Aircraft. Jaguar-Nippondenso Relation. Pengembangan Web-based Logistics Planning System and e-Procurement di sebuah BUMN terkemuka. Vendor Selection di sebuah perusahaan terkemuka di dunia.

10. Inventory Control Techniques


Klasifikasi persediaan. Biaya persediaan. Sistem pengendalian persediaan. Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent material Fixed order period inventory system Latihan perhitungan optimasi persediaan .

11. Inventarisasi dan auditing persediaan


Manfaat inventarisasi persediaan. Teknik inventarisasi persediaan. Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian. Laporan Hasil inventarisasi.

12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan


Perbedaan data dan informasi pergudangan. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen. Pembentukan Master File Kodifikasi Barang. Pembentukan Master File Persediaan di Gudang. Penentuan Kode Lokasi Barang. Teknik Pencatatan Transaksi Barang

WHo should attend? Logistics /supply chain Manager, Purchasing manager, Warehousing manager, Distribution Manager, Logistics Planner, Production manager, Production Planner, Marketing Manager dan semua posisi yang erat kaitannya dengan manajemen logistik serta siapa saja yang ingin mengetahui perkembangan terakhir Logistics and Supply Chain Management.

MANAJEMEN LOGISTIK SESI 1


Posted on Juli 7, 2010 by lokerbogor

Sistem Manajemen Gudang Sistem adalah kumpulan interaksi dari sub sistem, dan Manajemen adalah ilmu mengelola sumber daya, sedangkan Gudang adalah tempat penyimpanan barang sementara. Secara ringkas sistem manajemen gudang mengandung pemahaman : pengelolaan dari aktifitas yang saling terkait dalam aktifitas penyimpanan barang sementara. Apa saja aktifitas penyimpanan barang itu? Penerimaan dari pemasok, handling barang, pengeluaran barang ke tujuan Manajemen Distribusi dan Logistik Materi (Silabus) 1. Pengantar Manajemen Logistik dan Distribusi 2. Fungsi Utama Manajemen Logistik 3. Cara Mengelola Logistik Di Perusahaan 4. Analisis Strategi Logistik 5. Perencanaan Distribusi Fisik 6. Logistics Information System 7. Management Persediaan 8. Mengelola Material Flows 9. Transportasi 10. Warehousing 11. Manajemen Pembelian 12. Pengendalian Kinerja Logistik 13. Global Logistics 14. Struktur Organisasi Logistik 15. Implementasi Strategi Logistik Pengantar Manajemen Logistik dan Distribusi Pengertian Manajemen Logistik

Berdasarkan uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.A. Hasyim Ali mentermajhkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik modern. Dalam buku Manajemen Logistik, Bowersox mengemukakan definisi logistik sebagai berikut :Logistik adal Pengertian Pengadaan Pengadaan dapat mempengaruhi keseluruhan proses arus barang karena merupakan bagian penting dalam proses tersebut, karena itu pengadaan harus dianggap sebagai fungsi yang strategis dalam manajemen logistik, dimana dalam pelaksanaan pengadaan ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, pada waktu yan Pengertian Logistik Logistik telah dikenal di kalangan masyarakat luas baik dalam lingkungan masyarakat luas baik dalam lingkungan lembaga lembaga maupun instansi, yang biasanya menggunakan istilah istilah yang berbeda, misalnya :Biro MaterialBiro PembekalanBiro PemeliharaanBiro PengadaanSecara etimologi, Logistik Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Manajemen juga menganalisa dan menetapkan tujuan tujuan serta mendeterminasi tugas tugas dan kewajiban kewajiban secara baik, efektif dan efisien. Manajemen mempunyai beberapa pengertian dan defisini yang berbeda beda. Ruang Lingkup Manajemen Logistik 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan. - Evolusi sistem manajemen logistik. - Siklus manajemen logistik. - Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik. - Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan. - Fungsi fungsi manajemen logistik dan pergudangan. - Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan. - Aktivitas gudang - Struktur Pergudangan - Pemilihan Lokasi Gudang 2. Pemeriksaan/Pengujian Barang. - Dasar Pemeriksaan Barang. - Destructive dan Non destructive test. - Kriteria Pemeriksaan total dan sampling. - Penentuan ukuran sample. - Penentuan Acceptance Level. - Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Barang. 3. Administrasi Penerimaan Barang. - Prasyarat penerimaan barang. - Pembentukan team penerimaan barang. - Kriteria penerimaan barang. - Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang. - Dokumen penerimaan barang. - Berita Acara Penerimaan Sementara. - Berita Acara Penerimaan Barang. - Penyusunan laporan transaksi barang. - Rekomendasi pembayaran. 4. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang. - Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang. - Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang. - Tatacara Pengisian Kartu Barang. - Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan - Tatacara perhitungan nilai persediaan barang 5. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil. Aktivfitas unloading barang ukuran kecil. Pengendalian kualitas dan kuantitas. Packaging.

Identifikasi produk. Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan Pengendalian persediaan. Authomatic identification method 6. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case) Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton. Order-pick methods. Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton. Identifikasi posisi karton dan pallet. 7. Akuntansi Persediaan. - Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan. - Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi pergudangan. - Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan AVERAGE. - Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi. 8. Laporan Sistem Pergudangan. - Laporan status persediaan. - Laporan Transaksi Barang. - Klasifikasi Barang. - Statistik Pemakaian Barang. - Laporan Perhitungan Inventory Control. 9. Manajemen Pergudangan dan distribusi Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP). Multi echelon distribution system Pull system Push system Illustrasi order point system Solusi order point Base stock system Illustrasi perhitungan DRP Studi kasus DRP dengan menggunakan Software. 10. Inventory Control Techniques - Klasifikasi persediaan. - Biaya persediaan. - Sistem pengendalian persediaan. - Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent material - Fixed order period inventory system - Latihan perhitungan optimasi persediaan . 11. Inventarisasi dan auditing persediaan - Manfaat inventarisasi persediaan. - Teknik inventarisasi persediaan. - Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian. - Laporan Hasil inventarisasi. 12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan - Perbedaan data dan informasi pergudangan. - Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen. - Pembentukan Master File Kodifikasi Barang. - Pembentukan Master File Persediaan di Gudang. - Penentuan Kode Lokasi Barang. - Teknik Pencatatan Transaksi Barang. 13. Peragaan software manajemen pergudangan dan distribusi yang mencakup aspek : - Penerimaan barang, - Administrasi penyimpanan. - Pembentukan item master file. - Optimasi Persediaan. - DRP dan optimasi distribusi barang. - Lokasi barang. 14. Studi kasus sistem manajemen pergudangan. Fungsi Utama Manajemen Logistik Fungsi manajemen logistik merupakan sarana penunjang datum pelaksanaan operasional sehari-kari suatu institusi. Sebagai salah satu fungsi perusahaan, manajemen logistik memerlukan tatacara pengelolaan yang efektif, efisien dan akurat Seminar manajemen logistik terpadu ini disusun untuk memberikan suatu sarana pengembangan pemanaman tentang berbagai aspek manajemenyang diperlukan dalam pengelolaan material.

Logistik berasal dari bahasa Yunani Kono yaitu Logistikos yang berarti terdidik/pandai damal memperkirakan/berhitung.Donald J.Bowersok (2000), Logistik didefinisikan sebagai Proses pengelo laan yang strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan H. Subagya, MS (1996) Logistik merupakan salah satu kegiatan yang bersangkutan dengan segi-segi: Perencanaa dan pengembangan, pengadaan, penyimpanan, pemindahan, penyaluran, pemeliharaan, pengungsian dan penghapusan alat-alat perlengkapan Pemindahan, pengungsian dan peralatan personil Pengdaan atau pembuatan, penyelengaraan pemeliharaan dan penghapusan fasilitas-fasilitas Pengusaha atau pemberian pelayanan / bantuan-bantuan. Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) Manajemen logistic merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efidiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Indriyi G dan Agus Mulyono (1998) Kegiatan logistik adalah mengembangkan operasi yang te rpadu dari kegiatan pengadaan atau pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi, penyimpanan, pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan pengaturan terhadap kegiatan tersebut. Fungsi Manajemen Logistik terdiri dari beberapa bagian yaitu: -PerencanaandanPenentuanKebutuhan -Penganggaran -Pengadaan -PenyimpanandanPenyaluran -Pemeliharaan -Penghapusan -Pengendalian Jenis barang dalam manajemen logistik 1. Barang konsumsi : barang yang dihasilkan poerusahaan untuk kepaentingan konsumen akhir Misalkan : Produsen Konsumen Produsen Pengecer Konsumen Produsen Pedagan Besar Pengecer Konsumen Produsen Agen Pengecer Konsumen Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen 2. Barang Industri : suatu barang yang dihasilkan perusahaan untuk kepentingan atau kegiatan industri Misalkan Produsen Pemakai industri Produsen Distributor industri Pemakai industri Produsen Agen Pemakai industri Produsen Agen Distributor industri Pemakai industri Asas-asas manajemen logistik terdiri dari : -Keahlian -kreativitas -Ketelitian -KetertibandanKedisiplinan -KualitasPelayanan -KesempurnaanWatak -Efektivitas -Efisiensi

Konsep logistik terpadu terdiri dari dua usaha : 1.OperasiLogistik a. Manajemen distribusi fisik : aspek logistik keseluruhan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pengiriman barang yang dipesan oleh pelanggan. b. Manajemen Material : menyangkut perolehan dan pengangkutan material suku cadang, dan atau persediaan barang jadi untuk dijual kembali c. Transfer persediaan barang (internal) : berkenaan dengan pergerakan fasilitas-fasilitas perusahaan 2.KoordinasiLogistik Identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi ligistik. Koordinasi logistik dibagi kedalam 4 bidang: Peramalan Pengelolaanpesanan Perencanaanoperasi Pengadaan/Pengadaankebutuhanmaterial Sistem Logistik Yang Berlaku Di Dalam Perusahaan Operasi (sistem kerja) perusahaan terdiri atas : -Pemasaran -Keuangan -Logistik -Produksi Kekuatan eksternal yang dapat mempengaruhi kegiatan logistik : Strukturindustri Pasaryangdituju Peraturanpemerintah Strategibersaing Keadaanperekonomian ManajemenSDM KebiasaanKonsumen Faktor-faktor yang terdapat dalam sistem logistik: -Pengumpulan -Peyimpanan -Transfer -Penyebaran -Pembiayaan -Komunikasi Unsur sistem manajemen logistik : -Strikturfasilitas -Transportasi -Persediaan

-Komunikasi -Pengelolaandanpenyimpanan Kebijakanpengunaanlogistik: -KebutuhanSDM -Penyediaandanalogistik -Faktorpengawasan -Jenisbarang -Pelanggan Cara Mengelola Logistik Dalam Perusahaan Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena dengan pengelolaan yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber keunggulan kompetitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Dasar-dasar kesuksesan dalam kompetisi di pasar ada beberapa macam tetapi suatu model sederhana yang dapat dikemukakan dan cukup masuk akal adalah apa yang dinamakan sebagai the triangular linkage of the company atau the Three Cs yaitu customers, competition dan company dengan hubunga n keterkaitan dibantara ketiganya seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Penanganan manajemen logistik yang baik akan bermuara pada terbentuknya keunggulan kompetitif perusahaan. Sumber dari keunggulan kompetitif tersebut terletak pertama-tama pada kemampuan perusahaan membedakan dirinya sendiri di depan mata konsumen dari para pesaingnya (value advantage). Kedua, dengan cara bekerja berbiaya rendah yang berarti memperoleh laba yang lebih tinggi (productivity atau cost advantage). Productivity advantage Biasanya makin besar volume produksi suatu barang, biaya per satuan barang akan makin kecil karena fixed cost dibagi lebih merata dengan angka pembagi yang lebih besar. Sedangkan variable cost per satuan barang akan tetap, sehingga total cost per satuan barang akan mengecil. Oleh karena itu, kenaikan market share akan menaikkan volume produksi dan selanjutnya akan menurunkan biaya produksi per satu satuan barang. Namun, cara menurunkan biaya produksi tidak hanya dengan menaikkan market share, tetapi dapat juga dengan menurunkan biaya logistik. Value advantage Sudah menjadi semacam axioma dalam marketing management bahwa konsumen tidak membeli barang (product) tetapi mereka membeli faedah atau keuntungan tertentu (benefit). Oleh karena itu, bila perusahaa n tidak mampu membedakan produknya dengan produk kompetitornya, maka barang atau produknya akan menjadi barang komoditas biasa dan konsumen akan cenderung membeli jenis barang tersebut yang harganya paling murah. Untuk mendapatkan value advantage ini, maka perusahaan harus menciptakan nilai tertentu dan biasanya harus dilakukan pada suatu segmen pasar tertentu. Dalam prakteknya, perusahaan-perusahaan yang sukses tanpa perduli berskala kecil, menengah, dan besar ternyata terus menerus berusaha mencari posisi dalam pasar berdasarkan kedua-dua advantage itu, yaitu productivity advantage dan value advantage. Opsi-opsi yang tersedia dalam hubungan antara value advantage dan productivity advantage adalah seperti Gambar 2. Perusahaan yang merasa menempati kotak bawah kiri dalam matrix tersebut berada pada posisi paling malang, karena tidak mempunyai keunggulan apa-apa atau sangat minim. Cara satu-satunya adalah harus bergerak ke kanan atau ke atas. Dalam matriks tersebut terlihat bahwa fungsi logistik dapat membantu banyak untuk meningkatkan, baik value advantage maupun productivity advantage. Yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa layanan akan sangat menentukan dalam membedakan antara perusahaan yang satu dan yang lainnya. Jenis layanan ini (value advantage) hampir tidak terbatas jenisnya, dari yang memakan biaya sampai yang sama sekali tidak, atau hanya membutuhkan biaya yang relatif sangat kecil. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang berhasil menjadi market leader adalah perusahaan yang mengusahakan dan berhasil mencapai dua puncak kesempurnaan, yaitu cost leadership dan service leadership. Analisis Strategi Logistik Perusahaan Dengan Menggunakan Analytical Network Process (ANP)

Persaingan yang semakin ketat akibat perubahan-perubahan lingkungan bisnis memaksa pelaku-pelaku industri, baik sektor industri maupun jasa, untuk memikirkan cara-cara baru dalam memenangkan persaingan. Strategi logistik dan Supply Chain Management yang tepat merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan. Logistik pada dasarnya merupakan suatu proses perancanaan, implementasi dan pengontrolan efisiensi, aliran biaya dan penyimpanan bahan baku, penyimpanan barang dalamm proses, produk jadi dan informasi-informasi lain yang berhubungan dengan titik awal dan titik akhir dari suatu proses produksi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Misi yang ingin dicapai oleh sistem logistik itu sendiri adalah mendapatkan produk/jasa yang tepat, pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan pada kondisi yang diinginkan, dengan tetap memberikan kontribusi yang besar bagi perusahaan. Logistik memegang peranan strategis dalam suatu organisasi yang selalu ingin ikut ambil bagian dalam perubahan pasar dan integrasi rantai pasokan. Logistik dan Supply Chain Management dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal seperti aliansi strategis perusahaan, perubahan teknologi, lingkungan kompetitif yang kian meningkat; dan faktor internal seperti sistem pendukung keputusan pada perusahaan, integrasi sistem informasi, perputaran sistem logistik, dan peningkatan performansi yang diharapkan. Penelitian ini berusaha untuk menyusun kekompleksan yang terjadi dengan mengevaluasi alternatif-alternatif strategi logistik dan manajemen rantai pasokan dengan menggunakan teknik analisis multiatribut yang lebih dikenal dengan Analytical Network Process (ANP). ANP merupakan suatu sistem dengan pendekatan feedback yang digunakan untuk menilai hubungan multiarah yang dinamis antar atribut keputusan. Mengingat lingkungan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan perencanaan strategi, maka pendekatan ANP merupakan pendekatan evaluasi strategi yang digunakan untuk mendapatkan strategi logistik dan manajemen rantai pasokan terbaik yang hendaknya diambil sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini.
About these ads

Like this:
Suka

Manajemen Persediaan dan Administrasi Pergudangan Jakarta, 10 11 Mei 2012

(Include: Souvenir, Flash disk, materi hand-out dan CD modul, 2x coffee break, makan siang dan sertifikat) MANAJEMEN logistik dan Pergudangan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan. Barang yang disimpan di gudang bisa dalam bentuk bahan baku, barang setengah jadi, suku cadang maupun produk jadi. Peningkatan produktivitas dan pelayanan pergudangan akan sangat berpengaruh pada performansi perusahaan secara keseluruhan. Pelatihan ini akan membahas aspek operasional sistem manajemen pergudangan. Karena titik utama pembahasan adalah masalah operasional logistik dan administrasi pergudangan, maka pelatihan ini sangat cocok untuk para eksekutif perusahaan di tingkat operasional dan menengah. Di dalam pelatihan ini,selain aspek manajemen juga akan dibahas secara terinci sistem dan prosedur administrasi pergudangan, laporan yang harus dihasilkannya beserta contoh setiap jenis formulir yang diperlukan. Manfaat setelah mengikuti seminar ini : 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan.

2. Pemeriksaan/Pengujian Barang. 3. Administrasi Penerimaan Barang. 4. Administrasi Penyimpanan Barang. 5. Akuntansi Persediaan. 6. Konsep inventory control. 7. Administrasi Distribusi Barang. 8. Laporan Sistem Pergudangan. 9. Inventarisasi dan auditing persediaan 10. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan 11. Pengukuran performansi sistem pergudangan dan distribusi. Materi seminar: 1. Peran manajemen logistik dan Pergudangan dalam kehidupan Perusahaan. a. Evolusi sistem manajemen logistik. b. Siklus manajemen logistik. c. Pergudangan sebagai Subsistem dalam sistem logistik. d. Objektif Manajemen logistik dan Pergudangan. e. Fungsi fungsi manajemen logistik dan pergudangan. f. Fungsi Pelayanan Sistem logistik dan Pergudangan. g. Aktivitas gudang h. Struktur Pergudangan i. Pemilihan Lokasi Gudang 2. Pemeriksaan/Pengujian Barang. a. Dasar Pemeriksaan Barang. b. Destructive dan Non destructive test. c. Kriteria Pemeriksaan total dan sampling. d. Penentuan ukuran sample. e. Penentuan Acceptance Level. f. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan Barang. 3. Administrasi Penerimaan Barang. a. Prasyarat penerimaan barang. b. Pembentukan team penerimaan barang. c. Kriteria penerimaan barang.

d. Sistem dan Prosedur Penerimaan Barang. e. Dokumen penerimaan barang. f. Berita Acara Penerimaan Sementara. g. Berita Acara Penerimaan Barang. h. Penyusunan laporan transaksi barang. i. Rekomendasi pembayaran. 4. Administrasi dan Teknik Penyimpanan Barang. a. Sistem dan Prosedur Penyimpanan Barang. b. Dokumen yang digunakan untuk penyimpanan barang. c. Tatacara Pengisian Kartu Barang. d. Tatacara Pengisian Kartu Administrasi Persediaan e. Tatacara perhitungan nilai persediaan barang 5. Teknik Penyimpanan Barang Berukuran Kecil. a. Aktivfitas unloading barang ukuran kecil. b. Pengendalian kualitas dan kuantitas. c. Packaging. d. Identifikasi produk. e. Teknik penyimpanan dan pelayanan pelanggan f. Pengendalian persediaan. g. Authomatic identification method 6. Pengelolaan barang yang disimpan menggunakan karton (full-case) a. Manfaat penyimpanan barang menggunakan karton. b. Order-pick methods. c. Teknik pengaturan penyimpanan menggunakan karton. d. Identifikasi posisi karton dan pallet. 7. Akuntansi Persediaan. a. Peran akuntansi dalam pengelolaan persediaan. b. Kontrol intern dilihat dari segi organisasi serta sistem dan prosedur administrasi pergudangan. c. Perhitungan biaya material dengan metoda FIFO (First in First Out), LIFO (Last in First Out), dan AVERAGE. d. Laporan persediaan yang diperlukan akuntansi.

8. Laporan Sistem Pergudangan. a. Laporan status persediaan. b. Laporan Transaksi Barang. c. Klasifikasi Barang. d. Statistik Pemakaian Barang. e. Laporan Perhitungan Inventory Control. 9. Manajemen Pergudangan dan distribusi a. Konsep dasar Distribution Requirement Planning (DRP). b. Multi echelon distribution system c. Pull system d. Push system e. Illustrasi order point system f. Solusi order point g. Base stock system h. Illustrasi perhitungan DRP i. Studi kasus DRP dengan menggunakan Software. 10. Inventory Control Techniques a. Klasifikasi persediaan. b. Biaya persediaan. c. Sistem pengendalian persediaan. d. Economic order quantity; Reorder point dan Safety Stock untuk Independent material e. Fixed order period inventory system. f. Just In Time (JIT) inventory management. g. Latihan perhitungan optimasi persediaan . 11. Inventarisasi dan auditing persediaan a. Manfaat inventarisasi persediaan. b. Teknik inventarisasi persediaan. c. Inventarisasi total dan inventarisasi sebagian. d. Laporan Hasil inventarisasi. 12. Sistem Informasi dan Komputerisasi Sistem Manajemen Pergudangan a. Perbedaan data dan informasi pergudangan. b. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi manajemen.

c. Pembentukan Master File Kodifikasi Barang. d. Pembentukan Master File Persediaan di Gudang. e. Penentuan Kode Lokasi Barang. f. Teknik Pencatatan Transaksi Barang. 13. Studi kasus sistem manajemen pergudangan.

Proses Produksi (Manajemen Produksi)

3 Komentar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Secara tradisional organisasi sebuah perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, umumnya dibagi atas beberapa fungsi, yaitu fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi produksi dan fungsi administrasi umum. fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai yaitu :

Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen. Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan pengantaran produk ketangan konsumen.

Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen. Ada manajemen produksi dalam sistem produksi, terkait karakteristik, pengukuran kinerja serta ruang lingkup keputusan yang perlu diambil serta strategi operasi yang merupakan penjabaran dari strategi bisnis/ korporasi. Administrasi umum dan personalia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan segala aktivitas untuk menunjang kegiatan perusahaan (untilities function) serta melengkapi perusahaan dengan sumber daya manusia. Fokus perhatian pada makalah ini adalah fungsi produksi (production function atau production system). Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa fungsi produksi merupakan fungsi yang ada di sebuah perusahaan manufaktur atau jasa yang mengemban fungsi untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility). Dalam keberadaan seperti itu, maka fungsi produksi atau operasi menjadi tempat terjadinya proses perubahan secara fisik atau sumber daya produksi (intput) menjadi keluaran (output).

Dari hal tersebut maka kami akan membahas tentang proses produksi atau manajemen produksi pada suatu

perusahaan baik manufaktur maupun jasa, baik dari segi garis umum, konsep, pengertian, ruang lingkup, kriteria kinerja, strategi, perkembangannya dan lainnya. TUJUAN Pembuatan makalah yang berjudul Proses Produksi ini memiliki tujuan, antara lain:

Memberikan pengenalan dan wawasan tentang sistem produksi dan manajemen produksi serta ukuran kinerjanya. Memberikan pengetahuan tentang keputusan yang perlu dilakukan di dalam manajemen produksi serta ruang lingkupnya. Memberikan pengetahuan tentang kaitan antara strategi bisnis / korporasi dengan strategi operasi. Identifikasi Masalah

Penjelasan-penjelasan di atas telah menyimpulkan pentingnya fungsi produksi atau operasi dalam perusahaan berupa sistem produksi maupun manajemen produksi atau operasi terkait tugasnya dalam menghasilkan produk barang maupun jasa (output) dari bahan baku atau sember daya produksi (input).

Oleh karena itu, perusahaan harus mengoptimalkan potensi yang ada berupa fungsi-fungsi perusahaan agar dapat berjalan secara sinergi, khususnya fungsi produksi atau operasi yang sangat berpengaru besar dalam pembentukan produk (output) yang akan dihasilkan dengan cara optimalisasi fasilitas, potensi dan sumber daya produksi yang ada. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah ini,masalah yang akan dijelaskan pada makalah ini adalah tentang sebagai berikut: Proses Manajemen Mengapa Manajemen Produksi itu Bagaimana Cara Membangun Manajemen Produksi? BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Proses Produksi Produksi Produksi penting?

Pada masa lalu pengertian proses produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Proses produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Secara garis besar, proses produksi adalah kegiatan mengolah masukan (input, sumber daya produksi) dalam proses dengan menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan keluaran (output, barang maupun jasa) yang sesuai dengan ketentuan. Dengan

demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sbb: Gambar 1.: Skema Sistem Proses Produksi Ada sekurang kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi (penghasil barang), yaitu : Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga produktovitasnya akan lebih mudah diukur Kualitas bila dibandingkan yang dengan unit dari usaha usaha jasa pabrikasi yang lebih keluarannya mudah berupa pelayanan. standarnya.

produk

dihasilkan

ditentukan

Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan.

Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam usaha pabrikasi adanya persediaan Secara garis sesuatu besar transformasi yang produksi sulit dapat dihindarkan. diklasifikasikan :

Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakan dengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil.

Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen. Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai sistem operasi. Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, transformasi produksi dapat dibedakan atas : Job shop, transformasi produksi bekerja bila ada pesanan saja. Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen

Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja baik ada pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan biasanya Flow relatif shop Flow besar dapat line Assembly dan jenis dibedakan / produksinya atas standar. : batch line Continuous

Project, adalah bentuk spesial dari transformasi produksi dimana hanya ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen.

Karakteristik

umum

dari

ketiga

jenis

transformasi

ini

dapat

dilihat

pada

gambar 2, berikut ini : Gambar 2. Karakteristik umum transformasi produksi. MANAJEMEN PRODUKSI Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang sering disebut sebagai faktor Material Mesin Manusia Modal Manajemen yang akan faktor atau atau atau atau memfungsionalisasikan keempat faktor yang produksi yaitu : bahan peralatan karyawan uang lain.

Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi Ongkos dapat diukur dari : Produksi

Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)

Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga Kualitas yang dapat Produk dijangkau / oleh konsumen Jasa.

Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan Tingkat selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata. Pelayanan

Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh system produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain : Ketersediaan produk (availability) dan / kemudahan untuk mendapatkan jasa.

Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time)

Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu

Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber sumber daya (faktor faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan. BAB III PEMBAHASAN Pentingnya Manajemen Produksi

Secara harfiah, Manajemen Produksi terbangun atas dua kata, yaitu Manajemen dan Produksi. Manajemen memiliki dua makna, manajemen sebagai posisi dan manajemen sebagai proses. Manajemen Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan (input, sumber daya produksi) menjadi keluaran (output, produk barang maupun jasa) dengan nilai tambah yang lebih besar. Dari pengertian tersebut, Manajemen Produksi memiliki beberapa unsur utama, yaitu:

Manajemen Produksi adalah sebuah proses manajemen, sehingga kegiatannya berawal dari aktivitas perencanaan dan berakhir pada aktivitas pengendalian.

Manajemen Produksi mengkaji kegiatan pengolahan masukan menjadi keluaran tertentu, baik barang maupun jasa. Manajemen Produksi bertujuan untuk memberikan nilai tambah atau manfaat lebih besar kepada organisasi atau perusahaan.

Manajemen Produksi adalah sebuah sistem yang terbangun dari subsistem masukan, subsistem proses pengolahan, dan subsistem keluaran.

Selanjutnya, kita perlu malihat definisi Manajemen Produksi atau Operasinal sebagai suatu tipe ilmu manajemen dari manajemen fungsional perusahaan menurut pandangan para pakar Manajemen Produksi atau Operasional. Menurut Chase dan Aquilano (1995), Chase, Aaquilano dan Jacobs (2001), Russel dan Taylor (2000), Adam dan Ebert (1992) pada pokoknya merupakan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pendesainan, kegiatan transformasi (operations), dan perbaikan sistem yang berfungsi untuk menciptakan dan menyerahkan keluaran yang dihasilkan oleh perusahaan, baik produk barang maupun jasa.

Melihat pengertian Manajemen Produksi atau Operasional menurut para pakar di atas, maka ada tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

Keputusan atau kebijakan mengenai desain. Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan jangka panjang, dan dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan dihasilkan, desain atas lokasi, dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job description dan job specification. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations). Keputusan produksi atau operasi ini berjangka pendek, berkaitan tentang keputusan taktis dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari personil pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau penyelesaian produk.

Keputusan atau kebijakan perbaikan secara terus-menerus dari sistem operasi. Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijaksanaan tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang tercangkup di dalamnya pada pokoknya meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefesinan sistem, kapasitas, dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus menerus atas metode penyelesaian atau pengerjaan produk.

Berpijak pada definisi tersebut maka Manajemen Produksi atau Opersional dibangun atas tiga keputusan dan aktivitas utama, yaitu keputusan dan aktivitas desain, transfrmasi, dan perbaikan terus-menerus atas sistem. Dengan demikian diharapkan untuk semakin memampukan perusahaan menjadi pemenang dalam persaingan pasar (order winner). Memperhatikan uraian itu, tergambar tujuan Manajemen Produksi atau Operasional, yaitu: Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keuaran sesuai yang diharapkan oleh pasar, Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkan keluaran secara efesien,

Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilai tambah atau manfaat yang semakin besar, Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenang dalam setiap kegiatan persaingan, dan

Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkan atau disediakan semakin digandrungi oleh pelanggan. Kriteria Kinerja Manajemen Produksi

Proses produksi untuk menghasilkan keluaran, baik produk barang maupun jasa mempunyai beberapa bentuk. Sebagai contoh pada perusahaan manufaktur, perusahaan transportasi, usaha toko eceran, jasa pergudangan, rumah sakit, restoran, dan pendidikan.

Pada perusahaan manufaktur atau pabrikasi, proses menghasilkan keluaran adalah melalui pengolahan dan penyempurnaan bentuk atau kegunaan berbagai masukan (to create form utility). Contoh klasik yang mudah dijumpai dan dikemukakan, misalnya pemintal kapas menjadi benang, kemudian ditenun menjadi kain, dan kain diolah menjadi aneka barang konveksi (baju, celana, kain gorden, taplak meja, kain batik dan sebagainya). Usaha toko eceran menjalankan proses pertukaran dan menghasilkan keluaran berupa alih milik atas sesuatu (possesision utility). Melalui kegiatan jual-beli, uang dari pembeli beralih menjadi milik penjual, dan pada saat yang sama, barang atau jasa beralih menjadi milik pembeli. Selanjutnya pada usaha transportasi, terciptanya kegunaan tempat (place utility) atas komoditi atau produk, karena pengangkutan memindahan dari tempat dengan kegunaan (marginal utility) rendah ke tempat dengan kegunaan marginal yang tinggi. Transportasi dapat berlangsung secara berkesinambungan antara dua atau beberapa tempat selama antara tempet atau tempat-tempat itu terdapat perbedaan nilai yang melebihi biaya atau tarif. Hubungan Masukan-Keluaran dan Indikator Kinerja Berbagai Sistem Produksi

No. Tipe Sistem Produksi Jenis Proses Produksi Masukan Utama Keluaran Sistem Ukuran Kinerja Sistem 1. Usaha Manufaktur Menyempurnakan bentuk

(form utility) Bahan, tenaga kerja manusia (tkm), modal, peralatan, energi, Keahlian Barang (keluaran Efisiensi, 2. (place tkm, keahlian (place 3. tkm, (possession 4. Jasa Usaha utility) Toko modal, utility) Load Eceran factor, Melakukan energi, Market Pergudangan share, Jasa Usaha utility) Transportasi Alat modal, Perpindahan barang pertukaran per Produk km, (stock), Hak ROE, penyimpanan Memindahkan angkutan, secara berwujud) Produktivitas, Efektivitas fisik

barang,penumpang, energi, tempat penumpang-km pembeli,Peralatan, Milik penjualan/m2 barang

keahlian ROI,

selama jangka waktu tertentu Gudang, barang yang akan disimpan, peralatan, tkm, energi, skill Jasa penyimpanan

dan perbulan 5. obat, 6. Rumah energi, Restoran

time

utility

Sewa dari

per

m2/tahun

atau lantai

Sakit skill, Malayani

Perawatan supplies, modal yang

kesehatan Sehatnya lapar

Pasien, pasien dan haus

dokter, Rasio

perawat,peralatan, perawatan lapar/haus, tkm,

keberhasilan yang

pelanggan

Pelanggan

minuman, alat, energi, skill, modal Kepuasan

makanan, pelanggan ROI, ROE, capacity utilization

rate

7. Pendidikan Menjadikan peserta didik mengetahui sesuatu ilmu Siswa/mahasiswa, guru/dosen, buku, kelas,alat peraga, meja-kusi, energi, kurikulum, modal IPK, kecepatan terserap oleh pasar, rasio dosen-mahasiswa Contoh ukuran kinerjanya:

Produktivitas Total = Output/Input ; Produktivitas Parsial = Output/Capital atau Output/Energy atau Output/Manpower; dan lain-lain

Load Factor = (Seat yang terjual)/(Seat yang tersedia) ; atau = (Ton-km terjual)/(Ton-km tersedia) atau (Penumpang-km terjual)/(Penumpang-km tersedia) Market share = (Penjualan perusahaan)/(Penjualan industri) ; dan sebagainya Kriteria Kinerja Fisikal dan Ekonomis untuk Evaluasi Manajemen Produksi atau Operasional Kegiatan Berwujud/Fiskal Terukur (Measurables) (Intangible) Masukan : TKM Bahan Modal Energi Dan lainlain Produk Terwujud Produksi Kriteria Kinerja Produksi/Operasi Ekonomi

Jasa Keluaran Utilitas Utilitas Utilitas Lainnya Biaya Biaya Biaya Biaya tenaga Efisiensi tkm bahan energi modal kerja bahan enegi modal

Lainnya Ketunamutuan proses seleksi/pengadaan: tkm, bahan dan komponen produk, energi, modal, dan lainlain Utilitas Level peralatan keluaran

Level sediaan Biaya overhead produksi : Bunga, gaji, asuransi, jasa umum, dan lain-lain Ketidaksesuaian tipe latihan tkm, kapasitas tak terpakai, kerusakan mesin, kekurangan stock, dan lain-lain. Kuantitas (berapa banyak) Kualitas (bagaimana keadaan keluaran) Lokasi (dimana) Jadwal waktu (kapan)

Kesesuaian antara yang diminta dan yang diproduksi Jumlah/proporsi keluaran yang cacat Berapa km Derajat kesesuaian antara jadwal permintaan dan penyerahan Kehilangan nama baik (goodwill) akibat tidak puasnya Ketunamutuan Keterlambatan Ketunamutuan pelayanan Perkembangan Tahapan Otomatisasi Kegiatan teknologi Manufaktur pelanggan: produk penyerahan

Tahapan Mekanisasi Otomatisasi M Mengganti Mengganti

Aktivitas tenaga kontrol R kerja manusia manusia atas dengan

Contoh mesin Ban berjalan otomatis

Tahun 1775

mesin

dengan P

kendali

NC/CNC 1950

Otomatisasi Secara Sistem Mengintegrasikan otomatisasi individu dengan lingkungan internalnya untuk mengelola FMS bagian tertentu dari CAD/CAM proses manufaktur MRP II 1970

Pemanufakturan Terintegrasi Berbasis Komputer Aplikasi terpadu atas otomatisasi berbasis komputer dan DSS untuk mengelola operasi secara keseluruhan dari sistem manufaktur Fabrikasi otomatisasi dan berbasis komputer 1990 Catatan: MRP (Material Requipment Planning) adalah pengendalian bahan yang mengintegrasikan kebutuhan sesuai rencana produksi (Master Production Scheduling) dengan status sediaan (inventory record) dan struktur bahan dari FMS produk merupakan yang singkatan akan dari dibuat Flexible (Bill of Manufacturing Material). System.

MRP-II merupakan pengendalian material Manufacturing Resource Planning. III. KEPUTUSAN ESENSIAL

Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan dengan : Proses Produksi

Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi Teknologi Type Jenis Tata proses dan letak aliran proses : produksi peralatan produksi fasilitas

Pada umumnya keputusan keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah Kapasitas Keputusan keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas : diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).

Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb

Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan Persediaan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dlsb.

(Inventory)

Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating Tenaga system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan Kerja

Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan Kualitas cuti, penggiliran kerja dan sebagainya Produksi

Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang strategik maupun taktis. IV. STRATEGI PRODUKSI OPERASI telah ditetapkan. Tabel berikut ini merupakan salah satu contoh keputusan keputusan yang dimaksud baik yang bersifat

Strategi operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis / korporasi sehingga kelima kategori keputusan yang telah diuraikan diatas dapat diambil secara tepat dan konsisten. Dengan demikian strategi operasi akan memberikan arah untuk mengambil keputusan hubungan antara strategi bisnis / korporasi dan strategi operasi dapat digambarkan sbb: Gambar Strategi Dari Misi, Misi gambar diatas nampak 3.: Bisnis bahwa strategi operasi Model Strategi / terdiri dari dan 4 Produksi/Operasi Korporasi komponen yaitu,

Kompetensi,

Tujuan

Kebijakan. (Mission)

Misi merupakan bagian dari strategi operasi yang mendefinisikan tujuan fungsi operasi / produksi dalam

kaitannya dengan strategi bisnis / korporasi dengan kata lain misi merupakan penjabaran dari bisnis strategi dalam terminologi yang lebih operasional. Selain itu misi harus dapat menyatakan prioritas tujuan dari tujuan yang Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang dapat dilakukan lebih baik dari pesaing yang ada. Tentunya kompetensi ini tidak lepas kaitannya dengan misi yang telah dinyatakan. Kemempuan manajemen untuk mengidentifikasikan kompetensi ini merupakan kunci sukses dari suatu sistem produksi. Kompetensi ini dapat diidentifikasikan dalam bentuk tujuan (objective) seperti lowest cost, highest quality, best delivery atau greatest Tujuan flexibility, ataupun dalam bentuk sumber daya yang digunakan. (Objective) ingin dicapai.

Tujuan fungsi operasi dapat dinyatakan dalam bentuk ongkos (cost), kualitas (quality), penyampaian (delivery), maupun flexibilitas (flexibility). Objective sedapat mungkin dinyatakan dalam bentuk yang terkuantifikasi dan dapat diukur serta merupakan operasionalisasi dari misi dalam bentuk yang terkuantifikasi dan dapat diukur. Kebijakan Operasi

Kebijakan operasi menyatakan tujuan operasi yang telah ditetapkan akan dapat dicapai. Kebijakan operasi ini harus dibuat untuk setiap kategori keputusan yang telah disebutkan terdahulu (proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas). Dengan demikian akan dapat dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam suatu sistem produksi, tidak jarang bahwa kebijakan tersebut tidak selalu selaras bahkan saling bertentangan. Oleh sebab itu penentuan kebijaksanaan operasi merupakan trade off dari berbagai pilihan yang ada dengan berpegang pada tujuan yang telah dinyatakan. V. Dalam siklus Siklus Menurut Groover siklus fabrikasi suatu sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut : Siklus Penjadwalan pengelolaan fabrikasi rutin dan SIKLUS sistem siklus produksi dapat diidentifikasikan sebagai berikut PRODUKSI adanya :

penjadwalan,

Fabrikasi

Penjadwalan produksi merupakan kegiatan yang bersifat dinamis dalam artian bahwa kegiatan penjadwalan bukan merupakan kegiatan yang sekali jadi tetapi akan mengalami perubahan tergantung pada pelaksanaan dan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian penjadwalan merupakan suatu siklus yang dapat digambarkan pada gambar 4.

Dalam gambar diatas jelas terlihat bahan penyusunan penjadwalan operasi dimulai dari penentuan besarnya volume permintaan barang / jasa yang diminta oleh konsumen yang kemudian dilanjutkan dengan : Rencana Rencana Rencana pengaturan pengaturan mesin pengaturan tenaga / kerja peralatan material

Selanjutnya begitu jadwal disusun maka akan dioperasionalisasikan dalam bentuk pelaksanaan. Dalam kenyataannya tidak selalu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Apabila timbul perbedaan antara pelaksanaan dan rencana maka perlu dilakukan tindakan koreksi terhadap :

Jadwal yang telah dibuat, ada kemungkinan rencana yang dibuat terlalu optimis sehingga sulit untuk dilaksanakan atau kemungkinan lain terjadi perubahan volume permintaan yang cukup berarti. Apabila hal ini terjadi maka perlu adanya perubahan rencana yang lebih realistis.

Pelaksanaan yang dilakukan, tidak jarang terjadi hambatan di dalam pelaksanaan baik yang berkaitan dengan manusianya maupun peralatan serta faktor faktor eksternal lain yang mempengaruhinya. Apabila hal ini terjadi maka perlu diadakan perbaikan perbaikan didalam pelaksanaannya. Dengan demikian akan terlihat bahwa antara proses perencanaan dan perbaikannya (pengendalian) akan selalu terjadi dan menggelinding secara kontinu. Oleh sebab itu antara perencanaan dan pengendalian merupakan 2 kegiatan yang harus dilakukan secara simultan oleh orang yang bertanggungjawab ata kelancaran suatu sistem usaha. Dari urutan tersebut nampak bahwa jadwal operasi tidak selalu sama dengan volune permintaan barang / jasa, sebab tidak semua volume permintaan akan dipenuhi jika sumber daya yang diperlukan untuk merealisasikan tidak tersedia. Perumusan Strategi Tabel ini menerangkan strategi produksi atau operasi pada dasarnya merupakan penerjemahan visi perusahaan ke dalam rumusan kebijakan jangka panjang untuk dijadikan pedoman dalam menggerakkan perusahaan ke tujuan yang telah direncanakan dengan konsisten serta untuk membuat keputusan yang relevan mengenai pemberdayaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Rumusan menyeluruh dari strategi disebut strategi perusahaan (coporate strategy) dan untuk melaksanakannya, rumusan itu dibagi menjadi rumusan fungsiona, sehingga terdiri atas strategi pemasaran, strategi produksi/operasi, strategi keuangan, serta strategi administrasi dan personalia. Lebih lanjut, untuk mendukung stategi produksi atau operasi, perlu memberdayakan 5P Manajemen Produksi, yaitu People (sumber daya manusia perusahaan), Plant (pabrik dan atau peralatan produktif), Parts (bahan baku, bahan penolong, dan komponen produk), Processes (metode pengolahan atau teknologi produksi), dan Planning and Controling System (sistem perencanaan dan pengendalian, atau menyangkut struktur organisasi dan gaya manajemen yang diaplikasikan. Strategi produksi atau operasi sebagai bagian dari strategi perusahaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi dan pelayanan kepada pelanggan guna mewujudkan tujuan perusahaan dan menciptakan kepuasan pelanggan. Kerangka kerja strategi produksi atau operasional pada usaha manufaktur

Pengukuran kinerja produksi atau operasi Untuk Produktivitas Produktivitas Produktivitas Produktivitas Produktivitas Produktivitas Parsial pengukuran total = produktivitas, = (Keluaran Kerja = = Masukan = (Keluaran (Keluaran dapat (Keluaran Total)/(Masukan = dipakai pendekatan Total)/(Masukan Tertentu) ; sehingga berikut: Total) diperoleh: SDM) Modal) seterusnya dan sebagainya

Tenaga Modal Energi Beberapa

(Keluaran (Keluaran Total)/Energi

Total)/(Masukan Total)/(Masukan ; dan ,

Total)/(Energi+SDM+Modal)

Kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur performansi suatu sistem kerja diantaranya : Waktu Fisiologi Psikologi Sosiologi kerja kerja kerja kerja

Pengukuran waktu kerja merupakan kriteria yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan ukuran performansi Beberapa Dasar kegunaan untuk pengukuran waktu waktu standar kerja dan diantaranya kecepatan kerja. : produksi

menetapkan

Dasar menetapkan hari / jam kerja yang wajar untuk dasar menetapkan upah kerja serta target produksi Dasar Dasar Dasar Teknik Cara untuk untuk menyusun penyusunan pengukuran langsung; yaitu jika waktu pengukuran melakukan perencanaan perbaikan dan kerja lebih produksi yang lanjut wajar

pengendalian serta dapat di tempat

anggaran kerja dilakukan

pengendaliannya dibedakan atas tersebut : dilakuan.

pekerjaan

Cara tidak langsung; yaitu perhitungan waktu didasarkan pada tabel table yang sudah tersedia, dengan terlebih dahulu membakukan metode kerja yang digunakan.

Teknik pengukuran cara langsung yang paling banyak digunakan adalah teknik Jam Henti (Stopwatch Time Study) dan teknik Sampling Pekerjaan (Work Sampling). Pada dasarnya, teknik sampling pekerjaan akan dipilih Kesulitan Penelitian Pekerjaan Aktivitas sebagai untuk ditujukan teknik mengenali untuk dilakukan (elemen pekerjaan) pengukuran siklus menggambarkan oleh banyak untuk pekerjaan fakta kondisi berikut (terlalu (tingkat kelompok / : besar) produktivitas) kerja bervariasi

Munculnya aktivitas tidak menentu (random)

PERHITUNGAN Rumusan waktu baku

WAKTU adalah sebagai berikut

BAKU :

Waktu baku: waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaan dengan metode kerja tertentu, pada kondisi terbaik saat itu. Pengukuran dengan Jam Henti : Pengukuran dengan teknik Sampling Pekerjaan :

Like this:
Suka Posted by Setiadi Wira Buana in Lembar Pendidikan

Navigasi tulisan
UU tentang Sistem Pendidikan Nasional Peningkatan Kompetensi Guru dengan Nge-blog

3 pemikiran pada Proses Produksi (Manajemen Produksi)


1. nur faizin berkata:

12 Mei 2011 pada 2:33 am maaf aku mau nanya, apa maksud dari flow proses produksi beverages? terima kasih sebelumnya 0 1

Rate This

Balas

blogwirabuana berkata:

24 Juli 2011 pada 3:22 pm beverages itu artinya minuman. 1 1

Rate This

Balas

2.

dwi setia budi berkata:

13 November 2012 pada

Anda mungkin juga menyukai