Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN OPERASI DAN LOGISTIK

RIZKA DIBI A. S, M.Ak


MANAJEMEN OPERASI DAN LOGISTIK

Manajemen operasi adalah suatu disiplin manajemen yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan
pengawasan proses produksi barang atau jasa dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, dan kualitas operasional sehingga organisasi dapat mencapai tujuan bisnisnya. Manajemen operasi
melibatkan pengambilan keputusan dalam berbagai aspek, seperti perencanaan produksi, pengelolaan persediaan,
perancangan produk, manajemen kualitas, pengaturan kapasitas produksi, pengaturan lay-out produksi, serta pengukuran
kinerja operasional.

Sedangkan, logistik adalah proses perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian aliran barang, informasi, dan
layanan dari titik asal ke titik konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Logistik melibatkan
pengelolaan rantai pasok, transportasi, pergudangan, pengelolaan persediaan, serta sistem informasi yang mendukung
pengambilan keputusan logistik.
PROSES MANAJEMEN OPERASI DALAM RETAIL
1.Perencanaan Produk dan Layanan: Tahap ini melibatkan perencanaan strategi produk dan layanan yang akan ditawarkan dalam toko
retail. Aktivitas yang dilakukan antara lain mengidentifikasi tren konsumen, menganalisis pasar, menentukan segmentasi produk atau
layanan, serta mengatur pengadaan produk atau layanan yang akan dijual.
2.Pengelolaan Persediaan: Tahap ini melibatkan pengelolaan persediaan barang atau layanan dalam toko retail. Aktivitas yang dilakukan
antara lain merencanakan dan mengendalikan persediaan, melakukan pembelian atau pengadaan barang, melakukan pemantauan
persediaan, serta mengatur sistem penyimpanan dan pengeluaran barang.
3.Pengaturan Layout Toko: Tahap ini melibatkan pengaturan tata letak atau layout toko yang optimal untuk mempengaruhi perilaku
konsumen dan meningkatkan efisiensi operasional. Aktivitas yang dilakukan antara lain merencanakan layout toko, mengatur
penempatan produk, menentukan jalur lalu lintas konsumen, serta mengoptimalkan penggunaan ruang di toko.
4.Pengelolaan Kualitas Layanan: Tahap ini melibatkan pengelolaan kualitas layanan kepada konsumen. Aktivitas yang dilakukan antara
lain mengatur pelatihan dan pengembangan karyawan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, mengatur sistem penanganan
keluhan konsumen, serta memastikan kualitas layanan yang konsisten dan memuaskan.
5. Pengelolaan Tenaga Kerja: Tahap ini melibatkan pengelolaan tenaga kerja atau karyawan dalam toko retail.
Aktivitas yang dilakukan antara lain merencanakan kebutuhan tenaga kerja, melakukan rekrutmen dan seleksi
karyawan, mengatur jadwal kerja, melakukan penggajian dan penghargaan, serta mengelola hubungan industrial
dengan karyawan.
6. Pengelolaan Sistem Informasi: Tahap ini melibatkan pengelolaan sistem informasi yang mendukung
operasional retail, seperti sistem point of sale (POS), sistem manajemen persediaan, sistem manajemen
pelanggan, serta sistem manajemen tenaga kerja. Aktivitas yang dilakukan antara lain merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengelola sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung operasional toko
retail.
7. Pengelolaan Keberlanjutan: Tahap ini melibatkan pengelolaan aspek keberlanjutan dalam operasional retail,
seperti pengelolaan energi, pengelolaan limbah, pengurangan dampak lingkungan, serta program keberlanjutan
sosial atau sosial responsibility. Aktivitas yang dilakukan antara lain merencanakan, mengimplementasikan, dan
mengelola program keberlanjutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan etika bisnis.
Perencanaan dan Pengembangan Rantai Pasokan dalam
Retail
Perencanaan dan pengembangan rantai pasokan dalam retail adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk merencanakan,
mengatur, dan mengoptimalkan aliran produk atau layanan dari pemasok ke konsumen akhir dalam operasional bisnis ritel. Pendekatan
ini penting untuk memastikan ketersediaan produk atau layanan yang tepat pada waktu yang tepat, mengelola persediaan dengan
efisien, dan meminimalkan biaya serta risiko dalam rantai pasokan.
Langkah-langkah atau tahapan dalam perencanaan dan pengembangan rantai pasokan, yang dapat mencakup hal-hal berikut:
1.Strategi Rantai Pasokan: Tahap pertama dalam perencanaan dan pengembangan rantai pasokan adalah mengembangkan strategi
yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis ritel. Ini melibatkan identifikasi sasaran dan tujuan rantai pasokan, serta menentukan
bagaimana rantai pasokan akan berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis ritel. Strategi rantai pasokan harus diintegrasikan dengan
strategi bisnis ritel secara keseluruhan.
2.Desain Rantai Pasokan: Tahap kedua adalah merancang struktur dan alur rantai pasokan yang efisien. Ini melibatkan pemilihan
pemasok, pembentukan hubungan dengan pemasok, pemilihan titik distribusi yang optimal, serta pemilihan metode transportasi yang
efisien. Selain itu, tahap ini juga mencakup desain sistem informasi dan teknologi yang mendukung rantai pasokan.
3. Perencanaan Permintaan: Tahap ketiga adalah merencanakan permintaan konsumen untuk produk atau layanan yang ditawarkan
oleh ritel. Ini melibatkan analisis tren pasar, peramalan permintaan, dan penggunaan data historis dan informasi pasar untuk
memperkirakan permintaan di masa depan. Perencanaan permintaan yang akurat akan membantu ritel dalam mengelola persediaan
dengan lebih efisien dan menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan.
4. Pengelolaan Persediaan: Tahap keempat adalah mengelola persediaan dengan efisien dalam rantai pasokan. Ini melibatkan
pengaturan tingkat persediaan yang optimal, mengelola persediaan di titik distribusi, mengurangi persediaan yang tidak perlu,
serta memantau dan mengendalikan aliran persediaan dari pemasok ke toko retail. Pengelolaan persediaan yang baik akan
membantu ritel menghindari biaya penyimpanan yang tinggi, mengurangi risiko barang rusak atau kadaluarsa, dan memastikan
ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat.
5. Pengelolaan Pemasok: Tahap kelima adalah pengelolaan hubungan dengan pemasok atau supplier. Ini melibatkan pemilihan
pemasok yang handal, menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok, dan memonitor kinerja pemasok dalam hal kualitas,
ketepatan waktu pengiriman, dan harga. Pengelolaan pemas
Penggunaan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional
Penggunaan teknologi dalam konteks manajemen operasi dan logistik di ritel dapat meningkatkan efisiensi operasional dalam
berbagai aspek. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional
dalam bisnis ritel:
1.Manajemen Stok: Teknologi dapat membantu dalam pengelolaan stok yang lebih efisien dengan mengotomatisasi proses
perencanaan persediaan, pemantauan stok secara real-time, dan prediksi permintaan. Sistem manajemen persediaan berbasis
teknologi dapat membantu mengoptimalkan tingkat stok yang diperlukan, mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok, dan
mengurangi biaya penyimpanan.
2.Otomatisasi Proses Logistik: Teknologi dapat digunakan untuk mengotomatisasi proses logistik, seperti pengelolaan pengiriman
dan pengangkutan, pemantauan pengiriman secara real-time, dan integrasi dengan sistem manajemen persediaan dan sistem
pelacakan barang. Otomatisasi ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengaturan dan pelacakan pengiriman, mengurangi
kesalahan manusia, dan mempercepat waktu pengiriman.
3.Sistem Manajemen Gudang: Sistem manajemen gudang berbasis teknologi dapat membantu dalam pengelolaan gudang yang
lebih efisien, termasuk pengaturan layout gudang, pemantauan stok secara real-time, pengaturan tugas penjemputan, dan
pengelolaan aliran kerja dalam gudang. Dengan sistem manajemen gudang yang efisien, ritel dapat mengoptimalkan penggunaan
ruang gudang, meningkatkan akurasi pengiriman, dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk pemrosesan barang.
4.E-commerce dan Omnichannel: Teknologi telah mendorong pertumbuhan e-commerce dan omnichannel dalam ritel. Dengan
menggunakan platform e-commerce yang canggih, ritel dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan kemampuan untuk
menjual produk secara online, mengelola pesanan, dan pengiriman kepada pelanggan. Teknologi juga dapat membantu dalam
integrasi sistem penjualan online dan offline, seperti POS (Point of Sale) yang terintegrasi, sistem manajemen persediaan yang
terpusat, dan sistem pengiriman yang terintegrasi.
5. Analitik Data dan Kecerdasan Buatan (AI): Teknologi analitik data dan AI dapat digunakan untuk menganalisis data operasional
seperti data penjualan, data permintaan, data pelanggan, dan data logistik. Dengan analisis data yang cerdas, ritel dapat
mengidentifikasi tren, mengoptimalkan proses operasional, membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data, dan
menghadapi perubahan pasar dengan lebih responsif.
6. Internet of Things (IoT): IoT adalah teknologi yang menghubungkan perangkat fisik ke internet. Dalam ritel, IoT dapat
digunakan untuk menghubungkan perangkat seperti rak cerdas, kulkas pintar, atau peralatan pengemasan otomatis, yang dapat
mengirimkan data secara real-time ke sistem manajemen operasi dan logistik.
MANAJEMEN RETAIL
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS TUBAN

Anda mungkin juga menyukai