Anda di halaman 1dari 29

FAAL NEUROMUSKULAR (kontraksi-relaksasi)

Hawin Nurdiana
1

TOPIK MATERI
I. Sistem syaraf syaraf pusat dan syaraf syaraf perifer II. Sel syaraf sebagi sel eksitabel = sel peka rangsang
o o o o o o o Struktur syaraf tepi dan sel syaraf Definisi eksitabel Ciri sel eksitabel Membran potensial istirahat Sodium potasium pump Potensial difusi Aksi potensial dan hukum all or Nane

Cairan Tubuh G 376-377 G 378-379

Fungsi & Komunikasi Sel

Kompartemen C Tubuh G 55-69 Mekanisme Membran Sel G 74-76

Komposisi C Tubuh G 71-76

Mediator

Mekanisme Komunikasi

Imun Pot Membran Endokrin G 76-81 Metabolisme Sel endrokin Pot Aksi Impuls Syaraf Hepar

G 231-247 Pertukaran Kapiler

G 632-637 Usus

G 397-437 Glomerulus & Tubulus

Alveoli

G 93-94 Syaraf Kontraksi

Input G 597-598, 602-603 Otot Pernafasan G 136-137 G 505-506 G 233 G 1002-1008 G 1013-1014 G 704 Pompa Jtg Miksi Vacomotion Peristaltik & Mekanisme Sfingter Sekresi Kelenjar Eksokrin GIT Sensorik

Proses G 703 SSP

Output G 704 Motorik

G 779-846 PI

G 743-775 Somatik Visceral

G 93-94

G 909-942 FS Luhur Somatik

G 957-971 Otonom

Refleks

G 879-884

G 909-925 Memori

G 909-925

G 929-942 Emosi

Keseimbangan

Berfikir dan berjalaan

Pot Aksi

Impuls Syaraf

G 93-94 Syaraf Kontraksi

Input G 597-598, 602-603 Otot Pernafasan G 136-137 G 505-506 G 233 G 1002-1008 G 1013-1014 G 704 Pompa Jtg Miksi Vacomotion Peristaltik & Mekanisme Sfingter Sekresi Kelenjar Eksokrin GIT Sensorik

Proses G 703 SSP

Output G 704 Motorik

G 779-846 PI

G 743-775 Somatik Visceral

G 93-94

G 909-942 FS Luhur Somatik

G 957-971 Otonom

Refleks

G 879-884

G 909-925 Memori

G 909-925

G 929-942 Emosi

Keseimbangan

Berfikir dan berjalaan

Sistem Syaraf
Terdiri dari :
Syaraf Pusat : otak daan medula spinalis Syaraf tepi ( perifer ) : Syaraf motorik dan sensorik Syraf otonom Syaraf tepi Dari Cranium : 12 pasang nervus spinalis Dari medullas spinalis : nerves spimalis Untuk Ekstrimitas atas : Pleksus brakialis Untuk Ekstrimitas bawah : lumbo sakralis Nerve spinalis : Rami ventralis, sifat motorik, dari pusat menuju otot ( descenden ). Rami dorsalis sifat sensorik dari perifer menuju ke pusat ( ascenden )
9

SEL SYARAF DAN OTOT SEBAGAI SEL EKSITABEL ( PEKA RANGSANG )


DEFINISI

: sel yang mampu menghantarkan impuls elektro kimia ( aksi potensial ) sepanjang permukaan membrannya.
Contoh

: - Sel syaraf - Sel otot skelet, sel otot jantung, sel otot polos - Sel kelenjar , sel bersilia , macrophage.

10

Sel exitable yang mampu membangkitkan aksi potensial secara terus menerus (automatik) disebut sel / jaringan pace maker
Contoh: - Sel sino-atrial node ( SA NODE )/ AV node yang ada di jantung - Sel sel otot-otot polos di saluran pencernaan - Sel-sel pusat pernafasan dorsal.

11

Keadaan istirahat sel eksitabel disebut Potesial Membran Istirahat ( PMI ) atau Resting Membran Potencial ( RMP ) PMI = - 90 mV

12

Teori timbulnya potensial membran istirahat

1. Transport aktif (sodium potasium pump) beda konsentrasi ion- ion (Na+ dan K+) trans membran 2. Difusi akibat adanya beda konsentrasi ion-ion trans membran Potensial difusi/potensial keseimbangan 3. Dalam intra sel terdapat ion-ion negatif yang tidak dapat berdifusi seperti: phosphat, sulfat, protein, asam amino.
13

Besarnya potensial keseimbangan ion-ion pada sel otot mamalia


Konsentrasi mEq/l
Ion
Na+ K+ Cl+

Di dalam
13 13,8 3

Di luar
110 2,5 90

Potensial kesembangan
+65 mv -95 mv -90 mv

PMI sel otot = -90 mv


14

POTENSIAL AKSI SYARAF Reaksi sel eksitabel bila dirangsang:


Bila rangsangan menyebabkan penurunan potensial membran >15 mV , kemudian rangsangan dihentikan, maka potensial membran tidak akan kembali lagi ke PMI, tetapi akan turun terus dengan drastis sampai 0 mV ( nonpolarisasi) bahkan kadang-kadang sampai terlanjur positif (overshoot). Sesudah itu barulah kembali ke PMI ( repolarisasi). Peristiwa ini disebut POTENSIAL AKSI

15

TITIK BAKAR atau "FIRING LEVEL adalah titik dimana mulai timbul potensial aksi.

NILAI AMBANG atauTRESHOLD adalah besarnya rangsangan minimal yang dapat menimbulkan potensial aksi atau minimal yang dapat menurunkan potensial membran sel eksitabel sampai titik bakar.

16

Gambar Aksi Potensial

Keterangan gambar
mV TE: triggering event +35mV (rangsang diberikan) AB: periode laten 0 BC: Depolarisasi pelan mV (slow depolarisasi) CD: Deporarisasi cepat (spike depolarisasi) DG: Repolarisasi -90mV GH: Hiperpolarisasi (positive after potential) IYK: Osilasi XDY: over shoot FG: Negatif after potential

17

Dinamika ion-ion pada potensial aksi :

Penurunan potensial membran permeabilitas membran terhadap Na meningkat (dapat mencapai beberapa ribu kali) influx Na yang sangat deras potensial membran menjadi nol (nonpolarisasi), bahkan dapat terlanjur (overshoot) menjadi positif (potensial terbalik = reversal potencial). Influx yang deras ini hanya terjadi beberapa saat ( 1 milidetik) karena Na kembali normal, di samping itu juga gradien konsentrasi Na di dalam dan di luar sel menjadi sangat kecil

18

Pada saat Permeabilitas Na mulai turun Permeabilitas K yang mulai naik (sampai 50 kali) eflux Kalium. Potensial membran akan kembali akibat dari eflux kalium. Peristiwa ini disebut repolarisasi.

Pada akhir repolarisasi, eflux ion K menjadi lambat dan disebut "After Depolorization" atau `Negative After Potential".hal ini diduga karena Permeabilitas K sudah mulai menurun dan juga karena gradien konsentrasi ion K di dalam dan diluar membran menjadi rendah.

19

Sesudah proses repolarisasi tercapai maka potensial membran kembali seperti PMI. Akan tetapi komposisi ion belum, karena komposisi ion menjadi terbalik. Pada fase ini sodium potassium pump akan bekerja mengembalikan komposisi ion-ion dengan memompa Kalium ke dalam dan ion Natrium keluar. Kemampuan daya pompa terhadap Natrium lebih besar dibandingkan terhadap Kalium, sehingga mula-mula potensial membran sedikit Iebih besar dari PMI dan disebut "AFTER HIPERPOLARIZATION atau POSITIVE AFTER POTENTIAL. Kadang-kadang teriadi "OSCILLATION (gelombang) karena aktivitas dari sodium potassium pump yang tidak sekaligus dapat mengembalikan ke PMI.
20

Hukum All or None :


Potensial Aksi mengikuti hukum All or none. Artinya selama besarnya rangsangan sama atau lebih besar dari nilai ambang dan kondisinya sama, maka besarnya potensial aksi untuk tiap sel eksitabel sama besarnya dan tidak tergantung oleh besarnya rangsangan

21

Macam Rangsangan :

1. 2. 3. 4.

Rangsangan mekanis Thermis Rangsangan listrik arus anode atau katode Rangsangan kimia: basa/asam, hormon-hormon seperti acetylcholine, adrenalin

22

Berdasarkan intensitas rangsangan, rangsangan dibedakan:


a.
b.

c.

Subliminal Rangsangan < nilai ambang potensial lokal Liminal Rangsangan terkecil yang sudah bisa menimbulkan potensial aksi krn telah mencapai nilai ambang Supraliminal Rangsangan dg intensitas > rangsangan liminal,menimbulkan potensial aksi=rangsangan liminal
( mengikuti Hukum

All or None )
23

Berdasarkan frekuensi rangsangan, rangsangan dibedakan:

1. Rangsangan tunggal 2. Rangsangan beruntun (multiple)

24

25

Kurva intensitas dan waktu (Strength duration curve) 1. Rangsangan merupakan fungsi dari intensitas dan waktu 2. Grafik intensitas dan waktu

Garis Threshold

Rheobase : rangsangan terkecil yang masih dapat mencapai threshold Utiliztion time : waktu rangsangan sebesar rheobase untuk mencapai threshold Chronaxy : waktu yang diperlukan rangsangan sebesar 2 x rheobase mencapai threshod Garis threshod merupakan fungsi dan intensitas dari waktu.
26

Kepekaan

( Eksitabilitas )

Kepekaan berbanding terbalik dengan nilai ambang ( kepekaan nilai ambang ) 1. Selama potensial aksi terjadi perubahan kepekaan : a. Periode refrakter absolut : sel eksitabel tidak dapat dirangsang sama sekali. Mulai awal depolarisasi sampai 1/3 akhir repolarisasi b. Periode refrakter relatif : sel eksitabel masih dapat dirangsang, tapi perlu lebih besar dari normal ( selama hiperpolarisasi ) c. Kepekaan naik : pada fase negatif after potencial d. Kepekaan turun : pada fase positive after potencial
27

Sumasi :

Rangsangan tunggal yang subthreshold dapat mencapai threshod bila ; a. Merangsang berulang-ulang dg rangsangan tunggal. Ini disebut sumasi temporal. b. Beberapa rangsangan tunggal yang subthreshold dilakukan bersama-sama dan ini disebut sumasi spasial

Akomodasi :
Rangsangan subthreshold yang dinaikkan perlahan-lahan dapat menyebabkan sel eksitabel tidak memberikan reaksi meskipun angka threshold dicapai karena sudah mengadakan adaptasi. Peristiwa ini disebut akomodasi
28

29

Anda mungkin juga menyukai