Anda di halaman 1dari 3

Nama:Maulana Zikir Hutabarat NIM:1003005129

Tugas Penalaran dan Argumentasi Hokum pada januari 2012.wisnu menjual tanah dihadapan PPAT a.n Yoga kepada dalem.Tangal 20 juni 2012,tanah dijual lagi pada jamet dihadapan PPAT yang lain. tanggal 20 jan 2013 keluar sertifikat a.n jamet.dalem menggugat jamet.berdasarkan penalaran hk siapakah yang berhak memiliki tanah tersebut?

Berdasarkan pada: 1. 2. 3. Pasal 378 KUHP (PENIPUAN) Pasal (372 s/d 376) KUHP (PENGGELAPAN) Tugas Pokok dan Kewenangan PPAT, Pasal 2 PP No.37/1998 Dalam Pasal 3 PP No.37/1998 Pasal 21 PP No.37/1998 Dalam sengketa ini terdapat dua kasus hokum,dimana terdapat kasus penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh WAHYU dan juga kelalaian yang dilakukan oleh PPAT yang mengurus penjualan tanah terhadap JAMET. Tinjauan 1.(Kasus Penipuan) Pemilik Sah dan yang berhak atas tanah tersebut adalah DALEM sebagai pembeli awal tanah tersebut pada januari 2012 dihadapan PPAT a.n YOGA.tetapi pada tanggal 20 juni 2012 tanah yang dtelah dijual kepada DALEM kembali dijual oleh WAHYU kepada JAMET dihadapan PPAT yang

lain.sangat jelas disini bahwa WAHYU telah melakukan Penipuan terhadap JAMET dengan melakukan Penggelapan tanah milik DALEM.

Tinjaan 2. (Kelalaian PPAT) Dalam sengketa ini pihak PPAT yang mengurus tanah a.n JAMET telah lalai dalam menjalankan tugas tugasnya sehingga sertifikat tanah a.n JAMET tidak sah adanya. Sesuai dengan ketentuan Perundang Undangan akan Tugas PPAT sebagai berikut Pasal 2 PP No.37/1998, sebagai berikut : (1) PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Dalam Pasal 3 PP No.37/1998, disebutkan : (1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 seorang PPAT mempunyai kewenangan membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya. Pasal 21 PP No.37/1998, sebagai berikut : (1) Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang ditetapkan oleh Menteri. (2) Semua jenis akta PPAT diberi satu nomor urut yang berulang pada tahun takwin. (3) Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli dalam 2 (dua) lembar, yaitu : a. lembar pertama sebanyak 1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT bersangkutan, dan b. lembar kedua sebanyak 1 (satu) rangkap atau lebih menurut banyaknya hak

atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang menjasi obyek perbuatan hukum dalam akta yang disampaikan kepada Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran, atau dalam hal akta tersebut mengenai pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan, disampaikan kepada pemegang kuasa untuk dasar pembuatan akta Pemberian Hak Tanggungan, dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dapat diberikan salinannya.

Dalam Pasal 21 PP No.37/1998 ayat 3 dapat diketahui bahwa seharusnya data PPAT a.n YOGA yang mengurus pembelian tanah DALEM seharusnya sudah terdaftar di Kantor Pertanahan,seharusnya PPAT yang mengurus pembelian tanah JAMET mencari tahu sebelumnya dan tidak seharusnya mengeluarkan sertifikat PPAT atas nama JAMET karena pemilik sah dari tanah tersebut adalah DALEM dan bukan WAHYU.

KESIMPULAN Pemilik Tanah tersebut yang berhak dan sah adalah DALEM.sesuai dengan pernyataan diatas tersebut.dan pihak yang patut dipersalahkan adalah Wahyu dan pihak PPAT JAMET.

Anda mungkin juga menyukai