Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Etiologi

Herpes Genitalis Infeksi pada genital yang disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens. Herpes simplex virus (HSV) atau Herpes virus hominis (HVH)

Limfogranuloma Venererum Infeksi menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus, dan rektum. Chlamydia trachomatis

-Chlamydia trachomatis-

-HSV Tipe 1-

-HSV tipe 2Masa Inkubasi Gejala Klinis 3-7 hari , tetapi dapat lebih lama Biasanya didahului rasa terbakar di daerah lesi yang terjadi beberapa jam sebelum timbulnya lesi. Setelah lesi timbul dapat disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot. Lesi pada kulit berbentuk vesikel yang 3-20 hari Stadium Dini: a. Lesi Primer Genital Dapat berbentuk erosi atau ulkus dangkal, papul-papul kelompok vesikel kecil mirip lesi herpes atau sebegai

berkelompok dengan dasar eritema. Tanpa infeksi sekunder, penyembuhan terjadi dalam waktu 5-7 hari dan tidak terjadi jaringan parut; tetapi bila ada, penyembuhan memerlukan waktu lebih lama dan meninggalkan jaringan parut.

uretritis non-spesifik. Lesi primer pada pria dapat disertai limfangitis di bagian dorsal penis dan membentuk nodul limfangial yang lunak atau abses-abses kecil. b. Sindrom Inguinal Terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah lesi primer menghilang. Gejala sistemik seperti demam, menggigil, nausea, anoreksia, sakit kepala menyertai sindrom ini. Pada wanita, gejala nyeri pinggang bawah lebih sering terjadi karena terkenanya kelenjar limfe perirektal Gerotha ikut terkena yang diikuti dengan gejala proktitis dan periproktitis seperti nyeri abdomen, nyeri saat defekasi dan diare Stadium Lanjut: a. Sindrom ano-rektal Perdaraahan anus yang diikuti duh anal yang purulen disertai febris, nyeri waktu defekasi, sakit perut bawah, konstipasi dan diare. Bila tidak diberi pengobatan akan terjadi proktokolitis berat yang gejalanya mirip colitis ulserosa, dengan tanda-tanda fistel anal, abses perirektal dan fistel rektovaginal/rektovesikal. b. Elephantiasis genital (esthiomene) Edema vulva yang terjadi sepanjang clitoris sampai anus (elephantiasis labial) akibat peradangan kronis, sehingga terjadi kerusakan saluran dan kelenjar limfe dan timbulnya

-Herpes Genitalis-

edema limfe di daerah vulva. Dapat terjadi tumor polipoid dan verukosa, dan arena tekanan dari paha dapat berbentuk pipih di permukaan elephantiasis buchblatt condyloma. Dapat pula terjadi fistel akibat ulserasi yang destruktif dan pecah ke vagina atau vesika urinaria.

-esthiomene-

Pemeriksaa n Penunjang

Tes Tzank yang diwarnai dengan pengecatan Giemsa/Wright sel raksasa berinti banyak sensitivitas dan spesifisitas rendah Pemeriksaan langsung dengan mikroskop electron tidak spesifik kelompok virus herpes tidak dapat dibedakan Kultur jaringan paling baik

-elephantiasisa. Tes GPR (Gate Papacosta Reaction) Beberapa tetes (1-2 tetes) formalin 4u0% pada 2 cc serum penderita dan dibiarkan 24 jam. Hasil positif bila terjadi penggumpalan. Tidak spesifik karena (+) pada penyakit lain

paling sensitive dan spesifik Tes imunologi imunoforesensi, imunoperoksidase, ELISA

b. Pengecatan Giemsa dari pus bubo Untuk menemukan badan inklusi Chlamydia yang khas c. Tes Frei Bahan diambil dari aspirasi bubo yang belum pecah, selain itu ada pula antigen yang dibuat dari hasil pembiakan dalam selaput kuning telur embrio ayam, dengan nama dagang Lygranum. Cara: disuntikkan 0,1 ml antigen intradermal pada lengan bawah dengan control lengan lainnya. Reaksi dibaca setelah 48-72 jam, hasil (+) bila tampak papul eritematosa dikelilingi daerah yang infiltrate dengan diameter > 6mm, dan daerah control (-) d. Tes Serologi: Complement Fixation Test (CFT), radio isotop presipitation (RIP), dan immunofluorescence (micro-IF) typing. e. Kultur jaringan Dilakukan di dalam yolk sac embrio ayam atau dalam biakan sel dengan bahan pemeriksaan dari aspirasi pus bubo yang belum pecah dapat memberi konfirmasi diagnosis Istirahat total dan diberi pengobatan untuk gejala sistemik yang timbul. a. Kemoterapi Doksisiklin obat rekomendasi WHO 2x100 mg/hari selama 2-3 minggu Tetrasiklin HCL atau Eritromisin Stearate obat alternative 4x500 mg/hari selama 2 minggu atau Kotrimokxazol (kombinasi 400 mg trimetoprim dan 80 mg sulfametoksazol) 2x2

Terapi

Tindakan profilaksis Penderita diberi penerangan tentang sifat penyakit yang dapat menular terutama bila sedang terkena serangan a. Proteksi individual busa spermisidal dan kondom b.Hindari faktor-faktor pencetus c. Konsultasi psikiatri dapat membantu karena faktor psikis mempuyai peranan untuk timbulnya serangan Pengobatan non-spesifik

Komplikasi

a. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi analgetika, antipiretika, dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individu b.Zat-zat pengering yang bersifat antiseptik, seperti jodium povidon secara topikal mengeringkan lesi, mencegah infeksi sekunder, dan mempercepat waktu penyembuhan. c. Antibiotika mencegah infeksi sekunder Pengobatan spesifik Asiklovir IV, dosis pemberian adalah 5 mg/kgBB dengan interval 8 jam PO, dosis 200 mg 5 kali sehari selama 5-10 hari Valasiklovir 2x500 mg-1000 mg/hari dan famsiklovir Famsiklovir 3x500 mg selama 5 hari Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat penyakit ini pada bayi yang baru lahir. Herpes genitalis pada permulaan kehamilan bisa menimbulkan abortus/ malformasi congenital berupa mikroensefali Bayi baru lahir hepatitis, infeksi berat, ensefalitis, keratokonjungtivitis, erupsi kulit berupa herpetiformis, dan bahkan bisa lahir mati Orang tua hepatitis namun jarang, meningitis, dan ensefalitis. Selain itu ditemukan hipersensitivitas terhadap virus, sehingga timbul reaksi pada kulit berupa eritema eksudativum multiforme

tablet/hari selama 14 hari b. Pembedahan Elephantiasis labia dilakukan vulvektomi local atau labiektomi Sindrom anorektal dilakukan dilatasi dengan bougie terhadap striktura rekti Abses perianal dan perirektal dilakukan drainase Elephantiasis penis dan skrotum dilakukan operasi plastik c. Tindak lanjut LGV stadium dini perlu ditindak lanjuti selama 3-6 bulan setelah pengobatan. Titer CFT biasanya menurun cepat setelah pengobatan. Stadium Lanjut: Sindrom anorektal Sindrom genital (Eschiomene)

Anda mungkin juga menyukai