Anda di halaman 1dari 51

Traumatologi

Malisa Intan keumala sari Alex yakop 081001138 081001109 0610070100017

Pembimbing : dr. Dessy Harianja.Sp. F

Defenisi

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa)

luka
Luka adalah suatu keadaan ke tidak sinambungan jaringan tubuh akibat kecelakaan

Etiologi
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat:
Kekerasan oleh benda tajam
Mekanik Kekerasan oleh benda tumpul Tembakan senjata api

Fisika

Suhu Listrisk dan petir Perubahan tekanan udara Akustik dan Radiasi

kimia

Asam atau basa kuat

Trauma mekanik

Kekerasan akibat benda tumpul

Luka yang dapat terjadi berupa: a) Luka lecet (ekskoriasi, abrasio) b) Luka Memar (kontusio, hematoma) c) Luka robek (vulnus laseratum)

Luka Lecet
Luka Lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet terbagi atas: A. Luka lecet gores B. Luka lecet serut C. Luka lecet tekan D. Luka lecet geser

Luka lecet gores


Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit didepannya

Luka lecet serut


Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.

Luka lecet tekan


Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit.

Luka lecet geser


Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser

Luka memar
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpu

Luka robek
Luka Robek Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kuli

Kekerasan akibat benda tajam

Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa : luka iris atau sayat B. luka tusuk C. luka bacok
A.

Luka iris / sayat

Luka tusuk

Luka bacok
Senjata tajam yang berat dan diayunkan dengan

tenaga akan menimbulkan luka menganga yang lebar yang disebut luka bacok

Luka akibat senjata api


Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh adanya

penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh yang diakibatkan oleh senjata api Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan yaitu sebagai berikut : Anak peluru Sisa mesiu yang tidak terbakar Api Asap Gas

Kualifikasi luka tembak

Luka tembak tempel

Luka tembak sangat dekat


Luka tembak sangat dekat sering disebabkan pembunuhan,

jarak sangat dekat (+15 cm), maka akan didapati cincin memar, tanda tanda luka bakar, jelaga, dan tatu di sekitar lubang luka masiu.

Luka tembak dekat


Terjadi bila Luka dengan jarak di bawah 70 cm akan

meninggalkan lubang luka, cincin memar dan tatu di sekitar luka masuk.

Luka tembak jauh


Tembakan dari jarak lebih dari 70 cm Di sini tidak

ada kelim tatu, hanya ada luka tembus oleh peluru dan cincin memar.

Trauma fisika

Luka akibat suhu atau temperatur


Suhu tinggi heat exhaustion primer. Temperatur kulit yang tinggi dan rendahnya penglepasan

panas dapat menimbulkan kolaps pada seseorang karena ketidak seimbangan antara darah sirkulasi dengan lumen pembuluh darah. Hal ini sering terjadi pada pemaparan terhadap panas, kerja jasmani berlebihan dan pakaian yang terlalu tebal.
heat exhaustion sekunder akibat kehilangan cairan tubuh

yang berlebihan (dehidrasi).

Heat Stroke adalah kegagalan kerja pusat

temperatur suhu akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh.


Sun stroke dapat terjadi akibat panas sinar matahari

yang menyebabkan hipertermia sedangkan.


Heat cramps terjadi akibat menghilangnya NaCl

darah dengan cepat akibat suhu tinggi.

Luka bakar
Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi. Kerusakan kulit yang terjadi bergantung pada tinggi suhu dan lama kontak. Luka bakar sudah dapat terjadi pada suhu 43-44 derajat Celcius bila kontak cukup lama. Luka bakar yang terjadi dapat dikategorikan kedalam 4 derajat luka bakar I Eritema II Vesikel dan bulla III Nekrosis koagulatif IV Karbonisasi

terjadi pada suhu 53-57C selama kontak 30-120 detik

Suhu dingin

Suhu rendah misalnya di puncak gunung yang tinggi, dapat menyebabkan kematian mendadak. Mekanisme kamatian dapat diakibatkan oleh kegagalan pusat pengatur suhu maupun akibat rendahnya disosiasi Oxy-Hb.

Luka akibat trauma listrik


1. 2.

3.

4.
5.

Tegangan (volt): tegangan sedang (65-1000 V) dapat mematikan. Kuat arus (ampere) Tahanan kulit (ohm): tahanan tubuh dari yang terbesar yaitu kulit, tulang, lemak, saraf, otot, darah, dan yang terkecil cairan tubuh. Luas permukaan kontak : luas 50 cm2 dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik. Lama kontak

Gambar jejas listrik

Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai dengan benda penyebabnya.

Luka akibat petir

Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah. Tegangan dapat mencapai 10 mega Volt, dengan kuat arus mencapai 100.000 A.

Pada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit), magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian sering terbakar dan robekrobek akibat ledakan/panas

Luka akibat perubahan tekanan(barotrauma)

Peningkatan tekanan udara yang diikuti oleh perubahan volume gas di dalam tubuh dapat mengakibatkan trauma fisik, berupa barotrauma aural, barotrauma pulmoner, penyakit dekompresi (disbarisme).

Barotrauma aural adalah rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yang sering dijumpai pada saat pesawat lepas landas atau pada saat akan mendarat, atau waktu menyelam. Gejala yang lebih berat adalah retraksi gendang telinga, hiperemi, kongesti telinga tengah dan pecahnya gendang telinga. Barotrauma pulmoner dapat berkembang menjadi emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru dan emboli udara. Perubahan volume gas dalam susunan saraf pusat dapat mengakibatkan tremor, konvulsi, somnolen, pusing dan mual. Sedangkan volume gas pada persendian mengakibatkan artralgia hiperbarik. Penyakit dekompresi merupakan reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi. Pada saat tekanan tinggi, larutan gas-gas tubuh terutama nitrogen akan meningkat. Apabila kemudian terjadi penurunan tekanan secara tiba-tiba, maka kelarutan gas juga akan turun sehingga terjadi pembebasan gas-gas tersebut dalam bentuk gelembung-gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli udara) dan jaringan. Gejala utamanya adalah nyeri, pusing, paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps.

Trauma akustik dan radiasi

Trauma akustik ialah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang berlebihan Pemaparan suara berlebihan menyebabkan kerusakan telinga dalam dan tuli sensorineural. Trauma telinga dalam tergantung atas intensitas bising, lamanya bising, frekuensi bising dan kerentanan telinga terhadap bising

Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia

Trauma kimia

Trauma kimia

Penyebab trauma kimia :


Asam Kuat

Basa Kuat

Asam kuat
Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka yang kering, keras seperti kertas perkamen

Basa kuat
basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan

intra sel sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam.

Kualifikasi Luka
LUKA BERAT

LUKA SEDANG

LUKA RINGAN

LUKA RINGAN
KUHP pasal 352 1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda empat ribu lima ratus rupiah.

LUKA BERAT
KUHP PASAL 90 Luka berat berarti: (1)Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut (2)Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian (3)Kehilangan salah satu pancaindera (4)Mendapat cacat berat (5)Menderita sakit lumpuh (6)Terganggu daya pikir selama empat minggu lebih (7)Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Aspek Medikolegal

pembunuhan

kecelakaan

Bunuh diri

Pemeriksaan Luka
Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan: Jumlah luka Lokasi luka Arah luka Ukuran luka (panjang, lebar, dan dalam) Jenis kekerasan Bentuk alat Kualifikasi atau derajat keparahan luka Medikolegal luka Luka ante-mortem atau post-mortem

Pembunuhan

Bunuh diri

Kecelakaan

Lokasi luka

Sembarang

Terpilih

Terpapar

Jumlah luka

Banyak

Banyak

Tunggal/banyak

Pakaian

Terkena

Tidak terkena

Terkena

Luas tangkis

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Luka percobaan

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Kesimpukan
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka

dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ke-tidak-sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1 Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat mekanik yaitu kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul dan tembakan senjata api. Kekerasan yang bersifat fisik yaitu suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik dan radiasi sedangkan yang bersifat kimia yaitu asam atau basa kuat.1,2,3

Dari sudut pandang medikolegal, penentuan luka seperti tindakan bunuh diri, kecelakaan, atau pembunuhan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data pemeriksaan korban. Beberapa faktor yang dapat menunjang adalah tempat dan jumlah luka, jenis luka, luas daerah luka, arah luka, letak dan posisi senjata, adanya darah atau benda asing pada senjata, letak dan sifat darah pada korban dan pada pakaiaan serta situasi sekitar kejadian, ada tidaknya robekan pada pakaian dan hubungannya dengan luka di tubuh korban, tanda perlawanan yang dapat dilihat dari pakaian ataupun tubuh atau situasi tempat kejadian

Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter

menentukan juga derajat keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kwalifikasi luka. Ini sebagai usaha untuk membantu yudex facti dalam menegakan keadilan.3 Yang diharapkan dari dokter adalah dari sudut pandang ilmu kedokteran yaitu dokter dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat ringan luka yang dialami korban pada waktu atau selama perawatan yang dilakukannya.3Kualifikasi luka yang dapat dibuat dokter adalah menyatakan pasien mengalami luka ringan, sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan halangan dalam menjalankan mata pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Sedangkan luka berat harus disesuaikan dengan ketentuan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai