Defenisi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa)
luka
Luka adalah suatu keadaan ke tidak sinambungan jaringan tubuh akibat kecelakaan
Etiologi
Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat:
Kekerasan oleh benda tajam
Mekanik Kekerasan oleh benda tumpul Tembakan senjata api
Fisika
Suhu Listrisk dan petir Perubahan tekanan udara Akustik dan Radiasi
kimia
Trauma mekanik
Luka yang dapat terjadi berupa: a) Luka lecet (ekskoriasi, abrasio) b) Luka Memar (kontusio, hematoma) c) Luka robek (vulnus laseratum)
Luka Lecet
Luka Lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet terbagi atas: A. Luka lecet gores B. Luka lecet serut C. Luka lecet tekan D. Luka lecet geser
Luka memar
Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpu
Luka robek
Luka Robek Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kuli
Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa : luka iris atau sayat B. luka tusuk C. luka bacok
A.
Luka tusuk
Luka bacok
Senjata tajam yang berat dan diayunkan dengan
tenaga akan menimbulkan luka menganga yang lebar yang disebut luka bacok
penetrasi anak peluru atau persentuhan peluru dengan tubuh yang diakibatkan oleh senjata api Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan yaitu sebagai berikut : Anak peluru Sisa mesiu yang tidak terbakar Api Asap Gas
jarak sangat dekat (+15 cm), maka akan didapati cincin memar, tanda tanda luka bakar, jelaga, dan tatu di sekitar lubang luka masiu.
meninggalkan lubang luka, cincin memar dan tatu di sekitar luka masuk.
ada kelim tatu, hanya ada luka tembus oleh peluru dan cincin memar.
Trauma fisika
panas dapat menimbulkan kolaps pada seseorang karena ketidak seimbangan antara darah sirkulasi dengan lumen pembuluh darah. Hal ini sering terjadi pada pemaparan terhadap panas, kerja jasmani berlebihan dan pakaian yang terlalu tebal.
heat exhaustion sekunder akibat kehilangan cairan tubuh
Luka bakar
Luka bakar terjadi akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi. Kerusakan kulit yang terjadi bergantung pada tinggi suhu dan lama kontak. Luka bakar sudah dapat terjadi pada suhu 43-44 derajat Celcius bila kontak cukup lama. Luka bakar yang terjadi dapat dikategorikan kedalam 4 derajat luka bakar I Eritema II Vesikel dan bulla III Nekrosis koagulatif IV Karbonisasi
Suhu dingin
Suhu rendah misalnya di puncak gunung yang tinggi, dapat menyebabkan kematian mendadak. Mekanisme kamatian dapat diakibatkan oleh kegagalan pusat pengatur suhu maupun akibat rendahnya disosiasi Oxy-Hb.
3.
4.
5.
Tegangan (volt): tegangan sedang (65-1000 V) dapat mematikan. Kuat arus (ampere) Tahanan kulit (ohm): tahanan tubuh dari yang terbesar yaitu kulit, tulang, lemak, saraf, otot, darah, dan yang terkecil cairan tubuh. Luas permukaan kontak : luas 50 cm2 dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik. Lama kontak
Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak berupa kerusakan lapisan tanduk kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat daerah yang pucat dikelilingi oleh kulit yang hiperemi. Bentuknya sering sesuai dengan benda penyebabnya.
Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan tanah. Tegangan dapat mencapai 10 mega Volt, dengan kuat arus mencapai 100.000 A.
Pada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke dalam kulit), magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet). Pakaian sering terbakar dan robekrobek akibat ledakan/panas
Peningkatan tekanan udara yang diikuti oleh perubahan volume gas di dalam tubuh dapat mengakibatkan trauma fisik, berupa barotrauma aural, barotrauma pulmoner, penyakit dekompresi (disbarisme).
Barotrauma aural adalah rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yang sering dijumpai pada saat pesawat lepas landas atau pada saat akan mendarat, atau waktu menyelam. Gejala yang lebih berat adalah retraksi gendang telinga, hiperemi, kongesti telinga tengah dan pecahnya gendang telinga. Barotrauma pulmoner dapat berkembang menjadi emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru dan emboli udara. Perubahan volume gas dalam susunan saraf pusat dapat mengakibatkan tremor, konvulsi, somnolen, pusing dan mual. Sedangkan volume gas pada persendian mengakibatkan artralgia hiperbarik. Penyakit dekompresi merupakan reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi. Pada saat tekanan tinggi, larutan gas-gas tubuh terutama nitrogen akan meningkat. Apabila kemudian terjadi penurunan tekanan secara tiba-tiba, maka kelarutan gas juga akan turun sehingga terjadi pembebasan gas-gas tersebut dalam bentuk gelembung-gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli udara) dan jaringan. Gejala utamanya adalah nyeri, pusing, paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps.
Trauma akustik ialah trauma pada telinga akibat paparan suara atau bunyi yang berlebihan Pemaparan suara berlebihan menyebabkan kerusakan telinga dalam dan tuli sensorineural. Trauma telinga dalam tergantung atas intensitas bising, lamanya bising, frekuensi bising dan kerentanan telinga terhadap bising
Radiasi adalah gelombang atau partikel berenergi tinggi yang berasal dari sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia
Trauma kimia
Trauma kimia
Basa Kuat
Asam kuat
Asam kuat sifatnya mengkoagulasikan protein sehingga menimbulkan luka yang kering, keras seperti kertas perkamen
Basa kuat
basa kuat bersifat membentuk reaksi penyabunan
intra sel sehingga menimbulkan luka yang basah, licin dan kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam.
Kualifikasi Luka
LUKA BERAT
LUKA SEDANG
LUKA RINGAN
LUKA RINGAN
KUHP pasal 352 1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda empat ribu lima ratus rupiah.
LUKA BERAT
KUHP PASAL 90 Luka berat berarti: (1)Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut (2)Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian (3)Kehilangan salah satu pancaindera (4)Mendapat cacat berat (5)Menderita sakit lumpuh (6)Terganggu daya pikir selama empat minggu lebih (7)Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Aspek Medikolegal
pembunuhan
kecelakaan
Bunuh diri
Pemeriksaan Luka
Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan: Jumlah luka Lokasi luka Arah luka Ukuran luka (panjang, lebar, dan dalam) Jenis kekerasan Bentuk alat Kualifikasi atau derajat keparahan luka Medikolegal luka Luka ante-mortem atau post-mortem
Pembunuhan
Bunuh diri
Kecelakaan
Lokasi luka
Sembarang
Terpilih
Terpapar
Jumlah luka
Banyak
Banyak
Tunggal/banyak
Pakaian
Terkena
Tidak terkena
Terkena
Luas tangkis
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Luka percobaan
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Kesimpukan
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka
dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ke-tidak-sinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1 Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat mekanik yaitu kekerasan oleh benda tajam, kekerasan oleh benda tumpul dan tembakan senjata api. Kekerasan yang bersifat fisik yaitu suhu, listrik dan petir, perubahan tekanan udara, akustik dan radiasi sedangkan yang bersifat kimia yaitu asam atau basa kuat.1,2,3
Dari sudut pandang medikolegal, penentuan luka seperti tindakan bunuh diri, kecelakaan, atau pembunuhan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data pemeriksaan korban. Beberapa faktor yang dapat menunjang adalah tempat dan jumlah luka, jenis luka, luas daerah luka, arah luka, letak dan posisi senjata, adanya darah atau benda asing pada senjata, letak dan sifat darah pada korban dan pada pakaiaan serta situasi sekitar kejadian, ada tidaknya robekan pada pakaian dan hubungannya dengan luka di tubuh korban, tanda perlawanan yang dapat dilihat dari pakaian ataupun tubuh atau situasi tempat kejadian
menentukan juga derajat keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kwalifikasi luka. Ini sebagai usaha untuk membantu yudex facti dalam menegakan keadilan.3 Yang diharapkan dari dokter adalah dari sudut pandang ilmu kedokteran yaitu dokter dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat ringan luka yang dialami korban pada waktu atau selama perawatan yang dilakukannya.3Kualifikasi luka yang dapat dibuat dokter adalah menyatakan pasien mengalami luka ringan, sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan halangan dalam menjalankan mata pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Sedangkan luka berat harus disesuaikan dengan ketentuan
Terima kasih