Anda di halaman 1dari 31

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teluk kendari merupakan salah satu ikon utama dalam bidang kelautan sosial, serta ekonomi Kendari , dimana Teluk Kendari tidak dapat terpisahkan dengan awal keberadaan Kota Kendari sebagai salah satu kekayaan maritim yang dimiliki Kota Kendari. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat di kawasan kota kendari khususnya di area teluk kendari dan tekanan pembangunan yang memanfaatkan kawasan ekosistem teluk dapat mengakibatkan beberapa kerugian yakni salah satunya ialah proses sedimentasi teluk, dimana sedimentasi teluk menyebabkan terhambatnya alur pelayaran dan ruang gerak kapal, termasuk armada perikanan, menjadi makin terbatas. Banyak warga kota yang berdiam di lereng gunung baik penduduk lama maupun pendatang baru dibiarkan merambah hutan untuk lokasi perumahan dan kebutuhan hidup lainnya. Selain itu kegiatan pemerintah sendiri yang mempercepat lajunya sedimentasi adalah pembangunan jaringan jalan, terutama ruas-ruas jalan yang berlokasi di bibir pantai teluk. Di samping itu, jalur lain yang berkontribusi pada penyusutan Teluk Kendari menjadi daratan adalah jaringan sungai dan anak sungai yang bermuara di teluk itu. Jaringan sungai tersebut membawa lumpur, pasir, dan material lainnya ke teluk pada saat banjir di musim hujan. Sebagian sungai di Kota Kendari telah menjadi sungai mati, dan baru berair serta banjir bila musim hujan datang. Hal itu membuktikan parahnya kerusakan hutan di daerah tangkapan hujan (catchment area) dalam ekosistem DAS (daerah aliran sungai). Faktor selanjutnya yakni, pemusnahan ekosistem Mangrove untuk kepentingan permukiman, pertambakan, dan pembangunan prasarana jalan lebih mempercepat proses pendangkalan Teluk Kendari. Dalam analisis data tim kecil WWF Kendari, luas hutan bakau di pantai teluk pada tahun 1995 tercatat tinggal

sekitar 69,85 hektar. Ini menunjukkan, kesewenang-wenangan manusia terhadap alam memang tak terbendung, sebab berdasarkan hasil penelitian tahun 1960 luas hutan bakau di teluk ini masih sekitar 543,58 hektar. Sisa hutan bakau tersebut makin habis pula, akibat perluasan lahan tambak oleh warga kota. pola penanaman Mangrove yang tidak teratur juga mempengaruhi kemaksimalan daya fungsinya sehingga berdasarkan haldi atas melalui penelitian ini kami mengangkat judul Lokalisasi Mangrove Berpola Check Dams Sebagai Penghambat Laju Sedimentasi Pada Pendangkalan Teluk Kendari Serta Pemanfaatannya Dalam Reklamasi Teluk

1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimana Peranan Lokalisasi Mangrove Berpola Check Dams Sebagai Penghambat Laju Sedimentasi Pada Pendangkalan Teluk Kendari Serta Pemanfaatannya Dalam Reklamasi Teluk? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain : Untuk mengetahui Peranan Lokalisasi Mangrove Berpola Check Dams Sebagai Penghambat Laju Sedimentasi Pada Pendangkalan Teluk Kendari Serta Pemanfaatannya Dalam Reklamasi Teluk. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Masyarakat, Manfaat bagi masyarakat Kota Kendari adalah untuk dapat mengetahui Keadaan Teluk kendari sehingga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan kawasan teluk Kendari menjadi lebih baik , serta meningkatkan inisiatif masyarakat untuk membantu pemerintah dalam pelestarian dan Upaya Pencegahan Pendangkalan Teluk Kendari.

b. Bagi Pemerintah, Memberikan informasi mengenai keadaan lingkungan Teluk Kendari kepada masyarakat sehingga mempermudah pemerintah dalam membuat suatu kebijakan dalam rangka penanggulangan pendangkalan Teluk kendari sehingga dapat meminimalisasi Tingkat pendangkalan teluk Kendari.

c. Bagi penulis, Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

pendangkalan teluk Kendari serta Cara mengatasi Pendangkalan teluk akibat adanya Kebijakan reklamasi teluk.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka Konseptual

Kawasan Pesisir Teluk Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Masyarakat Kota Kendari Isu dan Permasalahan Yang Ada di Kawasan Pesisir Teluk Kendari Pengadaan Kuesioner Identifikasi Isu dan Permasalahan
Deskriptif Kualitatif

Program dan Kegiatan Pengelolaan Kawasan Pesisir Teluk Kendari

Rumusan Pemecah Masalah (Solusi) Konservasi Mangrove Berpola Check

Strategi Pengelolaan

Kerusakan Hutan Mangrove

Tipe Busur

Hilir
Analisis Masalah Indirect Impact

Hul

Direct Impact

Sedimenta si

Aktivitas Masyarakat

Analisis Hasil

Minimalisasi Pendangkalan Teluk Kendari


2.1.1 Batasan Masalah Dari uraian latar belakang di atas,penulis memberikan batasan pada penulisan Karya Tulis ini dengan tujuan mempersempit bahasan,karena mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu, penulis membatasi masalah ini dengan beberapa poin. Adapun poin-poin tersebut adalah sebagai berikut: Lokalisasi Mangrove berpola Check Dams dengan penempatannya yang strategis. Konservasi Mangrove yang sesuai dengan tata ruang Teluk Kendari yang alami. Manfaat dari hasil reklamasi Teluk Kendari bagi masyrakat pesisir sebagai penopang masa depan.

2.1.2 Konsep a. Konsep pembuatan Check Dams Bendung penahan sedimen adalah bangunan di sungai berbentuk bendung dengan kelengkapannya, yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan, debit, dan arah

aliran sedimen di palung sungai. Persyaratan dan informasi dalam perencanaan teknis bendung penahan sedimen: 1. Parameter desain meliputi parameter desain topografi, hidrologi,dan geoteknik yang merupakan hasil analisis data. 2. Data lain yang diperlukan seperti bahan bangunan tersedia, sarana prasarana, serta tenaga kerja tersedia. Berdasarkan Hasil desain bendung penahan sedimen harus menghasilkan bangunan yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Bangunan tidak boleh mengguling, 2. Bangunan tidak boleh menggeser, 3. Tekanan pada tanah pondasi akibat bangunan tidak boleh lebih besar daripada daya dukung tanah hasil penyelidikan laboratorium, 4. Tidak boleh terjadi tegangan tarik pada tanah dan tubuh bangunan, 5. Peluap bendung sedimen harus mampu melewatkan debit desain, 6. Mercu dan tubuh bendung harus aman terhadap abrasi dan benturan, 7. Sayap bendung harus aman terhadap gerusan dan benturan, 8. Lantai kolam olak harus aman terhadap terjunan dan benturan, 9. Bendung penahan harus aman terhadap gerusan lokal, dan rembesan, 10. Tembok tepi harus terhindar dari terjunan. (Sumber : SNI 03-2851-1991) Konsep pembuatan Check Dams dalam rancangan ini adalah tipe busur.Tipe busur mempunyai beberapa unggulan dari pada tipe kedap air diantaranya adalah kekuatan dan arah busur yang membelakangi laju air sehingga ini akan lebih kuat.Berikut ini gambar rancangan Check Dams *Gambar

22
r Busu Tipe

Aliran Air

8m m

Menuju Teluk

2m

Pemilihan calon lokasi Pemilihan calon lokasi dilakukan dengan cara inventarisasi terhadap beberapa calon lokasi dams pengendali yang telah ditetapkan dalam Rencana Teknik Tahunan (RTT) yang telah disusun, dengan kriteria sebagai berikut : a) Lahan kritis dan potensial kritis b) Sedimentasi dan erosi sangat tinggi c) Struktur tanah stabil (badan bendung) d) Luas DTA 100 -250 ha e) Tinggi badan bendung 8 meter f) Kemiringan rata-rata daerah tangkapan 15-35 % g) Prioritas Pengamanan bangunan vital Gambar perencanaan penempatan Ceck Dams

Tempat Ceck Dams

b. Lokalisasi Mangrove di Area Check Dams Lokalisasi Mangrove di area Check Dams tepatnya berada di depan dan belakang Check Dams akan memperkuat fungsi Check Dams yaitu sebagai penghambat sedimenyang di bawa air sungai ke Teluk dan mencegah banjir.

2.2 Uraian

2.2.1 Kota Kendari Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995. Penduduk Kota Kendari pada tahun 2003 sebanyak 221.723 jiwa meningkat menjadi 222.955 jiwa pada tahun 2004 dan pada tahun 2005 penduduk Kota Kendari telah mencapai 226.056 jiwa. Berdasarkan data tersebut di atas,

terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota selama kurun waktu tahun 20032005 sebesar 0,97 persen per tahun. Laju Pertumbuhan Penduduk Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli dan Kecamatan Baruga berada di atas laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari, yaitu masing-masing 7,00 persen 1,89 dan 1 persen. Sedangkan tiga kecamatan lainnya berada di bawah laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari, yaitu Kecamatan Kendari tercatat mengalami pertumbuhan negatif -3,33 persen, Kecamatan Kendari Barat -1,04 persen dan Kecamatan Mandonga sebesar 0,17 persen. Luas wilayah dan topografi Kota Kendari memiliki luas 295,89 km atau 0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya. Letak geografis Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan, mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau, yaitu Pulau Bungkutoko, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, berada di antara 35430 - 4311 Lintang Selatan dan 12223 12239 Bujur Timur.

Wilayah Kota Kendari berbatasan dengan:


Sebelah Utara : Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sebelah Timur : Laut Kendari

10

Sebelah Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan

Sebelah Barat : Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan dan Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe Perikanan Perkembangan perikanan di Kota Kendari meliputi perikanan laut (perairan) dan perikanan darat (tambak dan kolam). Pada tahun 2005 luas areal tambak yang terolah tercatat 197 ha atau 74,90 persen dari luas areal potensi tambak, sedangkan luas areal kolam yang terolah tercatat 56.25 ha atau 11,25 persen dari luas areal potensi kolam. Hasil produksi ikan pada tahun 2005 tercatat 93.98 ton atau naik 4,92 persen dibanding tahun 2004. Hasil produksi ikan tersebut terdiri dari produksi perikanan laut 25.487.74 ton (99,63 persen) dan perikanan darat 93.98 ton (0,37 persen), sedangkan nilai jual hasil produksi perikanan darat pada tahun 2005 sebesar Rp 1.829.1 juta atau naik sebesar 5,99 persen dibanding tahun 2004. Kontribusi nilai hasil tambak 100 persen dari total nilai produksi perikanan darat. 2.2.2 Teluk Kendari Teluk Kendari memiliki luas 10,84 Km ,
2

secara geografis berada di

30583-40311LS dan 122032-122036BT. Kondisi morfometrika dan hidrodinamika merupakan perairan esturia dan kaki bukit nipa-nipa. Teluk Kendari terbagi dalam 3 (tiga) bagian, masing-masing: Bagian Muara sungai (sungai wanggu), Bagian tengah teluk (pusat diklat dayung), dan Bagian mulut teluk yang menghadap laut banda. Kedalaman teluk mencapai 0 23 Meter. Ekosistem kawasan teluk Kendari meliputi kawasanhutan Mangrove seluas 543,54 Ha (Tahun 1960), 96,5 Ha (Tahun 1995), dan Tahun 2005 tinggal 39Ha. Juga terdapat 7 (tujuh) jenis vegetasi campuran, sumber daya perikanan dengan 45

11

jenis spesies.Beban pencemaran bersumber dari limbah industri, pertanian, rumah

tangga dimana kondisi perairan telah mengandung logam berat seperti timbel.

2.2.3 Sedimen Mangrove Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan yang sangat penting, bukan hanya bagi kehidupan manusia tetapi juga bagi hewan hewan yang hidupnya bergantung di daerah kawasan mangrove. Secara ekologis Mangrove berfungsi sebagai tempat ikan mencari makan, tempat tinggal, tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat memijah,sebagai pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, pengatur iklim mikro dan sebagai penghadang terjangan ombak besar.Sedangkan fungsi ekonominya dapat diperoleh dengan memanfaatkan bagian bagian dari tumbuhan mangrove. Mangrove adalah tumbuhan yang dapat membentuk daratan lumpur karena Mangrove dapat bertahan dari salinitas yang tinggi dan tahan terhadap rendaman air.Susunan jenis dan kerapatan tegakan pada wilayah Mangrove sangat dipengaruhi oleh susunan kondisi tanah. Sedimentasi merupakan proses terbentuknya endapan dari partikel partikel yang terbawa oleh air, angin, es maupun gletser. Partikel sedimen ini biasanya merupakan material yang berasal dari hasil pelapukan batuan dan pengikisan permukaan bumi. Asal sedimen itu sendiri sebenarnya dibagi menjadi
12

4 kelompok, yaitu sedimen Lithogenous (sedimen yang berasal dari daratan), sedimen Biogenous (sedimen yang berasal dari sisa rangka organisme hidup, terutama hewan yang memiliki cangkang karbonat dan kalium fosfat), sedimen Hydrogenous (sedimen yang berasal dari lautan yang terbentuk secara perlahan melalui penyerapan mineral ke dasar laut), dan sedimen Cosmogenous (yaitu sedimen yang berasal dari luar angkasa). Sedimen ini diangkut dengan cara suspension yang pada umumnya memang terjadi pada sedimen yang sangat kecil ukurannya seperti lempung sehingga mampu diangkut oleh aliran air ataupun angin. Selain dengan cara suspension sedimen juga dapat diangkut dengan cara Bed load yaitu dengan cara menggelinding, menggeser atau mendorong sedimen satu dengan yang lainnya. Cara ini hanya terjadi pada jenis partikel sedimen yang relatif lebih besar seperti pasir, kerikil, dan bongkahan. Cara lainnya yaitu Saltation yang berarti meloncat. Biasanya terjadi pada sedimen yang berukuran sedang seperti pasir, dimana aliran fluida mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai dapat turun kembali ke dasar akibat adanya gaya gravitasi. Ukuran partikel memiliki peranan penting dalam proses pengendapan atau sedimentasi. Hal ini dapat dilihat dari berat jenis pada partikel pembentuk sedimen, dimana berat jenis pada partikel yang lebih besar kurang bisa diangangkut oleh air sehingga akan diendapkan di dekat daratan, sedangkan partikel yang lebih kecil yang memiliki berat jenis lebih ringan akan diangkut oleh air sampai bertemu cekungan ataupun turun ke dasar akibat adanya gravitasi bumi dan membentuk endapan. Pengendapan partikel tidak hanya bergantung pada ukuran partikel tetapi juga terhadap arus. Partikel yang lebih besar mengendap lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil dan arus yang kuat mempertahankan partikel dalam suspensi lebih lama daripada arus yang lemah. Oleh karena itu, substrat pada tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil), karena hanya partikel besar yang akan mengendap; sedang jika perairan yang tenang dan arus lemah, lumpur halus akan mengendap. . 2.2.4 Check Dams

13

Tanggul penghambat atau Check Dams adalah bendungan kecil dengan konstruksi sederhana (urugan tanah atau batu), biasanya dibuat pada alur jurang atau sungai kecil. Tanggul penghambat berfungsi untuk mengendalikan sedimen dan aliran permukaan yang berasal dari daerah tangkapan di sebelah atasnya. Tanggul penghambat dibuat dengan luas daerah tangkapan air dari 100 250 ha, dan dapat lebih luas untuk wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai curah hujan yang rendah. Tinggi dan panjang bendungan maksimal adalah 10 meter tergantung pada kondisi geologi dan topografi lokasi yang bersangkutan. Beberapa keuntungannya yakni, menghindari pendangkalan waduk / sungai yang ada di hilirnya , mengendalikan aliran permukaan di daerah hilir, menyediakan air untuk kebutuhan air minum, air rumah tangga, pengairan daerah di sebelah bawahnya (terutama pada musim kemarau), ternak dan sebagainya, meningkatkan permukaan air tanah daerah sekitar tanggul penghambat. 2.2.5 Sedimentasi Daerah Sungai Wanggu Kondisi muara teluk Kendari saat ini memang makin memprihatinkan. Padahal kawasan Teluk Kendari ini merupakan daerah pelabuhan alam di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Kenyataannya bahwa sedimentasi yang terbawa ke muara Sungai Wanggu di teluk Kendari semakin memperlihatkan laju yang semakin meningkat. Sungai Wanggu yang menguasai Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 339,73 km2 merupakan penyumbang sedimentasi terbesar mencapai 143.147 m3/tahun Hasil kajian hasil simulasi hidrodinamika dan sedimentasi serta erosi oleh BPPT Pemkot Kendari tahun 2004 menunjukkan bahwa diperoleh kecepatan net deposisi sedimen adalah sekitar 2 mm perhari atau sekitar 6 cm per bulan pada saat musim hujan (selama 3-4 bulan) dan jauh menurun pada saat musim pancaroba dan musim kering. (P2KTPW (BPPT) - Pemkot Kendari, 2004, hal 58). Diperkirakan terjadi pertambahan lahan baru sekitar 20-30 ha pertahun. Dengan demikian diperkirakan sekitar 20 tahun ke depan teluk ini akan menjadi daratan atau menjadi Sungai Wanggu.DAS Wanggu merupakan bagian dari Wilayah Sungai Lasolo Sampara. Secara administrasi DAS Wanggu ini meliputi Kota

14

Kendari (Kecamatan Mandonga, Baruga dan Anduonohu) dan Kabupaten Konsel (Kecamatan Ranomeeto, Moramo dan Konda). Secara pembagian sistem DAS maka wilayah Kota Kendari merupakan wilayah tengah-hilir, sedangkan wilayah Kabupaten Konawe Selatan merupakan wilayah hulu-tengah DAS. Luas DAS ini sekitar 37.974,4 Ha, dengan batas-batas geografis yaitu 3 56' 54" LS - 4 10' 24" Lintang Selatan dan 122 22 30" BT - 122o3512 Bujur Timur. Pada DAS Wanggu ini mengalir beberapa sungai besar maupun kecil, antara lain sungai induknya yaitu Sungai Wanggu, dan anak-anak sungai seperti Sungai Konda, Sungai Lapulu, Sungai Numanggere, Sungai Lamomea, Sungai Ambololi, Sungai Lambusa, Sungai Amohalo, Sungai Lepo-Lepo, dan Sungai Ea. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di Pegunungan Watu Re arah Utara (Kabupaten Konsel) dan bermuara di Teluk Kendari (Kota Kendari). Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Ketinggian pada daerah pegunungan di hulu berkisar 200 m dpal., di daerah tengah (Daerah Rawa Tanea dan Daerah Irigasi Tanea Lama) berada pada ketinggian antara 7 sampai 27 m dpal (Dinas PU, 2004). Hasil kajian BPPT-Pemkot Kendari menunjukkan besarnya sedimen adalah 1.482.449 ton/tahun. Ini merupakan hasil sebagian material yang tererosi di DAS Wanggu. Besarnya erosi yang terjadi di DAS Wanggu diperkirakan sebesar 4.487.707 ton/tahun. BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam pembuatan Karya Tulis ini adalah meminta beberapa informasi dan keterangan kepada dinas-dinas terkait dan Lembaga Legislatif yang terkait dengan pengelolaan Kawasan Pesisir Teluk Kendari dan masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Teluk Kendari dengan pengadaan kuesioner serta pengamatan langsung terhadap keadaan Teluk Kendari. 3.2 Metode Penelitian

15

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dengan mengunakan pendekatan deskriptif analisis kualitatif yang di peroleh dari pengadaan kuesioner kepada lembaga dan instansi terkait serta pengamatan langsung terhadap keadaan Teluk Kendari itu sendiri. 3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, mulai bulan Maret hingga pertengahan April 2013, termasuk diantaranya mengumpulkan data sampai pada penulisan hasil penelitian.Pengambilan data di laksanakan di beberapa tempat seperti,Dinas Kehutanan Sulawesi Tenggara dan BPPT Pemerintah Kota Kendari serta di Kawasan Pesisir Teluk Kendari.Setelah data terkumpul,di analisis secara cermat dan logis yang kemudian kami melakukan penyusunan penelitian yang di lengkapi dengan studi literartur baik itu dalam buku-buku maupun website resmi mengenai keadaan Kawasan Pesisir Teluk Kendari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kuesioner sebanyak 50 orang dari masyarakat yang bermukim di pesisir Teluk Kendari mengenai isu dan permasalahan di peroleh data sejumlah isu yang kemudian diolah ke dalam program Analisis Hirarki Process ditampilkan dalam bentuk presentase sebagai berikut:
Pendangkalan

,75%
,15% ,10%

Kerusakan Hutan Mangrove Pembangunan

16

Berdasarkan hasil identifikasi isu dan permasalah tersebut kami menyusun rencana strategis Teluk Kendari Tujuan
Ekologi

Isu dan Masalah


Pendangkalan Kerusakan hutan mangrove Potensi sumberdaya ikan wilayah pantai menurun Tata ruag Teluk Kendari yang tidak teratur Tidak adanya system penegendalian air di daerah sungai Penebangan hutan Mangrove yang tak terkendali.

Sasaran
Menghambat sedimentasi di Teluk Kendari 2. 3. 1.

Indikator
Makin Luasnya kawasan hutan bakau Menghambat sedimentasi Lancarnya aktivitas masnyarakat

Strategi Penetapan kawasan konservasi Pembuatan system Check Dams di daerah hulu dan hilir

Pemindahan Pelabuhan ke Bungkutoku Penciptaan organisasi pengelolaan teluk independent

Desain perencanaan tata ruang Teluk Kendari yang teratur.

Sosialisasi mengenai manfaat strategis Mangrove

dalam kehidupan sehari-hari Mengacu pada rencana strategis tersebut, sebenarnya kebijakan tentang Mangrove sudah diakomodasikan, namun secara spesifik tentang bagaimana pengelolaan Mangrove yang berbasis keberlanjutan kurang begitu dominan dibahas, padahal hal tersbut sangat penting terkait dengan pentingnya Mangrove sebagai konservasi pantai. Dari kerangka-kerangka makro tersebut sebenarnya beberapa konsep telah muncul, tinggal bagaimana langkah selanjutnya untuk mempertegas konsep pengelolaan Mangrove seperti penetapan kawasan koservasi, dan pengendalian pemanfaatan ruang dan sumberdaya di wilayah pesisir. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat luasan Mangrove yang terus

17

menurun tiap tahun dan sangat berpengaruh pada hilangnya pelindung alami pesisir dan pantai.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai isu dan permasalahan kawasan Teluk Kendari kami menyimpulkan bahwa Lokalisasi Mangrove Berpola Ceck Dams ini mampu menghambat sedimentasi lumpur yang di bawa aliran air sungai wanggu ke Teluk Kendari.

18

1.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian dapat di sarankan sebagai berikut :

1. Kepada Pemerintah Kota Kendari, agar meninjau kembali efektifitas program dan kegiatan yang telah dicanangkan dan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun sebelumnya terkait dengan pengelolaan Kawasan Pesisir Teluk Kendari. Hal yang paling esensial untuk menjadi pertimbangan yaitu dari segi anggaran yang dikeluarkan serta output yang dihasilkan dari program dan kegiatan tersebut. 2. Pemindahan pelabuhan ke pulau Bungkutoku sebab jika merujuk dari salah satu penyebab pendangkalan Teluk Kendari yaitu dengan adanya Dermaga dan pelabuhan yang terdapat di dalam Teluk Kendari yang merupakan salah satu penyebab pendangkalan Teluk Kendari, ada baiknya di lakukan riset dan analisis yang mendalam sejauh mana efek yang akan di timbulkan dari rencana pembangunan Masjid di tengah Teluk Kendari tersebut. Apakah dari segi Lingkungan tidak akan menjadi penyumbang sedimentasi pula yang menjadikan semakin dangkalnya Teluk Kendari.

DAFTAR PUSTAKA

19

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/dampenghambat-check-dam/ Diakses : 21 April 2013 http://biokuasyik.blogspot.com/2011/06/sedimentasi-di-teluk-kendari.html Diakses : 20 April 2013 Qayim, Ibnul, Jamili, Dede Setiadi, dan Edi Guhardja. Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Kaledupa Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan, Desember 2009 Vol 14 (4): 36-45. Kardhana, Hardi., Catrin Sudardjat, M.dan Syahril B.K., dan Hadi Kardhana .Kajian Sedimentasi Di Sekitar Muara Sungai Wanggu Teluk Kendari Sulawesi Tenggara.Bandung : Institut Teknologi Bandung. Apriyanto, Heri.Kebijakan Pengelolaan Teluk Berbasis Daerah Aliran Sungai ( Studi Kasus Teluk Kendari) Kendari: Univerisitas Haluoleo.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

20

Biodata Ketua Nama : Rajak Ismawanto

Tempat, Tanggal Lahir : Jepara,5 Mei 1995 Sekolah Kelas NIS Alamat Rumah Nomor Hp Alamat Sekolah : SMAN 4 Kendari : XI-Olimpiade : 15566 : Jalan Bongoeya No 27F, Kendari : 085396105891 : Jl. Jenderal Ahmad Yani No.3, Kendari Tanda Tangan

Pengalaman Organisasi : Penghargaan Karya Ilmiah :

Biodata Anggota

Nama

: Devika Sarah Putri

Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 6 Desember 1997 Sekolah Kelas Nis Alamat Rumah Nomor Hp Alamat Sekolah : SMAN 4 Kendari : XI-Olimpiade : 15319 : Jl. BTN DPR BLOK A.21, Kendari : 085756565014 Tanda Tangan

: Jl. Jenderal Ahmad Yani No.3, Kendari

Pengalaman Organisasi : - Anggota Majelis Perwakilan Kelas Komisi A SMAN 4 Kendari - Anggota Friendship English Conversation Club SMAN 4 Kendari

21

Penghargaan Karya Ilmiah : Juara Harapan 2 Paper Gadjah Mada Medical Fair 2012

Nama Tempat, Tanggal Lahir Sekolah Kelas Nis Alamat Rumah Nomor Hp Alamat Sekolah

: Rian Purnama Indah : Kendari, 26 Juli 1996 : SMAN 4 Kendari : XI-Olimpiade : 15343 : Jalan Durian No.43B, Kendari : 082346067826 Tanda Tangan

: Jl. Jenderal Ahmad Yani No.3, Kendari

Pengalaman Organisasi : - Sekertaris OSIS SMAN 4 Kendari - Anggota Friendship English Conversation Club SMAN 4 Kendari Penghargaan Karya Ilmiah : -

Biodata Guru Pendamping

Nama

: Andi Yuliana Ramadhani S.Pd, M.Pd

Tempat, Tanggal, Lahir : Muna, 31 Desember 1967 NIP Alamat Rumah No.Hp : 198207222009032002 : Jl. Jenderal Ahmad Yani No.3, Kendari : 081341624214 Tanda Tangan

22

LAMPIRAN LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Karya Tulis : Lokalisasi Mangrove Berpola Check Dams Sebagai Penghambat Laju Sedimentasi Pada Pendangkalan Teluk Kendari Serta Pemanfaatannya Dalam Reklamasi Teluk. : Rajak Ismawanto : 15566 : 2 orang : Andi Yuliana Ramadhani S.Pd, M.Pd : 198207222009032002

2. Ketua a. Nama Lengkap b. NIS 3. Anggota 4. Guru Pembimbing a. Nama Lengkap b. NIP

Kendari , 27 April 2013 Ketua Pelaksana, Guru Pembimbing,

Rajak Ismawanto NIS. 15566

Andi Yuliana Ramadhani S.Pd, M.Pd NIP. 198207222009032002

Menyetujui, Kepala Sekolah

23

LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini; 1) Nama Ketua : Rajak Ismawanto Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 5 Mei 1995 Jurusan : IPA Institusi : SMA Negeri 4 Kendari 2) Nama Anggota 1 : Devika Sarah Putri Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 6 Desember 1997 Jurusan : IPA Sekolah : SMA Negeri 4 Kendari 3) Nama Anggota 2 : Ryan Purnama Indah Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 26 Juli 1996 Jurusan : IPA Sekolah : SMA Negeri 4 Kendari Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, Lokalisasi Mangrove Berpola Check Dams Sebagai Penghambat Laju Sedimentasi Pada Pendangkalan Teluk Kendari Serta Pemanfaatannya Dalam Reklamasi Teluk. adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya tulis orang lain serta belum pernah menjuarai di kompetisi serupa. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia FISHMO 2013 berupa diskualifikasi dari kompetisi dan denda senilai Rp500.000,Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kendari , 27 April 2013 Anggota 1 Anggota 2

Devika Sarah Putri NIS. 15319 Mengetahui, Pembina

Ryan Purnama Indah NIS. 15340

Ketua,

Andi Yuliana Ramadhani S.Pd, M.Pd NIP. 198207222009032002

Rajak Ismawanto NIS. 15566

24

Keadaan Teluk Kendari Bagian Kecamatan Kendari Barat

25

Keadaan Lokasi Teluk Kendari Bagian Kecamatan Poasia

Prediksi Pendangkalan Teluk Kendari 20 Tahun Mendatang

26

Pendangka lan

Gambar Lokasi Jembatan DAS Wanggu

27

Lembar Kuesioner Penelitian

Karakteristik Responden : Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan terakhir Suku : ............................................................................................. : ........................ tahun : Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu) :.......................................... (yang ditamatkan) : .............................................................................................

Petunjuk Umum : Untuk pertanyaan pilihan, pilih dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang disediakan, yang menurut anda paling sesuai ! Untuk pertanyaan terbuka berikan jawaban secara singkat dan jelas ! 1. Apakah anda mengetahui apa itu tanaman bakau ( Mangrove )? a. Ya b. Tidak 2. Apakah anda mengetahui manfaat tanaman bakau bagi lingkungan khususnya teluk Kendari ? a. Ya b. Tidak 3. Apakah anda mengetahui dengan adanya lokalisasi tanaman bakau dapat mencegah sedimentasi teluk Kendari ? a. Ya b. Tidak 4. Apakah menurut anda dengan di desainnya pola penanaman tanaman mangrove yang baik bisa menjadi objek wisata ? a. Ya b. Tidak 5. Apakah dengan adanya program lokalisasi tanaman bakau dapat efektif untuk mencegah sedimentasi teluk Kendari? a. Ya b. Tidak 6. Apakah anda mengetahui manfaat penanaman tanaman bakau berpola Check Dams di Teluk Kendari ? a. Ya b. Tidak 7. Apakah anda mengetahui bagaimana penanaman tanaman bakau berpola Check Dams di Teluk Kendari ? a. Ya b. Tidak 8. Apakah anda setuju dengan di laksanakannya program lokalisasi tanaman bakau berpola Check Dams itu sendiri ? a. Ya b. Tidak

28

9. Apakah anda setuju dengan segala program pembangunan yang di lakukan pemerintah di tengah teluk Kendari ? a. Ya b. Tidak 10. Apakah menurut anda reklamasi teluk kendari perlu dilakukan ? a. Ya b. Tidak 11. Apakah dengan adanya reklamasi teluk kendari dapat menunjang pembangunan kota kendari yang lebih efisien ? a. Ya b. Tidak 12. Menurut anda bagaimana keadaan teluk Kendari sekarang ? Jawab :

13. Menurut anda seberapa penting adanya program lokalisasi tanaman bakau ( Mangrove) sebagai penghambat sedimentasi teluk Kendari ? Jawab :

14. Menurut anda masalah apakah yang anda pernah dapatkan yang berhubugan dengan dangkalnya Teluk Kendari? Jawab :

15. Apakah anda tahu penyebab utama dari pendangkalan Teluk Kendari? Jawab :

16. Adakah hal yang anda fikirkan tentang Teluk Kendari untuk lebih baik kedepannya? Jawab :

17. Apakah anda tahu hubungan antara tanaman bakau dengan produksi udang/ikan? Jawab:

29

18. Jika Teluk Kendari sudah di Lokalisasi,apakah manfaat yang anda ambil dari objek tersebut? Jawab :

19. Impian apakah yang akan anda wujudkan jika Lokalisasi Teluk Kendari sudah terlaksana dengan baik? Jawab :

20. Menurut anda sendiri apakah anda sudah merasa nyaman dengan kondisi teluk Kendari yang sekarang ? Jawab :

30

LAMPIRAN KARTU SISWA

31

Anda mungkin juga menyukai