Anda di halaman 1dari 49

TUGAS KEMUHAMADIYAHAN

Disusun Oleh : Selfi Andriyani NIM : 2012437102

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013

Pertanyaan: 1. Uraikan bagaimana sejarah perkembangan alam pikiran islam/sejarah pemikiran dalam islam. Jawab: PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN ISLAM A. Sejarah Timbulnya Aliran/Firqah dan Mazhab dalam Islam Sejarah Islam pernah mengalami masa kejayaan, kemunduran dan kebangkitan kembali. Sejak masa perintisan dakwah oleh Nabi Muhammad SAW hingga sekarang telah mengalami jatuh bangun. Masa kejayaan Islam ditandai oleh besarnya dinasti Abasiyah, Umaiyah, Umaiyah Andalusia dan Fathimiyah. Karena faktor politik dan kekuasaan akhirnya terpecahlah persatuan dan kesatuan umat Islam dan dari situlah mulai timbul berbagai aliran. Dengan pemikiran atau ijtihad dari para ulama maka macam-macam aliran, firqah, dan mazhab terbentuk serta berkembang. 1. Timbulnya Aliran/Firqah Setelah Rasulullah wafat, kekhalifahan Islam dilanjutkan oleh para sahabat atau disebut Khulafaur Rasyidin. Khalifah pertama yang diangkat adalah Abu Bakar, pada masa itu persatuan umat Islam dapat dipertahankan. Tongkat kekhalifahan lalu dilanjutkan oleh Umar bin Khattab setelah Abu Bakar wafat. Pada masa itu Islam telah masuk ke bangsa luar Arab. Pada masa Utsman bin Affan pelebaran dakwah Islam mengembang luas ke timur dan barat. Namun saying sebelum selesai jihad besar itu kaum muslimin ditimpa bencana besar. Pecahnya pemberontakan melawan amirul muminin khalifah Utsman. Pemberontakan dimulai dari sejumlah orang yang tidak sependapat dengan kebijakan khalifah Utsman dan lalu meluas ke kota-kota besar Islam termasuk Kota Madinah. Pemberontakan itu mengakibatkan Utsman terbunuh. Maka menyebabkan pecahnya persatuan Umat Islam. Golongan yang tidak puas dengan Utsman kemudian mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Adapun golongan yang menuntut pembunuh Utsman mengikuti Muawaiyah bin Abu Sofyan. Permusuhan itu terus berlanjut hingga akhirnya khalifah Ali mengalami kelemahan dan kalah serta terbunuh. Kelompok Muawiyah (yang menuntut pengadilan atas pembunuhan Utsman) tampil memimpin masyarakat Islam dan biasa dikenal dengan Daulah Bani Umayah.

Dengan berakhirnya masa Khulafaur Rasyidin, kaum muslimin pada waktu itu setidaknya terpecah menjadi 3 kelompok, yaitu: a. Jumhur ul muslimin pendukung Muawiyah dan pemerintahannya. b. Syiah, pendukung yang tetap mencintai Ali dan ahli baitnya. c. Khawarij yang mendendam pada Utsman, Ali dan tidak tunduk pada Muawiyah. Khawarij secara kelembagaan tidak ada lagi. Terpecahnya umat Islam menjadi berbagai alirah telah diperingatkan Nabi Muhammad SAW pada hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Amir bin Ash bahwa Rasulullah bersabda: Sungguh Bani Israil terpecah menjadi 73 golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan pula yang semuanya akan berada di neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: golongan yang mana itu? Rasulullah menjawab: Ialah mereka yang tetap mengikuti jejakku dan para sahabat. 2. Sejarah Timbulnya Mazhab Pada masa Daulah Abbasiyah sekitar abad XIII, Islam mengalami masa keemasan dalam bidang Ilmu Pengetahuan. Namun setelah masa itu dunia Islam mengalami kemunduran termasuk dalam bidang Fiqih atau hukum Islam. Kemunduran itu ditandai adanya taqlid kepada imam mazhab di kalangan umat Islam. Lahirnya mazhab-mazhab dipengaruhi dari kuatnya pengaruh para iman mujtahid, maka para pengikut tersebut dinamakan penganut mazhab. B. Macam-Macam Aliran/Firqah dan Mazhab Firqah adalah pemikiran yang berkaitan dengan aqidah Islam. 1. Macam-macam aliran atau firqah

a. Syiah Firqah Syiah adalah suatu aliran yang hidup dan berkembang pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Setelah terjadi pertentangan antara Muawiyah dan Khalifah Ali. Pertentangan itu selanjutnya menimbulkan beberapa golongan firqah yang mendukung khalifah dan menolak

Muawiyah bin Abu Sofyan sebagai khalifah. Golongan itu menamakan dirinya golongan Syiah.

b. Khawarij Yang kecewa pada Ali dan tidak tunduk pada Muawiyah. c. Mutazilah Aliran yang termasuk aliran dalam ilmu kalam (pemisah, memisahkan diri dari gurunya yaitu Al Basri yang terkenal dengan rasionalisme Islam karena banyak menggunakan akal dalam menafsirkan hal-hal yang berkaitan dengan aqidah). d. Ahlus Sunnah Wal Jamaah Aliran yang termasuk aliran dalam ilmu kalam yaitu golongan yang berpegang pada sunnah dan merupakan mayoritas sebagai lawan bagi golongan/aliran Mutazilah yang bersifat minoritas dan tidak kuat berpegang pada sunnah yang dipelopori oleh Abu Hasan Al Asyari (260 324 H) yang lahir di Bagdad tahun 260 H dan wafat tahun 324 H. 2. Macam-macam mazhab dalam Islam

a. Mazhab Hanafi Golongan yang menjadi pengikut Imam Abu Hanifah bin Numan bin Sabit. b. Mazhab Maliki Golongan yang menjadi pengikut Imam Malik bin Anas c. Mazhab Syafii Golongan yang menjadi pengikut Imam Muhammad bin Idris Asy Syafii. d. Mazhab Hambali Golongan yang menjadi pengikut Imam Ahmad bin Hanbal. C. Perkembangan Filsafat dan Tasawuf dalam Islam Menurut bahasa, filsafat berasal dari kata Yunani yaitu philein (cinta) dan sophos (hikmah). Orang Arab memindahkan kata philosophia menjadi falsafah-falsafah. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan filsafat. Arti dan maksudnya adalah suka pada hikmah atau senang memikirkan dan menganalisa soal-soal kehidupan.
4

Adapun filsuf adalah orang yang suka kepada hikmah atau ahli pikir. Berfilsafat berarti berpikir tetapi tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu filsafat berarti berpikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. (Sidi Gazalba) Filsafat Islam adalah cara berpikir dan menganalisis sesuatu masalah atas dasar ajaran Islam memakai metode filsafat. Orang yang melakukan cara seperti itu disebut filsuf Islam. Dianatara filsuf Islan yang terkenal adalah: 1. 2. 3. 4. Al Farabi Ibnu Sina Al Ghazali Ibnu Rusyd

Beberapa ahli tasawuf, antara lain: 1. Al Ghazali 2. Al Qusyairy 3. Syahabudin Sumber : http://jepepastibisa.blogspot.com/2011/06/anda-pengin-artikel-dibawah-ini.html 2. Uraikan bagaimana sejarah berdirinya organisasi muhamadiyah dengan menyebutkan latar belakang berdirinya organisme muhamadiyah? Jawab: Pendidikan barat yang diperkenalkan kepada penduduk pribumi sejak paruh kedua abad XIX sebagai upaya penguasa kolonial untuk mendapatkan tenaga kerja, misalnya, sampai akhir abad XIX pada satu sisi mampu menimbulkan restratifikasi masyarakat melalui mobilitas sosial kelompok intelektual, priyayi, dan profesional. Pada sisi lain, hal ini menimbulkan sikap antipati terhadap pendidikan Barat itu sendiri, yang diidentifikasi sebagai produk kolonial sekaligus produk orang kafir. Sememara itu, adanya pengenalan agama Kristen dan perluasan kristenisasi yang terjadi bersamaan dengan perluasan kekuasaan kolonial ke dalam masyarakat pribumi yang telah terlebih dahulu terpengaruh oleh agama Islam, mengaburkan

identitas politik yang melekat pada penguasa kolonial dan identitas sosial -keagamaan pada usaha kristenisasi di mata masyarakat umum. Bagi sebagian besar penduduk pribumi, tekanan politis, ekonomis, sosial, maupun kultural yang dialami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu yang identik dengan kemunculan orang Islam dan kekuasaan kolonial yang menjadi penyebab kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan dari agama Kristen itu sendiri. Hal ini semakin diperburuk oleh struktur yuridis formal masyarakat kolonial, yang secara tegas membedakan kelompok masyarakat berdasarkan suku bangsa. Dalam stratifikasi masyarakat kolonial; penduduk pribumi menempati posisi yang paling rendah, sedangkan lapisan atas diduduki orang Eropa, kemudian orang Timur Asing, seperti: orang Cina, Jepang, Arab, dan India. Tidak mengherankan jika kebijakan pemerintah kolonial ini tetap dianggap sebagai upaya untuk menempatkan orang Islam pada posisi sosial yang paling rendah walaupun dalam lapisan sosial yang lebih tinggi terdapat juga orang Arab yang beragama Islam. Di samping itu, akhir abad XIX juga ditandai oleh terjadinya proses peng-urbanan yang cepat sebagai akibat dari perkemhangan ekonomi, politik, dan sosial. Kota-kota baru yang memiliki ciri masing-masing sesuai dengan faktor pendukungnya muncul di banyak wilayah. Perluasan komunikasi dan ransportasi mempermudah mobilitas penduduk. Sementara itu pembukaan suatu wilayah sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, industri, dan perdagangan telah menarik banyak orang untuk datang ke tempat tersebut. Sementara itu pula, tekanan ekonomi, politik, maupun sosial yang terjadi di daerah pedesaan telah mendorong mereka datang ke kota-kota tersebut. Memasuki awal abad XX sebagian besar kondisi yang telah terbentuk sepanjang abad XIX terus berlangsung. Dalam konteks ekonomi, perluasan aktivitas ekonomi sebagai dampak perluasan penanaman modal swasta asing maupun perluasan pertanian rakyat belum mampu menimbulkan perubahan ekonomi secara struktural sehingga kondisi hidup sebagian besar penduduk masih tetap rendah. Di beberapa tempat penduduk pribumi memang berhasil mengembangkan pertanian tanaman ekspor dlan mendapat keuntungan yang besar, akan tetapi ekonomi mereka masih sangat labil terhadap perubahan pasar.

Sementara itu perluasan aktivitas ekonomi menimbulkan persaingan yang semakin besar sehingga para pengusaha industri pribumi harus bersaing dengan produk impor yang lebih berkualitas dan lebih murah di pasar lokal, sedangkan para peclagang pribumi juga harus bersaing ketat dengan pedagang asing yang terus mendominasi perdagangan lokal, regional, maupun internasional. Dalam perkembangan selanjutnya persaingan ini di beberapa tempat tidak lagi hanya terbatas pada masalah ekonomi, melainkan juga telah berkembang menjadi persoalan sosial, kultural, ataupun politik. Walaupun dalam bidang politik terjadi pergeseran dari kekuasan administratif yang tersentralisasi ke arah desentralisasi pada tingkat lokal, kontrol yang ketat pejabat Belanda terhadap pejabat pribumi masih tetap berlangsung. Sementara itu, kebijakan Politik Balas Budi atau Politik Etis yang difokuskan pada bidang edukasi, irigasi, dan kolonisasi yang dilaksanakan sejak dekade pertama abad XX, telah memberikan kesempatan yang lebih luas kepada penduduk pribumi mengikuti pendidikan Barat dibandingkan dengan masa sebelumnya melalui pembentukan beberapa lembaga pendidikan khusus bagi penduduk pribumi sampai tingkat desa. Akan tetapi, kesempatan ini tetap saja masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pribumi secara keseluruhan. Kesempatan itu masih tetap diprioritaskan bagi kelompok elit penduduk pribumi, atau kesempatan yang ada hanya terbuka untuk pendidikan rendah, sedangkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan menengah dan tinggi masih sangat terbatas. Seperti pada masa sebelumnya, kondisi seperti ini terbentuk selain disebabkan oleh kebijakan pemerintah kolonial, juga dilatarbelakangi sikap antipati dari kelompok Islam, yang menjadi pendukung utama masyarakat pribumi terhadap pendidikan Barat itu sendiri. Secara umum mereka lebih suka mengirimkan anak-anak mereka ke pesantren, atau hanya sekedar ke lembaga pendidikan informal lain yang mengajarkan pengetahuan dasar agama Islam. Akan tetapi, sebenarnya ada dualisme cara memandang pendidikan Barat ini. Di samping dianggap sebagai perwujudan dari pengaruh Barat atau Kristen terhadap lingkungan sosial dan budaya lokal maupun Islam, pendidikan Barat juga dilihat secara objektif sebagai faktor penting untuk mendinamisasi masyarakat pribumi yang mayoritas beragama Islam. Pendidikan Barat yang telah diperkenalkan kepada penduduk pribumi secara terbatas ini ternyata telah menciptakan kelompok intelektual dan profesional yang mampu melakukan perubahan-perubahan maupun memunculkan ide-ide baru di
7

dalam masyarakat maupun sikap terhadap kekuasaan kolonial. Perubahan dan pencetusan ide-ide baru itu pada masa awal hanya terbatas pada bidang sosial, kultural, dan ekonomi, akan tetapi kemudian mencakup juga permasalahan politik. Walaupun feodalisme dalam sikap maupun struktur yang lebih makro di dalam masyarakat, khususnya di Jawa masih tetap berlangsung, pembentukan "organisasi modern" merupakan salah satu realisasi yang penting dari upaya perubahan dengan ide-ide baru tersebut. Pada tahun 1908 organisasi Budi Utomo didirikan oleh para mahasiswa sekolah kedokteran di Jakarta. Walaupun dasar, tujuan, dan aktivitas Budi Utomo sebagai suatu organisasi masih terikat pada unsur-unsur primordial dan terbatas, keberadaan Budi Utomo secara langsung maupun tidak berpengaruh terhadap bentuk baru dari perjuangan kebangsaan melawan kondisi yang diciptakan oleh kolonialisme Belanda. Berbagai organisasi baru kemudian didirikan, dan perjuangan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial yang dulu terkosentrasi di kawasan pedesaan mulai beralih terpusat di daerah perkotaan. Dunia Islam dan Masyarakat Muslim Indonesia Secara makro perkembangan dunia Islam pada akhir abad XIX dan awal abad XX ditandai oleh usaha untuk melawan dominasi Barat setelah sebagian besar negara yang penduduknya beragama Islam secara politik, sosial, ekonomi, maupun budaya telah kehilangan kemerdekaan dan berada di bawah kekuasaan kolonialisme dan imprialisme Barat sejak beberapa abad sebelumnya. Dalam masyarakat Muslim sendiri muncul usaha untuk mengatasi krisis internal dalam proses sosialisasi ajaran Islam, akidah, maupun pemikiran pada sebagian besar masyarakat, baik yang disebabkan oleh dominasi kolonialisme dan imperialisme Barat, maupun sebab-sebab lain yang ada dalam masyarakat Muslim itu sendiri. Dalam kehidupan beragama ini terjadi kemerosotan ruhul Ishmi, jika dilihat dari ajaran Islam yang bersumber pada Quran dan Sunnah Rasulullah. Pengamalan ajaran Islam bercampur dengan bid'ah, khurafat, dan syi'ah. Di samping itu, pemikiran umat Islam juga terbelenggu oleh otoritas mazhab dan taqlid kepada para ulama sehingga ijtihad tidak dilakukan lagi. Dalam pengajaran agama Islam, secara umum Qur'an yang menjadi sumber ajaran hanya diajarkan pada tingkat bacaan, sedangkan terjamahan dan tafsir hanya boleh dipelajari oleh orang-orang tertentu saja. Sementara itu, pertentangan yang bersumber pada masalah khilafiyah dan firu'iyah sering muncul

dalam masyarakat Muslim, akibatnya muncul berbagai firqah dan pertentangan yang bersifat laten. Di tengah-tengah kemerosotan itu, sejak pertengahan abad XIX muncul ideide pemurnian ajaran dan kesadaran politik di kalangan umat Islam melalui pemikiran dan aktivitas tokoh-tokoh seperti: Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan para pendukung Muhammad bin Abdul Wahab. Jamaludin Al-Afgani banyak bergerak dalam bidang politik, yang diarahkan pada ide persaudaraan umat Islam sedunia dan gerakan perjuangan pembebasan tanah air umat Islam dari kolonialisme Barat. Sementara itu, Muhammad Abduh dan muridnya, Rasyid Ridha, berusaha memerangi kestatisan, syirik, bid'ah, khurafat, taqlid, dan membuka pintu ijtihad di kalangan umat Islam. Restrukturisasi lembaga pendidikan Islam dan mewujudkan ideide ke dalam berbagai penerbitan merupakan wujud usaha pemurnian dan pembaharuan yang dilakukan oleh dua orang ulama dari Mesir ini. Rasyid Ridha, misalnya, menerbitkan majalah Al-Manar di Mesir, yang kemudian disebarkan dan dikenal secara luas di seluruh dunia Islam. Sementara itu, ide-ide pembaharuan yang dikembangkan oleh pendukung Muhammad bin Abdlul Wahab dalam gerakan Al Muwahhidin telah mendapat dukungan politis dari penguasa Arab Saudi sehingga gerakan yang dikenal oleh para orientalis sebagai Wahabiyah itu berkembang menjadi besar dan kuat. Seperti yang terjadi di dalam dunia Islam secara umum, Islam di Indonesia pada abad XIX juga mengalami krisis kemurnian ajaran, kestatisan pemikiran maupun aktivitas, dan pertentangan internal. Perjalanan historis penyebaran agama Islam di Indonesia sejak masa awal melalui proses akulturasi dan sinkretisme, pada satu sisi telah berhasil meningkatkan kuantitas umat Islam. Akan tetapi secara kualitas muncul kristalisasi ajaran Islam yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni. Di Pulau Jawa, misalnya, persoalan kemurnian ajaran Islam ini sangat terasa karena unsur-unsur lokal sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi ajaran di dalam masyarakat seperti yang terlihat pada: sekaten, kenduri, tahlilan, dan wayang. Kondisi seperti ini dapat dilihat pada laporan T.S. Raffles tentang Islam di Jawa pada awal abad XIX, yang menyatakan bahwa orang Jawa yang berpengetahuan cukup tentang Islam dan berprilaku sesuai dengan ajaran Islam hanya beberapa orang saja. Selain itu, K.H. Ahmad Rifa'i, salah seorang ulama di Jawa yang sangat disegani oleh pemerintah kolonial, pada pertengahan abad XIX menyatakan bahwa
9

pengamalan agama Islam orang Jawa banyak menyimpang dari aqidah Islalamiyah dan harus diluruskan. Interaksi reguler antara sekelompok masyarakat Muslim Indonesia dengan dunia Islam memberi kesempatan kepada mereka untuk mempelajari dan memahami lebih dalam ajaran Islam sehingga tidak mengherankan kemudian muncul ide-ide atau wawasan baru dalam kehidupan beragama di dalam masyarakat Indonesia. Mereka mulai mempertanyakan kemurnian dan implementasi ajaran Islam di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, di samping unsur-unsur lama yang terus bertahan seperti pemahaman dan pengamalan ajar-an Islam yang sinkretik dan sikap taqlid terhadap ulama, di dalam masyarakat Muslim Indonesia pada akhir abad XIX dan awal abad XX juga berkembang kesadaran yang sangat kuat untuk melakukan pembaharuan dalam banyak hal yang berhubungan dengan agama Islam yang telah berkembang di tengah-tengah masyarakat. Hal ini tentu saja menimbulkan konflik antarkelompok, yang terpolarisasi dalam bentuk gerakan yang dikenal sebagai "kaum tua" berhadapan dengan "kaum muda" atau antara kelompok "pembaharuan" berhadapan dengan "antipembaharuan". Sementara itu, krisis yang terjadi di dalam Islam di Indonesia, selain disebabkan oleh dinamika internal juga tidak dapat dipisahkan dengan perluasan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda. Islam sejak awal muncul sebagai kekuatan di balik perlawanan terhadap kolonialisme, baik dalam pengertian idiologis maupun peran langsung para ulama dan umat Islam secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat berbagai perlawanan yang terjadi sepanjang abad XIX dan awal abad XX, seperti: Perang Diponegoro, Perang Bonjol, Perang Aceh, dan protes-protes petani, yang semuanya diwarnai oleh unsur Islam yang sangat kental. Akibatnya, pemerintah kolonial cenderung melihat Islam sebagai ancaman langsung dari eksistensi kekuasaan kolonial ini. Setiap aktivitas yang berhubungan dengan Islam selalu dicurigai dan dianggap sebagai langkah untuk melawan penguasa. Oleh sebab itu, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh C. Snouck Hurgronje pada akhir abad XIX pemerintah kolonial secara tegas memisahkan Islam dari politik, akan tetapi Islam sebagai ajaran agama dan kegiatan sosial dibiarkan berkembang walaupun tetap berada dalam pengawasan yang ketat. Kecurigaan pemerintah kolonial yang berlebihan terhadap Islam ini membatasi kreativitas umat, baik dalam pengertian ajaran, pemikiran, maupun penyesuaian diri dengan dinamika dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara umum.

10

Hal ini semakin diperburuk oleh munculnya sikap taqlid kepada para ulama tertentu pada sebagian besar umat Islam di Indonesia pada waktu itu. Pemerintah kolonial juga berusaha mengeksploitasi perbedaan yang ada dalam masyarakat yang berhubungan dengan Islam, seperti perbedaan sosio-antropologis antara kelompok santri dan abangan yang menjadi konflik sosial berkepanjangan. Selain itu, aktivitas kristenisasi yang dilakukan oleh missi Katholik maupun zending Protestan terhadap penduduk pribumi yang telah beragama Islam terus berlangsung tanpa halangan dari penguasa kolonial. Lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai menengah, panti asuhan, dan rumah sakit yang didirikan oleh missi dan zending sebagai pendukung utama dalam proses kristenisasi, secara reguler mendapat bantuan dana yang besar dari pemerintah. Ahmad Dahlan dan Pembentukan Muhammmadiyah di tengah-tengah kondisi tidak menentu seperti yang digambarkan di atas, Ahmad Dahlan muncul sebagai salah seorang yang perduli terhadap kondisi yang sedang dihadapi masyarakat pribumi secara umum maupun masyarakat Muslim secara khusus. Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman Yogyakarta pacla tahun 1868 dengan nama Muhammad Darwis. Ayahnya K.H. Abu Bakar adalah imam dan khatib Masjid Besar Kauman Yogyakarta, sementara ibunya Siti Aminah adalah anak K.H. Ibrahim, penghulu besar di Yogyakarta. Menurut salah satu silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat dihubungkan dengan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama Islam yang dikenal di Pulau Jawa. Sebagai anak keempat dari keluarga K.H. Abubakar, Muhammad Darwis mempunyai 5 orang saudara perempuan dan I orang saudara laki-laki. Seperti layaknya anak-anak di Kampung Kauman pada waktu itu yang diarahkan pada pendidikan informal agama Islam, sejak kecil Muhammad Darwis sudah belajar membaca Quran di kampung sendiri atau di tempat lain. Ia belajar membaca Quran dan pengetahuan agama Islam pertama kali dari ayahnya sendiri dan pada usia delapan tahun ia sudah lancar dan tamat membaca Quran. Menurut cerita, sejak kecil Muhammad Darwis sudah menunjukkan beberapa kelebihan dalam penguasaan ilmu, sikap, dan pergaulan sehari-hari dibandingkan teman-temannya yang sebaya. Ia juga mempunyai keahlian membuat barang-barang kerajinan dan mainan. Seperti anak laki-laki yang lain, Muhammad Darwis juga sangat senang bermain layang-layang dan gasing. Seiring dengan perkembangan usia yang semakin bertambah, Muhammad Dalwis yang sudah tumbuh remaja mulai belajar ilmu agama
11

Islam tingkat lanjut, tidak hanya sekedar membaca Quran. Ia belajar fiqh dari K.H. Muhammad Saleh dan belajar nahwu dari K.H. Muhsin. Selain belajar dari dua guru di atas yang juga adalah kakak iparnya, Muhammad Darwis belajar ilmu agama lslam lebih lanjut dari K.H. Abdul Hamid di Lempuyangan dan KH. Muhammad Nur. Muhammad Darwis yang sudah dewasa terus belajar ilmu agama Islam maupun ilmu yang lain dari guru-guru yang lain, termasuk para ulama di Arab Saudi ketika ia sedang menunaikan ibadah haji. Ia pernah belajar ilmu hadist kepada Kyai Mahfudh Termas dan Syekh Khayat, belajar ilmu qiraah kepada Syekh Amien dan Sayid Bakri Syatha, belajar ilmu falaq pada K.H. Dahlan Semarang, dan ia juga pernah belajar pada Syekh Hasan tentang mengatasi racun binatang. Menurut beberapa catatan, kemampuan intelektual Muhammad Darwis ini semakin berkembang cepat dia menunaikan ibadah haji pertama pada tahun 1890, beberapa bulan setelah perkawinannya dengan Siti Walidah pada tahun 1889. Proses sosialisasi dengan berbagai ulama yang berasal dari Indonesia seperti: Kyai Mahfudh dari Termas, Syekh Akhmad Khatib dan Syekh Jamil Jambek dari Minangkabau, Kyai Najrowi dari Banyumas, dan Kyai Nawawi dari Banten, maupun para ulama dari Arab, serta pemikiran baru yang ia pelajari selama bermukim di Mekah kurang lebih delapan bulan, telah membuka cakrawala baru dalam diri Muhammad Darwis, yang telah berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Perkembangan ini dapat dilihat dari semakin, luas dan bervariasinya jenis kitab yang dibaca Ahmad Dahlan. Sebelum menunaikan ibadah haji, Ahmad Dahlan lebih banyak mempelajari kitab-kitab, dari Ahlussunnah waljamaah dalam ilmu aqaid, dari madzab Syafii dalam ilmu Fiqh dari Imam Ghozali dan ilmu tasawuf. Sesudah pulang dari menunaikan ibadah haji, Ahmad Dahlan mulai membaca kitah-kitab lain yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Semangat membaca Ahmad Dahlan yang besar ini dapat dilihat pada kejadian ketika ia membeli buku menggunakan sebagian dari modal sebesar 1500 setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji yang pertama, yang sebenarnya diberikan oleh keluarganya untuk berdagang. Sementara itu, keinginan untuk memperdalam ilmu agama Islam terus muncul pada diri Ahmad Dahlan. Dalam upaya untuk mewujudkan cita-citanya itu, ia menunaikan ibadah haji kedua pada tahun 1903, dan bermukim di Mekah selama hampir dua tahun. Kesempatan ini digunakan Ahmad Dahlan untuk belajar ilmu agama Islam baik dari para guru ketika ia menunaikan ibadah haji pertama maupun dari guru-guru yang lain.
12

Ia belajar fiqh pada Syekh Saleh Bafadal, Syekh Sa'id Yamani, dan Syekh Sa' id Babusyel. Ahmad Dahlan belajar ilmu hadist pada Mufti Syafi'i, sementara itu ilmu falaq dipelajari pada Kyai Asy'ari Bawean. Dalam bidang ilmu qiruat, Ahmad Dahlan belajar dari Syekh Ali Misri Makkah. Selain itu, selama bermukim di Mekah ini Ahmad Dahlan juga secara reguler mengadakan hubungan dan membicarakan berbagai masalah sosial-keagamaan, termasuk masalah yang terjadi di Indonesia dengan para Ulama Indonesia yang telah lama bermukim di Arab Saudi, seperti: Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang. Berdasarkan koleksi buku-buku yang ditinggalkan oleh Ahmad Dahlan, sebagian besar adalah buku yang dipengaruhi ide-ide pembaharuan. Di antara bukubuku yang sering dibaca Ahmad Dahlan antara lain: Kosalatul Tauhid karangan Muhammad Abduh, Tafsir Juz Amma karangan Muhammad Abduh, Kanz AL-Ulum, Dairah Al Ma'arif karangan Farid Wajdi, Fi Al -Bid'ah karangan Ibn Taimiyah, Al Tawassul wa-al-Wasilah karangan Ibn Taimiyah, Al-Islam wa-l-Nashraniyah karangan Muhammad Abduh, Izhar al-Haq karangan Rahmah al Hindi, Tafsshil alNasyatain Tashil al Sa'adatain, Matan al-Hikmah karangan Atha Allah, dan AlQashaid al-Aththasiyvah karangan Abd al Aththas. Pengalaman Ahmad Dahlan mengajar agama Islam di dalam masyarakat dimulai setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji pertama. Ahmad Dahlan mulai dengan membantu ayahnya mengajar para murid yang masih kanak-kanak dan remaja. Dia mengajar pada siang hari sesudah dzuhur, dan malam hari, antara maghrib sampai isya. Sementara itu, sesudah ashar Ahmad Dahlan mengikuti ayahnya yang mengajar agama Islam kepada orang-orang tua. Apabila ayahnya berhalangan, Ahmad Dahlan menggantikan ayahnya memberikan pelajaran sehingga akhirnya ia mendapat sebutan kyai, sebagai pengakuan terhadap kemampuan dan pengalamannya yang luas dalam memberikan pelajaran agama Islam. Sebagai Khatib Amin, Ahmad Dahlan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan agama Islam yang dimiliki, pengalaman berinteraksi dengan berbagai kelompok dalam dunia Islam, serta pengalamannya memberi pelajaran agama Islam selama ini sehingga sering muncul ide dan aktivitas baru. Berbeda dengan para khatib lain yang cenderung menghabiskan waktu begitu saja ketika sedang bertugas piket di serambi masjid besar Kauman, Ahmad Dahlan secara rutin memberikan pelajaran agama Islam kepada orang-orang yang datang ke masjid besar ketika ia sedang melakukan piket.
13

Ahmad Dahlan juga mulai menyampaikan ide-ide baru yang lebih mendasar, seperti persoalan arah kiblat salat yang sebenarnya. Akan tetapi, ide baru ini tidak begitu saja bisa dilaksanakan seperti yang diajarkan di serambi masjid besar karena mempersoalkan arah kiblat salat merupakan suatu hal yang sangat peka pada waktu itu. Ahmad Dahlan memerlukan waktu hampir satu tahun untuk menyampaikan masalah ini. Itu pun hanya terbatas pada para ulama yang sudah dikenal dan dianggap sepaham di sekitar Kampung Kauman. Pada satu malam pada tahun 1898, Ahmad Dahlan mengundang 17 orang ulama yang ada di sekitar kota Yogyakarta untuk melakukan musyawarah tentang arah kiblat di surau milik keluarganya di Kauman. Diskusi antara para ulama yang telah mempersiapkan diri dengan berbagai kitab acuan ini berlangsung sampai waktu subuh, tanpa menghasilkan kesepakatan. Akan tetapi, dua orang yang secara diam-diam mendengar pembicaraan itu beberapa hari kemudian membuat tiga garis putih setebal 5 cm di depan pengimaman masjid besar Kauman untuk mengubah arah kiblat sehingga mengejutkan para jemaah salat dzuhur waktu itu. Akibatnya, Kanjeng Kyai Penghulu H.M. Kholil Kamaludiningrat memerintahkan untuk menghapus tanda tersebut dan mencari orang yang melakukan itu. Sebagai realisasi dari ide pembenahan arah kiblat tersebut, Ahmad Dahlan yang merenovasi surau milik keluarganya pada tahun 1899 mengarahkan surau tersebut ke arah kiblat yang sebenarnya, yang tentu saja secara arsitektural berbeda dengan arah masjid besar Kauman. Setelah dipergunakan beberapa hari untuk kegiatan Ramadhan, Ahmad Dahlan mendapat perintah dari Kanjeng Penghulu untuk membongkar surau tersebut, yang tentu saja ditolak. Akhirnya, surau tersebut dibongkar secara paksa pada malam hari itu juga. Walaupun diliputi perasaan kecewa, Ahmad Dahlan membangun kembali surau tersebut sesuai dengan arah masjid besar Kauman setelah berhasil dibujuk oleh saudaranya, sementara arah kiblat yang sebenarnya ditandai dengan membuat garis petunjuk di bagian dalam masjid. Setelah pulang dari menunaikan ibadah haji kedua, aktivitas sosial-keagamaan Ahmad Dahlan di dalam masyarakat di samping sebagai Khatib Amin semakin berkembang. Ia membangun pondok untuk menampung para murid yang ingin belajar ilmu agama Islam secara umum maupun ilmu lain seperti: ilmu falaq, tauhid, dan tafsir. Para murid itu tidak hanya berasal dari wilayah Residensi Yogyakarta, melainkan juga dari daerah lain di Jawa Tengah. Walaupun begitu, pengajaran agama Islam melalui pengajian kelompok bagi anak- anak, remaja, dan orang tua yang telah
14

lama berlangsung masih terus dilaksanakan. Di samping itu, di rumahnya Ahmad Dahlan mengadakan pengajian rutin satu minggu atau satu bulan sekali bagi kelompok-kelompok tertentu, seperti pengajian untuk para guru dan pamong praja yang berlangsung setiap malam Jum`at. Pembentukan ide-ide dan aktivitas baru pada diri Ahmad Dahlan tidak dapat dipisahkan dari proses sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama serta dengan alur pergerakan sosial- keagamaan, kultural, dan kebangsaan yang sedang berlangsung di Indonesia pada awal abad XX. Sebagai seorang pedagang sekaligus ulama, Ahmad Dahlan sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat di Residensi Yogyakarta maupun daerah lain seperti: Periangan, Jakarta, Jombang, Banyuwangi, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Rembang, Semarang, Kudus, Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta. Di tempat-tempat itu ia bertemu dengan para ulama, pemimpin lokal, maupun kaum cerdik cendekia lain, yang sama-sama menjadi pedagang atau bukan. Dalam pertemuan-pertemuan itu mereka berbicara tentang masalah agama Islam maupun masalah umum yang terjadi dalam masyarakat, terutama yang secara langsung berhubungan dengan kemunculan, kestatisan, atau keterbelakangan penduduk Muslim pribumi di tengah- tengah masyarakat kolonial. Dalam konteks pergerakan sosial keagamaan, budaya, dan kebangsaan, hal ini dapat diungkapkan dengan adanya interaksi personal maupun formal antara Ahmad Dahlan dengan organisasi seperti : Budi Utomo, Sarikat Islam, dan Jamiat Khair, maupun hubungan formal antara organisasi yang ia cirikan kemudian, terutama dengan Budi Utomo. Secara personal Ahmad Dahlan mengenal organisasi Budi Utomo melalui pembicaraan atau diskusi dengan Joyosumarto, seorang anggota Budi Utomo di Yogyakarta yang mempunyai hubungan dekat dengan dr. Wahidin Sudirohusodo, salah seorang pimpinan Budi Utomo yang tinggal di Ketandan Yogyakarta. Melalui Joyosumarto ini kemudian Ahmad Dahlan berkenalan dengan dr. Wahidin Sudirohusodo secara pribadi dan sering menghadiri rapat anggota maupun pengurus yang diselenggarakan oleh Budi Utomo di Yogyakarta walaupun secara resmi ia belum menjadi anggota organisasi ini. Setelah banyak mendengar tentang aktivitas dan tujuan organisasi Budi Utomo melalui pembicaraan pribadi dan kehadirannya dalam pertemuan -pertemuan resmi, Ahmad Dahlan kemudian secara resmi menjadi anggota Budi Utomo pada tahun 1909. Dalam perkembangan selanjutnya, Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi anggota biasa, melainkan ia menjadi pengurus kring Kauman dan salah seorang
15

komisaris dalam kepengurusan Budi Utomo Cabang Yogyakarta. Sementara itu, pada sekitar tahun 1910 Ahmad Dahlan juga menjadi anggota Jamiat Khair, organisasi Islam yang banyak bergerak dalam bidang pendidikan dan mayoritas anggotanya adalah orang-orang Arab. Keterlibatan secara langsung di dalam Budi Utomo memberi pengetahuan yang banyak kepada Ahmad Dahlan tentang cara berorganisasi dan mengatur organisasi secara modern. Sementara itu, walaupun Ahmad Dahlan tidak terlibat secara aktif di dalam Jamiat Khair, selain belajar berorganisasi secara modern di kalangan orang Islam, ia juga mendapat pengetahuan tentang kegiatan sosial, terutama yang berhubungan dengan pendirian dan pengelolaan lembaga pendidikan model sekolah. Semua ini tentu saja merupakan suatu hal yang baru dan sangat berpengaruh bagi langkahlangkah yang dilakukan Ahmad Dahlan pada masa selanjutnya, seperti pendirian sekolah model Barat maupun pembentukan satu organisasi. Sebagai pengurus Budi Utomo, aktivitas Ahmad Dahlan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan masalah organisasi. Ia sering memanfaatkan forum pertemuan pengurus maupun anggota Budi Utomo sebagai tempat untuk menyampaikan informasi tentang agama Islam, bidang yang sangat ia kuasai. Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah acara resmi selesai. Kepiawaian Ahmad Dahlan dalam menyampaikan informasi tentang agama Islam dalam berbagai pertemuan informal itu telah menarik perhatian para pengurus maupun anggota Budi Utomo yang sebagian besar terdiri dari pegawai pemerintah dan guru sehingga sering terjadi diskusi yang menarik di antara mereka tentang agama Islam. Di antara pengurus dan anggota Budi Utomo yang tertarik pada masalah agama Islam adalah R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo, yang pada saat itu menjabat sebagai guru di Kweekschool Jetis. Melalui jalur dua orang guru ini Ahmad Dahlan mendapat kesempatan mengajar agama Islam kepada para siswa Kweekschool Jetis, setelah kepala sekolah setuju dan memberikan izin. Pelajaran agama Islam di sekolah guru milik pemerintah itu diberikan di luar jam pelajaran resmi, yang biasanya dilakukan pada setiap hari Sabtu sore. Dalarn mengajarkan pengetahuan agama Islam secara umum maupun membaca Quran, Ahmad Dahlan menerapkan metode pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga mampu menarik perhatian para siswa untuk menekuninya. Tentu saja sebagian siswa merasa bahwa waktu pelajaran agama Is1am pada hari Sabtu sore itu belum cukup. Oleh sebab itu, beberapa orang siswa, termasuk
16

mereka yang belum beragama Islam sering datang ke rumah Ahmad Dahlan di Kauman pada hari Ahad untuk bertanya maupun melakukan diskusi lebih lanjut tentang berbagai persoalan yang berhubungan dengan agama Islam. Dalam perkembangan selanjutnya, pengalaman berorganisasi di Budi Utomo dan Jamiat Khair memberikan pelajaran kepada siswa Kweekschool dan didukung oleh perkembangan pendapat masyarakat umum pada waktu itu yang mulai menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana yang penting bagi kemajuan penduduk pribumi. Oleh karena itu, Ahmad Dahlan secara pribadi mulai merintis pembentukan sebuah sekolah yang memadukan pengajaran ilmu agama Islam dan ilmu umum. Dalam berbagai kesempatan Ahmad Dahlan menyampaikan ide pendirian sekolah yang mengacu pada metode pengajaran seperti yang berlaku pada sekolah milik pemerintah kepada berbagai pihak, termasuk kepada para santri yang belajar di Kauman maupun penduduk Kauman secara umum. Sebagian besar dari mereka bersikap acuh tak acuh, bahkan ada yang secara tegas menolak ide pendidikan sistem sekolah tersebut karena dianggap bertentangan dengan tradisi dalam agama Islam. Akibatnya, para santri yang selama ini belajar kepada Ahmad Dahlan satu persatu berhenti. Walaupun belum mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya, Ahmad Dahlan tetap berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan yang menerapkan model sekolah yang mengajarkan ilmu agama Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Sekolah tersebut dimulai dengan 8 orang siswa, yang belajar di ruang tamu rumah Ahmad Dahlan yang berukuran 2,5 m x 6 m dan ia bertindak sendiri sebagai guru. Keperluan belajar dipersiapkan sendiri oleh Ahmad Dahlan dengan memanfaatkan dua buah meja miliknya sendiri. Sementara itu, dua buah bangku tempat duduk para siswa dibuat sendiri oleh Ahmad Dahlan dari papan bekas kotak kain mori dan papan tulis dibuat dari kayu suren. Delapan orang siswa pertama itu merupakan santrinya yang masih setia, serta anak-anak yang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Ahmad Dahlan. Pendirian sekolah tersebut ternyata tidak mendapat sambutan yang baik dari masyarakat sekitarnya kecuali beberapa orang pemuda. Pada tahap awal proses belajar mengajar belum berjalan dengan lancar. Selain ada penolakan dan pemboikotan masyarakat sekitarnya, para siswa yang hanya berjumlah 8 orang itu juga sering tidak masuk sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, Ahmad Dahlan tidak segan-segan datang ke rumah para siswanya dan meminta mereka masuk sekolah kembali, di samping ia terus mencari siswa baru. Seiring dengan pertambahan jumlah siswa,
17

Ahmad Dahlan juga menambah meja dan bangku satu per satu sehingga setelah berlangsung enam bulan jumlah siswa menjadi 20 orang. Ketika pendirian sekolah tersebut dibicarakan dengan anggota dan pengurus Budi Utomo serta para siswa dan guru Kweekschool Jetis, Ahmad Dahlan mendapat dukungan yang besar. Di antara para pendukung itu adalah : Mas Raji yang menjadi siswa, R. Sosro Sugondo, dan R. Budiarjo yang menjadi guru di Kweekschool Jetis sangat membantu Ahmad Dahlan mengembangkan sekolah tersebut sejak awal. R. Budiharjo yang bersama-sama Ahmad Dahlan menjadi pengurus Budi Utomo Yogyakarta banyak memberikan Saran tentang penyelenggaraan sebuah sekolah sesuai dengan pengalamannya menjadi kepala sekolah di Kweekschool Jetis. Ia juga menyarankan kepada Ahmad Dahlan untuk meminta subsidi kepada pemerintah jika sekolah yang didirikan itu sudah teratur, dengan dukungan dari Budi Utomo. Selain itu, pendirian sekolah itu juga mendapat dukungan dari kelompok terpelajar yang berasal dari luar Kauman serta para siswa Kweekschool Jetis yang biasa datang ke rumahnya pada setiap hari Ahad. Sebagai realisasi dari dukungan Budi Utomo, organisasi ini menempatkan Kholil, seorang guru di Gading untuk mengajar ilmu pengetahuan umum pada sore hari di sekolah yang didirikan Ahmad Dahlan. Oleh sebab itu, para siswa masuk dua kali dalam satu hari karena Ahmad Dahlan mengajar ilmu pengetahuan agama Islam pada pagi hari. Walaupun masih mendapat tantangan dari beberapa pihak, jumlah siswa terus bertambah sehingga Ahmad Dahlan harus memindahkan ruang belajar ke tempat yang lebih luas di serambi rumahnya. Akhirnya setelah proses belajar mengajar semakin teratur, sekolah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan itu diresmikan pada tanggal 1 Desember 1911 dan diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Ketika diresmikan, sekolah itu mempunyai 29 orang siswa dan enam bulan kemudian dilaporkan bahwa terdapat 62 orang siswa yang belajar di sekolah itu. Sebagai lembaga pendidikan yang baru saja terbentuk, sekolah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan memerlukan perhatian lebih lanjut agar dapat terus dikembangkan. Dalam kondisi seperti itu, pengalaman Ahmad Dahlan berorganisasi dalam Budi Utomo dan Jamiat Khair menjadi suatu hal yang sangat penting bagi munculnya ide dan pembentukan satu organisasi untuk mengelola sekolah tersebut, di samping kondisi makro pada saat itu yang telah menimbulkan kesadaran akan arti penting suatu organisasi modern maupun masukan yang didapat dari para pendukung, termasuk dari para murid Kweekschool Jetis.
18

Salah seorang siswa kweekschool yang biasa datang ke rumah Ahmad Dahlan pada hari Ahad, misalnya, menyarankan agar sekolah tersebut tidak hanya diurus oleh Ahmad Dahlan sendiri melainkan dilakukan oleh suatu organisasi supaya sekolah itu dapat terus berlangsung walaupun Ahmad Dahlan tidak lagi terlibat di dalamnya atau setelah ia meninggal. Ide pembentukan organisasi itu kemudian didiskusikan lebih lanjut dengan orang-orang yang selama ini telah mendukung pembentukan dan pelaksanaan sekolah di Kauman, terutama para anggota dan pengurus Budi Utomo serta guru dan murid Kweekschool Jetis. Dalam satu kesempatan untuk mendapatkan dukungan dalam rangka merealisasi ide pembentukan sebuah organisasi, Ahmad Dahlan melakukan pembicaraan dengan Budiharjo yang menjadi kepala sekolah di Kweekschool Jetis dan R. Dwijosewoyo, seorang aktivis Budi utomo yang sangat berpengaruh pada masa itu. Pembicaraan tersebut tidak hanya terbatas pada upaya mencari dukungan, melainkan juga sudah difokuskan pada persoalan nama, tujuan, tempat kedudukan, dan pengurus organisasi yang akan dibentuk. Berdasarkan pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan didapatkan beberapa ha1 yang berhubungan secara langsung dengan rencana pembentukan sebuah organisasi. Pertama, perlu didirikan sebuah organisasi baru di Yogyakarta. Kedua, para siswa Kweekschool tetap akan mendukung Ahmad Dahlan, akan tetapi mereka tidak akan menjadi pengurus organisasi yang akan didirikan karena adanya larangan dari inspektur kepala dan anjuran agar pengurus supaya diambil dari orang-orang yang sudah dewasa. Ketiga, Budi Utomo akan membantu pendirian perkumpulan baru tersebut. Pada bulan-bulan akhir tahun 1912 persiapan pembentukan sebuah perkumpulan baru itu dilakukan dengan lebih intensif, melalui pertemuan-pertemuan yang secara ekplisit membicarakan dan merumuskan masalah seperti nama dan tujuan perkumpulan, serta peran Budi Utomo dalam proses formalitas yang berhubungan dengan pemerintah Hindia Belanda. Walaupun secara praktis organisasi yang akan dibentuk bertujuan untuk mengelola sekolah yang telah dibentuk lebih dahulu, akan tetapi dalam pembicaraanpembicaraan yang dilakukan selanjutnya tujuan pembentukan organisasi itu berkembang lebih luas, mencakup penyebaran dan pengajaran agama Islam secara umum serta aktivitas sosial lainnya. Anggaran dasar organisasi ini dirumuskan dalam bahasa Belanda dan bahasa Melayu, yang dalam penyusunannya mendapat bantuan dari R. Sosrosugondo, guru bahasa Melayu di Kweekscbool Jetis.
19

Organisasi yang akan dibentuk itu diberi nama "Muhammadiyah", nama yang berhubungan dengan nama nabi terakhir Muhammad SAW."' Berdasarkan nama itu diharapkan bahwa setiap anggota Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pribadi Nabi Muhammad SAW dan Muhammadiyah menjadi organisasi akhir zaman. Sementara itu, Ahmad Dahlan berhasil mengumpulkan 6 orang dari Kampung Kauman, yaitu: Sarkawi, Abdulgani, Syuja, M. Hisyam, M. Fakhruddin, dan M. Tamim untuk menjadi anggota Budi Utomo dalam rangka mendapat dukungan formal Budi Utomo dalam proses permohonan pengakuan dari Pemerintah Hindia Belanda terhadap pembentukan Muhammadiyah. Setelah seluruh persiapan selesai, berdasarkan kesepakatan bersama dan setelah melakukan shalat istikharah akhirnya pada tanggal 18 November 1912 M atau 8 Dzulhijjah 1330 H persyarikatan Muhammadiyah didirikan. Dalam kesepakatan itu juga ditetapkan bahwa Budi Utomo Cabang Yogyakarta akan membantu mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda agar pembentukan Muhammadiyah diakui secara resmi sebagai sebuah badan hukum. Pada hari Sabtu malam, tanggal 20 Desember 1912, pembentukan Muhammadiyah diumumkan secara resmi kepada masyarakat dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pejabat pemerintah kolonial, maupun para pejabat dan kerabat Kraton Kasultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Pada saat yang sama, Muhammadiyah yang dibantu oleh Budi Utomo secara resmi mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mengakui Muhammadiyah sebagai suatu badan hukum. Menurut anggaran dasar yang diajukan kepada pemerintah pada waktu pendirian, Muhammadiyah merupakan organisasi yang bertujuan menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputra di Jawa dan Madura serta memajukan pengetahuan agama para anggotanya. Pada waktu itu terdapat 9 orang pengurus inti, yaitu: Ahmad Dahlan sebagai kctua, Abdullah Sirat sebagai sekretaris, Ahmad, Abdul Rahman, Sarkawi, Muhammad, Jaelani, Akis, dan Mohammad Fakih sebagai anggota. Sementara itu, para anggota hanya dibatasi pada penduduk Jawa dan Madura yang beragama Islam. Referensi: Anonin.__.Sejarah Muhammadiyah. (online). http://www.muhammadiyah.or.id/id/2content-179-det-sejarah-berdiri.html.
20

3. Tuliskan Mukadimah anggaran dasar muhamadiyah dan rumuskan apa saja isi dari mukadimah tersebut. Jawab: A. Sejarah Perumusan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok-pikiran pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan menggunakan wadah persyarikatan Muhamnadiyah. Rumusan Muqaddimah diterima dan disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir.Team penyempurnaan tersebut anggotaanggotanya terdiri dari Buya HAMKA, K.H. Farid Maruf, Mr. Kasman Singodimedjo serta Zain Jambek. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuskan baru pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-sebabnya antara lain : 1). Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis. Akan tetapi apa yang telah diresapinya dari pemahaman agama yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits beliau segera diwujudkan dalam amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya ulama teoritis. Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah sendiri ataupun seorang luar yang berusaha memahaminya. Akan tetapi serentak Muharrmadiyah semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi
21

daya pendorong Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muharrmadiyah. 2). Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kager dan mence-ngangkan, membuat dunia semakin ciut dan sempit; pengaruh budaya secara timbal-balik terjadi dengan lancarnya antara satu negara dengan negara lainnya baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Keadaan yang serpua itu tidak terkecuali mengenai masyarakat Indonesia. Tersebab adanya perkembangan zaman serupa itu yang seluruhnya hampir dapat dinyatakan mengarah kepada kehidupan duniawi dan sedikit sekali yang mengarah kepada peningkatan kebahagiaan rohani, menyebabkan masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya keluarga Muhavmadiyah terhimbau oleh gemerlapan kemewahan duniawi. 3). Makin kuatuya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan faham dan keyakinan Muhammadiyah bersama dengan perkembangan zaman yang membawa berbagai perubahan dalam masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. Selain banyak yang bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak keyakinan dan faham Muhammadiyah. 4). Dorongan disusunnya preambul UUD 1945 sesaat menjelang proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tokoh- tokoh pergerakan bangsa Indonesia dihimpun oleh pemerintah Jepang dalam wadah Badan Penyelidik usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang tugasnya antara lain mempelajari Negara Indonesia Merdeka. Dan di antara hal yang penting adalah terumuskannya UUD 1945 Piagam Jakarta yang kelak dijadikan dan Pembukaan setelah diadakan beberapa perubahan

penyempurnaan di dalamnya. Pada saat merumuskan materi tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa Indonesia benar-benar memusyawarahkan secara matang dengan disertai debat yang seru antara satu dengan yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran. Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang kebetulan terlibat di dalamnya karena termasuk sebagai anggota BPUPKI. Beliau
22

merasakan betapa pentingnya rumusan Piagam Jakarta, sebab piagam ini akan memberikan gambaran kepada dunia luar atau kepada siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur bangsa Indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah benar-benar sudah sangat diperlukan karena adanya beberapa alasan dan kenyataan tersebut. B. Fungsi Muqaddimah Muhammadiyah Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah berfungsi sebagai . Jiwa dan semangat pengabdian serta perjuangan persyarikatan Muhammadiyah. C. Matan atau Isi Pokok Muqoddimah Anggarah Dasar Muhammadiyah Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang memegang pengadilan pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba menyembah dan hanya kepada Kau hamba mohon pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba jalan yang lempang; Jalan orang-orang yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat lagi. (al-Quran surat alFatihah). Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada Muhammad Rasulullah Shallal ahu alaihi wasallam. 1. Amma badu, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah sematamata. Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satusatunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia. 2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atass kehidupan manusia. 3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diujudkan di atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong
23

bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh syaitan dan hawa nafau. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya Pdcok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya. 4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga, adalah kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya masingmasing untuk mendapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat. 5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu; beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan mempergunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang kurni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. 6. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Quran : Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulahgolongan yang beruntung berbahagia. (al-Quran surat Ali Imran ayat 104). Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai GERAKAN ISLAM dengan nama MUHAMMADIYAH yang disusun dengan majlis-majlis (Bagian-bahgian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan syura yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.

24

7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewa,jiban mengamalkan perintahperintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna mendapatkan karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan : Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. Maka degan Muhammadiyah ini mudah-mudahan umnat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga Jannatun Naimi dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim. D. Tafsir Sebelum memasuki keterangan secara terperinci, terlebih dahulu perlu diketahui bahwa apabila Muqaddimah tersebut di atas disimpulkan, maka akan didapatkan tujuh pokok pikiran, yaitu : 1). Pertama Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah 2). Kedua Hidup manusia adalah bermasyarakat 3). Ketiga Hanya hukum Allah satu-satunya hukum Yang dapat dijadikan sendi pembentuk pribadi utama, dan mengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan berbahagia-sejahtera Yang hakiki dunia dan akhirat 4). Keempat Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan kepada sesama manusia 5). Kelima Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw 6). Keenam Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya dapat dicapai apabila dilaksanakan dengan cara berorganisasi

25

7). Ketujuh seluruh perjuangan memadu ke satu titik tujuan Muhammadiyah, yakni Terwujudnya masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wataala Keterangan pokok pikiran pertama : Hidup manusia harus mentauhidkan Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah. Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang diberi kedudukan tertinggi di antara makhluk-makhluk lainnya, dan ia dititahkan dengan disertai satu tujuan tertentu. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kalau manusia menyesuaikan hidup dan kehidupannya sejalan dengan maksud dan tujuan Allah menciptakannya dengan cara mendasarkan seluruh hidupnya di atas dasar Tauhid, dalam arti hidup ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah semata. Manusia harus percaya dan yakin dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa tidak ada sesuatu apapun yang wajib disembah, tak ada sesuatu apapun yang pantas ditakuti, tidak ada sesuatu apapun yang pantas dicintai, dan tidak ada sesuatu apaun yang wajib ditaati serta diagung-agungkan kecuali hanya kepada Allah semata-mata. Kalaupun di dalam hidupnya seseorang mesti mencurahkan rasa cinta ataupun kesadaran mentaati sesuatu, maka keseluruhannya dilaksanakan dalam kerangka dasar mencintai dan mentaati kepada Allah juga. Dalam surat Muhammad ayat 19 Allah berfirman : Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada ada Tuhan kecuali Allah. Ayat ini selain berisi penegasan tentang keberadaan Allah Yang Esa, juga memberikan rangsangan kepada akal fikiran manusia agar dipergunakan sebaikbaiknya untuk menalar. Kalimat ketahuilah mengandung makna bahwa manusia diperintahkan Allah untuklmenggunakan fikiran dan kemampuan lainnya guna merenungkan dan memikirkan berbagai kejahatan (mahluk) yang tergelar di alam semesta ini. Manusia diperintahkan untuk membaca dan mengetahui berbagai rahasia alam beserta segala isinya. Demikian juga ia diperintahkan untuk merenungkan terhadap dirinya sendiri secermat-cermatnya. Renungan manusia yang didukung oleh akal fikiran yang kritis disertai dengan pengamatan intuisi yang halus dan tajam pasti akan membuahkan hasi semakin bertambah kuat keyakinannya bahwa sesungguhnya seluruh jagat raya beserta gala isinya ini adalah mahluk Allah, diciptakan dengan perencanaan dan bertujuan. Manusia yang telah mencapai tintkat kryakinan atau iman yang didapatkan lewat perpaduan antara aiaran wahyu
26

denga penemuan akalnya (rayu) akan melahirkan kehidupan yang damai, tenang dan pasrah sepenuhnya ke haribaan Allah swt. Dan hidup serupa inilah Yang dapat dinyatakan sebagai hidup yang telah selaras dengan kehendak Ilahi, seperti diterangkan dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 : Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya mereka beribadah kepadaKu. Pengabdian diri semata-mata hanya kepada Allah, yang pangkalnya digerakkan dan disinari oleh iman yang kokoh, akan melahirkan amal ibadah yang ikhlas, dan bersih, serta dilaksanakan penuh ketaatan semata-mata hanya mengharapkan ridlaNya. Surat alBayyinah ayat 4-5 menerangkan bahwa .tidaklah mereka diperintahkan (sesuatu apapun) kecuali agar supaya mereka menghambakan diri kepada Allah, dengan mengikhlaskan agama semata-mata untuk Allah juga. Keterangaa pokok pikiran kedua : Hidup manusia adalah bermasyarakat. Hidup bermasyarkat bagi manusia adalah sunnatullah seperti ditegaskan oleh Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13 Sesungguhnya Kami menjadikan engkau semua dalam bentuk berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling kenal-mengenal. Secara pengalaman telah diakui oleh para cerdik-cendekiawan, bahwa kehidupan manusia selalu bergerombol. Hal seperti itu karena manusia didorong berbagai dorongan, seperti dorongan spirituil, dorongan intelektuil, dorongan biologis, ataupun dorongan harga diri. Karena kenyataan serupa itu Aristoteles memandang manusia sebagai makhluk bermasyarakat (Zoon politikon ). Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang mandiri dan berpribadi. Sekalipun demikian ia tidak akan dapat melepaskan diri dari hubungan sesama manusia, bahkan dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia maka bagaimanapun juga tinggi nilai pribadinya akan totapi ia tidak akan mFSnpunyai nilai bila sifat kehidupannya hanya semata-mata berguna bagi dirinya sendiri. Nilai seseorang akan ditentukan oleh ukuran seberapa jauh ia memberikan pengorhanan dan darma baktinya dalam upaya membina kelestarian hidup bersama. Jadi hanya dengan hidup bermasyarakat terletak arti dan nilai kehidupan manusia. Hubungan pengertian antara pokok pikiran pertama dengan pokok pikiran kedua adalah erat sekali karena adanya manusia berpribadi yang dilandasi dengan jiwa tauhid merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudkan suatu masyarakat yang baik, teratur lagi tertib.
27

Keterangan pokok pikiran ketiga. Hanya hukum Allah satu-satunya hukum yang dapat dijadikan sendi pembentukan pribadi utama dan pengatur tertib hidup bersama menuju kehidupan bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat. Pendirian pokok pikiran ketiga ini lahir dan kemudian menjadi keyaninan yang kokoh dan kuat adalah sebagai hasil penelaahan dan pecnahaman terhadap ajaran Islam dalam arti dan sifat yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu pokokpikiran ini merupakan bekal keyakinan dan pendangan hidup. Agama Islam merupakan ajaran-ajaran yang sangat sempurna serta mutlak nilai kebenarannya. la merupakan petunjuk jiwa dan sebagai rahmat serta taufiq Allah kepada manusiakuntuk meraih kebahagiaan hakiki dunia dan akhirat. Surat Ali Imran ayat 19 dan 85 menegaskan Sesungguhnya agama yang ada di sisi Allah hanyalah agama Islam, dan siapapun yang mencari agama selain agama Islain, tidak akan diterima dan ia diakhirat termasuk golongan orangorang yang rugi. Surat al-Maidah ayat 3 menerangkan tentang kesempurnaan Islam: Pada hari ini telah Aku sernpurnakan agama untukmu dan telah Aku cukupkan pula nikmatKu padamu, dan Aku merelakan Islam sebagai agamamu. Definisi agama (Addien) menurut keputusan Majlis Tarjih :

a. Agama Islam ialah sesuatu yang disyariatkan oleh Allah dengan perantaraan pada Nabi-Nya berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk meshlahatan hamba di dunia dan akhirat. b. Agama Islam Nabi Muhammad ialah sesuatu yang telah diturunkan oleh Allah dalam alQuran dan yang termaktub dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah, larangan serta tuntunan untuk kemashlahatan hamba di dunia dan akhirat. Dengan pengertian tersebut, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa Islam bukan semata-mata mengajarkan bagaimana seharusnya seseorang menghubungkan dirinya kepada Allah, seperti shalat, puasa, hajji, dan sebagainya. Akan tetapi Islam membawa ajaran yang sempurna menuntun hambanya mendapatkan kehidupan bahagia sejahtera dunia dan akhirat. Islam mencakup seluruh segi kehidupan manusia, baik segi kehidupan perorangan ataupun kehidupan bermasyarakat, seprti masalah aqidah, ibadah akhlak, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, politik dan militer. Pandangan
28

Muhammadiyah terhadap ajaran Islam seperti tersebut dikukuhkan oleh ahliahli ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian terhadap agama Islam sebagai obyek pembahasannya seperti kata V.M. Dean dalam bukunya The nature of the non Western World : Islam is completa integration of religion,political system, way of live and interpretation of history. Artinya : Islam adalah suatu perpaduan yang sernpurna antara agama, sist~3n politik, pandangan hidup serta penafsiran sejarah. Keterangan pokok pikiran keempat : Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam lyang sebenar-benarnya adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat ihsan dan ishlah kepada sesama manusia. Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan mencari keridhaan Allah termasuk sabilillah yang artinya : Jalan yang dapat menyam-paikan kepada yang diridhai Allah atas semua amal yang diizinkanya. Pokok pikiran keempat, sebagai konsekuensi atas keyakinan dan pandangan hidup sebagaimana tersimpul dalam pokok pikiran ketiga. Adanya pandangan dan keyakinan hidup bahwa hanya ajaran Islam satu-satunya yang dapat dijadikan sendi mengatur ketertiban hidup manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat, akhirnya menumbuhkan kesadaran wajib berjuang, menegakkan ajaran Islam. Oleh karena itu antara pokok pikiran ketiga dan keempat terjadi hubungan yang erat sekali, sebab satu cita-cita dan keyakinan baru dipandang positif apabila keyakinan tersebut diperjuangkan. Bahkan manusia dinyatakan hidup yang sebenarnya bilamana ia mempunyai suatu keyakinan hidup dan diperjuangkan dengan sepenuh pengerbanan hidupnya. Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran wajib berjuang menegakkan ajaran Islam dengan sepenuh-penuhnya di manapun sebagai tanda dan bukti akan kebenaran iman dan keislamannya. Allah menggambarkan sifat seorang mukmin yang sebenarbenarnya sebagai berikut : Orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu serta berjuang dengan harta dan dirinya di jalan Allah (sabilillah). Orang-orang itulah orangorang yang benar. (al-Hujurat : 15) . Pendirian, kesadaran dan sikap seperti di atas merupakan kerangka dan sifat perjuangan Muhammadiyah secara keseluruhan. Dengan demikian setiap kegiatan dan amalan Muhammadiyah diarahkan dan disesuaikan denan sikap serta pedirian yang ada. Dan sebaliknya tidak
29

dapat dibenarkan sama sekali adanya suatu kegiatan yang berlawanan dan yang menyimpang dari padanya. Keterangan pokok pikiran kelima : Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya hanya akan berhasil bila mengikuti jejak perjuangan para Nabi, terutama Perjuagan Nabi Muhammad saw.. Apabila pokok pikiran keempat membicarakan tentang konsekuensi terhadap pandangan hidup yang telah diyakini kebenarannya, maka pokok pikiran kelima memperssoalkan tentang bagaimana cara dan akhlak berjuang menegakkan keyakinan hidup tersebut. Bagi tiap pejuang muslim tidak ada cara dan contoh yang patut dijadikan teladan kecuali harus mengikuti car-cara perjuangan para nabi tertama Nabi Muhammad saw. Sebab pada diri Rasulullah tergambar rentangan contoh teladan paling bagus dan mulia, seperti yang telah ditegaskan Allah dalam surat al Ahzab ayat 21 : Sesungguhnya pada diri kasulullah ada suatu contoh yang baik bagi kamu sekalian, ialah bagi orang yang mengharapkan keridhaan Allah dan keselamatan hari akhir serta ingat, sebanyak-banyak kepada Allah. Surat Ali Imran ayat 31 memberikan petunjuk kepada orang yang berusaha mencintai Allah harus menempuh jalan Rasulullah : Katakanlah, apabila engkau benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya engkau akan dicintai Allah, serta diampuni dosa-dosamu. ban Allah flaha Nengampun lagi Maha Penyayang. Kehidupan para nabi, terutama nabi Muhammad saw. adalah merupakan kehidupan yang seluruhnya diperuntukkan dalam perjuangan menegakkan cita-cita agung yakni : Kejayaan agama Allah di seluruh permukaan bumi. Kehidupan Rasulullah yang sangat menga-gumkan adalah merupakan gambaran yang hidup, Yang konkrit dan rril serta merupakan wujud Yang nyata dari ide yang terkandung dalam AlQuran. t1anuaia muslim tidak dapat membuat keadilan yang lebih besar terhadap Al-Quran kecuali dengan cara mengikuti Rasulullah. Sebab sesungguhnya Rasulullah adalah orang yang ditunjuk Allah menjadi alat penyampai wahyu. Tegasnya seseorang muslim mengikuti jejak beliau karena didasari suatu keyakinan bahwa tidak ada juru tafsir yang lebih baik dari ajaran A1-Quran daripada melaui orang di mana firman Allah diwahyukan untuk umat Islam. Oleh sebab itu mempelajari sejarah perjuangan Rasulullah hingga dapat mengetahui rahasia30

rahasia kemenangannya yang gilang-gemilang adalah merupakan syarat mutlak bagi setiap pejuang Muslim yang bercita-cita menegakkan agama Islam. Sifat-sifat perjuangan Rasulullah yang wajib diikuti ialah selain merupakan ibadah kepada Allah, adalah dilakukan dengan segala kesungguhan atau jihad, ikhlas, penuh rasa tanggung jawab, sabar dantawakkal. Dan karana itu pula persyarikatan yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dinamakan Muhammadiyah, dengan maksud untuk bertafaul atau berharapan baik. semoga persyarikatan beserta para pendukung cita-citanya dapat mencontoh pcrjuangan dan diri pribadi Nabi Muhammad saw. Keterangan pokok pikiran keenam : Perjuangan mewujudkan maksud dan tujuan di atas hanya akan dapat tercapai apabila dilaksanakan dengan berorganisas. Pokok pikiran keenam membicarakan tentang alat perjuangan sebagai rangkaian logis pokok pikiran-pokok pikiran yang sebelumnya, ialah: Munculnya keyakinan dan pandangan hidup menumbuhkan konsekuensi untuk memperjuangkannya dengan suatu metode dan akhlak tertentu serta dilaksanakan dengan menggunakan alat perjuangan demi efisiensi pelaksanaannya. Perjuagan menegakkan ajaran Islam hanya akan dapat berhasil secara efektif & efisien apabila diperjuangkan dengan mempergunakan suatu alat beru-pa organisasi. Dan sudah semestinya organisasi yang dijadikan alat untuk meraih satu tujuan yang sangat tinggi dan agung, memerlukan berbagai syarat yang berat juga, yang harus sepadan dan sebanding dengan nilai yang hendak dicapai. Ajaran Islam menekankan kepada umatnya agar dalam berusaha menegakkan ajaran Islam hendaknya dilakukan dengan cara berorganisasi sebagaimana yang dinyatakan dalam surat ash-Shaf ayat 4: Sesungguhnya Allah senang kepada orangorang yang yang berjuang di atas jalan-Nya secara tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh dan kuat. Muhammadiyah sadar bahwa mengingat ayat tersebut maka berorganisasi untuk melaksakanan kewajiban menegakkan ajaran Islam, hukumnya adalah wajib. Hal ini dikukuhkan oleh qaidah umum ushul fikih yang menyatakan bahwa :Apabila suatu kewajiban tidak selesai kecuali dengan adanya sesuatu yang lain, maka adanya sesuatu yang lain tersebut hukumnya wajib juga. Untuk mengatur agar jalan kehidupan organisasi Muhammadiyah dapat: a. Tepat, yaitu sesuai dan selalu pada prinsip-prinsipnya.
31

b. Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju maksud dan tujuan. c. Tertib, yaitu serasi dan tidak bersimpang siur. d. Lancar, yaitu maju terus sampai kepada tujuan. Maka, perlu diadakan berbagai peraturan yang berupa : a. Anggaran Dasar Muhacnmadiyah. b. Anggaran Rumah Tangga Muhamnadiyah. c. Qaidah-qaidah. d. Dan peraturan-peraturan yang diperlukan. Keterangan pokok pikiran ketujuh : Seluruh perjuangan mengarah ke satu tujuan Muhammadiyah, yakni terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran ketujuh membicarakan tentang tujuan perjuangan. Di mana Muhammadiyah selaku organisasi menetapkan bahwa segala amal perjuangan yang telah dan yang akan dirintisnya tidak boleh lepas dari tujuan yang dicita-citakan sejak semula, yakni terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wataala. Adapun wujud dari masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT dapat diberi ciri sebagai berikut : masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia yang diwujudkan atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, saling tolong menolong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT selain merupakan kebahagiaan di dunia bagi seluruh umat manusia, ia juga akan menjadi jenjang bagi umat Islam untuk memasuki pintu gerbang syurga JANNATUN NAIM untuk menerima keridhaan Allah yang kekal abadi. Referensi:

32

Anonim.__. Mukadimah Anggaran Dasar Muhamadiyah. http://pimpinancabangmuarapadang.wordpress.com/about/sekilas-pcmmuara-padang-1/mukadimah-anggaran-dasar-muhammadiyah/.

4. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan kepribadian Muhamadiyah Jawab: A. Pengertian Kepribadian Muhammadiyah : Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. B. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai Landasan, Pedoman, dan Pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kepribadian Muhammadiyah itu mengandung empat pokok pikiran : 1. 2. 3. 4. Apakah Muhammadiyah itu? Dasar dan amal usaha Muhammadiyah. Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah. Sifat-sifat Muhammadiyah.

C. Dasar dan Amal Usaha Muhammadiyah 1. 2. 3. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dan taat kepada Allah. Hidup manusia bermasyarakat. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. 4. Menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia. 5. 6. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad Saw. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

33

D. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya harus berpedoman Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhai Allah.

E. Sifat Muhammadiyah 1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejah teraan. 2. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. 3. Lapang dada luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam. 4. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. 5. Mengindahkan segala hukam, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah. 6. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik. 7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pebangunan sesuai dengan ajaran Islam. 8. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah. 9. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar dengan bijaksana. Referensi: Agus Tri Sundani. 2011. Kepribadian Muhammadiyah. http://programbrsjhk2011umj.blogspot.com/2011/11/kepribadian-muhammadiyahagus-tri.html

5. Sebutkan dan Jelaskan Matam keyakinan dan cita-cita muhamadiyah? Jawab:


34

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: a. 'Aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejalagejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. b. Akhlak Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia c. Ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. d. Muamalah Duniawiyah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah. e. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
35

kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah.

Referensi : Ali mustofa.2006. dikalangan.html. Anonim.__.Matam Keyakinan Dan Cita-Cita Muhammadiyah (online). http://www.muhammadiyah.or.id/id/. 6. Jelaskan apa yang menjadi khittah perjuangan Muhamadiyah?
Jawab:

Kontrofersi

Hadist

dikalangan

Ulama

(online).

http://keluargadarmanto.blogspot.com/2010/11/kontroversi-hadits-ahad-

A). Ditinjau dari struktur konsepsinya, pada hakekatnya strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu Khittah Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi perjuangan Muhammadiyah. B). Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahami dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas teori perjuangan sebagaimana dikandung dalam Khittah itu kemudian disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan pelaksanaannya. Secara formal organisasi dikenal tiga rumusan Khittah Muhammadiyah yaitu : Khittah Ujung Pandang th.1971, Khittah Muktamar Muhammadiyah ke-40 th. 1978, dan Khittah Denpasar th. 2002. Selanjutnya khusus Khittah 1971 dan 2002 menjadi bingkai dari "Pernyataan pemikiran Muhammadiyah jelang Satu Abad Muktamar Muhammadiyah ke-45 di MALANG th. 2005. Khittah Perjuangan Muhammadiyah hasil Muktamar ke-40 th. 1978 di Surabaya berisi pernyataan tentang Hakekat Muhammadiyah, Muhammadiyah dan Masyarakat, Muhammadiyah dan Politik, Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah, dan Dasar Program Muhammadiyah, dengan materi sebagai berikut:
36

1. Hakekat Muhammadiyah, Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamika dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan yang menyangkut perubahan struktural dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia. Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya, ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: "Menegakkan dan menjungjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya". Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud dalam "Mattan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah". Keyakinan dan citacita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam kerjasama dengan golongan Islam lainnya. 2. Muhammadiyah dan Masyarakat, Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar ma'ruf nahyi munkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Da'wah jama'ah. Disamping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal usaha seperti tersebut dalam Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya. Penyelenggaraan amal usaha tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan cita-cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam, dan bagian dari usaha untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. 3. Muhammadiyah dan Politik, Dalam bidang Politik, Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenarbenarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional dan secara konkrit riil bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang37

Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, material dan spiritual yang diridahai Allah swt. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya. Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hal ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa : a. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau organisasi apapun. b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah. 4. Muhammadiyah dan Ukhuwah Islamiyah, Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta membela kepentingannya. Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya. 5. Dasar Program Muhammadiyah Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut diatas dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut: a. Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat beribadah, ber-akhlak mulia, dan menjadi teladan yang baik ditengahtengah masyarakat. b. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warganegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.

38

c.

Menepatkan kedudukan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan untuk melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar kesegenap penjuru dan lapisan masyarakat serta segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

a. Referensi: Anonim.__.Khittah Perjuangan Muhamadiyah. (online). http://tugascepat.blogspot.com/2010/12/khittah-perjuanganmuhammadiyah.html 7. Jelaskan amal usaha muhamadiyah dalam bidang dawah dan pendidikan? Jawab: Dalam dawah, banyak kalangan menilai bahwa organisasi dan gerakan Islam Muhammadiyah termasuk dalam kelompok Islam yang menginginkan berlakunya ajaran Islam otentik dan murni, yakni dengan menyerukan doktrin kembali kepada alQuran dan Sunnah. Implikasi negatifnya Muhammadiyah seringkali dianggap cenderung mengabaikan dan karena itu tidak terlalu menguasai tradisi; baik tradisi keilmuan Islam klasik maupun tradisi dan budaya lokal. Di samping itu, banyak kalangan yang menganggap bahwa salafisme Muhammadiyah sekarang ini memiliki kecenderungan konservatif (dalam pemahaman keagamaan) dan fundamentalis (dalam sikap politik). Kecenderungan ini menyebabkan Muhammadiyah tidak lagi responsif terhadap perkembangan pemikiran keislaman yang bersifat aktual dan kontekstual, serta terjebak pada aktivisme yang sempit dalam kancah dinamika kebangsaan di Indonesia. Ke depan sayap atau pilar dinamisasi (pengembangan) harus semakin dikembangkan menyertai purifikasi (pemurnian) disertai pengayaan pada masingmasing aspek tajdid (pembaruan) Muhammadiyah, sehingga gerakan Islam mampu menampilkan Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit al-ruju ila al-Quran wa alSunnah dengan mengembangkan ijtihad. Dalam bidang pendidikan hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 4.623 Taman Kanak-Kanak; 6.723 Pendidikan Anak Usia Dini; 15 Sekolah Luar Biasa; 1.137 Sekolah Dasar; 1.079 Madrasah Ibtidaiyah; 347 Madrasah Diniyah; 1.178 Sekolah Menengah Pertama; 507 Madrasah Tsanawiyah; 158 Madrasah Aliyah; 589 Sekolah Menengah Atas; 396 Sekolah Menengah Kejuruan; 7 Muallimin/Muallimat; 101 Pondok Pesantren; serta 3 Sekolah Menengah Farmasi. Dalam bidang pendidikan

39

tinggi, sampai tahun 2010, Muhammadiyah memiliki 40 Universitas, 93 Sekolah Tinggi, 32 Akademi, serta 7 Politeknik. Referensi: Anonim.__.Proyeksi dan Kondisi Muhammadiyah.(online). www.muhammadiyah.or.id/4-content-55-det-program-kerja.html.
8. Jelaskan amal usaha muhamadiyah dalam bidang sosial dan kesehatan?

Jawab: Dalam bidang aksi kemasyarakatan seperti dalam pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat secara luas, kendati dalam periode 2005-2010 sudah dirintis dengan sungguh-sungguh, tampaknya masih memerlukan langkah yang semakin terfokus, teristem, dan langsung menembus jantung persoalan masyarakat luas terutama di akar-rumput (grass roots). Program dan kegiatan sosialkemasyarakatan yang dilakukan Muhammadiyah sesuai dengan spirit Al-Maun, dituntut semakin tajam dan dirasakan langsung oleh masyarakat, sehingga gerakan Islam ini benar-benar menjadi pilar utama dan strategis dinamika kehidupan masyarakat di akar-rumut yang memberikan bimbingan, pencerahan, pembebasan, dan pemberdayaan. Dengan orientasi gerakan kemasyarakatan yang demikian diharapkan Muhammadiyah semakin nyata, kokoh, dan memberikan manfaat yang sebesar-sebasarnya sebagai kekuatan Masyarakat Madani (Civil Society) yang berada di jantung kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam bidang kesehatan, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 71 Rumah Sakit Umum; 49 Rumah Sakit Bersalin/Rumah Bersalin; 117 Balai Pengobatan/Balai Kesehatan Ibu dan Anak; 47 Poliklinik, Balkesmas, dan layanan kesehatan lain. Lalu, dalam bidang kesejahteraan sosial, hingga tahun 2010 Muhammadiyah telah memiliki 421 panti asuhan yatim, 9 panti jompo, 78 Asuhan Keluarga, 1 panti cacat netra, 38 santunan kematian, serta 15 BPKM. Dalam bidang ekonomi, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki 6 Bank Perkreditan Rakyat, 256 Baitu Tamwil, 303 Koperasi. Referensi: Anonim.__.Proyeksi dan Kondisi Muhammadiyah.(online). www.muhammadiyah.or.id/4-content-55-det-program-kerja.html.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tarjid dan Tajdid muhamadiyah?

40

Jawab: A. Tarjih Tarjih berasal dari kata rojjaha yurajjihu- tarjihan , yang berarti mengambil sesuatu yang lebih kuat. Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang saling bertentangan , karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang lainnya . Tarjih dalam istilah adalah membanding-banding pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat. B. Tajdid Tajdid memiliki dua arti, yaitu: 1) Pemurnian Tajdid dalam ari pemurnaian dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran islamn yang berdasarkan dan bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah AsShahihah. 2) Peningkatan, pengembangan, moderenisasi dan yang semakna dengannya Tajdid dalam arti peningkatan, pengembangan, moderenisasi dan yang semakna dengannya, Tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengalaman, dan perwujudan ajaran islamdengan tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah AshShahihah. Untuk melaksanakan Tajdid dalam kedua pengertian tersebut , diperlukan aktualisasi akal fikiran yang cerdas dan fitri, serta akal budi yang bersih, yang dijiwai oleh ajaran Islam. Tajdid Menurut Persyarikatan Muhammadiyah adalah salah satu watak dari ajaran Islam. Referensi : Ahmadzain. 2006. Majelis Tarjih Muhammadiyah. (online) http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/09/majlis-tarjih-muhammadiyah/ Charris Zubair, Ahmad.__ .Jiwa Ijtihad dan Tajdid Muhammadiyah Dalam Dalam Menyelesaikan Persoalan Kemanusiaan. Yogyakarta: UUGM. 10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah hisab dan ruyat dan bagaimana penggunaanya di organisasi Muhamadiyah? Jawab:

41

A. Pengertian Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya. B. Penggunaan Hisab atau Ruyat di Muhammadiyah Muhmammadiyah memakai metode hisab. Hisab yang dipakai Muhammadiyah adalah hisab wujud al hilal, yaitu metode menetapkan awal bulan baru yang menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai jika telah terpenuhi tiga parameter: telah terjadi konjungsi atau ijtimak, ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Alasan Muhammadiyah memilih metode hisab, bukan rukyat, adalah sebagai berikut: 1. Semangat Alquran adalah menggunakan hisab. Ini ada dalam ayat: Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. (QS 55: 5). Ayat ini bukan sekadar menginformasikan matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tapi juga dorongan untuk menghitungnya karena banyak kegunaannya. Dalam QS Yunus (10) ayat 5 disebutkan kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. 2. Ilat perintah rukyat adalah karena umat zaman Nabi SAW adalah umat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab. Ini ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim: Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari.... Dalam kaidah fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu
42

kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedang jika ilat tidak ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi. 3. Rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1. 4. Rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. 5. Jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatidakan, bila terjadi rukyat di suatu tempat maka rukyat itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis, di zaman sekarang saat ilmu astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak dapat dipertahankan. 6. Keenam, rukyat menimbulkan masalah pelaksanaan puasa Arafah. Bisa terjadi di Makkah belum terjadi rukyat sementara di kawasan sebelah barat sudah, atau di Makkah sudah rukyat tapi di kawasan sebelah timur belum. Sehingga bisa terjadi kawasan lain berbeda satu hari dengan Makkah dalam memasuki awal bulan Qamariah. Masalahnya, hal ini dapat menyebabkan kawasan ujung barat bumi tidak dapat melaksanakan puasa Arafah karena wukuf di Arafah jatuh bersamaan hari Idul Adha di ujung barat itu. Referensi: Anonin.___.Hisab dan Rukyat.(online). http://id.wikipedia.org/wiki/Hisab_dan_rukyat. heri, zulfan. 2011. Memahami metode hiusab muhammadiyah.(online). http://www.riaupos.co.id/opini.php?act=full&id=181&kat=1.

43

11. Jelaskan bagaimana stuktur organisasi Muhamadiyah Jawab: Struktur Organisasi

Organisasi Muhammadiyah
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah: o Pimpinan Pusat
o

Pimpinaan Wilayah

44

o o o o

Pimpinaan Daerah Pimpinan Cabang Pimpinan Ranting Jama'ah Muhammadiyah

2. Pembantu Pimpinan Persyarikatan


o

Majelis

Majelis Tarjih dan Tajdid Majelis Tabligh Majelis Pendidikan Tinggi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Majelis Pendidikan Kader Majelis Pelayanan Sosial Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Majelis Pembina Kesehatan Umum Majelis Pustaka dan Informasi Majelis Lingkungan Hidup Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

Lembaga

Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Lembaga Penanganan Bencana Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

3. Organisasi Otonom
o

Aisyiyah

45

o o o o o o

Pemuda Muhammadiyah Nasyiyatul Aisyiyah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Hizbul Wathan Tapak Suci

Referensi : Anonym. __.Struktur Organisasi Muhammadiyah . http://www.muhammadiyah.or.id/content-54-det-struktur-organisasi.html.

12. Sebutkan dan Jelaskan isme dan aliran sesat yang berkembang di masyakarakat? Jawab: Aliran isme yang berkembang dimasyarakat, diantaranya yaitu: A. Kapitalisme Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Segi positif tumbuhnya kapitalisme:
1. 2. 3.

Lahirnya tenaga kerja bermutu / professional. Kemajuan dibidang pendidikan yang mengikuti perkembangan jaman / teknologi. Baik produsen maupun konsumen saling diuntungkan. Segi negatif dari tumbuhnya kapitalisme: Modal kecil dimakan oleh modal besar. Memungkinkan lahir monopoli sehingga orang kecil makin kehilangan hak asasi. Mentalitas yang belum siap(bersaing tanpa menjatuhkan lawan).

1. 2. 3.

B. Komunisme Paham yang mencita-citakan kehidupan harmoni antara kaum kapitalisme dan kaum buruh. Dalam membangun kehidupan masyarakat yang harmoni hendaknya mendasari kehidupan masyarakat berbasis komunitas. Dan melalui komunitas ini mereka berjuang memperbaiki kesejahteraan bersama. (mereka kaum komunis)
46

berpendapat tidak ada milik pribadi, tetapi milik bersama. Adapun komunitas mayoritas adalah kaum buruh / kecil. Tokoh komunisme adalah Karl Marx. Orang yang sangat peduli akan kesejahteraan kaum buruh / kaum kecil. Marx berpendapat Negara akan maju jika sebagian besar rakyatnya sejahtera. C. Liberlisme Liberlisme adalah falsafah politik yang menekankan unsure kebebasan individu yang dianggap sangat bernilai dan peran Negara dalam melindungi hak-hak warga negaranya. Liberalisme adalah paham yang mementingkan:

Hak milik seseorang. Kebebasan dalam mengelola hak miliknya dengan baik. John Locke menyatakan bahwa bahwa manusia memiliki 3 hak kodrat :

a. b. c.

Life

: hidup layak sebagai manusia

Freedom : Bebas berbuat sesuatu, berdasarkan rasional dengan tujuan kebaikan lebih dari hari kemarin dan tidak merugikan bagi orang lain. Property : hak untuk memiliki tempat tinggal yang layak dari usahanya sendiri (bila ada kekurangan Negara membantunya). Segi positif dari liberalisme :

1. Setiap manusia memiliki hak milik yang dilindungi dan dihormati. 2. Setiap manusia diberi kesempatan mengelola hak miliknya demi memenuhi kebutuhan hidup. 3. Mengupayakan (memelihara alam). Segi negatife dari liberalisme : 1. Melahirkan orang-orang yang sifatnya individualis / egoism yang kuat. (namun bukan manusia memakan manusia lain / homohomini lupus). 2. Kebebasan yang diberikan mudah disalah gunakan untuk tindakan tak bertanggung jawab. D. Sekularisme
47

Sekularisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu. Alasan-alasan pendukungan dan penentangan sekularisme Pendukung sekularisme menyatakan bahwa meningkatnya pengaruh

sekularisme dan menurunnya pengaruh agama di dalam negara tersekularisasi adalah hasil yang tak terelakan dari Pencerahan yang karenanya orang-orang mulai beralih kepada ilmu pengetahuan dan rasionalisme dan menjaduh dari agama dan tahayul. Penentang sekularisme melihat pandangan diatas sebagai arrogan, mereka membantah bahwa pemerintaan sekular menciptakan lebih banyak masalah dari paa menyelesaikannya, dan bahwa pemerintahan dengan etos keagamaan adalah lebih baik. Penentang dari golongan Kristiani juga menunjukan bahwa negara Kristen dapat memberi lebih banyak kebebasan beragama daripada yang sekular. Sosialisme Sosialisme adalah paham yang mengatakan manusia yang memerlukan manusia lain untuk menjadi manusia.

E.

Sosialisme Sosialisme melahirkan rasa setiakawan yang kuat dalam masyarakat, sehingga

memiliki Negara / lembaga menjadi milik bersama. Segi positif sosialisme: 1. Rakyat dihargai, sehingga rakyat ikut mengawasi jalannya roda pemrintah. 2. Membangun untuk tumbuhnya rasa memiliki Negara dihati rakyat, sehingga masyarakat ikut bertanggung jawab mati hidupnya pemerintah. Segi negatifnya sosialisme: 1. Hak person kurang dihargai 2. Setiap pribadi tidak bisa mengklaim keberhasilannya, sebab keberhasilan milik bersama. (hilangnya rasa kebanggaan pribadi). F. Fanatisme
48

Fanatisme lebih dari sekedar antusiasme dan keyakinan dan seyakin-yakinnya bahwa perspektif sebuah kaum adalah prespektif sentral, dalam arti satu-satunya perspektif yang benar atau satu-satunya perspektif yang paling benar. Referensi: Anonim. 2011. Beberapa Paham (isme) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/beberapa-paham-ismeyang-berpengaruh-dalam-kehidupan-masyarakat-di-indonesia-2/.

49

Anda mungkin juga menyukai