Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan Belajar 2 Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

A. Pendahuluan
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau

walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah .

.Dalam melakukan penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) disebutkan: Susunan dan Pengendalian Organisasi Perangkat Daerah dilakukan dengan berpedoman pada peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang organisasi perangkat daearah saat ini adalah Peraturan Pemerintah No 41 tahun 2007 tentang Tentang Organisasi Perangkat Daerah

B. Kepala Daerah Sebagai Pemegang Kekuasaan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk propinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut walikota. Kepala Daerah merupakan pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selaku pemegang kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala daerah juga pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Yang dimaksud

dengan kekayaan daerah yang dipisahkan misalnya kepemilikan andil (saham) dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kekuasaan ini diperoleh dari penyerahan kekuasaan pengelolaan keuangan negara yang dimiliki oleh Presiden selaku Kepala Pemerintahan.1 Penyerahan kekuasaan ini sesuai asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Bila digambarkan maka akan tampak seperti gambar 1 di bawah ini : Gambar 1
Presiden Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara

Dikuasakan
Menteri Keuangan Pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan

Dikuasakan
Menteri/Pimpinan lembaga

Diserahkan

Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya

Gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan

Selaku Pemegang kekuasaan dalam pengelolaan keuangan daerah, Kepala Daerah memiliki kewenangan : a. b. c. d. e. f.
1

menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD; menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah; menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang; menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran; menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah; menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

Pasal 6 Undang undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan negara menyebutkan 1) Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. 2) Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) : a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan; b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan

g. h.

menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah; dan menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan

memerintahkan pembayaran

Konsekuensi dari kewenangan ini antara lain Kepala daerah melaksanakan hal-hal berikut: a. membuat keputusan atau peraturan kepala daerah tentang Pelaksanaan APBD (pedoman) b. membuat keputusan atau peraturan kepala daerah tentang Pengelolaan barang (pedoman) c. penetapan PA/KPA dalam tahun anggaran (dengan SK) d. membuat SK untuk Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran pada setiap satuan kerja yang membutuhkan e. membuat Pedoman atau Sistem Akuntansi Daerah dst Selanjutnya kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola keuangan daerah dan dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah di bawah koordinasi Sekretaris Daerah.2 Pemisahan ini akan memberikan kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya mekanisme checks and balances serta untuk mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.

C. Sekda selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


Seorang Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban tersebut, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah. Sekda merupakan pegawai negeri sipil dengan kedudukan paling tinggi di suatu propinsi, kabupaten atau kota sehingga menjadi pembina pegawai negeri sipil di daerahnya. Dalam menjalankan tugas seorang Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah adalah melakukan koordinasi di bidang: a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD; b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah; c. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
2

Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara tidak menyebut peran Sekda dalam Pengelolaan keuangan Daerah. Peran tersebut baru terlihat dalam Peraturan Pemeritah No 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Daerah.

d. penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Selain tugas-tugas sebagaimana diatas koordinator pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai tugas: a. b. c. d. e. f. memimpin tim anggaran pemerintah daerah; menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD; menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah; memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD; dan melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

D. Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dipegang oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (Kepala SKPKD) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. Selaku pejabat pengelola keuangan daerah, kepala SKPKD mempunyai tugas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah; Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD; Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah; Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah; Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Sementara itu, dalam melaksanakan tugasnya selaku bendahara umum daerah, pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai wewenang untuk: 1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; 2. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD dan/atau dokumen pelaksanaan perubahan anggaran (DPPA) SKPD; 3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD; 4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;

5. Melaksanakan pemungutan pajak daerah; 6. Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD); 7. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah; 8. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; 9. Menyajikan informasi keuangan daerah; dan 10. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

E. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

Pengguna anggaran/pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran/barang dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas: 1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD; 2. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD; 3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja; 4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya; 5. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; 6. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak; 7. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan; 8. Menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM); 9. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya; 10. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya; 11. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya; 12. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan 13. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

E. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD Dalam melaksanakan program dan kegiatannya, Kepala SKPD selaku pejabat pengguna Anggaran/pengguna barang menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Penunjukan pejabat tersebut didasarkan atas pertimbangan kompetensi jabatan, Anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi dan/atau rentang kendali serta pertimbangan objektif lainnya. Pejabat yang ditunjuk sebagai PPTK oleh kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang dan/atau kuasa pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala SKPD selaku pengguna barang/pengguna barang. Tugas dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) meliputi: 1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan SKPD; 2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala SKPD; 3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. Dokumen ini mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

F. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Untuk kelancaran pelaksanaan anggaran yang dimuat dalam dokumen pelaksanaan anggaran SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tatausaha keuangan pada SKPD sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD. Pejabat Penatausahaan Keuangan tersebut mempunyai tugas: 1. Meneliti kelengkapan dokumen Surat Permintaan PembayaranLangsung (SPP-LS) terhadap pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK); 2. Meneliti SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS , gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran; 3. Melakukan verifikasi SPP; 4. Menyiapkan SPM; 5. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan; 6. Melaksanakan akuntansi SKPD; dan 7. Menyiapkan laporan keuangan SKPD.

G. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah diperlukan adanya bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran yang merupakan pejabat fungsional dalam tatanan organisasi pemerintah daerah. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran ditetapkan oleh kepala daerah atas usul dari pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Suatu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran baik secara langsung atau tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa, atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan serta membuka rekening giro/pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh bendahara penerimaan pembantu dan/atau bendahara pengeluaran pembantu. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku bendahara umum daerah.

Anda mungkin juga menyukai