Anda di halaman 1dari 0

Kode Modul: 01.KIM-SMP-L.

2005
MODUL DIKLAT BERJENJANG
Jenjang Sekolah : SMP
Bidang Studi : Kimia
Jenjang Diklat : Lanjutan
REAKSI KIMIA
Penyusun : Drs. Mamat Supriatna, M.Pd
Penyunting : Dra. Indrawati, M.Pd
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENATARAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM
(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)
i
KATA PENGANTAR
Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam (PPPG IPA)
sebagai lembaga diklat memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan sains untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK , dan
SLB. Sebagai lembaga pengembang, PPPG IPA selalu berupaya meningkatkan peran
dan fungsinya dengan mengembangkan standardisasi kompetensi tenaga kependidikan,
menerapkan standar pelayanan nasional, serta mengkaji dan mengembangkan bahan
diklat yang inovativ, aktual, dan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Modul adalah salah satu bahan diklat yang disusun untuk mengembangkan
model-model pembelajaran sains untuk dikaji, dipahami, dan diimplementasikan oleh
guru-guru dalam proses pembelajaran, agar guru dan siswa lebih memahami bagaimana
proses pemahaman sains. Oleh karena itu, pada proses belajar mengajar sains, guru
harus berorientasi pada tiga hal pokok, sebagai berikut.
1. Proses sains, siswa belajar dan memahami sains melalui pengamatan, pengukuran,
percobaan, menarik kesimpulan, dan lainnya.
2. Struktur konsep sains yaitu: Fisika, Biologi, Kimia, dan IPBA.
3. Kecakapan hidup siswa (life skills).
Berdasarkan tiga aspek tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan lebih
mengenalkan konsep-konsep sains dengan cara menggunakan model keterampilan
proses sains dan bahan diklat yang sesuai.
Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah, sehingga
dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sains.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya sains di Indonesia
.
Bandung, November 2005
Plh. Kepala PPPG IPA,
D
Drs. Suryadi, M.M
NIP. 131 070 737
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...... i
Daftar Isi.. ii
Daftar Gambar iii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang.... 1
B. Kompetensi Dasar .... 2
C. Deskripsi Materi ..... 3
BAB II. REAKSI-REAKSI KIMIA ... 3
A. Gejala atau Ciri Terjadinya Reaksi Kimia .. 3
B. Persamaan Reaksi Kimia .... 6
C. Persamaan Reaksi Ion . 15
D. Keadaan Reaksi...................................................................... 16
E. Jenis-Jenis Reaksi Kimia........................................................ 16
F. Jumlah Massa dalam Reaksi Kimia....................................... 18
G. Faktor-Faktor Konversi dari Persamaan Reaksi yang Telah
Dilengkapi Koefisien Reaksi. 19
BAB III. RANGKUMAN 20
BAB IV. EVALUASI .. 22
DAFTAR PUSTAKA ..... 23
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Reaksi Kimia yang menghasilkan gas...... 4
Gambar 2. Reaksi kimia yang menghasilkan endapan . 5
Gambar 3. Reaksi Kimia yang Menghasilkan Energi 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
alam (IPA) yang mempelajari komposisi, struktur, sifat, dan perubahan
materi (transformasi), dinamika, serta energi (energetik zat) yang
menyertai perubahan materi tersebut.
Jika selembar kertas dibakar dan setelah proses pembakaran
selesai apakah Anda akan mendapatkan kertas dalam keadaan utuh?
Kertas yang dibakar akan berubah menjadi arang atau karbon.
Peristiwa tersebut dinamakan perubahan kimia. Dalam perubahan
kimia dihasilkan satu atau lebih zat baru. Komposisi dan sifat zat baru
tersebut berbeda dengan zat semula. Besi berkarat, fotosintesis,
pembuatan yoghurt, tempe, dan keju merupakan contoh perubahan
kimia.
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Ada beberapa hal
yang menandai terjadinya reaksi kimia, di antaranya terjadi perubahan
warna, endapan, timbulnya gas, bau, dan terjadinya perubahan suhu.
Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, namun ada pula yang
lambat. Reaksi kimia yang berlangsung lambat misalnya besi berkarat,
sedangkan yang berlangsung cepat misalnya meledaknya bom dan
terbakarnya bensin, kecepatan reaksi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor misalnya sifat zat yang bereaksi, kosentrasi zat, suhu, luas
permukaan, dan katalisator.
Dari paparan di atas gejala atau ciri-ciri reaksi kimia tersebut
dapat kita amati di sekitar kita. Reaksi kimia salah satu fokus studi ilmu
kimia sehingga kajian mengenai reaksi kimia atau perubahan kimia
dibahas tersendiri dalam modul ini.
2
Pada modul ini akan dibahas zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia, cara menuliskan reaksi kimia, persamaan reaksi, macam-
macam reaksi kimia, dan ciri-ciri yang menyertai perubahan suatu
reaksi kimia. Sehingga Anda mempunyai pemahaman yang jelas
tentang terjadinya reaksi kimia di sekitar kita.
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan dan memahami reaksi kimia.
Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut berikut ini indikator
keberhasilan yang harus dicapai:
1. Menjelaskan pengertian reaksi kimia.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri reaksi kimia.
3. Mendeskripsikan simbol-simbol pada penulisan persamaan reaksi
kimia.
4. Menyetarakan persamaan reaksi.
5. Mendeskripsikan jenis-jenis reaksi kimia.
6. Menyebutkan faktor-faktor konversi dan persamaan reaksi yang
dilengkapi koefisiennya.
C. Deskripsi Materi
Topik reaksi kimia di dalam modul ini meliputi pengertian reaksi
kimia, ciri-ciri terjadinya reaksi kimia, keadaan reaksi, jenis-jenis
reaksi kimia, dan faktor-faktor konversi dan persamaan reaksi yang
telah dilengkapi koefisien reaksinya. Di bagian akhir modul ini
diberikan evaluasi diri untuk tindak lajut.
3
BAB II
REAKSI-REAKSI KIMIA
A. Gejala atau Ciri Terjadinya Reaksi Kimia
Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa perubahan materi
yang dapat kita amati yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia.
Sebagai contoh kertas dibakar, pagar besi lambat laun berkarat, cuka
dicampur soda kue menghasilkan buih/gas. Apel yang baru dikupas
dibiarkan di udara terbuka lama-kelamaan menjdi coklat. Pada
peristiwa di atas terjadi gejala perubahan warna, timbulnya gas, gejala
ini menunjukkan reaksi kimia sudah terjadi.
Di laboratorium kita dapat melakukan percobaan dengan
melarutkan perak nitrat kemudian dicampur dengan larutan natrium
klorida. Kedua senyawa ini larut di dalam air, tetapi hasil campurannya
menghasilkan senyawa yang tidak larut, yaitu dengan terbentuknya
endapan putih. Endapan putih tersebut adalah perak klorida, dengan
pembentukan endapan ini yang secara visual dapat terlihat jelas, yang
menunjukkan reaksi kimia sudah terjadi.
Apabila larutan porstek tumpah ke lantai marmer atau ubin
mengandung zat kapur (kalsium karbonat), akan terjadi buih atau
gelembung-gelembung gas. Gelembung-gelembung gas ini adalah
gas karbon dioksida yang keluar dari campuran antara asam klorida
yang dikandung porstek dan zat kapur (dari komponen marmer atau
ubin). Keluarnya gas menunjukkan bahwa reaksi kimia telah
berlangsung.
4
Gambar 1. Reaksi Kimia yang menghasilkan gas.
Batu karang dimasukkan ke dalam larutan asam cuka akan
menghasilkan buih atau gelembung-gelembung gas, hal ini merupakan
ciri-ciri terjadinya reaksi kimia.
Perubahan warna dapat pula sebagai penunjuk terjadinya reaksi.
Bila dua senyawa tidak berwarna, misalnya natrium sulfit dan asam
sulfat, dicampur dengan larutan kalium permanganat yang berwarna
ungu, larutan akan menjadi tidak berwarna (atau setidak-tidaknya
menjadi warna merah muda). Warna dalam suatu larutan berasal dari
adanya ikatan kimia. Perubahan warna menunjukkan perubahan
ikatan kimia yang berarti terjadi reaksi kimia.
5
Gambar 2. Reaksi kimia yang menghasilkan endapan
Jika suatu larutan timbal (II) nitrat dan kalium iodida dicampur,
terbentuk padatan berwarna kuning menyala. Padatan kuning tersebut
adalah timbal (II) iodida, yang terdapat di dasar gelas kimia. Cairan di
dalam gelas kimia adalah larutan kalium nitrat.
Banyak reaksi kimia yang diikuti dengan keluar atau diserapnya
panas. Misalnya panas dibebaskan bila barium oksida bereaksi
dengan sedikit air, panas akan keluar dan cukup untuk mendidihkan
air tersebut. Reaksi kimia yang mengeluarkan panas disebut reaksi
eksoterm. Reaksi kimia yang menyerap panas disebut reaksi
endoterm, sehingga bisa dikatakan secara umum reaksi yang
demikian merupakan reaksi yang disertai dengan perubahan energi.
Error!
6
Gambar 3. Reaksi Kimia yang Menghasilkan Energi
Logam natrium apabila dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ledakan dan gas yang eksplosif, ini merupakan reaksi
kimia yang menghasilkan energi/panas.
B. Persamaan Reaksi Kimia
Anda sudah mempelajari mengenai perubahan materi.
Perubahan materi meliputi perubahan kimia dan perubahan fisika.
Perubahan kimia atau reaksi kimia menggambarkan perubahan materi
menjadi sesuatu yang berbeda dari materi semula. Ciri-ciri reaksi kimia
yang sudah disebutkan di muka adalah terbentuknya gas, endapan,
perubahan suhu, dan perubahan warna. Untuk menyatakan
perubahan yang terjadi digunakan persamaan reaksi.
Simbol-simbol yang menyatakan suatu reaksi disebut dengan
persamaan reaksi kimia. Di dalam persamaan reaksi kimia rumus-
rumus pereaksi diletakkan di sebelah kiri dan hasil reaksi di letakkan di
sebelah kanan. Antara dua sisi ini dihubungkan oleh tanda kesamaan
(==) atau tanda panah ( ). Dalam penulisan persamaan reaksi
memuat hal-hal berikut ini.
7
1. Zat-zat yang bereaksi (reaktan atau pereaksi) ditulis di sebelah kiri
tanda panah.
2. Tanda (+) menyatakan kata bereaksi.
3. Tanda menyatakan kata menghasilkan.
4. Zat-zat hasil reaksi (produk) ditulis sebelah kanan tanda panah.
5. Wujud zat ditulis di belakang rumus kimia zat, ditulisi dengan huruf
kecil, dan diberi tanda kurung. Simbol wujud zat adalah sebagai
berikut:
a. padat (solid) = s
b. cair (liquid) = l
c. gas (gas) = g
d. larutan (aqueus) = aq
6. Koefisien yaitu bilangan bulat yang ditulis di depan rumus kimia zat,
digunakan untuk menyetarakan jumlah atom atau peraksi dan hasil
reaksi. Koefiesien yang bernilai 1 (satu) biasanya tidak ditulis.
7. Indeks pada rumus kimia tidak boleh diubah yang dapat diubah
adalah koefisiennya.
Ketujuh langkah di atas dapat diberikan contoh sebagai berikut.
Persamaan sebutan : Gas Nitrogen + oksigen nitrogen oksida
1. Persamaan dengan simbol zat : N
2(g)
+ O
2 (g)
NO
(g)
2. Persamaan dengan koefisien reaksi : N
2(g)
+ O
2(g)
2NO
(g)
Persamaan reaksi 1 sebelum reaksi tercapai molekul-molekul
nitrogen (N
2
) dan oksigen (O
2
) masing-masing mengandung dua atom,
dan setelah reaksi dihasilkan sebuah molekul nitrogen oksida yang
mengandung satu atom nitrogen dan satu atom oksigen. Untuk setiap
molekul N
2
dan O
2
yang masuk ke dalam reaksi tidak satu tetapi dua
molekul NO harus dihasilkan (kalau tidak, masing-masing satu atom N
dan O akan hilang). Dalam melengkapi koefisien reaksi, koefisien
stokiometri ditempatkan di depan rumus senyawa yang dihasilkan
8
dengan cara sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu hukum
dasar kimia berikut:
Contoh
Gas propana (C
8
H
8
), adalah gas yang mudah dicairkan,
disimpan, dan ditransportasikan untuk keperluan gas bakar. Bila gas
ini terbakar sempurna, hanya dihasilkan karbondioksida dan air.
Tulislah persamaan reaksi yang telah dilengkapi dengan koefisiennya
dari reaksi pembakaran itu!
Persamaan reaksi : gas propana direaksikan dengan gas oksigen
menghasilkan karbondioksida dan air.
Persamaan reaksi: C
3
H
8 (g)
+ O
2(g)
CO
2(g)
+ H
2
O
(l)
Karena tiga atom C dan delapan atom H terdapat dalam rumus gas
propana di atas maka di sebelah kanan tanda panah (produk)
koefisien 3 dan 4 diperlukan. Sehingga ada tiga molekul CO
2
dan
empat molekul H
2
O. Untuk menyetarakan persamaan reaksi di atas
dilakukan langkah-langkah berikut:
Mempersamakan jumlah atom C
C
3
H
8(g)
+ O
2(g)
3CO
2(g)
+ H
2
O
(g)
(Persaman belum disetarakan)
Mempersamakan jumlah atom H
C
3
H
8(g)
+ O
2(g)
3CO
2(g)
+ 4H
2
O
(g)
(Persaman belum disetarakan)
Mempersamakan jumlah atom O
Persamaan masih belum disetarakan. Jumlah atom O sebelah
kanan adalah 10, enam dalam tiga molekul CO
2
dan 4 dalam
molekul air, dengan demikian koefesien 5 diperlukan di sebelah kiri
Total jumlah atom dari tiap jenis zat-zat yang bereaksi tetap
tidak berubah dalam reaksi kimia; atom tidak dapat dibentuk
atau dimusnahkan di dalam suatu reaksi.
9
Simbol unsur Indeks Koefisien
Wujud zat
tanda panah ditulis di depan O
2
(lima molekul O
2
mengandung 10
atom O)
Dengan demikian hasil akhir persamaan reaksinya adalah
C
3
H
8(g)
+ 5O
2(g)
3CO
2(g)
+ 4H
2
O
(g)
(Persaman telah disetarakan)
Contoh di atas dapat disimpulkan menurut persamaan reaksi
berikut.
Pereaksi Hasil reaksi
A
2(g)b
+ 3 B
2 (g)
2 AB
3(g)
John Dalton dalam teori atomnya menjelaskan bahwa atom-atom
dapat bergabung secara kimia membentuk molekul dan molekul dapat
diuraikan menjadi atom-atomnya kembali. Dengan demikian, reaksi
kimia merupakan penata ulangan atom-atom. Tidak ada atom yang
hilang atau tercipta. Oleh karena itu jumlah atom-atom sebelum reaksi
(pereaksi) dan jumlah atom setelah reaksi (hasil reaksi) harus setara
(balans).
Penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Metode coba-coba
2. Metode aljabar
3. Metode reaksi oksidasi reduksi (redoks)
Pada modul ini Anda hanya mempelajari cara (1) dan (2), sedangkan
cara (3) akan Anda pelajari pada modul lain yaitu modul reaksi oksidari
reduksi.
1. Metode Coba-Coba
Langkah-langkah penyetaraan reaksi dengan menggunakan
metode coba-coba adalah sebagai berikut.
a. Tuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi di sebelah kiri tanda
panah dan zat-zat hasil reaksi di sebelah kanan tanda panah.
10
b. Lengkapi dengan wujud zatnya.
c. Tentukan jumlah atom masing-masing unsur di ruas kiri dan
ruas kanan persamaan reaksi.
d. Setarakan jumlah atom-atom dengan menambahkan koefesien
di depan rumus kimia zat. Rumus kimia zat yang kompleks
diberi koefisien = 1. Dahulukan unsur-unsur dengan muatan
KAHO (Kation Anion Hidrogen Oksigen).
e. Periksa kembali apakah jumlah atom masing-masing unsur di
ruas kiri dan di ruas kanan, apakah sudah setara (balan) atau
belum.
Contoh
1. Setarakan reaksi berikut
H
2 (g)
+ O
2(g)
H
2
O
(g)
Jawab:
H
2 (g)
+ O
2(g)
1 H
2
O
(g)
Senyawa paling kompleks diberi koefisien 1.
Jumlah atom H di ruas kanan=2, sehingga koefisien H
2
diberi nilai 1.
1H
2 (g)
+ O
2(g)
1 H
2
O
(g)
Jumlah atom O di ruas kanan = 1, sehingga koefisien O
2
di sebelah
kiri tanda panah menjadi .
1H
2 (g
) + 1/2O
2(g)
1 H
2
O
(g)
Agar koefisien O
2
menjadi bilangan bulat, maka persamaan reaksi
dikalikan 2.
2H
2 (g)
+ O
2(g)
2 H
2
O
(g)
2. Setarakan reaksi berikut:
N
2(g)
+ H
2(g)
NH
3(g)
Jawab:
N
2(g)
+ H
2(g)
1NH
3(g)
Senyawa paling kompleks diberi koefisien 1.
11
Jumlah atom N di ruas kanan = 1, sehingga koefisien N
2
di sebelah
kiri tanda panah diberi nilai 1/2.
1/2N
2(g)
+ H
2(g)
1NH
3(g)
Jumlah atom H di ruas kanan = 3, sehingga koefisien H
2
menjadi 3/2
1/2N
2(g)
+ 3/2H
2(g)
1NH
3(g)
Agar koefisien reaksi menjadi bilangan bulat, maka persamaan
reaksi dikalikan 2.
1N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
(Koefisien 1 tidak perlu ditulis)
3. Logam alumunium direaksikan dengan asam klorida akan
menghasilkan larutan alumunium klorida dan gas hidrogen. Tuliskan
persamaan reaksi yang setara dari reaksi tersebut!
Jawab
Al
(s)
+ HCl
(aq)
1AlCl
3(aq)
+ H
2(g)
Koefisien AlCl
3
(aq) = 1 karena senyawa paling kompleks
Karena jumlah atom Al di ruas kanan = 1, maka koefisien Al diberi
nilai 1.
1Al
(s)
+ HCl
(aq)
1AlCl
3(aq)
+ H
2(g)
Atom Cl di ruas kanan berjumlah 3, sehingga koefisien HCl juga
diberi nilai 3
1Al
(s)
+ 3HCl
(aq)
1AlCl
3(aq)
+ H
2(g)
Karena atom H di ruas kiri berjumlah 3, maka koefisien H
2
harus
bernilai 3/2
1Al
(s)
+ 3HCl
(aq)
1AlCl
3(aq)
+ 3/2H
2(g)
Persamaan reaksi dikalikan 2 agar diperoleh koefisien berupa
bilangan bulat.
2Al
(s)
+ 6HCl
(aq)
2AlCl
3(aq)
+ 3H
2(g)
12
2. Metode Aljabar
Metode aljabar digunakan untuk menyetarakan reaksi kimia yang
lebih kompleks atau rumit. Langkah-langkah penyetaraan reaksi
menggunakan metode aljabar adalah sebagai berikut.
a. Umpamakan koefisien reaksi dengan menggunakan variabel
abjad seperti a, b, c, d, dan seterusnya.
b. Hitung dengan menggunakan metode aljabar jumlah atom
pereaksi dan hasil reaksi.
c. Selesaikan persamaan reaksi secara matematis.
Contoh
1. Setarakan persamaan reaksi berikut.
NaOH
(aq)
+ Cl
2(g)
NaCl
(aq)
+ NaClO
(aq)
+ H
2
O
(l)
Jawab.
aNaOH
(aq)
+ b Cl
2(g)
cNaCl
(aq)
+ dNaClO
(aq
) + eH
2
O
(l)
(ruas kiri/pereaksi) (ruas kanan/hasil reaksi)
Bandingkan jumlah masing-masing atom di ruas kiri dan ruas kanan
Atom Ruas kiri Ruas kanan
Na a c + d
O a d + e
H a 2e
Cl 2b c + d
Jika pernyataan tersebut dibuat persamaan matematik (aljabar),
maka akan diperoleh hasil sebagai berikut.
a = c + d (1)
a = d + e (2)
a = 2e (3)
2b = c + d (4)
Pilih salah satu persamaan yang mudah, misalnya persamaan 3
a = 2e , misal e = 1, maka a = 2x1 = 2
persamaan (2) a = d + e
13
2 = d + 1
d = 1
persamaan (1) a = c + d
2 = c + 1
c = 1
persamaan (4) 2b = c + d
2b = 1 + 1
b = 1
Berdasarkan hasil perhitungan persamaan matematika diperoleh
nilai a = 2, c = 1, d = 1, dan e = 1. Dengan demikian maka
persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
2NaOH
(aq)
+ 1 Cl
2(g)
1NaCl
(aq)
+ 1NaClO
(aq)
+ 1H
2
O
(l)
2NaOH
(aq)
+ Cl
2(g)
NaCl
(aq)
+ NaClO
(aq)
+ H
2
O
(l)
2. Setarakan reaksi antara besi dan asam nitrat menghasilkan besi (III)
nitrat, gas nitrogen monoksida dan air!
Jawab
aFe
(s)
+ bHNO
3 (aq)
cFe(NO
3
)
3(aq)
+ dNO
(g)
+ eH
2
O
(l)
ruas kiri ruas kanan
Bandingkan jumlah masing-masing atom diruas kiri dan ruas kanan,
sehingga diperoleh persamaan matematis.
Atom ruas kiri ruas kanan
Fe a c
H b 2e
N b 3c + d
O 3b 9c + d + e
14
a = c (1)
b = 2e (2)
b = 3c + 3d (3)
3b = 9c + d + e (4)
Lihat persamaan (1) a = c, misalnya a = 1, maka c = 1.
Persamaan (3) b = 3c + d
b = 3.1 + d
b = 3 + d (5)
persamaan (4) 3b = 9c + d + e
b = 9 + d + e (6)
persamaan (2) b = 2e
e = 2/b, subtitusikan ke persamaan (6)
3b = 9c + d + e
3b = 9.1 + d + b/2
5/2b = 9 + d (7)
dari persamaan (5) dan (7)
b = 3 + disubtitusikan
5/2b = 9 + d
5/2(3+d) = 9 + d
15/2 + 5/2d = 9 + d
3/2d = 9 15/2
3/2d = 3/2
d = 1
persamaan (5) b = 3 + d
b = 3 + 1
b = 4
persamaan (2) b = 2e
4 = 2e
e = 2
15
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai a = 1, b = 4, c = 1, d = 1,
dan e = 2. Dengan demikian, persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
Fe
(s)
+ 4HNO
3 (aq)
Fe(NO
3
)
3(aq)
+ NO
(g)
+ 2H
2
O
(l)
C. Persamaan Reaksi Ion
Persamaan ion disajikan di sini dengan maksud mempelajari
muatan listrik sebagaimana atom-atom juga harus menyesuaikan
koefisien reaksinya. Prinsip ini dapat diberikan contoh sebagai berikut.
Bila gas hidrogen sulfida dilarutkan ke dalam larutan yang
mengandung Bi
3+
, terbentuk endapan abu-abu hitam bismuth sulfida,
Bi
2
S
3
, yang disertai dengan kenaikan jumlah atom H
+
dalam larutan.
Selesaikan koefisien reaksi untuk reaksi ini.
Muatan listrik ditunjukkan pada persamaan berikut (ditulis dalam
bentuk ion). Persamaan terakhir menunjukkan setara dalam jumlah
atom dan dalam muatan listrik. Langkah-langkah penyesuaian
koefisien reaksi adalah seperti berikut:
Bi
3+
(aq)
+ H
2
S
(aq)
Bi
2
S
3 (p)
+ H
+
(aq)
(belum di setarakan)
setarakan atom Bi
2Bi
3+
(aq)
+ H
2
S
(aq)
Bi
2
S
3 (p)
+ H
+
(aq)
(belum di setarakan)
setarakan atom S
2Bi
3+
(aq)
+ 3H
2
S
(aq)
Bi
2
S
3 (p)
+ H
+
(aq)
(belum di setarakan)
setarakan atom H
2Bi
3+
(aq)
+3 H
2
S
(aq)
Bi
2
S
3 (p)
+ 6H
+
(aq)
(sudah setara)
samakan muatan listriknya
2 X (+3) = 6 X (+1)
16
D. Keadaan Reaksi
Untuk menyesuaikan suatu persamaan, tidak perlu diketahui
keadaan reaksi ini berlangsung. Tetapi informasi keadaan reaksi
diperlukan bila seseorang melakukan reaksi di laboratorium atau
penelitian-penelitian kimia. Misalnya tanda huruf Yunani delta berarti
reaksi membutuhkan suhu, sehingga reaksi tersebut baru
berlangsung apabila dipanaskan.
2AgO
(p)
4Ag
(p)
+ O
2(g)

Keadaan reaksi dapat dinyataan lebih terperinci lagi, seperti


hanya dalam mensintesis metanol dari karbon monoksida dengan
hidrogen berlangsung pada suhu 350
o
C, di bawah tekanan 340
atmosfer, dengan menggunakan katalis ZnO dan Cr
2
O
3
. Penulisan
persamaan reaksi adalah sebagai berikut.
CO
(g)
+ 2H
2(g)
CH
3
OH
(g)
ZnO, Cr
2
O
3
E. Jenis-Jenis Reaksi Kimia
Untuk membicarakan reaksi kimia diperlukan pengetahuan
tentang penggolongan reaksi kimia. Tiga jenis reaksi kimia yaitu reaksi
pengendapan, reaksi asam basa, dan reaksi oksidasi reduksi.
Terjadinya reakasi kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis yaitu sebagai berikut.
1. Reaksi penggabungan atau sintesis, yaitu reaksi pembentukan
senyawa dari unsur-unsurnya. Dimana sebuah zat yang lebih
kompleks dibentuk dari dua buah atau lebih zat-zat yang lebih
sederhana (baik unsur atau senyawa).
2H
2 (g)
+ O
2 (g)
2H
2
O
(l)
Fe
(s)
+ Cl
2(g)
FeCl
2 (s)
17
2. Reaksi penguraian dimana zat diuraikan menjadi dua atau lebih
zat-zat yang lebih sederhana.
CaCO
3 (p)
CaO
(p)
+ CO
2 (g)
3. Reaksi penggantian atau pertukaran tunggal. Dimana sebuah
unsur memindahkan unsur lain dalam sebuah senyawa. Dalam
reaksi berikut ini Zn mengusir hidrogen.
Zn
(p)
+ 2 HCl
(aq)
ZnCl
2(aq)
+ H
2 (g)
4. Reaksi metatesis atau pertukaran antar senyawa yaitu
perpindahan ganda di mana terjadi pertukaran antara dua
pereaksi.
Dalam contoh berikut ini, NO
3
-
dan Cl
-
ditukar antara Ag
+
dan
Na
+
. Bila bergabung, Ag+ dan Cl- membentuk AgCl yang tidak
larut.
AgNO
3 (aq)
+ NaCl
(aq)
AgCl
(p)
+ NaNO
3 (aq)
5. Reaksi penetralan atau reaksi penetralan asam basa
HCl
(aq)
+ NaOH
(aq)
NaCl
(aq)
+ H
2
O
(l)
6. Reaksi redoks
Suatu reaksi redoks adalah suatu reaksi dimana terjadinya
perpindahan elektron sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi itu
merupakan jumlah dari dua setengah reaksi, yaitu setengah reaksi
oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Seperti contoh di bawah ini.
Reaksi oksidasi : Zn
(s)
Zn
2+
(aq)
+ 2e
Reaksi reduksi: Cu
2+
(aq)
+ 2e Cu
(s)
Reaksi keseluruhan: Zn
(s)
+ Cu
2+
(aq)
Zn
2+
(aq)
+ Cu
(s)
Banyak reaksi kimia di mana terjadi perpindahan elektron
semacam di atas antara atom-atom di dalam molekul.
18
F. Jumlah Massa dalam Reasi Kimia
Kita lihat reaksi berikut ini
N
2(g)
+ 3H
2 (g)
2 NH
3(g)
Persamaan ini menjelaskan bahwa 1 molekul gas nitrogen dan
tiga molekul gas hidrogen menghasilkan 2 molekul gas amonia.
Setiap jumlah gas nitrogen dengan gas hidrogen dengan
perbandingan 1:3 menghasilkan gas amonia sebanyak 2 kali molekul
nitrogen yang bereaksi. Jika kedua ruas persamaan reaksi (dalam
molekul) dikali dengan bilangan Avogadro 6,02 X 10
23
maka
persamaan rekasi dapat dibaca sebagai berikut:
1 mol gas nitrogen bereaksi dengan 3 mol gas hidrogen
menghasilkan 2 mol gas amonia.
Perbandingan molekul atau mol yang terlibat dalam suatu reaksi
kimia ditentukan oleh koefisien persamaan reaksi, sehingga dalam
reaksi kimia atom-atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan,
jumlah massa dari semua pereaksi sama dengan jumlah massa hasil-
hasil reaksi.
Untuk menyatakan anggapan diatas kita lihat reaksi berikut ini.
Reasi kimia yang sudah lengkap koefisien-koefisien reaksi.
2H
2
O
(g)
+ O
2 (g)
2H
2
O
(l)
Berarti bahwa:
2 molekul H
2
+ 1 molekul O
2
2 molekul H
2
O
2 X molekul H
2
+ X molekul O
2
2 molekul H
2
O
Bila X = 6,02 X 10
23
= bilangan Avogadro, maka X molekul sama
dengan 1 mol jadi persamaan di atas menjadi.
2H
2
O
(g)
+ O
2 (g)
2H
2
O
(l)
Juga berarti bahwa.
2 mol H
2
+ 1 mol O
2
2 mol H
2
O
Massa pereaksi massa hasil reaksi
Massa atom relatif (Ar) H = 1,01
19
Massa atom relatif (Ar) O = 18,01
Massa 2 mol H
2
+ massa 1 mol O
2
massa 2 mol H
2
O
2 X (2.02) g (H
2
) + 32.00 gr O
2
2X(18.02) g
36,4 g pereaksi 36,04 g hasil reaksi
G. Faktor-Faktor Konversi dari Persamaan Reaksi yang Telah
Dilengkapi Koefisien Reaksi.
Suatu senyawa yang kofisien reaksinya sudah disetarakan
mengandung banyak informasi yang dapat digunakan untuk
perhitungan tentang reaksi kimia.
Misalnya untuk reaksi di bawah ini:
2H
2
O
(g)
+ O
2 (g)
2H
2
O
(l)
dalam reaksi di atas 2 mol H
2
O 2 mol H
2
berarti bahwa 2 mol H
2
O dihasilkan untuk tiap 2 mol H
2
yang
digunakan.
2 mol H
2
O 1 mol O
2
berarti bahwa 2 mol H
2
O dihasilkan untuk tiap satu mol O
2
yang
digunakan.
2 mol H
2
1 mol O
2
berarti bahwa dua mol H
2
digunakan untuk setiap satu mol O
2
yang
digunakan.
Dua contoh berikut ini menggambarkan penggunaan faktor konversi
dari persamaan reaksi berikut.
Contoh:
Berapa mol H
2
O dihasilkan dari gas H
2
dalam 3,3 mol O
2
. Pernyataan
H
2
berlebih menyatakan bahwa jumlah H
2
yang tersedia jumlahnya
lebih banyak dari yang seharusnya dipakai pada reaksi sempurna dari
3,3 mol O
2
membentuk H
2
O. Faktor konversi yang diperlukan berasal
dari pernyataan 2 mol H
2
(dan 1 mol O
2
Jumlah mol H
2
) = 3,3 mol O
2
X 2 mol H
2
O = 6,6 mol H
2
O
1 mol O
2
20
BAB III
RANGKUMAN
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Ada beberapa hal
yang menandai terjadinya reaksi kimia, di antaranya terjadi perubahan
warna, endapan, timbulnya gas, bau, dan terjadinya perubahan suhu.
Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang
lambat. Reaksi kimia yang berlangsung lambat misalnya besi berkarat,
sedangkan yang berlangsung cepat misalnya meledaknya bom dan
terbakarnya bensin. Kecepatan reaksi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor misalnya sifat zat yang bereaksi, konsentrasi zat, suhu, luas
permukaan, dan katalisator.
Reaksi kimia merupakan penata ulangan atom-atom, dalam
penulisan reaksi kimia harus memenuhi salah satu hukum dasar kimia
yang menyatakan bahwa Total jumlah atom dari tiap jenis zat-zat
yang bereaksi tetap tidak berubah dalam reaksi kimia; atom tidak
dapat dibentuk atau dimusnahkan di dalam suatu reaksi. Oleh karena
itu, reaksi kimia harus disetarakan. Penyetaraan reaksi dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan metode coba-coba, metode
aljabar, dan metode reaksi reduksi-oksidasi (redoks).
Tiga jenis reaksi kimia yaitu reaksi pengendapan, reaksi asam
basa, dan reaksi oksidasi reduksi. Terjadinya reaksi kimia tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu reaksi penggabungan
atau sintesis, yaitu reaksi pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya,
reaksi penguraian dimana zat diuraikan menjadi dua atau lebih zat-zat
yang lebih sederhana, reaksi penggantian atau pertukaran tunggal. Di
mana sebuah unsur memindahkan unsur lain dalam sebuah senyawa,
reaksi metatesis atau pertukaran antar senyawa, yaitu perpindahan
ganda dimana terjadi pertukaran antara dua pereaksi, reaksi
21
penetralan atau reaksi penetralan asam basa dan reaksi redoks, yaitu
suatu reaksi terjadinya perpindahan elektron sebelum dan sesudah
reaksi yang merupakan jumlah dari kedua setengah reaksi, yaitu
setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi.
22
BAB IV
EVALUASI
1. Coba Anda jelaskan pengertian reaksi kimia!
2. Apa yang menjadi ciri reaksi kimia itu berlangsung?
3. Sebutkan 4 jenis reaksi kimia yang Anda kenal dan beri contohnya!
4. Beri koefisien reaksi dari reaksi-reaksi berikut ini
a. Na
2
SO
4
(p) + C(p) Na
2
S(p) + CO
2
(g)
b. PbO (p) + NH
3
(g) Pb(p) + N
2
(g) + 3H
2
O(c)
c. Mg
3
N
2
(p) + 6H
2
O (l) Mg(OH)
2
(p) + 2 NH
3
(g)
d. S
8
(s) + NaOH(aq) 4Na2S(s)+2Na
2
S
2
O
3
(ag)+ NH
3
(g)
5. Setarakan reaksi berikut!
a. gas belerang + gas oksigen menjadi gas belerang trioksida
b. Besi + gas oksigen menghasilkan padatan besi (III) oksida
c. 2-heptana + gas oksigen menghasilkan gas karbondioksida dan
air
d. Krom (III) oksida padat + larutan natrum klorat + larutan natrium
karbonat menjadi natrium klorida + larutan natrium kromat dan
gas karbon dioksida.
6. Logam besi bereaksi dengan gas klor menurut reaksi:
2Fe(p) + 3 Cl
2
(g) 2FeCl
3
(p)
Merapa mol Cl
2
(g) diperlukan untuk merubah 4,4 mol Fe menjadi
FeCl
3
?
7. Berapakah massa Na
2
S
2
O
2
yang diperlukan untuk bereaksi dengan
37 gr I
2
sehingga menghasilkan NaI dan Na
2
S
2
O
4
23
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Theodore L., H. Engene Lemay,JR.,Bursten, Bruce E. 1997.
Chemistry The Central Science. Seven edition. USA: Prentice-
Hall International,Inc.
Budy, J.E. 1995, General Chemistry Principle & Structure, Fifth. Edition,
Singapore: Jhon Willey & Sons Inc.
Depdikbud, 1997. Kimia SMU II & III, Kumpulan Lembar Kerja Siswa.
Proyek Alat-alat IPA dan Pemantapan Kerja Guru, Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Firman, Harry dan Liliasari, 1994, Kimia I untuk SMU Kelas I,
Jakarta:Balai Pustaka.
Hill, John W and Petrucci, Raph H. 2002. General Chemistry An
Integrated Approach. Third Edition. USA: Prentice-Hall
International, Inc.
Hiskia Ahmad. 2001. Stokiometri & Energitika Kimia. Bandung: PT Citra
Aditya Bakti.
Keenan, Kleinfelter, 1999, Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
PKG, IPA. 1998, Bahan Mengajar dan Analilisis Materi Perkuliahan
Kimia, Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SMU. Jakarta:
Depdikbud.
Sutrisna & Lisa Listiana. 2004. Spektrum Kimia untuk Kelas X. Bandung.
P.T Sinergi Pustaka Indonesia.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung: Penerbit ITB.
Yayan sunarya. 2000. Kimia dasar 2. Edisi Perdana. Bandung: Alkemi
Grafisindo Press.

Anda mungkin juga menyukai