Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN
Penatnya kehidupan dunia belakangan ini membuat semua manusia harus bersaing untuk

selalu mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana yang diatur dalam hukum islam maupun
hukum tatanan negara. Dan banyaknya bidang pekerjaan yang ditawarkan dalam kehidupan ini
membuat manusia harus jeli dalam memilih bidangnya yang mana pula dalam bidangnya itu dia
dituntut untuk profesional. Salah satu bidang yang ditawarkan adalah bidang kreasi yang biasanya
lebih populer dengan nama dunia seni. Banyaknya galery yang dibuat oleh manusia sebagai
wadah mendistribusikan karya seni mereka merupakan suatu bukti bahwa belakangan ini dunia
seni cukup naik daun. Seni ada bermacam macam, ada yang dua dimensi, tiga dimensi dsb. Salah
satu seni yang sangat populer adalah seni lukis (khot, kaligrafi dll) dan seni pahat (patung,
pembuatan rumah hias dll).
Atret ke sejarah kebudayaan islam pada masa lampau, kita banyak menemukan bahwa
bangsa arab selain terkenal dengan seni suaranya (baca: syair) juga terkenal dengan seni
kerajinannya (pahat) hal ini dibuktikan dengan fakta sejarah bahwa pada masa dulu kabah
dikelilingi dengan patung yang merupakan hasil buatan mereka, hal ini terus berlanjut hingga
adanya perjanjian hudaibiyah.
Adanya patung atau lukisan pada waktu itu tidak membuat nabi diam, nabi pernah
mengeluarkan sabda bahwa tukang patung itu akan mendapatkan siksaan yang pedih pada hari
kiamat. Hadits ini memberikan statement yang secara tidak lansung nabi melarang sahabat atau
ummat islam untuk menggambar atapun mengoleksi/membuat patung. Larangan nabi ini tentunya
perlu di verifikasi lebih lanjut, untuk menghindari adanya justufikasi hukum dari orang atau aliran
tertentu.
Makalah ini akan sedikit mengupas tentang hadits yang berbicara tentang patung tersebut,
fokus makalah ini adalah kajian internal (ma fi an nas) dan eksternal (ma haulan nas) hadits,
namun dalam kajian internalnya penulis tidak akan membahas panjang lebar tentang sanadnya,
karna penulis yakin dengan metode imam bukhari yang dikenal sangat tajam dalam menyaring
perowi yang masuk dalam kitab shahihnya. Adapun kajian matan maka disini akan lebih luas
dibahas, permasalahan shahih mungkin tentu akan dikatakan benar akan tetapi mamul atau tidak

Studi kasus; patung dan lukisanPage 1

pada masa sekarang itu yang menjadi titik tekan, karna kalau hadits ini diterapkan secara radikal
maka akan bertolak belakang dengan kecendrungan manusia yang memang banyak di seni.
PEMBAHASAN

II.

A. KAJIAN INTERNAL

al adzb li al

1) Redaksi hadits dan terjemahnya; Shahih Bukhari, kitab al lubsu, bab

mushawwir yauma al qiamah, nomor. 5494






Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi, telah menceritakan kepada kami
Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amas dari muslim, beliau berkata: Aku suatu ketika
berada bersama Masruq di rumah Yasar bin Numair, maka Masruq melihat di serambi rumah
beberapa buah patung, lalu Masruq berkata:Aku mendengar dari Abdullah sabda nabi
kepadanya: Bahwa sesungguhnya manusia yang paling keras diadzab pada hari kiamat
ialah pembuat sesuatu rupa (penggambar atau pelukis). 1
2) Takhrij hadits

Setelah diadakan kegiatan takhrij al-hadis baik menggunakan takhrij maupun jamu al
mutn, hadis tersebut terdapat pada:
1. Shahih Muslim, kitab al lubsu wa laznah, bab tahrm tashwratu shratu hayawn no.

3943





































1 Imam Bukhari, Shahih Bukhari dalam CD Mausuah al Hadis al Syarif , Kitab al Libas, Bab. Adzab al Mushawirin
yaumul Qiyamah, no. 5494.

Studi kasus; patung dan lukisanPage 2

2. Shahih Muslim, kitab al lubsu wa laznah, bab tahrm tashwratu shratu hayawn, no.

3944






3. Sunan An Nasai, kitab laznah bab zikru asyadda linnsi azban,. No. 5269








4. Musnad Ahmad bin Hanbal, kitab musnad al mukatssirn min as shahbah, bab musnad

ibnu masud no. 3377
















5. Musnad Ahmad bin Hanbal kitab musnad al mukatssirn min as shahbah, bab musnad

ibnu masud no. 3345

Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan antara matan yang ditakhrij perhatikan Tabel
takhrij hadits dan variasi matan dibawah ini:

Variasi matan

Nomor hadits

Kita
b
hadi
ts

Studi kasus; patung dan lukisanPage 3

5494

Sha
hih
Bukh
ari

3943

3944

Sha
hih
Musl
im
Sha
hih
Musl
im

3263

Sun
an
Nas
ai

3377

Mus
nad
Ahm
ad
bin
Ham
bal

3345

Mus
nad
Ahm
ad
bin
Ham
bal

Studi kasus; patung dan lukisanPage 4

3) Perbandingan lafadz matan dalam takhrij dan makna mufradatnya .


/ : tikar (yang dilihat gambar)/serambi rumah (yang dilihat patung)


/
/
/

: patung kisra (gelar raja dulu)2/patung atau
sesuatu yang digambar (ukir)3/gambar/patung maryam

: penggambar

Adanya perbandingan redaksi matan hadits diatas setidaknya memberikan kita


pemahaman terlepas dari apa hadits ini riwayat bil mana atau tidak bahwa larangan yang
mengancam dengan azab pedih tersebut kepada mushawwirun (pada akhir matan) mencakup
pemahat patung juga, bukan hanya penggambar atau pelukis, yang memang merupakan makna
literal dari kata shawwara dan adanya statement yang menyimpulkan bahwa pemahat patung
masuk dalam al muswwirn tentunya didasarkan pada korelasi dengan rentetan isi matan yang
dibandingkan.
4) Syarah hadits; Menggali makna argumentatif dari penjelasan ulama hadits

Untuk mendapatkan syarah yang kontektual yang pada nantinya akan dimaknai secara
kontektualisasi dengan masa sekarang, maka menurut penulis ada beberapa point yang perlu
disyarahkan antara lain:
Gambar atau patungkah yang jadi permasalahan?

Kalau kita memaknai secara literal hadits diatas yakni dengan leksikalitas makna dari
lafadz lafadz matannya, maka kita akan memunculkan satu kesimpulan yakni patung atau lukisan
itu diharamkan disebabkan nabi pernah mengancam para pembuat patung atau gambar itu
dengan siksa yang pedih, atau kalau kita melihat keseharian nabi bahwa nabi membenci gambar
atau patung. Namun, nampaknya ulama hadits dalam kitab syarah hadits mereka memberikan
2 Ahmad Warson Munawwir, kamus al munawwir (Surabaya, pustaka progresif, 1984) hal.1208
3 Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana,
2004) juz. 17 hal 162

Studi kasus; patung dan lukisanPage 5

argumentasi yang cukup kontekstuat menurut penulis-, yang mana mereka mencoba untuk
menerobos teks untuk mencari illat atau mencari alasan dari adanya pengharaman nabi mengenai
patung atau gambar itu, ada beberapa penjelasan dari para ulama mengenai hal ini antara lain:
o

Rasa khawatir akan menyembah apa yang mereka buat, apa yang mereka koleksi 4

Karna patung atau gambar yang lumrahnya bentuk manusia atau hewan- menyerupai
berhala sembahan orang kafir.5

karna patung itu menyerupai makhluk Allah yang punya ruh dan nyawa (manusia,
hewan)6, sebagaimana dari adanya dukungabn riwayat yang mengatakan :



:














7


"






Selain itu, karna manusia tidak bisa memberikan nyawa pada apa yang dia ciptakan. Ini
dapat difahami dari hadits bukhari no. yang mengatakan dengan lafadz

merupakan ancaman pada hari akhirat bagi pembuat patung.


o

Karna ketika dalam rumah itu ada patung, maka itu terkesan penuh dengan maksiyat
yang jelek, dan menyerupai ciptaan Allah. 8

Karna rumah ynag ada padanya patung itu menyerupai rumah orang kafir, dan hal itulah
yang akan menyebabkan malaikat jauh dari rumah itu. 9

Berbicara tentang seni tidak terbatas, dalam arti mereka juga kadang membuat patung
atau lukisan telanjang, membuat gambar gambar lambang keagamaan kristen seperti
salib atau lainnya dan hal inilah tidak dibenarkan oleh islam. 10

4 Syarh sunan ibnu majah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz.1 hal. 156
5 Umdatul qura , juz 11 hal 224. dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004)
6 Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana,
2004) juz. 17 hal 162
7 Untuk lebih jelasnya: Ibnu hajar al asqalani, fath al bari li ibni hajar dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah
( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz. 17 hal 162
8 Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana,
2004) juz. 7 hal 116
9 Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.133
10 Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.136

Studi kasus; patung dan lukisanPage 6

Patung atau gambar yang seperti apa yang dilarang?

Jumhur ulama berpendapat bahwa yang di haramkan adalah patung atau gambar yang
menyerupai hewan atau manusia dan tidaklah mengapa kalau sekedar menggambar bunga,
pohon atau lainnya.11 Pengharaman ini mungkin saja beralasan, mengingat setan biasanya masuk
dalam raga binatang atau patung 12, dan hal ini pula yang menyebabkan malaikat yang akan
membawa rahmat menjadi tidak mau masuk kedalam rumah manusia, selain karna manusia itu
memelihara anjing13.
B. KAJIAN EKSTERNAL TEKS HADITS
a) Kajian asbabul wurud hadits

Asbabul wurud hadits ini merupakan riwayat atau hadits juga (seperti yang ada diatas),
sehingga walaupun dikatakan oleh imam Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi riwayat
dibawah ini merupakan asbabul wurud dari hadits bukhari di atas namun kalau kita kembali ke
maanil hadits kedudukannya tetap sebagi satu tubuh yang terkait, karna dalam kajian tematik
maka semua itu harus disentuh. Adapun asbabul wurud hadits ini adalah:
Shahih Bukhari, kitab al buyu bab at tijaratu fi ma yakrahu libasusu lirrijali wa an nisa no. 4783












































Seperti yang tercantum pada Shahih Bukhary, bahwa: Aisyah pernah membeli tikar yang dihiasi
dengan gambar-gambar. Setelah tikar itu dilihat oleh Rasulullah saw, dan waktu itu beliau baru
saja berada di dekat pintu rumah, beliau tidak mau masuk. Maka Aisyah mengerti bahwa beliau
11 Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana,
2004) juz. 6 hal 260, lihat juga umdatul qari syarh shahih bukhari, juz. 34 hal. 184 dalam DVD ROM al-Maktabah alSyamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004)
12 Coba lihat: Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo:
Pustaka Ridwana, 2004) juz. 7 hal 116
13 Coba lihat: Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo:
Pustaka Ridwana, 2004) juz. 7 hal 116

Studi kasus; patung dan lukisanPage 7

tidak suka, seperti terbayang dari air muka beliau. Aisyah bertanya:Ya Rasulallah, aku bertaubat
kepada Allah dan Rasul-Nya, apakah gerangan dosa yang aku lakukan? Rasulullah
menjawab:kenapa tikar bergambar ini ada di sini? Aisyah menjawab:aku membelinya agar
engkau sudi duduk di atasnya atau engkau jadikan bantal kepala, Nabi bersabda:Sesungguhnya
pemilik gambar ini akan disiksa di hari qiyamat, lalu dikatakan kepadanya: hidupkanlah apa yang
kamu ciptakan.14
Untuk takhrij hadits yang dijadikan sebagai asbab al wurud di atas dapat ditemukan dalam
berbagai kitab hadits lainnya, antara lain:
Shahih Bukhary, bab Al-Buyu no. hadis1963, bab Badu al-khalqi no. 2985 bab Al-Nikh
no. 4783, bab Al-libs no. 5500 dan no. 5504, bab Al-Tauhd no. 7002
Shahih Muslim, bab Al-Libs wa al-Znah no. 3941
Sunan Al-Nasai bab Al-Znah no. 5267 dan 5268
Musnad Ahamad bin Hambal bab Bqi Musnad al-Anshr no. 24896
b) Deskripsi singkat bangsa arab pada masa Rasul; Sebuah upaya melacak makna yang tak

terkatakan dibalik budaya dan penomena kehidupan bangsa arab yang berimplikasi
terhadap munculnya hadits nabi.
Sejarawan mencatat juga dalam hal teologis- bahwa manusia pada masa lampau jauh
sebelum islam (sekitar 700 SM sampai 200SM) sudah memiliki kepercayaan, masa ini
dikategorikan oleh mereka dengan sebutan Era Aksial, yang mana peradaban terus berkembang
dengan berbagai kepercayaan yang memperkaya kemanusiaan, seperti Taoisme di cina,
hinduisme di india, monotheisme di timur tengah dll15. Dan ketika berbicara tentang kepercayaan
ini, maka kita tidak akan lepas dari figur patung yang mana menurut mereka merupakan simbol
tertinggi dari ketuhanan mereka, ritual merekapun tak lepas dari peribadatan dihadapan patung
(yabudnal ashnm) yang mereka yakini tersebut. Berkaca pada statement ini, maka dapat kita
katakan bahwa budaya patung itu sudah ada di arab jauh sebelum datangnya islam, dan budaya
patung itupun masih selalu dipertahankan karna dianggap sebagai warisan dan ritual wajib nenek
14 Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi, Asbb al-Wurd, terj. Suwarta wijaya dan Zafrullah Salim, (Jakarta
Pusat:kalam mulia, 2008), hlm. 432.
15 Karen Amstrong, islam sejarah singkat (Yogyakarta, penerbit jendela, 2002) hal. 8

Studi kasus; patung dan lukisanPage 8

moyang mereka, bahkan sebagaimana yang kita ketahui sahabat khulafa ar rsidn sebelum
masuk islam semuanya menyembah berhala kecuali sayidina Ali bin Abi Thalib makanya beliau
digelari karramallhu wajhah.
Melihat pada letak geografis arab yang dikelilingi padang, maka untuk mengandalkan
agraris sangatlah sulit, karna itu mereka mengandalkan perdagangan yang pada akhirnya sering
terjadi perang saudara karna adanya persaingan yang ketat. 16 Menunjang kehidupan sosial
mereka, mereka juga menyeimbangi dengan kehidupan spritual mereka yang nantinya menurut
mereka akan adanya kehidupan sosial yang baik ketika dibarengi dengan spritual mereka.
Tercatat beberapa berhala yang mereka sembah dalam spritual mereka : hubal. Lata, al manat, al
uzza, dan penyembahan berhala serta kepercayaannya pada hal ini sudah berlansung turun
temurun.
Datangnya islam yang nantinya akan menghapus budaya menyembah berhala itu pada
masa permulaan ternyata diterima dengan perlakuan kurang baik dari penguasa Qurays pada
masa itu, hal ini terlihat dari pengikutnya pada waktu itu yang terdiri dari kalangan bawah; budak,
para wanita dll, dan itupun ketika mereka mengikut ajaran Nabi mereka disiksa lantasan mengikuti
ajaran yang bertentanagn dengan warisan nenek moyang mereka yakni menyembah berhala atau
patung. Sebagai suatu konklusi dapat kita analogikan bahwa melihat dari keadaan sosial diatas,
wajar saja nabi melarang serta mengancam dengan azab yang pedih kepada sahabat untuk
menggambar, melukis atau mengoleksinya dengan adanya rasa khawatir Nabi mereka akan
terbayang kembali dengan melihat patung atau gambar itu kepada masa lalu mereka (menyembah
berhala), karna berhala yang dulunya mereka sembah itu adalah patung baik yang berbentuk
manusia maupun hewan.17 Mengingat sahabat baru masuk islam, yang imannya masih perlu
diperkuat terlebih dahulu maka wajar saja nabi menjauhkan mereka dari hal hal yang dapat
melemahkan keyakinan mereka, dan salah satunya pada masa itu adalah menjauhkan mereka
dari barang barang yang dapat merusak atau melemahkan iman mereka dan salah satunya yakni
patung.

16 Adapun perang saudara ini yang disebabkan karna persaingan dan berbedanya status social dengan datangnya
islam di ubah menjadi konsep ummah. Karen Amstrong, islam sejarah singkat (Yogyakarta, penerbit jendela, 2002)
hal.3
17 Syarah sunan ibnu majah dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah ( Solo: Pustaka Ridwana, 2004) juz.1 hal.
156

Studi kasus; patung dan lukisanPage 9

C. Ada apa dibalik pengharaman patung atau gambar?

Syeikh muhammad yusuf al Qardawi setidaknya menyebutkan beberapa point penting


dibalik pengharaman patung atau hikmah diharamkannya patung, yakni antara lain:
o

Untuk membela kemurnian tauhid, karna budaya patung itu adalah budaya kafir. Kalau kita
kembali pada sejarah kaum terdahulu seperti kaum wud, suwa, yaghuts, yauq dan nasr,
maka kita akan melihat bahwa mereka mwmbuat patung orang orang saleh yang
meninggal dunia, pada akhirnya mereka kuduskan dan mereka sembah jadikan tuhan,
mereka harapkan merka takuti dan tmpat merka meminta berkah. 18

Rahasia diharamkan patung bagi pemahatnya, sebab seorang pemahat patung atau
pelukis itu diliputi perasaan syok, karna seolah olah dia merasa sudah bisa menciptakan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau dia merasa sudah bisa menciptakan suatu
modifikasi baru. Yang akhirnya dikhawatirkan setelah patung itu dirampungkan, dia
bangga dengan buatannya itu sambil mengaguminya sehingga seolah olah dia berbicara
dengan buatannya itu.19 Hal inilah kemudian diancam oleh rasul dengan sabdanya:









20








o

Karna patung merupakan juga bagian dari suatu kemewahan (menjadi hiasan dalam
istana raja, atau rumah agung kerajaan, dll), maka ketika islam mengharamkan emas dan
perak jadi hiasan dan tidaklah mengapa diharamkannya patung. 21

D. KONTEKSTUALISASI

18 Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.134135
19 Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.135
20Imam Bukhari, Shahih Bukhari dalam CD Mausuah al Hadis al Syarif , Kitab al Libas, Bab. Adzab al Mushawirin
yaumul Qiyamah, no. 5495.
21 Yusuf al-Qaradhawi, halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, (Surabaya:bina ilmu, 1982), hlm.136

Studi kasus; patung dan lukisanPage 10

Penampilan merupakan salah satu wujud nyata bahwa seorang manusia itu dikatakan
melakukan kehidupan yang bersih, banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan kebersihan
maupuin penampilan tersebut baik pada diri sndiri maupun pada lingkungan tempat tinggalnya. Di
lingkungan dalam rumahnya misalnya manusia banyak mengoleksi lukisan atau gambar untuk
memperindah dinding temboknya atau sebagai sarana untuk menghilangkan penat kelelahannya
setelah seharian sibuk dengan karirnya. Fakta lain juga membuktikan bahwa hampir semua rumah
orang orang alim (kiyai, tuan guru dll) di dinding temboknya (kamar tamu, musholla dll) di tempeli
gambar atau lukisan para alim ulama yang terkenal, sebut saja: syaikh Abdul Qadir al jailny, wali
songo, dll. Terlepas dari apakah mereka ngepans atau memang dengan menempelkan sosok
yang dikagumi itu mereka akan memiliki satu figur spritual yang mungkin akan memotivasi
mereka untuk beribadah kepada Allah.
Sebagai sebuah kesimpulan dari adanya penomena diatas (rumak kiyai yang didalamnya
dihiasai gambar atau lukisan), hal ini terlepas dari apakah kiyai memahami hadits tentang larangan
mengoleksi gambar atau lukisan sesuai dengan riwayat dari nabi dengan kritis atau lainnya,
namun kiranya kita harus obyektif dan rasional (abid al jabiri;mauduiyah dan maquliyah) supaya
kita tidak terjebak dengan kungkungan turas, dalam arti menjadikan tradisi lebih kontekstual
dengan dirinya dan ini berarti memisahkan dirinya dengan kondisi kekinian kita 22. Jadi mungkin
saja mereka menganggap itu adalah hal yang wajar dan biasa saja karna mereka tidak
menyembah gambar atau lukisan itu melainkan mereka menjadikannnya sebagai motivator atau
figur spritual yang nantinya mereka dapa mengikuti jejaknya dalam meraih ketaatan ibadah kepada
Allah SWT.
Jadi kontekstualisasinya kiranya tidak berlebihan atau tidak mengapa kalau kita
mengatakan mengoleksi gambar atau patung pada masa sekarang boleh boleh saja (tidak
diharamkan), dengan catatan niat dan tujuannnya baik. Sebagai sebuah patokan, tidak mengapa
kalau orang muslim mengoleksi hal itu karna masa sekarang konteksnya berbeda dengan masa
lalu, dari segi keimanan orang muslim sudah lama mengenal islam tidak seperti pada masa
permulaan islam dulu, Jadi intinya kalau illat nya tidak ada (baca; hal 6) dan konteksnya berubah
maka tidaklah mengapa, namun tentunya pembolehan disini dalam tanda kutip adalah
22 Muhammad Abid alJabiri, at turas wa al hadasah: Dirasat Wa Munaqasah,( Beirut: Al markaz al saqafi al Arabi,)
1991. Hal 45 dan 48. Yang dikutip oleh: Indal Abror, memahami masa lalu pada masa kini dalam jurnal studi ilmu ilmu
Al Quran dan Hadits Vol.8, No.2, juli 2007, hal.305

Studi kasus; patung dan lukisanPage 11

pembolehan sifatnya biasa dalam arti jangan sampai melanggar etika dan norma yang ada dalam
masyarakat tempat kita tinggal.

III.

KESIMPULAN DAN PENUTUP


Larangan nabi mengharamkan patung atau gambar pada masa itu sangatlah relevan (abid

al jabiri:mauduuyah dan maquliyah) mengingat pada masa itu islam baru tumbuh, jadi wajar saja
nabi khawatir pengikutnya mengoleksi patung apalagi membuat patung yang nantinya akan
mengingatkan mereka pada ajaran mereka sebelumnya yang menyembah berhala, selain itu
budaya pada masa itu adalah menaruh patung di dalam rumah bukan sebagai hiasan tetapi
sebagai sesembahan.
Berlanjut pada konteks sekarang, kiranya tidak berlebihan kalau kita membolehkan
mengoleksi gambar atau patung, namun tentunya dengan koredor islam. Pembolehan disini bukan
secara radikal, dalam arti jangan berlebihan mentang mentang dioperbolehkan dengan semaunya
kita mengoleksi patung budha dikamar kita, nampaknya itu adalah suatu hal yang juga
bertentangan dengan etika. Pembolehan mengoleksi lukisan atau gambar dalam konteks ini
tentunya juga dibarengi dengan niat kita serta situasi kita dimana kita berada.
Sebagai sebuah kata terakhir dari penulis, dengan segala kekurangan yang ada di
makalah ini dan dengan kekurangan pemakalah juga dalam memprsentasikan makalah ini, maka
tiada kata yang yang pantas diucapkan melainkan kata maaf atas segala kakurangan, untuk itu
demi kemajuan kita pada umumnya dan pemakalah sendiri khususnya meminta masukan, saran
dan kritikan teman teman semua yang nantinya akan memotivasi pemakalah untuk lebih baik
dalam menopang tugas kuliah selanjutnya.

Studi kasus; patung dan lukisanPage 12

DAFTAR REFERENSI
Abror, Indal. memahami masa lalu pada masa kini dalam jurnal studi ilmu ilmu Al Quran
dan Hadits Vol.8, No.2, juli 2007, hal.305
Abu ala al mumabaokfuri, tukhfatul ahwadzi dalam DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah
Solo: Pustaka Ridwana, 2004
Amstrong, Karen. islam sejarah singkat Yogyakarta, penerbit jendela, 2002
Al-Qaradhawi, Yusuf. halal dan haram dalam Islam, terj. Muammal Hamidi, Surabaya:bina
ilmu, 1982
CD Mausuah al Hadis al Syarif , Shahih Bukhari. Global islamic software. 1991-1997
CD Mausuah al Hadis al Syarif , Shahih muslim. Global islamic software. 1991-1997
CD Mausuah al Hadis al Syarif , Musnad Ahmad bin Hambal. Global islamic software.
1991-1997
CD Mausuah al Hadis al Syarif , Sunan An Nasai. Global islamic software. 1991-1997
Hamzah al-Husaini al-Hanafi al-Damsyiqi, Ibnu. Asbb al-Wurd, terj. Suwarta wijaya
dan Zafrullah Salim, Jakarta Pusat:kalam mulia, 2008
DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah fath al bari li ibni hajar Solo: Pustaka Ridwana, 2004
DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah Syarh sunan ibnu majah Solo: Pustaka Ridwana,
2004
DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah Umdatul qura Solo: Pustaka Ridwana, 2004

Studi kasus; patung dan lukisanPage 13

DVD ROM al-Maktabah al-Syamilah umdatul qari syarh shahih bukhari Solo: Pustaka
Ridwana, 2004
Warson Munawwir, Ahmad. kamus al munawwir Surabaya, pustaka progresif, 1984

Studi kasus; patung dan lukisanPage 14

Anda mungkin juga menyukai