Anda di halaman 1dari 13

Bagian struktur film sinar x adalah : 1.

Supercoat, adalah lapisan dasar yang melindungi film yang umumnya disebut dengan lapisan anti gores. Supercoat terbuat dari gelatin yang dikeraskan. Fungsi dari supercoat untuk melindungi emulsi film terhadap gesekan dalam pemrosesan film. 2. Emulsi film, adalah lapisan yang rentan terhadap cahaya. Lapisan ini sensitif terhadap radiasi dan tersusun atas butiran perak halida, misalnya gBr dan

g!l. Butiran perak halida terikat dalam gelatin murni dengan tebal antara "# 1$ m. %elatin tersebut berfungsi untuk mengikat perak halida dan mencegah penggumpalan perak halida. &ebal emulsi film adalah $,$$1 inci '$,$$2" cm(. ). Substratum, adalah lapisan perekat antara emulsi film dengan dasar film. Fungsi dari substratum adalah untuk mencegah adanya gelembung udara atau perubahan bentuk film dalam pemrosesan film 'Carlton and Adler, 2001(. *. Alas film (film base), adalah lapisan dasar film. Film base ini terdiri atas polyester base setebal $,2 mm. Fungsi dari film base adalah sebagai penyangga emulsi film dengan lapisan#lapisan lainnya. Sifat#sifat film base adalah fleksibel, kuat, tidak mudah terbakar, ber+arna bening yang diberi +arna biru untuk memberi kenyamanan dalam pembacaan hasil radiograf dan kaku sehingga dapat dipasang pada viewer.

1 1 lapisan dasar, 2 1 lapisan emulsi, ) 1 lapisan perekat, * 1 lapisan pelindung

Gambar 2. Susunan film sinar x 'Meredit and Massey, 1!""(

III.3. Perak Bromida (AgBr) ,erak Bromida ' gBr( merupakan komponen penyusun emulsi film yang paling banyak dipakai. ,enggunaannya biasanya dikombinasikan dengan se-umlah kecil perak iodida. ,erak iodida -umlahnya sekitar 2#* . dari keseluruhan yang dapat meningkatkan sensitifitas film sehingga mengubah spektrum sensitifitasnya. !ampuran perak iodida dan bromida sering disebut sebagai emulsi iodo#bromida. ,erak Bromida ' gBr( dalam emulsi film berbentuk butiran dan mempunyai dua bentuk butiran utama, yaitu : 1. Butiran %lobular Butiran gBr berbentuk globular sering digunakan pada film yang blue gBr

sensitive. /arena pada film yang blue sensitive kemampuan butiran

untuk mengabsorbsi cahaya hanya mengabsorbsi sampai pada pan-ang gelombang cahaya biru. 0ntuk emulsi yang memerlukan kecepatan yang tinggi, misalnya untuk meningkatkan sensitifitas maka digunakan butiran gBr yang berbentuk bola padatan yang biasa disebut globular. Bentuk

globular mampu meningkatkan

absorbsi cahaya yang tinggi tanpa

menghasilkan ketidakta-aman terhadap film. 0ntuk meningkatkan kemampuan butir globular gBr hingga mampu

mengabsorbsi sampai pada pan-ang gelombang hi-au atau merah perlu ditambahkan bahan yang disebut dye sensitisin#. $ye sensitisin# ini akan mengabsorbsi hingga pan-ang gelombang yang lebih pan-ang sehingga elektron yang terabsorbsi akan membentuk gambaran pada film.

Gambar 3. Butiran globular pada emulsi film '%obert and Smit , 1!&&( 2. Butiran &abular Butiran tabular bukanlah suatu bentuk yang baru pada emulsi film. Bentuk butiran ini telah ada se-ak 123) dan biasanya digunakan pada film dengan resolusi +arna tinggi. Butiran tabular mempunyai susunan seperti yang ditun-ukkan pada %ambar *. dibandingkan dengan permukaan danya luas permukaan yang lebar butiran globular sehingga dapat

meningkatkan -umlah radiasi yang diserap. ,enggunaan butiran tabular mampu meningkatkan resolusi film, karena penggunaan butir tabular dapat menurunkan -umlah crossover film sinar x.

Gambar 4. Butiran tabular pada emulsi film '%obert and Smit , 1!&&( Butiran tabular mempunyai dua bentuk utama, yaitu: a. '(Mat Emulsions Film sinar x merek /odak adalah yang pertama kali memperkenalkan dan kemudian menggunakan bentuk butiran tabular &#4at pada emulsi filmnya. &#4at emulsions merupakan emulsi dengan butiran tabular yang homogen, berbeda dengan emulsi film menggunakan butiran tabular yang umumnya masih terdapat butiran globular pada emulsinya. /euntungan menggunakan '(Mat emulsions adalah butiran gBr mempunyai

kemampuan mengabsorbsi cahaya yang lebih baik -ika dibandingkan dengan butiran globular '%obert and Smit , 1!&&(. b. Structured 'win Emulsions Structured 'win 'S&( banyak digunakan pada film sinar x merek ,ada emulsi ini dilakukan penambahan area permukaan kristal gfa. gBr

dengan menggunakan dua kombinasi butiran tabular, oleh karena itu dinamakan Structured 'win. /euntungan menggunakan structured twin emulsions adalah mampu meningkatkan keta-aman film sinar x '%obert and Smit , 1!&&(.

III.2. Film Sinar X Film untuk pencitraan diagnostik dibedakan men-adi dua -enis, yaitu : 1. Film yang hanya diekspose oleh sinar x 'direct(e)posure film( atau kombinasi dari sinar x dan cahaya tampak 'screen film( yang disebut dengan film sinar x. Film pada -enis ini mempunyai dua emulsi pada kedua permukaannya, tetapi -uga ada yang mempunyai satu emulsi pada salah satu permukaannya. 2. Film yang hanya diekspose oleh cahaya sa-a. Film pada -enis ini mempunyai satu emulsi '*o n +all, 1!!0(. ,ertimbangan dalam memilih film sinar x yang akan digunakan untuk pencitraan diagnostik, antara lain: 1. /ontras Film Banyak produsen film yang mena+arkan film sinar x dengan berbagai tingkatan kontras film. Biasanya informasi mengenai kontras film dicantumkan pada kemasan film sinar x, misalnya medium contrast film, i# contrast film, atau i# er contrast film, Film sinar x dengan kontras tinggi akan menghasilkan perbedaan gambaran hitam dan putih yang -elas, sedangkan film dengan kontras rendah gambarannya akan terlihat abu#abu. ,erbedaan tingkat kontras film tergantung pada nilai #amma pada kur5a karakteristik. /ontras film yang tinggi akan mengandung gBr dengan

ukuran relatif lebih kecil -ika dibandingkan dengan kontras film yang rendah.

2. /ecepatan Film 'Speed) ,ada film sinar x ukuran dan bentuk gBr akan menentukan kecepatan film.

/ecepatan film ini akan berpengaruh pada sensitifitas film sinar x. 0ntuk mengoptimalkan kecepatan film, film sinar x biasanya menggunakan emulsi pada kedua sisi yang biasa disebut double emulsion, Speed dipengaruhi oleh ketebalan emulsi sehingga film sinar x dengan emulsi yang tebal maka film tersebut lebih sensitif, penggunaan emulsi pada dua sisi ' double emulsion( lebih sensitif daripada penggunaan emulsi pada satu sisi ' sin#le emulsion(, ukuran kristal gBr, konsentrasi kristal gBr, kesesuaian spektrum, daerah

sensitivity spec- per kristal, dan penyerapan energi radiasi oleh emulsi film. ., Crossover Crossover merupakan penyinaran pada emulsi film sinar x oleh cahaya yang berasal dari intensifyin# screen sisi yang berla+anan. Crossover dapat mengakibatkan gambaran yang menumpuk sehingga dianggap merugikan dalam pendiagnosaan oleh ahli radiologi. Crossover dapat dihindari dengan menggunakan film sinar x dengan emulsi yang mengandung butiran berbentuk tabular. /, Spectral matc in# ,enggunaan intensifyin# screen harus disesuaikan dengan -enis film sinar x yang digunakan, karena film sinar x mempunyai sensitifitas yang spesifik terhadap +arna#+arna tertentu. pabila menggunakan #reen emittin# screen gBr

maka film sinar x yang digunakan -enis #reen sensitive, 0, %eciprocity law

6ukum 7esiprositas menyatakan densitas optik suatu radiograf sebanding dengan total energi radiasi yang diberikan pada film ' +us on#, 2001(, sehingga nilai densitas tergantung pada energy radiasi yang terserap dalam emulsi dan tidak tergantung pada +aktu. %eciprocity law akan berpengaruh terhadap kecepatan film (speed) apabila +aktu penyinaran yang digunakan sangat pan-ang, seperti pada mammografi atau sangat pendek, seperti pada angiografi. 8leh karena itu pemilihan film sinar x harus disesuaikan dengan penggunaannya kemudian. 1, Safeli# ts Safeli# ts yang digunakan sebagai penerangan dalam kamar gelap harus sesuai dengan -enis film sinar x yang digunakan. 0mumnya cahaya merah digunakan sebagai safeli# ts dalam kamar gelap, karena mampu

mentransmisikan cahaya hingga pan-ang gelombang 3$$ nm sehingga aman digunakan pada film sinar x -enis blue sensitive maupun #reen sensitive, Bahan dasar penyusun film adalah perak bromida ' gBr( yang berbentuk butiran dalam emulsi film. pabila radiasi sinar x mengenai gBr, maka elektron dari ion Br# gBr dan tetap g: men-adi atom

akan terlepas dan terbentuk atom Br yang akan meninggalkan kristal berada dalam emulsi film. 9lektron yang terbebas akan menetralkan g. tom;atom g akan menumpuk dalam kristal

gBr sehingga membentuk bayangan

laten dalam film yang berfungsi sebagai latent ima#e center pada sensitivity spec-.

III.4. Pemrosesan Film Film yang telah terkena sinar x, agar dapat men-adi gambar yang permanen perlu diproses secara kimia. dapun tahapan pemrosesan film meliputi: 1.&ahap ,embangkitan ($eveloper) ,ada proses ini ter-adi perubahan ion g: men-adi atom g yang akan

menimbulkan +arna hitam pada gambar, artinya sudah terbentuk bayangan yang masih rentan terhadap cahaya. ,roses pembangkitan ini ter-adi dalam cairan de5eloper. Bahan utama cairan de5eloper ini adalah kombinasi dari ,henidone dan 6ydro<uinone ' ,= (. Sifat dari phenidone adalah mereduksi dengan cepat dan segera membangkitkan seluruh butir gBr yang terkena sinar x termasuk yang hanya

menerima sedikit radiasi dan kemungkinan menimbulkan dermatitis lebih kecil. Sifat dari hydro<uinone adalah kemampuan mereduksinya rendah sehingga tidak mereduksi gBr yang memperoleh radiasi sedikit. 2. &ahap ,embilasan (%insin#) ,roses ini berfungsi untuk menghentikan kegiatan pembangkitan yang berkelan-utan dan mencegah agar cairan de5eloper tidak terba+a ke dalam cairan fixer. Bahan pada proses rinsing ini adalah air ditambah asam ) ., yang berfungsi untuk menetralkan kembali film. ). &ahap ,enetapan (2i)er) Berfungsi untuk membuat bayangan laten men-adi gambar yang permanen, melarutkan gBr yang belum terkena sinar x, dan menghentikan

proses yang berkelan-utan oleh cairan de5eloper yang diserap emulsi film dan

sekaligus mengeraskan kembali emulsi film. Bahan utama cairan fixer ini adalah Sodium &hiosulfat atau monium &hiosulfat. *. &ahap ,embersihan (3as in#) ,roses ini berfungsi untuk menghentikan pemrosesan film secara keseluruhan sekaligus membersihan film dari cairan;cairan pemrosesan film. Bahan pada proses +ashing ini adalah air biasa. ". &ahap ,engeringan ($ryin#) ,roses ini berfungsi untuk mengeringkan film dari cairan;cairan prosesing film, dengan cara meniupkan uap panas pada permukaan film. III.1. Sensitifitas 4erupakan tingkat kepekaan film sinar x terhadap radiasi. 0ntuk mengetahui tingkat sensitifitas film sinar x terhadap radiasi dilakukan dengan metode sensitometri. 4etode ini untuk melihat hubungan antara eksposi dengan tingkat kehitaman film setelah melalui proses pencucian 'processin# film(. 4etode sensitometri merupakan pengukuran respon karakteristik atas eksposi dan pemrosesan film serta menge5aluasi densitas yang dihasilkan 'Carlton and Adler, 2001(, 4etode ini memerlukan emulsi fotografi pada film sinar x di ekspose dengan cahaya tertentu pada rentang +aktu tertentu dan kemudian diproses dengan kondisi terkontrol '%obert and Smit , 1!&&(. da dua metode yang dipakai dalam sensitometri, yaitu: 1. >engan cahaya sinar tampak ,ada metode ini film sinar x diekspose dengan sinar tampak yang intensitasnya diatur sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan tingkatan

densitas yang berbeda. 4etode ini dilakukan dengan menggunakan sensitometer. 2. >engan sinar x a. Sensitometri dengan step wed#e ?aitu dengan cara meletakkan step wed#e di atas kaset, kemudian kaset diekspose dengan sinar x. Setelah dilakukan pemrosesan film, maka dihasilkan film strip dengan tingkatan densitas. Langkah selan-utnya adalah mengukur densitas dan membuat grafik step wed#e yang terbuat dari aluminium yang dikalibrasi sehingga intensitas sinar x yang menembus masing#masing tingkatan akan memiliki perbedaan yang konstan 'Carlton and Adler, 2001(.

Gambar 1. 6asil keluaran sensitometri 21 step wed#e '%obert and Smit , 1!&&(

b. Sensitometri skala +aktu ?aitu dengan cara mengekspose film dengan faktor eksposi yang diubah#ubah. Faktor eksposi yang diubah adalah besaran +aktu, sementara besaran -arak, arus, dan tegangan tidak diubah. 6asil dari metode ini berupa film strip yang menun-ukkan tingkatan#tingkatan densitas.

,arameter#parameter yang berpengaruh terhadap sensitifitas adalah: 1. Speed film Speed film merupakan kemampuan film untuk merespon suatu nilai eksposi untuk menghasilkan densitas yang diinginkan '*o n, 1!&!( sehingga speed dapat dikatakan sebagai ukuran dari kepekaan film. Speed film mempengaruhi film sinar x dalam menerima faktor eksposi. Film sinar x dengan speed yang tinggi akan mencapai densitas dengan nilai faktor eksposi yang lebih rendah daripada film sinar x dengan speed rendah. Speed dipengaruhi oleh ketebalan emulsi sehingga film sinar x dengan emulsi yang tebal maka film tersebut lebih sensitif, penggunaan emulsi pada dua sisi ' double emulsion( lebih sensitif daripada penggunaan emulsi pada satu sisi 'sin#le emulsion(, ukuran kristal gBr, konsentrasi kristal gBr, kesesuaian spektrum, dan daerah

sensitivity spec- per kristal. 2. Bentuk gBr ,erak bromida ' gBr( dalam emulsi film sinar x berbentuk butiran, yaitu butiran globular dan tabular. Butir tabular berukuran relatif lebih besar dari butiran globular, dengan permukaan yang lebih rata sehingga mampu meningkatkan sensitifitas film. 9mulsi film dengan butir gBr yang heterogen menyebabkan menurunnya sensitifitas film.

). 0kuran gBr 9mulsi film sinar x dengan ukuran butir gBr kecil akan mengakibatkan gBr lebih sedikit daripada

-umlah radiasi yang lolos atau tidak mengenai ukuran butir sinar x. *. >istribusi gBr dalam emulsi film >istribusi

gBr yang besar, sehingga mengurangi -umlah absorbsi radiasi

gBr dalam emulsi film akan berpengaruh terhadap speed film

yang akan mempengaruhi sensitifitas film sinar x. 9mulsi film dengan -umlah gBr yang banyak akan mengakibatkan -umlah radiasi yang lolos lebih banyak daripada emulsi film dengan -umlah gBr sedikit. ". ,enambahan bahan sensiti4in# dye ,enambahan sensiti4in# dye dapat meningkatkan sensitifitas film sinar x. Seperti pada Film /odak yang menambahkan optical sensiti4in# dye sehingga mampu mengabsorbsi hingga pan-ang gelombang magenta '*o n +all, 1!!0(. ,ada butir globular ditambahkan suatu bahan yang disebut dye sensitisin# sehingga gBr mampu mengabsorbsi sampai pada pan-ang gelombang hi-au

atau merah '%obert and Smit , 1!&&(.

Anda mungkin juga menyukai