3.1.
Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka yang menggambarkan
dan mengarahkan asumsi mengenai elemen-elemen yang diteliti. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Hipertensi
3.2.
Definisi Operasional Variabel independen: hipertensi. Definisi operasional: hipertensi adalah pasien glaukoma yang mengidap hipertensi sesuai kriteria JNC VII dimana
pengukuran tekanan darahnya dilakukan dalam posisi berbaring oleh tenaga medis Poliklinik Mata RSUP Haji Adam Malik, Medan serta tidak memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya. Cara ukur: wawancara. Alat ukur: sfigmomanometer Nova. Skala pengukuran: nominal.
Variabel dependen: tekanan intraokuli pada glaukoma. Definisi operasional: tekanan intraokuli pada glaukoma adalah keadaan dimana terjadinya peningkatan atau tanpa peningkatan pada tekanan bola mata pasien glaukoma pada saat pengambilan data dan pengukurannya dilakukan dalam posisi berbaring oleh tenaga medis Poliklinik Mata RSUP Haji Adam Malik, Medan. Cara ukur: observasi. Alat ukur: tonometri Schiotz Skala pengukuran: nominal.
3.3.
4.1.
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan studi cross
sectional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertensi dengan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma dengan cara observasi dan pengumpulan data dilakukan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (point time approach) [Notoatmojo, 2010].
4.2.
4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik, Medan. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat jalan yang didiagnosis dengan glaukoma di RSUP H. Adam Malik. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut karena RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit pendidikan, pusat rujukan dan kunjungan pasien glaukoma ke RSUP H. Adam Malik juga banyak.
4.2.2. Waktu Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012. Pemilihan waktu penelitian dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, dana dan sumberdaya.
4.3.
4.3.1. Populasi Penelitian Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh pasien yang didiagnosis menderita glaukoma di poliklinik mata RSUP H. Adam Malik, Medan pada bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien yang berusia minimal 18 tahun yang didiagnosis dengan glaukoma ketika datang berobat jalan ke poliklinik mata RSUP H. Adam Malik, Medan tahun 2012.
4.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi terjangkau yang memenuhi unsur-unsur kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.
4.4.
4.4.1. Kriteria Inklusi Pasien yang didiagnosis dengan glaukoma baik memiliki riwayat hipertensi maupun tidak, oleh tenaga medis di poliklinik mata RSUP H. Adam Malik, Medan. Pasien berusia minimal 18 tahun yang didiagnosis dengan glaukoma oleh tenaga medis di poliklinik mata RSUP H. Adam Malik, Medan. 4.4.2. Kriteria Eksklusi Pasien anak-anak atau pasien yang berusia di bawah 18 tahun yang didiagnosis dengan glaukoma maupun glaukoma kongenital oleh tenaga medis di poliklinik mata RSUP H. Adam Malik, Medan. Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya (contoh: diabetes melitus, katarak dan lain-lain).
4.5.
Besar Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan cara
non probability sampling dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat memenuhi
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan teori dan pertimbangan para ahli (Wahyuni, 2007). Menurut Sastroasmoro (2007) dan Mukhtar (2011), jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan besar sampel untuk penelitian analitik kategori tidak berpasangan, yaitu:
(Z2PQ+ZP1Q1+P2Q2)2 (P1-P2)2
n=
dengan:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
n Z Z P Q P1 Q1 P2 Q2
= besar sampel minimum = deviat baku alpha = deviat baku beta = proporsi total = (P1+P2)/2 = 1-P = proporsi pada kelompok uji (kasus) = 1-P1 = proporsi pada kelompok standar (kontrol) = 1-P2
P1-P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna Pada penelitian ini ditetapkan nilai sebesar 0,2% (tingkat kepercayaan 80%) sehingga untuk uji hipotesis dua arah diperoleh nilai Z sebesar 1,28. Nilai yang digunakan adalah 0,2% atau dengan kata lain besarnya kekuatan (power) dalam penelitian ini adalah 80%, sehingga diperoleh nilai Z sebesar 0,84. Penentuan nilai P1 berdasarkan rujukan pada penelitian terdahulu menghasilkan angka sebesar 0,1. Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: n= (1,282.0,2.0,8+0,840,1.0,9+0,3.0,7)2 (0,1-0,3)2
n= 35,05
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 35,05 orang, dibulatkan menjadi 36 orang.
4.6.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung pada saat
proses penegakkan diagnosis glaukoma dan pengukuran tekanan intraokuli oleh tenaga medis poliklinik mata RSUP H. Adam Malik. Peneliti juga akan melakukan wawancara untuk mengetahui adanya riwayat hipertensi dari subjek penelitian. Kemudian peneliti juga harus menanyakan riwayat penyakit sistemik lainnya seperti diabetes melitus, katarak dan lain-lain untuk mempertimbangkan apakah subjek penelitian memenuhi unsur-unsur kriteria inklusi atau tidak.
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990 yang juga merupakan rumah sakit rujukan yang meliputi wilayah pembangunan A seperti Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau dan pada tanggal 6 September 1991 RSUP Haji Adam Malik Medan telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan penunjang non medis dan pelayanan non medis. Poliklinik Mata terletak di lantai 4 Gedung P.
5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini dikumpulkan selama periode Juli 2012 sampai Agustus 2012 dan diperoleh sebanyak 38 sampel. Semua data diperoleh melalui data primer yaitu wawancara secara langsung kepada responden atau pasien.
5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi usia responden sebagai berikut. Tabel 5.1. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Responden No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Umur Responden Jumlah 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 Total 2 2 3 7 5 10 8 1 38 Persentasi (%) 5.3 5.3 7.9 18.4 13.2 26.3 21.1 2.6 100
Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sampel terbanyak ada pada rentang usia 61-70 tahun (26.3%), dimana nilai mean-nya adalah 56.42 ( 56) dan median-nya adalah 60.5 (diantara responden berusia 60 dan 61).
5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi jenis kelamin responden sebagai berikut. Tabel 5.2. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Responden. No. 1 2 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Jumlah 18 20 38 Persentasi (%) 47.4 52.6 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh jumlah responden perempuan (52.6%) lebih banyak daripada laki-laki (47.4%).
5.1.2.3.Deskripsi Intraokuli
Sampel
Berdasarkan
Hasil
Pemeriksaan
Tekanan
Dari hasil penelitian juga didapati intepretasi hasil pemeriksaan tekanan intraokuli sebagai berikut. Tabel 5.3 Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Tekanan Intraokuli No. 1 2 Tekanan Intraokuli Meningkat Normal Total Jumlah 35 3 38 Persentasi (%) 92.1 7.9 100
Dari tabel 5.3. terlihat jumlah pasien yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli (92.1%) lebih banyak daripada pasien yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuli (7.9%).
5.1.2.4.Deskripsi Sampel Berdasarkan Riwayat Hipertensi Dari hasil penelitian dapat menggambarkan riwayat hipertensi sebagai berikut. Tabel 5.4. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Riwayat Hipertensi No. 1 2 Riwayat Hipertensi Ada Tidak ada Total Jumlah 21 17 38 Persentasi (%) 55.3 44.7 100
Berdasarkan tabel 5.4., pasien glaukoma yang mempunyai riwayat hipertensi (55.3%) lebih banyak daripada yang tidak mempunyai riwayat hipertensi (44.7%).
5.1.3. Hasil Analisis Data Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara hipertensi dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows yang akan menganalisis variabel dependen dan variabel independen. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan 38 responden akan dianalisis melalui uji hipotesis Chi Square dan didapat hasilnya sebagai berikut.
Intepretasi Tekanan Intraokuli Meningkat Riwayat Hipertensi Ada Jumlah Persentasi Tidak ada Jumlah Persentasi Total Jumlah Persentasi 20 52.6% 15 39.5% 35 92.1% Normal 1 2.6% 2 5.3% 3 7.9%
Total
Berdasarkan tabel 5.5., didapatkan bahwa jumlah responden glaukoma yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli dan memiliki riwayat hipertensi berjumlah sebanyak 20 orang (52.6%) sedangkan responden yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuli dan tidak memliki riwayat hipertensi berjumlah sebanyak 2 orang (5.3%). Kemudian sebanyak 1 orang (2.6%) mempunyai riwayat hipertensi tetapi tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuli sedangkan responden yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli tetapi tidak mempunyai riwayat hipertensi sebanyak 15 orang (39.5%).
Tabel 5.6. Nilai Ekspektasi Pada Pengujian Dengan Uji Hipotesis Chi-Square
Intepretasi Tekanan Intraokuli Meningkat Riwayat Hipertensi Ada Jumlah Nilai Ekspektasi Tidak ada Jumlah Nilai Ekspektasi Total Jumlah Nilai Ekspektasi 35 35.0 3 3.0 15 15.7 2 1.3 20 19.3 Normal 1 1.7
Total
21 21.0
17 17.0
38 38.0
Dari hasil perhitungan uji hipotesis Chi-Square diperoleh dua sel yang memiliki nilai ekspetasi di bawah 5, yaitu 1.7 dan 1.3. Hal ini menyebabkan uji hipotesis Chi-Square tidak dapat dipergunakan. Maka, sebagai alternatif dipergunakanlah uji hipotesis Fishers exact test (Wahyuni, 2007). Hasil output yang diperoleh adalah nilai p=0.577. Nilai p yang lebih besar dari 0.05 menyebabkan Ho dalam penelitian ini gagal ditolak. Ini berarti bahwa kemungkinan tidak adanya hubungan antara hipertensi dengan peningkatan tekanan intraokuli.
5.2.
Pembahasan Dari hasil analisis data penelitian, dijumpai lebih banyak responden yang
berjenis kelamin perempuan (52.63%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Uhm, et al. (1992). Hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Zarei, et al. (2011) dan Souza (2010) yang mendapatkan responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak.
Berdasarkan usia, jumlah responden terbanyak didapati pada usia di atas 40 tahun yaitu pada rentang usia 61-70 tahun (26.31%). Sama halnya pada penelitian yang lainnya, yaitu Chopra, et al. (2008), Zarei, et al. (2011), Souza (2010) dan Uhm, et al. (1992). Persamaan ini dikarenakan menurut data epidemiologi didapati penderita glaukoma lebih banyak pada penderita di atas 40 tahun (Perdami). Responden yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli (92.1%) lebih dominan daripada yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuli (7.9%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zarei, et al. (2011), Souza (2010) dan Chopra, et al. (2008) yang mendapatkan nilai tekanan intraokuli dalam batas normal. Pada hasil analisis data dengan menggunakan uji hipotesis Fishers exact, didapati jumlah penderita glaukoma yang memiliki riwayat hipertensi lebih banyak (55.3%) daripada yang tidak memiliki riwayat hipertensi (44.7%). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Langman, et al. (2005), Souza (2010) dan Uhm, et al. (1992) yang mendapatkan jumlah penderita glaukoma yang tidak memiliki riwayat hipertensi lebih banyak. Sedangkan sampel dengan riwayat hipertensi yang mengalami peningkatan tekanan intraokuli (52.6%) lebih banyak daripada yang tidak mengalami peningkatan tekanan intraokuli (2.6%). Hasil output yang memberikan nilai p> 0.05, menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan perubahan tekanan intraokuli pada glaukoma. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Souza (2010) dan Zarei, et al. (2011) dengan nilai p masing-masing adalah 0.74 dan 0.07. Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Leske, et al. (2002) didapati nilai p=0.01 dan nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma.
6.1.
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara hipertensi dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma di RSUP HAM, Medan Periode Juli-Agustus 2012.
6.2.
penelitian ini adalah: 1. Kepada pemerintah agar lebih aktif mensosialisasikan dampak aktif glaukoma dan mencanangkan program pemeriksaan dini guna mengurangi angka kebutaan akibat glaukoma. Selain itu juga penting untuk menghimbau dan mengajak masyarakat untuk bergaya hidup sehat sejak dini untuk menurunkan risiko hipertensi. 2. Kepada kalangan tenaga medis agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan sehingga angka kesakitan dan kematian akibat glaukoma dan hipertensi dapat berkurang. 3. Kepada masyarakat agar rutin memeriksakan kesehatannya meskipun tidak memiliki keluhan mengenai kesehatannya. 4. Kepada peneliti lainnya agar dapat menambah jumlah sampel, lama waktu penelitian ataupun mengubah variabel seperti
membandingkan nilai tekanan darah atau klasifikasi tekanan darah dengan nilai tekanan intraokuli.