Anda di halaman 1dari 34

Tara Fadhillah Natasha Astar

Preseptor : Prof.Dr.dr. Darwin Amir,Sp.S (K)

PENDAHULUAN

Tuli sensorineural mendadak dan vertigo positional paroxysmal jinak (BPPV) merupakan penyakit vertigo perifer yang paling umum. BPPV terhitung 20 sampai 30% dari semua penyakit vertigo (Dix dan Hallpike, 1952)

PENDAHULUAN

BPPV dapat terjadi sebagai penyakit primer atau idiopatik, namun dapat juga menjadi penyakit sekunder untuk beberapa penyakit telinga bagian dalam seperti tuli mendadak idiopatik, penyakit

Meniere, neuritis vestibular, iskemia sirkulasi


posterior atau komplikasi pasca operasi

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengeksplorasi karakteristik klinis dari vertigo positional paroxysmal jinak (BPPV)

terkait dengan tuli sensorineural mendadak


(SSHL) dan meningkatkan penegakkan diagnosis serta pengobatan.

Melalui analisis retrospektif dari 19 kasus dari Juni 2008 sampai Juni 2010

Departement of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, The third Affiliated Hospital, Sun Yat-Sen University, Guangzhou, Guangdong, China.

Kelompok kasus terdiri dari 19 pasien rawat inap di departemen penulis dari Juni 2008 hingga Juni 2009, terdiri dari 7 laki-laki dan 12 perempuan berusia 46-68 tahun, dengan usia rata-rata 54 tahun

19 kasus BPPV terkait dengan SSHL ini berisi 4 kasus BPPV kanal semisirkularis horizontal dan 15 kasus kanalis semisirkularis posterior yang didiagnosis dengan uji postural

Diagnosis dan pengobatan SSHL didasarkan pada standar sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh American Medical Association (2007)

Diagnosis BPPV didasarkan pada hasil Tes Dix-Hallpike dan uji roll, sesuai dengan standar dari American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery

Tes dilakukan secara rutin pada setiap pasien SSHL di departemen penulis dan pasien dengan hasil positif menerima Terapi reposisi setelahnya

Pasien dengan BPPV kanalis semisirkularis posterior menerima reposisi otolit menggunakan Epley manuver (Epley, 1980)

Pasien dengan BPPV kanal semisirkularis lateral diterapi dengan Barbecue roll manuver (Lempert dan Tiel-Wilck, 1996)

Pasien menerima setidaknya 6 bulan tindak lanjut setelah perawatan di rumah sakit.

Dalam kelompok ini, ada 12 perempuan dan 7 laki-laki. Dalam semua kasus, BPPV terjadi setelah SSHL, dimana 15 kasus kanalitiasis semisirkularis posterior (semua gangguan pendengaran telinga dalam) dan 4 kasus kanalithiasis semisirkularis horizontal (1 kasus cupulalithiasis telinga pendengaran) Dalam studi ini, semua pasien sembuh setelah 3 sampai 4 kali perawatan postur (Tabel 1 dan 2).

Tabel 1. 19 kasus didistribusikan dalam karakter yang terkait pendengaran yang berbeda. Period between BPPV and <14 day SSHL >14 day Type of acoustic curve Total deafness Flat type Hf type Lf type Y N Hearing loss side Opposite side PSC HSC Natural cure Reposition treatment 15 5 9 3 2 16 3 19 0 15 4 4 15

With spontaneous vertigo Otoconia side Semicircular canals Prognosis of BPPV

Tabel 2. Hubungan antara jenis kurva akustik dan sisi otoconia. Type of acoustic curve (n) Otoniac Side

PSC (n)

HSC (n)

Total deafness
Flat type Hf type Lf type

5
9 3 2

5
8 1 1

0
1 2 1

PEMBAHASAN

Dari studi struktur anatomi, vestibular dan koklea memiliki hubungan yang dekat,

misalnya, sekitar 28-57% dari pasien yang


memiliki Tuli sensorineural mendadak (SSHL),

juga memiliki gejala vestibular (Rauch, 2008)

PEMBAHASAN
Beberapa kasus BPPV merupakan kasus primer, tidak ada faktor pencetus yang jelas, dan beberapa dari BPPV merupakan kasus sekunder yang bersamaan dengan terjadinya SSHL di beberapa kasus.

PEMBAHASAN
Dalam tulisan ini, setelah studi dari 19 kasus BPPV terkait dengan SSHL, fitur klinis dari BPPV sekunder dirangkum

dan dibahas sebagai berikut:

BPPV sekunder terjadi pada pasien SSHL dengan vertigo spontan

BPPV terjadi dalam waktu 2 minggu setelah SSHL

BPPV terjadi terutama pada kanalis semisirkularis

posterior SSHL

Beberapa dapat sembuh sendiri, sebagian dapat disembuhkan dengan perawatan reposisi

BPPV sekunder terjadi pada pasien SSHL dengan vertigo spontan


Dalam studi ini, 16 dari 19 pasien mengalami serangan vertigo spontan setelah gangguan pendengaran

Untuk 16 kasus tersebut, BPPV terutama terjadi setelah gejala vertigo spontan menunjukkan remisi.

Harus ada beberapa faktor-faktor


tertentu yang mempengaruhi koklea maupun vestibular dimana SSHL terjadi spontan dan verstibular serta koklea berkaitan erat dalam studi struktur anatomi.

Xin et al. (2010) percaya bahwa terjadinya vertigo spontan setelah SSHL disebabkan oleh buruknya kompensasi vestibular perifer setelah adanya lesi telinga dalam.

otak dan batang otak dengan cepat


melakukan adaptasi fisiologis dan kompensasi untuk sinyal statis asimetris dari dua organ vestibular perifer sehingga vertigo spontan biasanya akan remisi dalam waktu

singkat.

BPPV terjadi dalam waktu 2 minggu setelah SSHL

Semua pasien dalam penelitian ini mengalami BPPV setelah mereka menderita gangguan pendengaran, dan 15 dari 19 pasien memiliki BPPV dalam 2 minggu setelah SSHL, 4 kasus lainnya terjadi pada satu atau dua bulan setelah SSHL

struktur otolith berbeda dari sel-sel


rambut telinga, dimana rambut telinga bagian dalam lebih sensitif terhadap berbagai faktor yang mungkin mengarah ke SSHL

Berbeda dengan vertigo spontan, vertigo positional disebabkan karena metabolisme abnormal dari struktur otolith dan lepasnya otolith jika dikembangkan lebih lanjut, disebabkan oleh faktor SSHL.

perubahan patologis otolith ini memerlukan periode waktu yang lebih lama untuk berkembang sehingga vertigo positional sering terjadi setelah vertigo spontan.

BPPV terjadi terutama pada kanalis semisirkularis posterior SSHL


15 dari 19 kasus adalah otolitiasis dalam kanalis semisirkularis

posterior pada telinga dengan gangguan pendengaran dan


4 dari 19 kasus adalah otolitiasis yang terletak di kanalis semisirkularis horizontal pada telinga dengan gangguan pendengaran.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa SSHL dengan vertigo


terkait dengan gangguan sirkulasidi telinga dalam (Wu et al. 2010).

koklea dan kanalis semisirkularis posterior dipasok oleh arteri yang sama, kurangnya suplai darah ke daerah ini dapat menyebabkan perubahan iskemik untuk fungsi fisiologis koklea dan kanalis semisirkularis posterior

H Rambold juga percaya bahwa BPPV di


kanalis semisirkularis posterior dapat dikaitkan dengan sirkulasi darah abnormal di telinga dalam (Rambold et al., 2004)

Dapat juga karena degenerasi ligamen spiral, stria vaskularis, sakula dan selsel rambut dan perubahan patologis dari infeksi telinga dalam seperti hidrolabirin.

Beberapa dapat sembuh sendiri, sebagian dapat disembuhkan dengan perawatan reposisi

Pengamatan klinis menemukan bahwa beberapa BPPV menunjukkan kecenderungan untuk sembuh

sendiri dalam suatu periode waktu yang singkat dan


mayoritas BPPV terkait dengan SSHL menunjukkan hasil yang memuaskan setelah 1 sampai 3 kali terapi reposisi.

karena gangguan sirkulasi darah telinga

dalam atau infeksi telinga dan mekanisme


lain yang mungkin menyebabkan kerusakan telinga dalam maka pengobatan aktif diberikan untuk meningkatkan mikrosirkulasi pada pasien dan pengobatan kortikosteroid sistemik dan pengobatan aktif lainnya

kombinasi dengan reversibilitas struktur otolit yang mempunyai kemungkinan untuk sembuh diri setelah infeksi virus.

Itulah dua alasan utama untuk hasil yang baik dalam terapi reposisi

DIX HALLPIKE EPLEY MANUVER BBC ROLL Vertigo Treatment - Canalith Repositioning Maneuver for Right BPPV

Anda mungkin juga menyukai