Anda di halaman 1dari 48

Presentasi Kasus Demam Berdarah Dengue

Disusun Oleh : Dias Nuzulia Afriani


Pembimbing : dr. Didiet Pratignyo Sp.PD FINASIM

Presentasi kasus
Identifikasi Nama Umur Agama Alamat Pekerjaan
Tanggal masuk RSUD

: Ny. S : 48 tahun : Islam : Cilegon : IRT


: 5 Januari 2014

Keluhan utama : Demam sejak 3 hari smrs

Keluhan tambahan : Mual, Muntah, sesak

Riwayat Penyakit Sekarang

Os mengeluh BAB keras, berdarah sedikit Keluar benjolan dari anus dan masih bisa dimasukkan lagi

31 Juli 201
Os mengeluh BAB masih keras, darah (-) Benjolan tidak dapat dimasukkan lagi

Os datang ke IGD RSUD Cilegon dengan keluhan keluar benjolan dari anus yang tidak bisa dimasukkan lagi, sakit, perih.

30 Juli 2013

1 Agustus 2013

Riwayat penyakit terdahulu

Darah tinggi (-), asma (-), kencing manis (-), alergi obat (-)

Riwayat penyakit keluarga

Darah tinggi (-), asma (-), kencing manis (-) Tidak ada yang menderita gejala seperti ini pada keluarga tetapi ada pada tetangga

Pemeriksaan Status Present KU : Lemah KS : Compos mentis TD : 70/40 mmHg Nadi : 108 x/menit Reguler Pernafasan : 26 x/menit Reguler Suhu : 370 C
Status Generalis
Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-) Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) Jantung : Bunyi Jantung I-II Reguler, Murmur (-) dan Gallop (-). Paru : Suara Nafas Vesikuler, Rhonki (-), Wheezing (-). Abdomen : supel, bu (+) NTE (+) hepatosplenomegaly (-) Ekstremitas : Akral hangat, tidak ditemukan edema dan varises. Petekie (+)

Pemeriksaan Lab
05 Januari Hemat ologi GDS Hb Ht WBC 152 12,7 36,4 % 5.450 11,0 31,8% 8.130 11,2 31,9% 5.020 14 18 gr/dl 40 48 % 5.000 10.000 /uL Platelet 79.000 81.000 100.000 150.000 450.000/uL 06 Januari 07 Januari NORMAL

Pemeriksaan Lab
Fungsi Hati SGPT 85 0 37 U/l 0 41 U/l

SGOT

50

Fungsi

ginjal
Ureum 45 17-43 mg/dl

Creatinin Elektrolit Natrium Kalium Clorida

1.0

0,7 -1,1

130,0 3,5 94,5

135-155 mmol/l 3,6-5,5 mmol/l 95-107 mmol/l

Pemeriksaan Lainnya..

Rontgen Thorax 06/01/2014 : Kesan Cardiomegali EKG 05/01/2014 : Kesan Sinus Takikardi

Diagnosis :
DBD grade III

Tatalaksana : UGD 05/01/2014 O2 2-4 lpm IVFD NaCL loading 2000 cc ---Cek Ulang TD --- 90/60mmHg RR= 88x/m IVFD 2 line - RL 40 tpm Loading Fimahes 1 kolf ---- Cek ulang TD --- 90/60 mmHg RR= 98x/m IVFD 2 line - RL 40 tpm & NaCL 250cc + dopamin 1 ampul 10 tpm Inj Ranitidin 2x1 Aviter 3x1 Sanmol tab 3x1 (k/p) Pasang DC lalu monitor urine DPR ulang /24 jam
Pantau TTV

Prognosis - Quo ad vitam : ad malam - Quo ad functionam : ad bonam - Quo Sananctionam : ad bonam

Senin, 06 Januari 2014

R: 22x/menit

TD: 80/60 mmHg


N: 90x/menit S: Badan terasa lemas, demam (-), mual (+) O: oKU: TSS oKS: CM

S: 36,5 C

A:

P:

DHF Grade III Non farmakologis : -Tirah baring Farmakologis : IVFD RL 40 tpm IVFD NS 250cc + dopamin 1 ampul 15 tpm

muntah (-), nafsu makan , oKepala: Normocephale BAB (+) BAK (+) tidak oMata: CA (-/-) SI (-/-)

ada keluhan. Kepala masih oTHT: dbn terasa pusing. Sesak (-) oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-)

oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-)


oAbd: buncit, tegang, pelebaran vena (-), BU (+), shifting dullness (), splenomegaly (-), hepatomegaly (), undulasi (-), NT (+) epigastrik. o Eks: Edema (-), akral hangat.

Inj Ranitidin 2 x 1
Oral Paracetamol 3X1(k/p) Curcuma 3X1

Selasa, 07 Januari 2014 TD: 100/70 mmHg N: 84x/menit S: O:

R: 22x/menit S: 36,5 C

A: DHF Grade III

P: Non farmakologis :

Badan terasa lemas, demam oKU: TSS (-), mual (+) muntah (-), nafsu makan mulai membaik, BAB (+) BAK (+) tidak ada keluhan. oKS: CM oKepala: Normocephale oMata: CA (-/-) SI (-/-) oTHT: dbn

dengan perbaikan -Tirah baring Farmakologis : IVFD RL 30 tpm Inj Ranitidin 2 x 1 Oral Paracetamol 3X1(k/p) Curcuma 3X1

Kepala masih terasa pusing. oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-) Sesak (-) oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-) oAbd: buncit, tegang, pelebaran vena (-), BU (+), aorta abdominalis tidak terdengar, shifting dullness (-), splenomegaly (-), hepatomegaly (-), undulasi (-), NT (-) epigastrik. o Eks: Edema (-), akral hangat.

Rabu, 08 Januari 2014 TD: 110/70 mmHg N: 84x/menit S: Demam (-), mual (-), nafsu makan baik, BAB mencret O: oKU: TSS oKS: CM

R: 22x/menit S: 36,8 C

A: DHF Grade III dengan perbaikan

P: Non farmakologis : -Tirah baring Farmakologis : IVFD RL 30 tpm Oral Paracetamol 3X1(k/p) -Curcuma 3X1 BLPL

(-), pusing (+) , BAK dirasa oKepala: Normocephale normal. oMata: CA (-/-) SI (-/-) oTHT: dbn oCor: BJI-BJII regular, G(-), M(-) oPulmo: SNV, rh (-/-), wh (-/-) oAbd: buncit, tegang, pelebaran vena (-), BU (+), aorta abdominalis tidak terdengar, shifting dullness (-), splenomegaly (-), hepatomegaly (-),

undulasi (-), NT (-) epigastrik.


o Eks: Edema (-), akral hangat.

DEFINISi

Demam dengue/DD dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik

DBD dibedakan dari DD berdasarkan adanya peningkatan permeabilitas vaskuler dan bukan dari adanya perdarahan

EPIDEMIOLOGI

Epidemik dengue adalah masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste yang beriklim tropis dan berada di daerah ekuator dimana Aedes aegypti berkembang biak, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Gambar 1 : Negara dengan resiko transmisi dengue (WHO, 2008)

Dengue in South East Asia


WHO 1997 During most of the 1980s, in the endemic countries of China, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, and Vietnam. Thailand (174.285 cases in 1987). Vietnam (354.517 cases in 1987).
WHO 2009 Epidemic dengue is a major public health problem in Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand and Timor-Leste. Thailand 58.836 cases were reported from January to November 2007. Indonesia 150.000 cases reported in 2007. 25.000 cases reported from Jakarta and West Java Fatality rate 1%

ETIOLOGI

VIRUS DENGUE

Gambar 2 : Virus Dengue ( Smith, 2002 )

Arthropod Borne Virus (Arbovirus) Genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Diameter 30nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal berat molekul 4x106 4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN4.

VEKTOR

Bagan 1 : Daur hidup nyamuk Aedes aegypti

CARA PENULARAN

Aedes aegypti Hidup di daerah tropis, vektor di perkotaan, terutama hidup

Aedes albopictus Di pedesaan, habitatnya di air

dan jernih, biasanya di sekitar rumah atau

berkembang biak di dalam rumah yaitu pohon-pohon, dimana tertampung air di tempat penampungan air jernih atau hujan yang bersih seperti pohon pisang, tempat penampungan air sekitar rumah. pandan dsb.

Menggigit pada waktu pagi dan sore hari Jarak terbang 100 m

Menggigit pada waktu siang hari

Jarak terbang 50 m

Tabel 1 : Perbedaan sifat Nyamuk Aedes aegypti dan Nyamuk Aedes albopictus

TRANSMISSION
1.Transmisi virus dengue ke manusia melalui saliva nyamuk.

2.Replikasi virus pada target organ: limfnodi (jaringan dekat titik inokulasi) dan hati (sel kuffer). 3.Virus yang dilepaskan akan masuk sirkulasi darah untuk menginfeksi sel darah putih dan jaringan limfatik.
4.Virus yang dilepaskan (keluar) dari jaringan tersebut, masuk ke sirkulasi darah .

5. Nyamuk (lain) menghisap darah yang mengandung virus dengue (tertular). 6.Virus replikasi (berkembang) di perut (midgut) nyamuk, ovarium, jaringan syaraf, lemak, kemudian ke rongga tubuh, selanjutnya menuju ke kelenjar ludah (saliva). 7. Virus berkembang di kelenjar ludah, jika nyamuk menghisap darah orang lain, siklus penularan (penularan) berlanjut.

MANIFESTASI KLINIS

Demam Dengue

Tersangka dengue : Demam akut disertai dua atau lebih manifestasi berikut Sakit kepala Nyeri retroorbital Myalgia Athralgia Rash Manifestasi pendarahan Leukopenia Serologis : HI antibody titer > 1280, IgG dan IgM pada fase akut dan konvalesen Castelanis sign

Pasti dengue : Kriteria lab Isolasi virus dengue dari serum atau autopsi Peningkatan 4 x IgG atau IgM titer pada antigen virus diserum Penemuan antigen virus pada autopsi jaringan, serum, CSF dengan metode immunohistokima, imunofloresensi atau ELISA Deteksi genom virus pada autopsi jaringan, serum atau CSF dengan PCR

Demam Berdarah Dengue

Kriteria Klinis Demam akut 2-7 hari, kadangkadang bifasik Kecenderungan pendarahan berupa : Tes tourniquet positif Ptekie, ekimosis, purpura Pendarahan mukosa, saluran

Kriteria lab Trombositopenia <100.000/ mm3 Bukti kebocoran plasma dan peningkatan permeabilitas vaskular dengan manifestasi : Peningkatan Ht> 20 % dari baseline sesuai umur dan jenis kelamin pada populasi tersebut Penurunan Ht> 20% setelah terapi cairan Tanda kebocoran plasma berupa efusi pleura, asites dan hipoproteinemia

cerna, tempat penyuntikan Hematemesis atau melena


Hepatomegali

Diagnosis klinis ditegakkan bila didapatkan >2 gejala klinis dengan trombositopenia dan hemokonsentrasi.

Dengue Shock Syndrome (DSS)

Seluruh kriteria DBD ditambah tanda-tanda kegagalan sirkulasi berupa :

Nadi lemah, cepat dan kecil

sampai tidak teraba Tekanan nadi < 20 mmHg Tekanan darah turun Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung, jari, kaki) Sianosis sekitar mulut

DF/DHF DF

GRADE

SYMPTOMS Fever with two or more of following: Headache Retro orbital pain Myalgias Arthralgias

LAB Leucopenia, occasionally thrombocytopenia may be present. No e o plasma loss.

DHF DHF DHF*

I II III

Above signs plus positive tourniquet sign Above signs plus spontaneous bleeding Above signs plus circulatory failure (weak pulse, hypotension, restlessness)

Thrombocytopenia < 100 000; Hct rise 20% Thrombocytopenia < 100 000; Hct rise 20% Thrombocytopenia < 100 000; Hct rise 20%

DHF*

IV

Profound shock with undetectable BP and pulse

Thrombocytopenia < 100 000; Hct rise 20%

Grafik 2 : Demam Bifasik pada Demam Berdarah Dengue

Grafik 3 : Kurva suhu pada demam berdarah dengue, saat suhu reda keadaan klinis pasien memburuk (syok)

DD ++ +++ + ++ ++ ++ + + ++

MANIFESTASI KLINIS NYERI KEPALA MUNTAH MUAL NYERI OTOT RUAM KULIT DIARE BATUK PILEK LIMFADENOPATI

DBD + ++ + + + + + + +

+
+ ++++ ++ + ++ -

KEJANG
KESADARAN MENURUN OBSTIPASI UJI TORNIQUET POSITIF PETEKIE PERDARAHAN SALURAN CERNA HEPATOMEGALI NYERI PERUT TROMBOSITOPENIA SYOK

+
++ + ++ +++ + +++ +++ +++ +++

Tabel 2 : Manifestasi klinis DD dan DBD

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Hiponatremia paling sering terjadi pada pasien DHF atau DSS Asidosis metabolik ditemukan pada pasien dalam keadaan syok, dan harus dikoreksi secepatnya Kadar urea nitrogen darah meninggi

Perubahan metabolik :
Pada pemeriksaan darah ditemukan : Leukopenia pada akhir fase demam Limfositosis biasanya terlihat sebelum fase syok Hematokrit meningkat >20% (hemokonsentrasi), harus dimonitor setiap 34 jam pada kasus DHF atau DSS Trombosit <100000 (trombositopenia)

Kelainan koagulasi :

Masa protrombin memanjang Masa tromboplastin parsial memanjang Kadar fibrinogen turun dan peningkatan penghancuran fibrinogen merupakan petanda DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)

Pemeriksaan fungsi hati :

Kadar transaminase meningkat Kadar albumin rendah, dapat menjadi tanda adanya hemokonsentrasi

ULTRASONOGRAFI RONTGEN THORAX PENCITRAAN

SEROLOGIS

Uji hemaglutinasi inhibisi (Haemagglutination Inhibition test : HI test) Uji komplemen fiksasi (Complement Fixation test : CF test) Uji neutralisasi (Neutralization test : NT test) IgM Elisa IgG Elisa

RUMPEL LEED

positif jika terdapat lebih dari 20 petechiae dalam lingkaran

DIAGNOSIS BANDING

Chikungunya

ITP

Kriteria Pasien Diperbolehkan Pulang


Bebas panas sedikitnya 24 jam tanpa pemakaian obat antipiretik Nafsu makan membaik Tampak perubahan klinis Output urin baik Ht stabil Melewati 2 hari setelah syok Tidak ada distres pernafasan karena efusi pleura atau asites Trombosit > 50000

KOMPLIKASI

ENSEFALOPATI DENGUE KELAINAN GINJAL EDEMA PARU

PROGNOSIS

TIDAK DISERTAI RENJATAN 2436 JAM

Baik

DISERTAI RENJATAN DAN > 36 JAM

Buruk

PENCEGAHAN

Fogging

Edukasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Asih Y. S.Kp. Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian.World Health Organization. Edisi 2. Jakarta. 1998. 2. Hadinegoro S.R.H, Soegijanto S, dkk. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan:Jakarta; 2004. 3. Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatric. Ed 18. Saunders. 2007. 4. Purnama, S. Gede. 2010. Pengendalian Vektor DBD. Denpasar : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. 5. Samsi TK. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue di RS Sumber Waras. Cermin Dunia Kedokteran 2000; 126 : 5-13 6. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi Kedua. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia 7. Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003. Surabaya : AirlanggaUniversity Press 2004.h.1-9 8. Suhendro dkk.Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Juni 2006. Hal. 1709-13. 9. World Health Organization.Dengue hemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control. Second Edition. Geneva: WHO; 1997. 10.World Health Organization.Dengue hemorrhagic fever. Guideline for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. WHO; 2009. 11.WHO. 2011. Conprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorraghic Fever. India : WHO

Anda mungkin juga menyukai