Hordeolum Internum Palpebra Oculi Sinistra Superior Acakadut
Hordeolum Internum Palpebra Oculi Sinistra Superior Acakadut
LOGO
www.themegallery.com
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Palpebra berfungsi untuk
memproteksi mata dan mempertahankan film air mata sera drainase air mata. adanya gangguan pada palpebra dapat mnyebabkan terganggunya fungsi-fungsi tersebut. Salah satu gangguan pada palpebra adaah hordeolum. Hordeolum adalah peradangan supuratif, purulen dan terlokalisir pada satu atau lebih kelenjar sebasea (Meibomian dan Zeisian) palpebra.
Tujuan
Untuk mengetahui cara penegakkan
TINJAUAN PUSTAKA
Vaskularisasi arteri berasal dari arteri karotis interna melalui arteri oftalmika dn arteri infraorbita, arteri karotis eksterna melalui arteri fasialis dan arteri temporalis superfisialis, membentuk sirkulasi kolateral yang besar. Vaskularisasi vena berasal dari palpebra superior dan inferior menuju vena angularis di kantus medial.
Persarafan terdiri dari dua saraf motorik untuk menggerakkan palpebra, yaitu N.III yang mempersarafi musculus levator palpebra untuk mengangkat palpebra superior dan musculus ectus inferior. N.VII mempersarafi musculus orbicularis oculi. N.V untuk sensas palpebra. Palpebra superior dipersarafi oleh nervu oftalmikus. Cabang utama nervus oftalmikus yaitu, nervus lakrimalis, nervu supraorbita, nervus supratroklearis, dan nervus infratroklearis.
HORDEOLUM
DEFINISI
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses.
Etiologi
Sebagian besar hodeolum disebabkan
Patofisiologi
Infeksi Stphylococcus aureus pada kelenjar palpebra akan menyebabkan terbentuknya nanah di dalam lumen kelenjar. Kelenjar yang terkena pada umumnya adalah kelenjar Meibom, Zeis dan Moll. Pada awal perjalanan penyakit, terjadi pengecilan lumen yang diakibatkan oleh infeksi tersebut. Dengan diameter lumen yang lebh kecil, akan terjadi statis dari sekresi kelenjar, sehingga akan menimbulkan infeksi sekunder dan terbentuk pus di dalam kelenjar
Gejala klinis
Gejala utama pada hordeolum adalah
nyeri, merah dan bengkak. Intensitas nyeri mencerminkan pembengkakan palpebra. Hordeolum interna dapat menonjol ke kulit atas ke permukaan konjungtiva. Hordeolum eksterna selalu menonjol ke arah kulit.
Faktor risiko
Diabetes Penyakit lainnya yang melemahkan
daya tahan tubuh Blefaritis kronik Seboroik Hiperlipidemia Riwayat Hodeolum sebelumnya
DD
Hordeolum eksterna Definisi Hordeolum interna Infeksi kelenjar Zeis atau Moll di Infeksi kelenjar Meibom di palpebra palpebra Etiologi Lokasi Staphylococcus aureus Mengarah ke permukaan kulit Staphylococcus aureus Mengarah ke konjungtiva atau ke permukaan kulit Gejala Nyeri, merah, edem, nyeri tekan, Nyeri, merah, edem, nyeri tekan, mobile, mobile, mengganjal Komplikasi Blefaritis Selulitis Terapi Epilasi Kompres air hangat 3-4x /hari selama 10-15 mengganjal Selulitis
Kompres air hangat 3-4x /hari selama menit 10-15 menit Antibiotik oral Insisi Antibiotik oral Insisi
TATALAKSANA
Penatalaksanaan pada hordeolum internum dapat berupa farmakologi dan nonfarmakologi. Untuk terapi farmakologinya adalah dengan pemberian antibiotik lokal tetes mata tetrasiklin 3x1hari 1 tetes. Terapi non farmakologik dapt berupa kompres air hangat 3-4x/hari selama 10-15 menit. Untuk mengurangi peradangan.
PEMBEDAHAN
Lakukan drainase dengan sayatan di
lokasi mass, dengan menggunakan jarum 18-auge atau pisau #11. Sayatan internal harus dilakukan secara vertikal, sayatan eksternal harus dibuat secara horizontal untuk mengoptimalkan sisi kosmetiknya. Pegang lesi dengan penjepit. Setelah dilakukan kuretase, berikan salep antibiotik
Pencegahan
Untuk pencegahan hordeolum, perlu
untuk menjaga higienitas mata dan meningkatkan daya tahan tubuh. Biasakan selalu mencuci tangan sampai bersih dan jangan sering menggosok mata.
Prognosis
Quo ada visam
: ad bonam Quo ada sanam : dubia ad bonam Quo ada vitam : asd bonam Quo ada cosmeticum : ad bonam Hordeolum sering sembuh spontan. Sering terjadi hordeolum berulang. Dan jarang terjadi komplikasi berupa infeksi sistemik.
KASUS POLI
Identitas
Nama : Ny. R Jenis kelamin : Perempuan Umur : 24 Tahun Alamat : Desa Kembaran kulon RT 04/ RW 03 Purbalingga Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA No.RM : 206957 Tanggal pemeriksaan : 27 Januari 2014
Anamnesa
Pasien datang ke RS Wijaya Kusuma pada tanggal 27 Januari 2013 dengan keluhan kelopak mata kiri bagian atas bengkak seperti ada benjolan sejak 2 hari yang lalu. Benjolan tersebut sakit bila ditekan, berwarna kemerahan dan terasa gatal. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa mengganjal dan pegal pada kelopak matanya. Benjolan tersebut berbentuk bulat, dengan ukuran diameter sebesar 2mm..
Pasien masih dapat melakukan aktvitas seperti biasa. Pada riwayat penyakit dahulu pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Pasien menyangkal mempunyai tekanan darah tinggi, sakit gula. riwayat trauma dimana pasien sering mengucek-ngucek matanya ketika awal terasa gatal pada kelopak mata kiri. Pada riwayat pengobatan, pasien belum pernah diberikan terapi apapun untuk menangani benjolan pada kelopak mata kiri atas yang sedang dialami saat ini
Status pasien
Keadan umum
OCUUS DEXTER 1.0 Tidak dilakukan VISUS VISUS DENGAN KACAMATA SENDIRI Tidak dilakukan Bergerak ke segala arah Trikiasis (-) Hiperemis (-) ptosis (-) edem (-) eksotropion (-) entropion (-) VISUS KOREKSI BOLA MATA SILIA PALPEBRA SUPERIOR
Tidak dilakukan Bergerak ke segala arah Trikiasis (-) Hiperemis (+) ptosis (-) edem (+) massa (+) bentuk bulat, diameter 2mm, kemerahan, immobile, pada perabaan hangat
Hiperemis (-) ptosis (-) edem (-) eksotropion (-) entropion (-)
PALPEBRA INFERIOR
Hiperemis (-) ptosis (-) edem (-) eksotropion (-) entropion (-)
Hiperemis (-) papil (-) folikel (-) Injeksi kojungtiva (-) injeksi siliar (-)
KONJUNGTIVA PALPEBRA
KONJUNGTIVA BULBI
Putih , ikterik (-) Jernih, edem (-), hiperemis (-) Dalam Coklat Bulat, sentral, reguler, diameter 3mm, refleks direct dan indirect (+)
SKLERA KORNEA
Dalam Coklat Bulat, sentral, reguler, diameter 3mm, refleks direct dan indirect (+)
Tidak dilakukan
REFLEKS FUNDUS
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
KORPUS VITREUS
Tidak dilakukan
Normal palpasi
TEKANAN INTRAOKULAR
Normal palpasi
Lancar
Lancar
RINGKASAN
Keluhan utama : benjolan di kelopak mata kiri sejak 2 hari yang lalu Keluhan tambahan : kelopak mata terasa gatal dan kemerahan, terasa pegal dan mengganjal, bila bejolan ditekan terasa nyeri. RPD : tidak pernah mengalami keluhan yang serupa RPK : tidak ada keluhan yang sama RPO : Belum pernah diterapi
R.Kebiasaan : sering bepergian menggunakan motor, helm kadang-kadang tidak ditutup, kebisaan mengucek meta. Hasil pemeriksaan OS Palpebra superior: massa pada OS Palpebra superior, menonjol ke arah dalam warna kemerahan, bentuk bulat, diameter 2mm, perabaan hangat, nyeri tekan (+), immobile
Diagnosis differensial
Tetrasiklin eye drop 3 x 1tetes /hari Doksisiklin tab 2 x 100mg/hari Kompres air hangat 10-15 menit 3-4x/hari
Prognosis OD OS Quo ad visam Quo ad bonam Quo ad vitan Quo ad cosmeticum : ad bonam :ad bonam : : ad bonam dubia ad bonam ad bonam ad bonam
Bila dalam 3 hari-1minggu tidak ada perbaikan indikasi untuk insisi secara tegak lurus pada margo palpebra
ANALISIS KASUS
Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pasien didiagnosis Hordeolum Internum Palpebra Superior Oculi Sinistra.
utama dan keluhan tambahan. Keluhan utamanya yaitu ada benjolan pada kelopak mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Pada pasien ditemukan edema pada kelopak mata kiri yang menyebabkan pasien merasa gatal, pegal, rasa mengganjal, dan warna kemerahan pada kelopak mata kiri, disertai rasa nyeri saat ditekan.
pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Pada riwayat penyakit keluarga, tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa. Yang menunjukan bahwa tidak ada faktor herediter yang berperan pada penyakit ini.
Pada riwayat penyakit sekarang , benjolan tersebut berdiameter 2mm, tampak kemerahan pada sekitar benjolan. Pasien masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Pasien sedikit merasa pegal, terasa gatal, dan merasa nyeri saat benjolan ditekan. Hal ini terjadi karena proses peradangan pada kelenjar Meibom.
Pada riwayat pengobatan , pasien belum pernah mendapatkan terapi apapun. Pada riwayat kebiasaan, pasien sering mengendarai motor mengantar-jemput anak sekolah dengan menggunakan helm yang bagian kacanyanya tidak ditutup, serta kebiasaan mengcek mata. Hal ini bisa menyebabkan higiene mata tidak terjaga dengan baik, dan dapat memicu terjadinya hordeolum.
oculi sinistra , terdapat benjolan yang mengarah ke konjungtiva, berwarna kemerahan, bentuk bulat, diameter 2mm, teraba hangat, nyeri tekan (+), immobile. Hasil dari pemeriksan fisik ini memperkuat diagnosis Hordeolum.
Penutup
Pada Ny. R , diagnosisnya adalah Oculi Sinistra Hordeolum Internum Palpebra Superior. Pada pasien ini diterapi dengan Tetrasiklin tetes mata 3x1 tetes/hari, Doksisiklin tab 2 x 100mg /hari, dan kompres air hangan 10-15 menit 3-4x/hari. Apabila 3-1minggu tidak ada perbaikan , diindikasikan untuk dilakukan insisi untuk mengeluarkan isi benjolan tersebut.
Daftar pustaka
Riordan, P, Witcher, J.Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC.2012. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI.2008. James, Bruce, Chew ,Chris, Bron Anthony. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi kesembilan. Erlangga. 2006. Skorin, Leonid. Hordeolum and Chalazion Treatment. Diakses dari : http/www.optometri.co.uk/uploads/articles/9e8005be2o0660dd330df17d893_skorin20020 628_pdf Handbook of Ocular Disease Management. Diakses dari : http/www.emedicinemedscage.article/1213080_review