PEMIKIRAN 1
Definisi Agama
Definisi agama secara konklusif sulit untuk dirumuskan Umat manusia sepanjang sejarah telah memiliki kepercayaan dengan pelbagai kegiatan/praktek religius yang beraneka ragam Ada ciri / karakteristik yang khas dalam sistim kepercayaan dan kegiatan tersebut yang umumnya dikenali sebagai agama
Melihat berbagai faktor yang relevan untuk kesehatan jiwa, keterlibatan agama terbukti mempunyai korelasi yang bermakna dengan:
Well-being, happiness and life satisfaction Hope and optimism Purpose and meaning of life Higher self esteem Bereavement adaptation Greater social support and less loneliness Lower rates of depression and anxiety Less delinquency and criminal activity Greater marital stability (Koenig et al, 2001)
PEMIKIRAN 2
Definisi spiritualitas
Spirituality is a distinctive, potentially creative and universal dimension of human experience arising both within the inner subjective awareness of individuals and within communities, social groups and traditions. It may be experienced as relationship with that which is intimately inner, immanent and personal, within the self and others, and/or relationship with that which is wholly other, transcendent and beyond the self. It is experienced as being of fundamental or ultimate importance and is thus concerned with matters of meaning and purpose in life, truth and values. (Cook, 2004a: pp 548-549) .
Spiritualitas dan agama telah semakin diakui sebagai komponen penting dalam meningkatkan keswa (Koenig, 2005):
Promote a positive world view Help to make sense of difficult situations Give purpose and meaning Discourage maladaptive coping Enhance social support Promote other directedness Helps to release the need for control Provide and encourage forgiveness Encourage thankfulness Provide hope
PEMIKIRAN 3
PEMIKIRAN 4
Masalah-masalah agama
Perselisihan pemahaman ajaran antara kelompok agama mayor(S29:46) Perselisihan pemahaman ajaran antar sekte dalam agama tertentu (konservatif vs liberal) (S Rum: ) Terjadinya konflik kepentingan antara pimpinan atau antara jemaah pembentukan kelompok tandingan,dsb dapat menimbulkan perpecahan Tidak ada organisasi / kepemimpinan yang bebas dari kepentingan2, skandal finansial, politik, fitnah, dsb. (S2:42,44,188)
Dilema agama
Apakah agama benar-benar memberikan rahmatan lil aalamiin Melalui pembentukan manusia2 yang berkepribadian tangguh, yang akhlakul kariim? Ataukah sebaliknya, Membentuk manusia-manusia sakit yang agresif, intoleran, munafik, menimbulkan permusuhan, perpecahan dan peperangan di dunia, yang akhirnya akan mengarah pada kehancuran ?
Dilema spiritualitas
Spiritualitas dan agama
Bertujuan untuk kesejahteraan manusia, sebagai rahmatan lil aalamin, dan menjanjikan kepada manusia untuk pengembangan dan transformasi diri kearah kesempurnaan Mencegah disfungsi dan patologi ?
Beberapa fakta/perisitwa dunia yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, menggambarkan bagaimana nilai-nilai spiritual dapat menjadi patologik dan berbahaya, bila DOKTRIN berada di atas segalanya, di atas keselamatan dan kesejahteraan umat manusia:
Jonestown massacre di hutan Guyana 1978 Serangan gas Sarin di Tokyo oleh Aum Shinrikyo 1995 Bom bunuh diri menara WTC di Amerika 9/11/2001 Bom di Inggris 7 Juli 2005
1. Kapankah keyakinan, praktek dan pengalaman spiritual menjadi patologis? 2. Apakah suatu kondisi/keadaan mental yang psikopatologik dapat dipahami sebagai sesuatu yang spiritual?
PEMIKIRAN 5
Psikopatologi
Definisi psikopatologi :
Ilmu yang mempelajari
Manifestasi gangguan jiwa (mental) gejala dan diagnosis (pendekatan deskriptif fenomenologik) Sebab / proses terjadinya gangguan jiwa (mental) - (pendekatan psikodinamik)
Manifestasi psikopatologi
(Pendekatan deskriptif fenomenologik)
Gejala psikopatologi (gangguan jiwa) dapat terlihat dalam beberapa bentuk:
waham (delusi) dan halusinasi mania depresi excessive guilt & suicidal cemas obsesif Kompulsif
Bila substansi utama dari konflik berhubungan dengan agama, manifestasi gejala akan diwarnai oleh isu-isu keagamaan dan mystik
Waham keyakinan2 yang salah yang diyakininya sebagai benar, walaupun berbagai fakta telah membuktikan kesalahan itu (waham kebesaran, waham kejaran, waham mistik/magik, waham nihilistik/dosa) Halusinasi persepsi indera tanpa ada stimulus yang nyata : auditif, visual, taktil, rasa dan bau
Euphoria-mania perasaan berlebihan dalam rasa gembira, bahagia, nikmat, optimisme, dengan pikiran2 yang melambung tinggi.
depresi individu perasaan berlebihan dalam rasa bersalah, kesedihan, pesimisme, ketidak berdayaan, keputus-asaan, sering disertai dengan pikiran dan percobaan bunuh diri
Cemas berlebihan perasaan cemas / takut berlebihan mengenai keadaan saat ini, masa depan, yang tidak berdasar pada sebab yang faktual Obsesi kompulsi dorongan2 pikiran dan/atau kegiatan2 yang berulang tanpa tujuan yang jelas,, walaupun individu sadar bahwa hal2 itu tidak perlu, tapi ia tidak mampu untuk mengendalikan dorongan mengulang-ulang itu.
Disosiasi perubahan kesadaran sebagian atau keseluruhan untuk waktu tertentu, dimana individu merasakan dan melakukan hal-hal diluar kesadaran dan kendali diri yang biasa. Agitasi-impulsivitas perillaku agresif psikomotor yang tidak terkendali, sering timbul dengan tiba-tiba./ tidak terduga.
PSIKOEDUKATIF
ORGANOBIOLOGIK
SOSIO KULTURAL
Aspek biologik
Modal dasar
Proses
Hasil Akhir
Nature
Outcome
Brain circuits
Glutamate hypothesis
Post excitotoxic overactivity of glutamate system burn out of neuronal system behavioral deficits state of negative symptoms
Dopaminergic pathways
Mesolimbic pathway
Neurotransmitters in depression
Monoamine hypothesis Malfungsi dari sistim trimonoaminergik (NE, SE, DA) dipelbagai ciruit otak, berkaitan dengan:
Produksi, metabolisme, reuptake (neurotransporter), kekurangan serotonin, norepinefrin, dopamin di celah synaps Keterlibatan neurotransmitter dan area otak yang berbeda-beda, tergantung profil gejala yang ada Reseptor-reseptor (presynaps, postsynaps, neurotransporter), yang terlibat : 5HT1A,2A,2C ; alpha 2A, 2B, 2C, alpha 1, NET, D1, D2, DAT, dsb.
Guilt/worthlessness circuits
Neurotransmitters in anxiety
Neurotransmitters yang meregulasi circuits itu meliputi : serotonin (5HT), gamma-aminobutiric acid (GABA), glutamate, corticotrophin releasing factor (CRF), and norepinephrine (NE); in addition, voltage- gated ion channels are involved in neurotransmission within these circuits
Gen expression
Genome
Mutation
Environment
Gene regulation
Endophenotypes
Biological endophenotypes Symptom endophenotypes
Stress diathesis
Resume, Prasetyo Jan, 2010
Model Stress-Diathesis
Berkembangnya gejala2 psikiatrik seringkali merupakan hasil dari interaksi pengaruh genetik dan lingkungan : stress-diathesis model Stressor kingkungan dapat menambah risiko, atau diathesis, bagi berkembangnya suatu gangguan mental Individu2 dengan genome normal memiliki circuit2 normal aktivasi normal dari circuit2 sebagai respons terhadap stressful events Mereka memiliki biological phenotype yang normal Individu2 seperti itu tidak akan mengekspresikan suatu penyakit, tetapi sebaliknya akan memperlihatkan suatu phenotype normal tanpa gejala perilaku yang menyimpang
Aspek psiko-edukatif-sosiospiritual
Pandangan klasik teori-teori tersebut menyatakan bahwa gangguan mental / emosional-perilaku umumnya berakar di masa anak dan berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti misalnya:
Gangguan dalam hubungan ibu-anak (infant-mother attachment / relationship) Perpisahan/kehilangan (real or imagined) di masa anak Introjeksi dan defens2 immatur yang menetap hingga dewasa Represi amarah, ambivalensi (love & hate) terhadap objek cinta, yang kemudian diarahkan ke dalam diri (introjeksi) Gagalnya menumbuhkan a positive sense of self esteem & self cohesion, di masa anak. Kontaminasi Adult Ego state oleh Parent / Child Ego States Konsekuensi dari pembelajaran di masa lalu.
Makna psikodinamik gangguan keswa perspektif spiritualitas Spiritual emergency is a term first coined by
Stanislav Christina Grof (1989) to describe a range of dramatic experiences and unusual states of mind that suggest :
both a crisis and an opportunity of rising to a new level of awareness or spiritual emergence.
3. Perilaku coping yang terganggu termasuk misalnya, menolak untuk mencari pertolongan medik yang sesuai karena terlalu percaya dan mengandalkan ritus-ritus dan nasehat dogmatis keagamaan..
Dampak-dampak negatif itu, dalam psikiatri harus dijelaskan dari aspek model bio-psiko-sosial gangguan psikiatrik.
Batista (1996) mendeskripsikan spiritualitas patologik, melalui eksplorasi apakah spiritualitas itu merupakan : Spiritual defences are spiritual beliefs that prevent
people from expressing their actual, embodied, emotional self atau
Formulasi bio-psIkososial
Perumusan masalah dan usaha mencari solusi harus meliputi tiga dimensi pengalaman manusia experience (biologik, psikologik dan sosial) Merumuskan gejala dan problema manusia dalam konteks holistik manusia, dan manusia dalam konteks keluarga, komunitas dan budaya. Dengan memasukkan riwayat spiritual proses perumusan dan solusi menjadi lebh sempurna
formulasi bio-psikososio-spiritual
PEMIKIRAN 6
Faktor Intrinsik
Nature
Nature
Rekayasa genetik?
manipulasi lingkungan pendidikan, psikoterapi, psikotropika, intervensi di circuit otak / endophenotypes mutasi epigenetik/regulasi genetik ( stimulasi fisik-mental-spiritual, sosialisasi, nutrisi )
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi baku (analitik, behavioral, kognitif, interpersonal, dsb.) Terapi spiritual dan religi semakin diakui sebagai komponen penting dalam pengobatan psikiatrik.
Lukoff (1996 b)
Kepustakaan:
1. 2. Buah dari Penghayatan Agama, Prof.Dr.dr. DB.Lubis, SpKJ (K), 2008 untuk kalangan sendiri, tidak dipublikasi Penyakit Hati (Qolbu) dan Psikiatri, Prof.D.B.Lubis, SpKJ(K), 2009 untuk kallangan sendiri, tidak dipublikasi
3. 4.
ESQ, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Ary Ginanjar Agustian, Penerbit Arga, 2001. Bahan Renungan Kalbu, pengantar Mencapai Pencerahan Jiwa, bahan Renungan ke-9, Bab. Agama Islam, hl.207-243, Ir. Permadi Alibasyah, Penerbit; Cahaya Makrifat Bandung, 2005. Mensucikan Jiwa, Bab 3, Hakikat Pensucian Jiwa, Said Hawwa, Alih Bahasa: Aunur Rafiq Shaleh Tmhid, Lc. Robbani Press, 1999. Tren Pluralisme Agama, Tinjauan Kritis, Dr. Anis Malik Toha, Perspek Spirituality and Psychiatry, Edited by Chris Cook, Andrew Powell & Andrew Sims,RCPsych Publications, 2009. Stahls Essential Psychopharmacology, Neuroscientific Basis and Practical Applications, Stephen Stahl, 3rd Edition, University of San Diego, Cambridge University Press, 2008
5. 6. 7. 8.
TERIMA KASIH