Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang

g Kabupaten Tuban) H. Miftahul Munir ABSTRAK ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama dan terbaik untuk bayi karena di dalam ASI terkandung zat-zat kekebalan, anti infeksi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang serta mengontrol terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas. ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai umur 4-6 bulan Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia, namun praktek pemberian ASI masih buruk terutama dalam pemberian ASI Eksklusif. Buruknya pemberian ASI ini dipicu oleh promosi susu formula dan MP-ASI di berbagai media dan SPK, serta kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya ASI bagi kecerdasan dan kesehatan bayi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adakah pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif dengan berat badan bayi umur 4-6 bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan desain penelitian One-shot Case Study, dimana pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling dengan tipe Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi untuk mengidentifikasi bayi yang diberi ASI Ekslusif, berat badan bayi umur 4-6 bulan, serta pengaruh antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 32 sampel, terdapat 16 bayi (50%) diberikan ASI Eksklusif dan 16 bayi (50%) diberi MP-ASI. Bayi yang diberi ASI Eksklusif secara keseluruhan memiliki berat badan normal, sedangkan bayi yang diberi MPASI sebanyak 14 bayi (87,50%) memiliki berat badan normal dan sebanyak 2 bayi (12,50%) mengalami kegemukan. Dari hasil uji t berpasangan disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi umur 4-6 bulan. Melihat pentingnya pemberian ASI, maka hendaknya ASI Eksklusif diberikan pada bayi hingga umur 4-6 bulan demi tercapainya berat badan normal. Kata kunci : ASI Eksklusif, berat badan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK USIA 3 SAMPAI 6 BULAN DI PUSKESMAS KARANGANYAR Ni Made Lidya S Rodiah,SST ABSTRAK Latar Belakang : Pemberian ASI eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur sampai enam bulan. Pemberian ASI di Indonesia baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas karanganyar yaitu 10,3%. Tujuan : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang anak pada usia 3 sampai 6 bulan dipuskesmas karanganyar. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh bayi yang berumur 3 6 bulan dipuskesmas Karanganyar yang be rjumlah 46 bayi. Alat ukur menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dengan jumlah responden ASI eksklusif sebanyak 30 responden, sedangkan analisis data menggunakan Uji Statistic chi square. Hasil : Perhitungan analisis bivariat menghasilkan koefisien korelasi chi square sebesar 9,289 lebih besar dari chi kuadrat tabel dengan df = 2 dan = 5 % adalah sebesar 5,591, maka X
2
hitung

>X

Tabel,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan

yang signifikan pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang pada anak umur 3 sampai 6 bulan.
Simpulan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan tumbuh kembang anak, karena anak yang diberi ASI eksklusif pertumbuhannya akan sesuai dengan tumbuh kembangnya.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN PRAKTIK INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG Khiyarotun Niswah dan Noveri Aisyaroh Mahasiswa D-III Kebidanan Unissula dan Staff Pengajar D-III Kebidanan Unissula ABSTRAK Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan Angka Kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup. Salah satu program terkini dalam proses pelaksanaan percepatan penurunan AKB adalah program Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Menurut penelitian yang dilakukan Dr. Karen Edmond tahun 2006, 22 % kematian bayi baru dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Pencapaian 6 bulan ASI eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan tentang praktik IMD di Puskesmas Kota Semarang. Jenis penelitian korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah 45 responden. Uji hubungan antar variabel dalam penelitian ini menggunakan uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan berumur 20-40 tahun sebanyak 31 orang (69%), bidan telah tamat Diploma III sebanyak 31 bidan (69%), bidan bekerja lebih dari 5 tahun di Puskesmas yang bersangkutan sebanyak 32 orang (71%), bidan mempunyai pengetahuan baik mengenai IMD sebanyak 29 bidan (64%) sebanyak 28 bidan (62%) mempunyai sikap positif atau mendukung terhadap IMD, dan melaksanakan IMD dengan baik sebanyak 34 bidan (76%). Dari Korelasi Spearman diperoleh Pvalue 0,483 > 0,05 jadi tidak ada hubungan antara pengetahuan bidan tentang IMD dengan praktik IMD dan diperoleh Pvalue 0,079 > 0,05 jadi tidak ada hubungan antara sikap bidan tentang IMD dengan praktik IMD. Dari hasil penelitian tersebut disarankan dapat meningkatkan pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan mempertahankan melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat serta diharapkan bidan dengan pendidikan Diploma I dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi sesuai standar pemerintah yaitu Diploma III Kebidanan. Kata Kunci: pengetahuan, sikap, praktik, Inisiasi Menyusu Dini

HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL, DEMOGRAFI DAN FAKTOR INFORMASI TENTANG ASI DAN MP-ASI (Studi di Kota Padang dan Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat)
Hermina and Nurfi Afriansyah
1 1

ABSTRAK Meskipun pentingnya ASI sudah diakui secara luas, angka pemberian ASI eksklusif masih rendah di sebagian besar negara, termasuk Indonesia. Tujuan penelitian untuk mempelajari karakteristik sosial-demografi dan pengaruh informasi tentang ASI dan MP-ASI terhadap praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan di Sumatera Barat. Penelitian dilakukan dengan rancangan kroseksional. Sampel penelitian adalah Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki bayi usia 612 bulan. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana (n = 637). Variabel yang dikumpulkan: identitas sampel, umur, pendidikan, pekerjaan, wilayah tinggal, faktor promosi-informasi tentang ASI dan MP-ASI serta faktor-faktor pendukung. Uji X2 digunakan untuk membandingkan variabel kategoris dari karakteristik responden ASI eksklusif dan tidak eksklusif. Hasil penelitian ditemukan hubungan yang bermakna antara status perolehan informasi tentang ASI dan MP-ASI dengan praktik pemberian ASI. Demikian pula ada hubungan bermakna antara status pemberian kolostrom dengan praktik pemberian ASI selanjutnya. Namun tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara karakteristik sosiodemografi, tempat mendapatkan informasi tentang ASI/MP-ASI, sumber informasi tentang ASI/MP-ASI, kontak interpersonal tentang ASI/MP-ASI dan jenis media informasi tentang ASI/MP-ASI dengan praktik pemberian ASI. Kesimpulan penelitian ini status perolehan informasi tentang ASI dan MP-ASI serta status pemberian kolostrom merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktik pemberian ASI di Sumatera Barat. Namun tempat persalinan dan penolong persalinan dengan tenaga kesehatan pengaruhnya kurang terhadap praktik pemberian ASI yang eksklusif.

Kata Kunci: ASI eksklusif, promosi-informasi ASI dan MP-ASI, Ciri Sosial-Demografi

PERBEDAAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASI EKSKLUSIF DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA IBU YANG MEMBERIKAN DAN YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI BLIMBING MALANG
1*) 2)

Laily Yuliatun , Maghfiratul Laily 1) Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya 2) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Jl. Veteran *) malang 65145 e-mail: laily.arifin@yahoo.co.id ABSTRAK Keberhasilan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain tingkat pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami bagi ibu menyusui. Penelitian bertujuan untuk membuktikan perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan yang tidak memberikan ASI eksklusif. Jenis penelitian termasuk cross sectional study dengan populasi penelitian yaitu pasangan suami istri yang memiliki bayi yang berusia 6-7 bulan. Sample didapat dengan cara purposive sampling sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup. Uji analisis statistik menggunakan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan 81% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif dan 45% responden cukup mendukung ibu untuk menyusui. Pengetahuan suami tentang ASI eksklusif diperoleh nilai signifikansi p = 0,037 (p < 0,05), sedangkan untuk dukungan suami diperoleh nilai signifikansi p = 0,001 (p < 0,05). Ada perbedaan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif dan dukungan suami antara ibu yang memberikan dengan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Disarankan untuk dilaksanakan kerjasama lintas sektoral dalam perancangan program yang dapat menunjang edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayi pada ibu hamil dan keluarganya, terutama suami. Serta bagi penelitian selanjutnya agar meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Kata kunci : pengetahuan, dukungan, suami, ASI eksklusif

DURASI PEMBERIAN ASI TERHADAP KETAHANAN HIDUP BAYI

DI INDONESIA Nurmiati1, Besral2*) 1. Dinas Kesehatan, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Banda Aceh 23242, Indonesia 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*)

E-mail: besral@ui.ac.id Abstrak

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dapat menurunkan risiko kematian bayi. Namun, belum diketahui pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi setelah dikontrol oleh faktor determinan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi pemberian ASI terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia setelah dikontrol faktor ibu, faktor bayi, dan lingkungan tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2002-2003. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi cox ganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa durasi pemberian ASI sangat mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia. Bayi yang disusui dengan durasi 6 bulan atau lebih memiliki ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4 bulan, dan bayi yang disusui dengan durasi 4-5 bulan memiliki ketahanan hidup 2,6 kali lebih baik daripada bayi yang disusui kurang dari 4 bulan, setelah dikontrol dengan jumlah balita dalam keluarga dan tempat tinggal. Faktor lain yang berpengaruh terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia adalah jumlah balita dalam keluarga dan tempat tinggal. Oleh karena itu, semua pihak diharapkan mendukung kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan untuk terus meningkatkan lama pemberian ASI bahkan sampai 24 bulan.
6

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK USIA 3 SAMPAI 6 BULAN DI PUSKESMAS KARANGANYAR Ni Made Lidya S Rodiah,SST

ABSTRAK

Latar Belakang: Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI mengandung komposisi gizi yang paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan pertama. Berdasarkan Riskesdas 2010, persentase cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 %, di Sulawesi Utara, cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya 22,6 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 155 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 6 12 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan Tompaso yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,9%) memiliki pengetahuan baik, 54,2% mempunyai sikap baik dan hanya 25,8% responden yang memberi ASI secara eksklusif. Kesimpulan: Hasil analisis data menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif (p=0,259) dan ada hubungan antara sikap dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,012). Kata kunci : ASI eksklusif, pengetahuan, sikap, ibu menyusui

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 7-12 BULAN DI KOTA SEMARANG Amalia Dinartiana Ni Luh Sumini *) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : abdi_husada@yahoo.co.id ABSTRAK Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur. Kualitas SDM diukur dari kecerdasan, kematangan emosi, kemampuan berkomunikasi, serta keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Inisiasi menyusu dini adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dalam satu jam pertama kehidupannya. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Penelitian ini termasuk dalam kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayaanan kebidanan pada bayi usia 7-12 bulan. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif. Jenis penelitian menggunakan pendekatan retrospektif dimana rancangan penelitiannya menggunakan rancangan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan dari bulan Januari-Februari 2010. Sampel pada penelitian ini adalah 40 ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan yang berada di wilayah puskesmas kelurahan Gunungpati Semarang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, dengan cara wawancara yaitu dengan kuisioner dan data sekunder diambil dari catatan Dinas Kesehatan Kota (DKK), dan Laporan pelayanan KIA Puskesmas Gunungpati Semarang. Data diolah dengan langkah editing, coding, entry, tabulating, dan analisa penelitian yaitu analisa secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentasi untuk semua variabel yang diteliti. Serta analisa bivariat yang dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui hubungan dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen, digunakan uji statistik Rank Spearman. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ibu yang melaksanakan inisiasi menyusu dini ternyata dapat mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif pada bayi usia 7-12 bulan. Selanjutnya dapat disarankan bagi peneliti untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan wawasan dan informasi tentang pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Institusi dapat lebih melengkapi literatur di perpustakaan. Institusi tempat penelitian diharapkan dapat menentukan kebijakan terkait dengan pelakasanaan inisiasi menyusu dini dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Tenaga kesehatan khususnya bidan agar mampu memberikan asuhan kebidanan dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang inisiasi menyusu dini di kalangan ibu-ibu menyusui, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi. Bagi masyarakat diharapkan dapat mengetahui tentang pentingnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI ekskusif. Kata kunci : Inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPERCAYAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONTO CANI KABUPATEN BONE TAHUN 2013
Nana Yulianah , Burhanuddin Bahar , Abdul Salam 1 Puskesmas Bonto Cani Kecamatan Bonto Cani Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi 2 Selatan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Alamat Respondensi :nana_yull@yahoo.co.id /085242730079
ABSTRAK Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia yang rendah disebabkan oleh faktor internal yaitu rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, dan faktor eksternal yaitu kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi susu formula, faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kepecayaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten Bone Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah Mix Method, jumlah sampel 104 ibu menyusui dengan tekhnik total sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan data sekunder melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih tergolong sangat rendah (12,5%), tingkat pengetahuan ibu sebagian besar kategori kurang (64,4%), tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif (p = 1,132), sikap ibu terhadap ASI Eksklusif sebagian besar masih negatif (71,2%), tidak ada hubungan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif (p = 0,154), ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu (p= 0,000), dan ibu-ibu umumnya memiliki kepercayaan yang keliru tentang ASI Eksklusif. Tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kepercayaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Perlunya meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan dan perlunya penelitian lanjut tentang ASI eksklusif secara komprehensif.
1 2 2

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN SIKAP TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Subur Widiyanto1, Dian Aviyanti2, Merry Tyas A

ABSTRAK

Latar Belakang : ASI adalah makanan alamiah yang terbaik bagi bayi karena ASI merupakan makanan penuh dengan zat gizi yang dibutuhkan bagi bayi. Tujuan :Untuk mengetahui hubungan antarapendidikan danpengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASI Eksklusif . Metode :Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu - ibu yang mempunyai bayi usia 0 6 bulan berjumlah 30 orang. Besar sampel 30 ibu menyusui pada bulan Maret 2012, diperoleh dengan cara sampling jenuh.Data yang diperoleh di analisa univariat yaitu frekuensi data independen dan dependen serta analisa bivariat dengan uji rank spearman. Hasil : Didapatkan pengetahuan responden yang baik 7 responden (23,3%), cukup 19 responden (63,3%),kurang 4 responden (13,3%). Pendidikan responden SD 23,3%, SMP33,3%,SMA 36,7%, D33,3%, S1 3,3%. Sikap responden yang kurang mendukung 16 responden (53,3%), mendukung14 responden (46,7%).Hasil uji statistik pendidikan dengan sikap didapatkan p-value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan sikap. Nilai korelasi spearman 0,691 menunjukkan bahwa korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat. Uji statistik pengetahuan dengan sikap didapatkan p-value 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap. Nilai korelasi spearman 0,836 menunjukan bahwa korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sangat kuat. Kesimpulan : Dari hasil tersebut, maka ada hubungan bermakna antara pendidikan dan pengetahuan ibu dengan sikap pemberian ASI Eksklusif.

Kata kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, ASI eksklusif

10

Anda mungkin juga menyukai