Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP JUMLAH DAN UKURAN HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU

JAWA BARAT

ABSTRAK
Mario Limbong. Pengaruh Suhu Permu aan Lau! Terha"a# Jum$ah "an U uran Ha%i$
Tang a#an I an Ca a$ang "i Perairan Te$u Pa$abuhanra!u Ja&a Bara!' Dibimbing o$eh Domu Simbo$on Penentuan daerah penangkapan ikan dapat diduga dari kondisi perairan yang merupakan habitat dari suatu spesies. Kondisi perairan biasanya digambarkan dengan parameter oseanografi. Salah satu indikator untuk mengetahui keberadaan suatu spesies ikan yaitu suhu permukaan laut. Keberadaan ikan cakalang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor oseanografi, salah satunya yaitu suhu permukaan laut. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu, tahap pertama di perairan Teluk Palabuhanratu dengan basis operasi di PPN Palabuhanratu (Agustus- ktober !""#$. Penelitian ini menggunakan metode sur%ei, sedangkan pengambilan data melalui eksperimental fishing dengan cara purposive sampling, sebanyak &" kapal payang. Suhu permukaan laut diperoleh dengan men-download dari internet (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov). Suhu permukaan laut di perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan Agustus, SP' berkisar !!o( ) !*o( dengan SP' dominan antara !+o(-!*o(. Kisaran SP' pada bulan September yaitu antara !&o( ) !#o( dengan SP' dominan antara !,o( ) !#o(. Kisaran SP' pada bulan ktober adalah !"o(--&o( dengan suhu dominan pada kisaran !,o(-!*o(. .kan cakalang banyak tertangkap pada kisaran suhu !/o(-!*o(. 0aerah penangkapan ikan cakalang pada bulan Agustus sampai ktober !""# terdapat di perairan Teluk (iletuh, 12ung Karangbentang, (ima2a, Teluk (ikepuh, 12ung 3enteng dan 3edogan. Suhu permukaan laut (SP'$ tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu. Kata kunci4 Suhu Permukaan 'aut, (akalang dan Palabuhanratu 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 5555 RIWA(AT HIDUP

Penulis dilahirkan di Singkam pada tanggal + 6aret &*7+ dari pasangan 8. 'imbong dan 9. Sitanggang. Penulis adalah anak ke tiga dari enam bersaudara. Tahun &**! menga:ali pendidikan di S0 N &#-#7- Singkam dan pada tahun &**7 penulis melan2utkan ke Sekolah 'an2utan Tingkat Pertama Negeri & Sian2ur 6ula-6ula. Pada tahun !""& penulis melan2utkan pendidikannya di Sekolah 6enengah 1mum Kartika .-! 6edan. Penulis diterima di .nstitut Pertanian ;ogor pada tahun !"", melalui 2alur 1S6. (1ndangan Seleksi 6asuk .P;$ dan terdaftar sebagai mahasis:a <akultas Perikanan dan .lmu Kelautan pada Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Selama men2adi mahasis:a, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Penulis pernah men2abat sebagai anggota 0epartemen .nformasi dan Komunikasi =.6A<A>.N !""/-!""+, Ketua Persekutuan <akultas <P.K, Anggota 1nit Kegiatan 6ahasis:a P6K tahun !"", sampai sekarang. Pada tahun !""# penulis melakukan penelitian dengan 2udul Pengaruh Suhu Permukaan 'aut Terhadap 8umlah dan 1kuran =asil Tangkapan .kan (akalang di Perairan Teluk Palabuhanratu, 8a:a ;arat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sar2ana perikanan pada Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 55555

PENDAHULUAN
La!ar Be$a ang Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi potensial yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia yang semakin sulit. Peningkatan pertumbuhan manusia tidak sebanding dengan peningkatan sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. =al ini mendorong sektor perikanan untuk meningkatkan hasil tangkapannya.

.ndonesia merupakan negara perairan yang masih memiliki kendala dalam bidang penangkapan ikan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh nelayan-nelayan .ndonesia adalah keterbatasan pengetahuan dalam penentuan posisi penangkapan yang efisien atau daerah penangkapan ikan yang potensial. Perairan Palabuhanratu yang terletak di selatan 8a:a ;arat, merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di .ndonesia. Nelayan di Palabuhanratu melakukan penangkapan ikan hanya berdasarkan pengalaman untuk menentukan daerah penangkapan sehingga mereka memerlukan biaya yang besar dan :aktu yang lama. 8enis-2enis ikan yang terdapat di Palabuhanratu sangat banyak sehingga daerah ini merupakan tempat yang strategis bagi nelayan lokal maupun nelayan yang datang dari luar Palabuhanratu. (akalang merupakan salah satu 2enis ikan yang paling banyak tertangkap oleh alat tangkap payang dan gillnet di Palabuhanratu. 6usim penangkapan cakalang berlangsung antara 8uni sampai diperoleh secara pasti di Palabuhanratu. 0aerah penangkapan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu seyogianya dapat diketahui dengan memperhatikan parameter oseanografi, seperti suhu permukaan laut. =al ini disebabkan karena setiap spesies ikan memiliki kisaran suhu tertentu yang sesuai dengan kebiasaan hidupnya yang dapat ditoleransi oleh tubuhnya sehingga dapat mempengaruhi penyebaran ikan di suatu perairan. 0engan cara membandingkan keberadaan ikan yang tertangkap dengan suhu permukaan laut yang disukainya, keberadaan ikan cakalang dan 2enis ikan lain dapat diketahui. Pengamatan suhu permukaan laut untuk mendeteksi keberadaan ikan cakalang sangat tepat karena cakalang merupakan spesies yang lapisan renangnya terdapat pada lapisan atas dekat permukaan. 'ae%astu dan =ayes (&*7&$ mengemukakan bah:a suhu berpengaruh terhadap penyebaran ikan cakalang. Suhu optimum untuk ikan cakalang di Pasifik Timur 'aut sebesar !" ) !+o(, sedangkan di Pasifik Tenggara berada pada kisaran !"-!7 o(. 1ntuk .ndonesia menurut 3unarso (&*7/$ cakalang dapat ditemukan pada kisaran suhu antara !7-!*o(. 3unarso (&*7/$ mengatakan bah:a kebiasaan cakalang bergerombol se:aktu dalam keadaan aktif mencari makan. 8umlah cakalang dalam suatu gerombolan berkisar beberapa ekor sampai ribuan ekor. .ndi%idu suatu schooling cakalang mempunyai ukuran yang relatif sama. .kan yang berukuran lebih besar berada pada lapisan yang lebih dalam dengan schooling yang ktober dan puncaknya ter2adi pada Agustus sampai September. .nformasi tentang keberadaan cakalang tersebut masih sulit

kecil, sedangkan ikan yang berukuran kecil berada pada lapisan permukaan dengan kepadatan yang besar (?aldrom diacu dalam .ra:an, &**/$. Apakah faktor oseanografi berpengaruh terhadap penyebaran ukuran ikan cakalang@ .kan cakalang ukuran besar berbeda kemampuan adaptasinya dengan ikan cakalang ukuran kecil dalam mengatasi perubahan lingkungan. 0engan mengetahui ukuran ikan cakalang, maka dapat melihat sebagian sifat-sifatnya dalam mengatasi perubahan lingkungan. 1ntuk mengetahui parameter oseanografi suhu permukaan laut (SP'$ perairan .ndonesia yang sangat luas maka metode kon%ensional sangat sulit dilakukan karena membutuhkan biaya yang sangat besar dan :aktu yang lama. =al ini mendorong untuk memanfaatkan teknologi satelit dalam pengamatan fenomena oseanografi khususnya suhu permukaan laut. Satelit ini mampu menentukan nilai SP' optimum yang disukai ikan, termasuk ikan cakalang. 0engan mengetahui penyebaran SP' optimum ikan cakalang, maka nelayan dapat memprediksi daerah penangkapan sehingga menghemat :aktu, biaya dan tenaga untuk melakukan operasi penangkapan. leh karena itu penelitian tentang pengaruh SP' terhadap 2umlah dan ukuran hasil tangkapan ikan cakalang di peraiaran Teluk Palabuhanratu ini perlu dilakukan.

Tu)uan &$ 6enentukan penyebaran SP' di perairan Palabuhanratu !$ 6enentukan komposisi (2umlah dan ukuran$ hasil tangkapan cakalang -$ 6emprediksi pengaruh SP' terhadap 2umlah dan ukuran pan2ang ( size$ hasil tangkapan cakalang Man*aa! &$ Nelayan dapat melakukan penangkapan ikan cakalang secara produktif dengan mengetahui penyebaran daerah penangkapan ikan yang potensial !$ 6emperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya penerapan berbagai penginderaan 2auh dalam pendeteksian daerah penangkapan ikan 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 5555

MET+D+L+GI

Wa !u "an Tem#a! Pene$i!ian Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah tahap pengumpulan data di perairan Teluk Palabuhanratu dengan pendaratan di PPN Palabuhanratu, Kecamatan Sukabumi (3ambar -$ yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai permukaan laut dari internet (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov). 3ambar Peta daerah penelitian. ktober !""#. Tahap kedua dilaksanakan pada bulan 0esember sampai 8anuari !""# dengan men- download citra suhu

Jeni% "an Sumber Da!a 0ata yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh melalui penangkapan ikan yaitu posisi dan :aktu penangkapan, 2umlah hasil tangkapan cakalang, ukuran pan2ang cakalang. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah citra SP', 2umlah alat tangkap, 2umlah kapal dan 2umlah nelayan di Palabuhanratu. Tabel No . & ! .. & ! , 0ata Primer Posisi dan :aktu penangkapanNelayan kapal sampel cakalang 8umlah hasil tangkapan cakalang Nelayan kapal sampel 1kuran pan2ang cakalang Nelayan kapal sampel 0ata Sekunder (itra SP' 8umlah alat tangkap di Palabuhanratu 8umlah kapal di Palabuhanratu 8umlah nelayan di Palabuhanratu http://oceancolor.gsfc.nasa.gov Kantor PPN Palabuhanratu !""+ Kantor PPN Palabuhanratu !""+ Kantor PPN Palabuhanratu !""+ Sumber sumber data primer dan sekunder Jeni% Da!a Sumber

Me!o"e Pengum#u$an Da!a 6etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sur%ei. 6etode sur%ei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari ge2ala-ge2ala yang ada dan mencari keterangan yang aktual (NaAir, &**7$. 1ntuk penentuan sampel kapal pada

kegiatan penangkapan ikan dilakukan secara senga2a atau purposive sampling yaitu kapal payang sebanyak &" unit dengan pertimbangan sebagai berikut 4 sampel kapal beroperasi di Perairan Teluk Palabuhanratu, sampel kapal layak beroperasi, sampel kapal terpilih dapat me:akili seluruh 2enis unit penangkapan dengan tu2uan utama penangkapannya adalah ikan cakalang. Pada setiap kapal sampel dicatat :aktu operasi penangkapan ikan, posisi penangkapan, 2umlah dan ukuran pan2ang cakalang. 8umlah hasil tangkapan dari kapal sampel yang telah ditentukan dicatat pada kuisioner dalam bentuk fishing log yang telah disediakan pada setiap posisi setting. Fishing log dibagikan kepada enumerator yang ada pada kapal sampel pada saat mereka melaut. 0i samping 2umlah hasil tangkapan pada setiap setting, enumerator 2uga mencatat (menandai$ posisi lintang dan bu2ur penangkapan (setting$ pada peta daerah penangkapan ikan yang telah dibagikan karena kapal-kapal sampel tidak dilengkapai dengan 3PS. Peta daerah penangkapan ikan dibagi men2adi beberapa piBel dengan luasan ,.+- km B ,.+- km. 1kuran pan2ang cakalang dicatat dalam fishing log pada setiap setting. .kan cakalang diambil secara acak yang lebih dekat dengan nelayan tanpa memperhatikan kriteria lain dan diukur pan2ang total. 0ata kegiatan penangkapan ini 2uga diperoleh melalui :a:ancara terhadap se2umlah responden di samping melalui eksperimental fishing. >esponden ditetapkan secara purposive sampling, yaitu terhadap A;K, nahkoda atau pemilik kapal sampel. 8umlah A;K sebanyak / orang dan nahkoda sebanyak / orang. 0ata suhu permukaan laut diperoleh dengan cara men- download citra SP' yang bebas a:an dari internet (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov). (itra SP' ini dipilih sesuai dengan :aktu dan posisi operasi penangkapan ikan. 8enis citra SP' yang digunakan adalah citra ACua 6 0.S le%el ! karena citra ini khusus untuk keperluan kelautan dan perikanan. 0engan memilih le%el ! pada citra ACua 6 0.S, maka tampilan :arna perairan di Teluk Palabuhanratu dapat dilihat dengan baik sehingga pengamatan perbedaan suhu permukaaan luat dapat dilihat dengan 2elas. 0ata tambahan diperoleh dari 0inas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, tempat pelelangan ikan dan instansi-instansi terkait lainnya yang erat kaitannya dengan penelitian ini. 0ata ini meliputi kondisi umum lokasi penelitian, data produksi bulanan dan tahunan, spesifikasi dan perkembangan unit penangkapan ikan cakalang (nelayan, kapal dan alat tangkap$, informasi lainnya yang erat kaitannya dengan topik penelitian.

Ana$i%i% Da!a Ha%i$ !ang a#an 0ata hasil tangkapan yang meliputi komposisi berat hasil tangkapan dan ukuran spesies hasil tangkapan dianalisis menurut skala ruang (posisi lintang dan bu2ur daerah penangkapan$ dan skala :aktu (periode :aktu operasi penangkapan$. 8umlah tangkapan cakalang yang dikelompokkan dalam periode harian dan bulanan dikon%ersi dalam bentuk (P19 (kgDunit$, kemudian disa2ikan dalam bentuk grafik. Selan2utnya penyebaran 2umlah hasil tangkapan tersebut dikelompokkan men2adi tiga, yaitu banyak, sedang dan sedikit. Pengelompokan ini didasarkan pada hasil tangkapan bulanan pada tahun !""/ - !""+ dengan alat tangkap payang. =asil tangkapan bulanan tahun !""/ - !""+ dibagi men2adi - kelas melalui penentuan rataratanya dan selan2utnya di2adikan kategori untuk pembagian 2umlah hasil tangkapan. <rekuensi ukuran pan2ang cakalang yang tertangkap menurut periode :aktu (bulanan dan harian$ disa2ikan dalam bentuk grafik. Selan2utnya penyebaran ukuran pan2ang tersebut dikelompokkan men2adi dua, yaitu ukuran besar dan ukuran kecil. 1kuran ikan dikelompokkan berdasarkan ukuran ikan yang sudah de:asa yaitu mulai ukuran ," cm (6atsumoto, &*7,$. Suhu #ermu aan $au! 0ata suhu permukaan laut diketahui dengan melakukan analisis digital terhadap citra satelit ACua 6 0.S le%el ! yang diperoleh dengan men- download citra suhu permukaan laut dari internet (http://oceancolor.gsfc.nasa.gov) yang mempunyai akstensi file E.bA! kemudian ditampilkan dalam bentuk 8P3. Konsentrasi suhu permukaan laut pada daerah penangkapan ikan pada saat trip operasi penangkapan dapat dihitung dengan menggunakan software Sea0AS ,.# yang dioperasikan dengan program linuB. 'angkah-langkah pemrosesan citra dan SP' adalah sebagai berikut 4 &. .mport data 'angkah pertama adalah mengimpor data satelit yang sudah diekstrak. 6 0.S ditampilkan dalam bentuk produk sst karena yang diolah adalah SP'. !. Pemotongan citra (cropping$. Perekaman oleh sensor satelit mencakup daerah rekaman yang sesuai dengan sapuan sensor, oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan :ilayah pada citra agar citra hanya memuat daerah

penelitian perairan Teluk Palabuhanratu. -. Klasifikasi

0aerah tersebut mempunyai batas geografis pada

"+o*#'SF ) "#o"-F 'S dan &"+o/*F;T ) &"+o+!F ;T. Klasifikasi dilakukan untuk membedakan antara darat, a:an dan laut. 'aut yang dimaksudkan disini yaitu nilai suhu permukaan laut. Pemberian :arna ( color lut$ berfungsi untuk memudahkan dalam pengamatan secara %isual. . Pada perairan terdapat color bar yang memiliki selang , o( dan setiap & o( memiliki :arna yang berbeda sehingga dapat terlihat 2elas perbedaan konsentrasi suhu permukaan laut pada setiap daerah penangkapan ikan. Suhu terendah pada color bar adalah -! o( dan tertinggi yaitu -/ o(. ,. 6enghitung Suhu Permukaan 'aut Perhitungan SP' dapat dilakukan dengan memakai fungsi cursor position pada titik daerah penangkapan ikan. Cursor position menampilkan nilai SP', :aktu pemotretan dan posisi. /. Pembentukan peta daerah penangkapan ikan Pembuatan daerah penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan program Photoshop (S! dalam bentuk 8P3. +. Pembuatan layout Pembuatan layout dilakukan di Arc%ie: dengan menambahkan legenda, skala dan arah utara. (itra suhu permukaan laut yang telah dibuat dalam peta sebaran suhu permukaan laut dianalisa secara %isual dan diinterpretasikan dengan melihat pola distribusi suhu permukaan laut. 0ata suhu permukaan laut ini dapat di2adikan indikasi tentang keberadaan ikan cakalang. Penyebaran SP' disa2ikan dalam bentuk citra, selan2utnya dianalisis dengan program Sea0AS untuk memperoleh kisaran SP', SP' dominan, SP' rata-rata di setiap posisi setting yang selan2utnya disa2ikan dalam bentuk tabel. Hubungan ha%i$ !ang a#an "engan SPL =ubungan antara hasil tangkapan dengan suhu permukaan laut pada posisi dan :aktu yang bersamaan dianalisis dengan cara menya2ikan diagram pencar. Kedua %ariabel tersebut 2uga disa2ikan dalam bentuk persamaan matematis, yaitu persamaan regresi sederhana (?allpole, &**/$ sebagai berikut4 Y a ! b"

Keterangan4

G B a b

4 ;erat hasil tangkapan ikan cakalang (kg$ 4 Suhu permukaan laut ( o( $ 4 .ntersep 4 Koefisien regresi untuk suhu permukaan laut

1ntuk menentukan dera2at hubungan antara %ariabel hasil tangkapan dan %ariabel SP' maka dilakukan analisis korelasi. Semakin tinggi nilai korelasi maka hubungan antara kedua koefisien semakin erat. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft eBcel dan SPSS %er. &-.". 0era2at hubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi (r$ yang merupakan akar dari koefisien determinasi (>!$.

0imana kisaran nilai koefisien korelasi adalah 4 -& H r H I& Korelasi erat 2ika 4 r J ".# dan r H - ".+ , dan korelasi tidak erat 2ika 4 -".+ K r K ".# ,'-'Daerah #enang a#an i an #o!en%ia$ Penentuan 0aerah Penangkapan .kan (0P.$ potensial didasarkan pada tiga indikator, yaitu 2umlah hasil tangkapan, ukuran pan2ang, serta profil suhu permukaan laut pada daerah penangkapan. Pada ketiga indikator tersebut diberi nilai bobot dengan teknik skooring dengan ketentuan sebagai berikut 4 &. 8ika pada suatu 0P. diperoleh nilai (P19 yang masuk dalam kategori tinggi ( L-"" kgDunit $ diberi bobot /, (P19 sedang ( &""--"" kgDunit $ diberi bobot - dan (P19 rendah ( K&"" kgDunit $ diberi bobot &. Pengelompokan nilai (P19 ini didasarkan pada penyebaran (P19 cakalang selama ! tahun (!""/-!""+$, sebagaimana disa2ikan pada 'ampiran &. !. 8ika cakalang yang tertangkap pada suatu 0P. masuk dalam kategori ukuran besar (L," cmDekor$ diberi bobot -, sedangkan ukuran kecil (K," cmDekor$ diberi bobot &. Pengelompokan ikan ukuran besarDkecil ini mengacu pada pendapat 6atsumoto (&*7,$.

-. 8ika SP' didominasi oleh SP' optimum untuk penangkapan, maka 0P. tersebut dapat dikategorikan sebagai 0P. yang baik dan diberi bobot - dan 2ika tidak didominasi oleh SP' optimum diberi bobot &. Setelah diperoleh nilai bobot untuk masing-masing indikator pada suatu 0P. tertentu, selan2utnya bobot tersebut di2umlahkan. 0alam hal ini, ketiga indikator diasumsikan mempunyai pengaruh yang sama terhadap penilaian suatu 0P.. 'angkah terakhir dalam penentuan 0P. ini adalah dengan cara mengelompokkan nilai bobot gabungan yang merupakan pen2umlahan ketiga indikator men2adi tiga, yaitu 4 &. !. -. 8ika nilai bobot gabungan berada pada kisaran tertinggi, maka 0P. tersebut dikategorikan sebagai 0P. potensial. 8ika nilai bobot gabungan berada pada kisaran menengah, maka 0P. tersebut dikategorikan sebagai 0P. sedang. 8ika nilai bobot gabungan berada pada kisaran terendah, maka 0P. tersebut dikategorikan sebagai 0P. kurang potensial. 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 55555

PEMBAHASAN
.ariabi$i!a% Ha%i$ Tang a#an I an Ca a$ang 8umlah hasil tangkapan tertinggi terdapat pada bulan September, kemudian menyusul bulan ktober dan paling rendah pada bulan Agustus (3ambar ,$. Namun demikian, hasil tangkapan ikan cakalang bulan Agustus ini masih termasuk kategori banyak 2ika dibandingkan dengan hasil tangkapan bulanan pada tahun !""/-!""+ di perairan Teluk Palabuhanratu ('ampiran &$ . Tangkapan cakalang yang paling banyak pada bulan September ternyata sesuai dengan pendapat Tampubolon (&**"$ yang menyatakan bah:a bulan 8uni sampai September merupakan musim puncak di daerah perairan Teluk Palabuhanratu. =asil tangkapan harian pada bulan ktober dan September hampir sama. Namun secara kumulatif hasil tangkapan ikan cakalang pada bulan September lebih tinggi dibandingkan dengan bulan ktober. =al ini disebabkan karena pengambilan data pada bulan ktober dilakukan hanya sampai pertengahan bulan karena nelayan sampel tidak melakukan operasi penangkapan ikan. =arga ikan cakalang pada bulan ktober sangat murah dan 2uga karena hari libur .dul <itri

menyebabkan nelayan tidak pergi menangkap ikan. =arga cakalang yang sangat murah dikarenakan 2umlah hasil tangkapan yang banyak. =asil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu cukup banyak dan tidak mendapat penanganan yang baik dari pihak pelabuhan. 0isamping itu, ruang penyimpanan (cool room$ yang tidak tersedia membuat mutu ikan tidak baik sehingga mengurangi minat konsumen untuk membeli. =asil tangkapan yang rendah pada bulan Agustus disebabkan banyak nelayan payang yang tidak menangkap ikan. Selama bulan Agustus sampai a:al bulan September, angin berhembus kencang dari arah tenggara sehingga nelayan sulit mendeteksi keberadaan ikan pada saat operasi penangkapan ikan sehingga nelayan memilih tidak melaut dan mencari peker2aan lain seperti buruh bangunan. Angin yang kencang mengakibatkan badai, gelombang tinggi serta arus permukaan yang cukup kuat. Akibatnya nelayan mengalami kesulitan untuk mengoperasikan payang dan mendeteksi keberadaan schooling ikan cakalang. 0isamping itu, ada kemungkinan ikan cakalang akan bermigrasi menghindari perairan yang bergelombang dan mencari perairan yang lebih tenang untuk menghindari tekanan ('ae%astu and =ayes, &*7&$. 8ika dilihat pada 3ambar #, proporsi ikan ukuran besar yang didapat pada trip penangkapan nelayan payang periode bulan Agustus sampai ktober !""# untuk ikan cakalang hanya sebesar !*M (&#,*,& kg$ dari total tangkapan +&,7+- kg. =asil tangkapan pada bulan Agustus yang ukuran besar hanya sebesar !&M, pada bulan September -#M dan pada bulan ktober hanya sebesar &&M (3ambar 7$. =al tersebut mengindikasikan :alaupun hasil tangkapan cukup banyak, namun berdasarkan aspek lingkungan tidak optimum atau kurang ber:a:asan lingkungan. Nelayan payang di daerah Palabuhanratu tidak memperhatikan kriteria ukuran besar atau kecil. Semua 2enis ikan yang tertangkap dengan 2aring payang dimasukkan ke dalam palkah (blong$ tanpa memperhatikan ukurannya. 0isamping itu, nelayan payang memiliki ukuran mata 2aring yang sangat kecil, sehingga ikan cakalang yang berukuran kecil pasti tertangkap. 0alam hal ini dibutuhkan peran serta Pemerintah 0aerah dan ahli perikanan tangkap untuk membuat suatu regulasi atau kebi2akan tentang pengaturan ukuran hasil tangkapan yang layak. Sebaran Tem#ora$ "an S#a%ia$ SPL "i Perairan Te$u Pa$abuhanra!u Secara umum, SP' di perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan Agustus termasuk hangat namun pada :ilayah-:ilayah tertentu didominasi oleh SP' dingin. Selan2utnya, SP' pada bulan

September !""# menurun dengan didominasi oleh suhu dingin. Sedangkan pada bulan masih ditemukan :ilayah-:ilayah tertentu yang suhunya dingin.

ktober

!""#, sebagian besar daerah perairan Teluk Palabuhanratu cenderung hangat kembali :alaupun Suhu permukaan laut pada bulan Agustus !""# termasuk hangat disebabkan oleh musim timur. Pada bulan September dan ktober !""# ditemukan fluktuasi suhu yang drastis seperti dari tanggal !! September ke tanggal !- September dan tanggal 7 ktober ke tanggal * ktober !""#. =al ini terkait erat dengan munculnya musim peralihan pada bulan September dan ktober. Timbulnya suhu dingin pada bulan September !""# kemungkinan terkait dengan ter2adinya upwelling. 6enurut Purba et al. (&**,$ bah:a upwelling yang intensif ter2adi di perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan September dan upwelling kurang intensif pada bulan 8uli dan Agustus. ?yrtki (&*+!$ manyatakan bah:a proses air naik pada perairan tropis ada hubungannya dengan angin musim yang ter2adi di daerah tersebut (angin musim timur$. Proses air naik di daerah pantai didasari oleh teori 9kman yang menyatakan 2ika tertiup angin tetap di atas permukaan laut, maka masa air pada lapisan 9kman akan dibelokkan *" o ke arah kanan untuk belahan bumi utara dan ke arah kiri untuk belahan bumi selatan dari arah angin. ;ila angin bertiup se2a2ar dengan pantai dan pantai berada di sebelah kanan arah angin (belahan bumi selatan$, maka lapisan 9kman akan mengalir meninggalkan pantai. ;erdasarkan hukum kontinuitas, air di lapisan ba:ah akan naik ke permukaan. 0engan mekanisme tersebut di selatan 8a:a akan ter2adi proses air naik (upwelling$ pada :aktu musim timur, karena pada musim timur di daerah ini bertiup angin pasat tenggara dengan arah yang se2a2ar pantai selatan 8a:a. SP' pada bulan September !""# di daerah perairan Teluk Palabuhanratu didominasi oleh suhu dingin dengan kisaran antara !,o(-!#o(. Sedangkan pada penelitian sebelumnya (.sma2aya, !""+$, SP' perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan September !""/ termasuk hangat dengan kisaran nilai !#.&"-!*.""o(. =al ini ter2adi karena adanya dinamika perubahan lingkungan :alaupun pada daerah yang sama. 0ari citra satelit 2uga terlihat bah:a SP' hangat terkonsentrasi di daerah pantai dan semakin menurun ke arah perairan lepas pantai. =al ini disebabkan karena daerah pantai di perairan Teluk Palabuhanratu banyak mendapat masukan air ta:ar yang memba:a SP' hangat dari sungai-sungai di sekitarnya. Pada tanggal , September !""# dan tanggal * ktober !""#, perairan Teluk Palabuhanratu ditutupi a:an yang tebal ('ampiran *$. =al ini menyebabkan intensitas radiasi

matahari sangat sedikit sehingga suhu permukaan laut sangat dingin. A:an yang menutupi perairan menyebabkan hanya sebagian kecil perairan yang dapat dilihat kisaran suhu permukaan lautnya. A:an menyebabkan terhalangnya pancaran tenaga elektromagnetik dari permukaan air, sehingga tidak semua :ilayah terekam oleh sensor satelit. Sebagian tenaga elektromagnetik tersebut ada yang diserap ataupun dipantulkan yang menyebabkan tenaga elektromagnetik yang terekam men2adi rendah, sehingga suhu permukaan laut yang dihasilkan pun men2adi rendah. 'ebih rendahnya SP' dapat 2uga disebabkan oleh faktor-faktor oseanografi lainnya seperti arus. Namun demikian, perlu pangamatan yang lebih detail untuk melihat se2auh mana pengaruh arus terhadap SP' di perairan Teluk Palabuhanratu. Penentuan kisaran SP' pada setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan hasil citra satelit masih memiliki kelemahan. 'uasan sapuan sensor 6 0.S yang besar mengakibatkan kisaran SP' yang didapat masih dalam daerah yang luas. 0isamping itu, satelit ACua 6 0.S mengelilingi bumi pada sore hari sehingga data SP' pada saat operasi penangkapan ikan masih kurang akurat. Pengaruh SPL Terha"a# Ha%i$ Tang a#an I an Ca a$ang Kisaran suhu permukaan laut pada saat penelitian berkisar antara !" o(--&o(. Kondisi ini membuktikan bah:a ikan cakalang masih dapat mentolerir suhu permukaan laut dingin !"o( dan suhu panas sampai -&o(. Namun demikian hasil tangkapan ikan cakalang terbanyak ditemukan pada kisaran suhu !/o(-!*o( (3ambar &"$. =al ini menun2ukkan bah:a suhu yang cocok untuk penangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu adalah !/ o(-!*o(. =asil tangkapan tidak ditemukan pada SP' diatas !*o( kemungkinan disebabkan karena ikan cakalang akan berenang lebih dalam sehingga payang tidak dapat men2angkaunya. ;erdasarkan informasi nelayan payang di perairan Teluk Palabuhanratu, alat tangkap payang dioperasikan pada kedalaman kurang lebih &" meter. ;erdasarkan u2i regresi didapatkan bah:a suhu permukaan laut tidak berpengaruh terhadap 2umlah hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu. =al ini disebabkan karena kisaran SP' saat penelitian (!" o(--&o($ masih berada pada suhu penangkapan cakalang sebagaimana disebutkan oleh 3unarso (&*7/$, bah:a suhu optimum untuk penangkapan cakalang di .ndonesia berkisar antara !7o(-!*o(. 0engan demikian, ikan cakalang dapat dengan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu yang ter2adi.

Suhu permukaan laut optimum untuk kegiatan penangkapan cakalang bisa sa2a ber%ariasi berdasarkan perubahan :aktu (temporal$ dan tempat (spasial$. Penyebaran ikan cakalang di suatu :ilayah perairan tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor oseanografi tertentu. Kemungkinan penyebaran ikan cakalang di suatu tempat secara dominan dipengaruhi oleh SP' tetapi di daerah lain penyebarannya dipengaruhi oleh arus. Pada bulan 6aret sampai 8uni !""/ di Perairan 'aut 6aluku diketahui bah:a SP' dengan hasil tangkapan terbanyak berkisar antara !+o(--!o( (Arifin, !""+$. Tabel Kisaran SP' optimum penangkapan ikan cakalang di sebagian :ilayah .ndonesia No Au!hor Perairan Wa !u SPL o#!imum & Nora Anggraini P.6enta:ai 6usim ;arat !""6usim Peralihan (;arat-Timur$ !""6usim Timur !""6usim Peralihan (Timur-;arat$ !""P.'aut ;anda Agustus- ktober !""! P.'aut 6aluku 6aret-8uni !""/ /oC0 !--!, !,-!/ !*--" !+-!# !+-!7 !+--!

! -

>udy Permadi .brahim Arifin

6enurut penelitian sebelumnya (Anggraini, !""-$, SP' di perairan 6enta:ai berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan cakalang. =al ini dapat ter2adi karena kondisi faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran cakalang kemungkinan berbeda secara spasial. 0isamping itu, pengaruh SP' terhadap penyebaran cakalang untuk perairan tropis adalah kecil karena suhu relatif sama (konstan$ sepan2ang tahun (=ela and 'ae%astu, &*7&$. 0alam hasil perhitungan statistik dapat dilihat bah:a hanya ".#&M dari SP' yang dapat memprediksi hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu. 1ntuk mendapatkan hasil yang lebih lengkap, diperlukan perhitungan yang melibatkan karakteristik perairan lainnya, seperti arus, salinitas, klorofil a, dan lain-lain. 0isamping itu, pengaruh faktor-faktor teknis produksi seperti keterampilan nelayan, alat tangkap, dan sebagainya diperlukan dalam penelitian-penelitian lan2utan. ;erdasarkan u2i statistik sebagaimana disa2ikan pada 3ambar &!, SP' tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ukuran pan2ang ikan cakalang. Namun demikian berdasarkan gambar

&-, terlihat suatu pola yang menun2ukkan bah:a ikan cakalang yang ukuran kecil cenderung tertangkap pada SP' yang lebih hangat sedangkan ikan cakalang yang berukuran besar tertangkap pada SP' hangat dan dingin. =al ini disebabkan karena metabolisme tubuh ikan cakalang yang berukuran kecil hanya mampu menyesuaikan dengan SP' yang lebih hangat. .kan cakalang yang berukuran besar mampu berada pada suhu yang dingin maupun suhu yang hangat karena memiliki sistem metabolisme tubuh yang sudah baik (Arifin, !""+$. .kan cakalang yang berukuran kecil lebih banyak tertangkap karena berada di lapisan permukaan sehingga dapat tertangkap dengan payang. .kan cakalang yang berukuran besar biasanya berada pada lapisan lebih dalam sehingga tidak ter2angkau semua oleh alat tangkap payang. =al ini sesuai dengan pernyataan ?aldrom diacu dalam .ra:an (&**/$, bah:a ikan yang berukuran lebih besar berada pada lapisan yang lebih dalam dengan schooling yang kecil, sedangkan ikan yang berukuran kecil berada pada lapisan permukaan dengan kepadatan yang besar. Pen1ebaran Daerah Penang a#an I an Ca a$ang Penentuan 0aerah Penangkapan .kan (0P.$ potensial didasarkan pada tiga indikator, yaitu 2umlah tangkapan ikan cakalang, ukuran pan2ang dan sebaran SP' pada daerah penangkapan. 0P. potensial untuk penangkapan ikan cakalang secara rutin selama bulan Agustus- ktober !""# terdapat di Teluk (iletuh dan 12ung Karangbentang. Selan2utnya 0P. yang kurang potensial selama bulan Agustus- ktober !""# terdapat di Teluk ;edog. Kondisi 0P. yang masih potensial untuk penangkapan cakalang terdapat di (ima2a, Teluk (ikepuh, 12ung 3enteng dan 3edogan. =al ini didasari oleh ke2adian frekuensi timbulnya kategori 0P. potensial lebih sering dibandingkan dengan kategori 0P. sedang dan kurang. Sedangkan 0P. kategori sedang terdapat di Karang Payung, Teluk Amunan, 12ung Penarikan, (isolok, Teluk Amurah, 3uhagede, 12ung Sodongparat, (itepus, Panggeleseram, 3 A dan (isaar. =al ini didasari oleh ke2adian, yang mana frekuensi timbulnya kategori 0P. potensial labih sedikit selama periode Agustus sampai ktober !""#. Tabel 9%aluasi 0P. berdasarkan 2umlah ikan, ukuran dan sebaran SP'
No DPI 1 Karang Payung Kategori DPI bulan Agustus September Oktober Potensial Sedang Kategori DPI Gabungan Sedang

2 Cimaja 3 Tel.Ciletuh 4 Ujg.Karangbentang Tel.Ci!e"uh # Ujung $enteng % Ug.Penari!an & Cisolo! ' $edogan 1( Tl.)muran 11 $uhagede 12 Ug.Sodong Parat 13 Cite"us 14 Tl.*edog 1 Panggeleseram 1# Cisaar 1% $+)

Potensial Potensial Potensial Kurang Potensial Sedang Sedang Kurang Sedang Potensial Sedang Sedang -

Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Potensial Sedang Potensial Kurang Potensial Potensial -

Potensial Potensial Potensial Potensial Sedang Sedang

Masih Potensial Potensial Potensial Masih Potensial Masih Potensial Sedang Sedang Masih Potensial Sedang Sedang Sedang Sedang Kurang Sedang Sedang Sedang

;erdasarkan hasil penelitian sebelumnya (.sma2aya, !""+$, diperoleh empat daerah potensial penangkapan ikan tongkol pada periode Agustus sampai ktober !""/ yaitu 4 (itepus, 3edogan, Sodongparat dan Teluk (iletuh. =al ini mengindikasikan bah:a 3edogan dan Teluk (iletuh merupakan daerah potensial untuk ikan cakalang dan ikan tongkol. =al ini dapat ter2adi karena tingkah laku ikan tongkol hampir mirip dengan ikan cakalang (.sma2aya, !""+$. Posisi penangkapan yang potensial terbanyak didapat pada bulan September yaitu di perairan (ima2a, 12ung Karangbentang, Teluk (iletuh, Teluk Amuran, 12ung Penarikan, (isolok, Teluk (ikepuh, 3uhagede, 3edogan, (itepus, Panggeleseram , 12ung 3enteng dan (isaar. Pada bulan Agustus, 0P. potensial cakalang terdapat di Karang Payung, 12ung Karangbentang, 12ung 3enteng, 12ung Sodongparat, Teluk (iletuh dan (ima2a. Sedangkan bulan ktober 0P. potensial untuk cakalang terdapat di 12ung Karangbentang, Teluk (ikepuh, 3edogan dan Teluk (iletuh. Pada bulan Agustus !""# terdapat 0P. cakalang yang kurang potensial yaitu di Teluk (ikepuh dan 3edogan. <rekuensi timbulnya 0P. potensial pada bulan September lebih sering 2ika dibandingkan dengan bulan Agustus dan September !""#. 0P. potensial pada bulan September !""# sebanyak &- 0P.. =al ini dapat ter2adi karena bulan September merupakan musim puncak ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu sehingga banyak nelayan sampel yang melakukan penangkapan ikan. Pada bulan Agustus !""# terdapat + 0P. potensial. =al ini dapat ter2adi karena pengaruh angin kencang dari arah tenggara sehingga ikan cakalang di sekitar perairan Teluk Palabuhanratu bermigrasi ke tempat lain yang lebih tenang. Sedangkan, pada bulan ktober !""# terdapat ,

0P. potensial. =al ini ter2adi karena pengaruh musim peralihan sehingga ikan cakalang yang tertangkap merupakan ikan yang berukuran kecil. 0P. potensial terkonsentrasi di perairan 12ung Karangbentang pada bulan Agustus !""#. Pada bulan September !""#, 0P. potensial terkonsentrasi di Teluk (ikepuh. Sedangkan 0P. potensial pada bulan ktober !""# terkonsentrasi di 3edogan. Perubahan 0P. potensial dari bulan Agustus !""# sampai bulan ktober !""# disebabkan oleh perubahan kondisi oseanografi lingkungan perairan Teluk Palabuhanratu sehingga mempengaruhi tingkah laku ikan cakalang.

55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 55555

KESIMPULAN DAN SARAN


Ke%im#u$an Sebaran SP' di perairan Teluk Palabuhanratu pada bulan Agustus sampai ktober !""# berkisar antara !"o(--&o(. Pada bulan Agustus, SP' berkisar !! o( ) !*o( dengan SP' dominan antara !+o(-!*o(. Kisaran SP' pada bulan September yaitu antara !& o( ) !#o( dengan SP' dominan antara !,o( ) !#o(. Kisaran SP' pada bulan dominan pada kisaran !,o(-!7o(. Komposisi 2umlah hasil tangkapan cakalang pada bulan Agustus sampai cenderung berfluktuasi. =asil tangkapan pada bulan Agustus, September dan ktober !""# ktober !""# ktober adalah !" o(-!*o( dengan suhu

masing-masing sebesar 7,"*7 kg, -#,7// kg dan &/,*&" kg. 1kuran cakalang yang tertangkap didominasi ukuran kecil yaitu #&M sedangkan ukuran yang besar hanya !*M dari total hasil tangkapan +&,7+- kg. Suhu permukaan laut tidak berpengaruh nyata terhadap 2umlah dan ukuran hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Teluk Palabuhanratu. Namun, terdapat pola atau trend yang menun2ukkan bah:a ikan ukuran kecil lebih dominan tertangkap pada suhu hangat sedangkan ikan cakalang ukuran besar dapat tertangkap pada suhu hangat dan dingin. =asil tangkapan ikan cakalang terbanyak terdapat pada kisaran SP' antara !/o(-!*o(. Saran &$ !$ Perlu dilakukan penelitian yang serupa tetapi menggunakan 3PS sehingga posisi kapal pada :aktu melakukan operasi penangkapan lebih akurat. Perlu dilakukan penelitian lebih lan2ut mengenai hubungan hasil tangkapan terhadap faktor oseanografi lainnya seperti arus dan klorofil a. -$ Perlu dilakukan penelitian dengan musim yang berbeda supaya dapat terlihat penyebaran daerah penangkapan ikan selama satu tahun.

555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 5555 'ampiran4

SP' Pada ;ulan Agustus

SP' ;ulan September

Anda mungkin juga menyukai