Anda di halaman 1dari 9

Efisiensi Metabolisme pada Hewan Vertebrata

Debby O. L Sihombing, Lucia D.U.A Lubis, Nisrina Setiowati, Septa Sophiana


Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Medan
Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate

ABSTRAK
Metabolisme (bahasa Yunani: , metabolismos, perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di
tingkat selular. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup,dimana semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim.Praktikum ini bertujuan untuk dapat mengetahui tingkat efisiensi
metabolisme yang dilakukan oleh hewan vertebrata khususnya tikus (rattus sp),serta dapat
mengetahui efisiensi pakan yang dibutuhkan oleh tikus didua tempat hidup yang berbeda dari
pertambahan berat badan harian(PBBH) dari tikus tersebut.Dan dari praktikum ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi praktikan dalam mengetahui bagaimana efisiensi
metabolisme yang dilakukan oleh hewan vertebrata sehingga nantinya dapat
membandingkan dengan efisiensi metabolisme pada invertebrata
Kata Kunci: tikus putih, metabolisme, pakan, Rattus sp.

PENDAHULUAN
Metabolisme meliputi proses
sintesis (anabolisme) dan proses
penguraian (katabolisme) senyawa atau
komponen dalam sel hidup. Semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain
yang penting dalam metabolisme adalah
peranannya dalam penawaracunan atau
detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi
pengubahan zat yang beracun menjadi
senyawa tak beracun yang dapat
dikeluarkan dari tubuh. Secara umum,
metabolisme memiliki dua arah lintasan
reaksi kimia organik,yaitu Katabolisme,
yaitu reaksi yang mengurai molekul
senyawa organik untuk mendapatkan
energi dan Anabolisme, yaitu reaksi yang
merangkai senyawa organik dari molekul-
molekul tertentu, untuk diserap oleh
sel tubuh.
1. Katabolisme
a) Respirasis sel, jalur metabolisme
yang menghasilkan energi (dalam
bentuk ATP dan NADPH) dari
molekul-molekul bahan bakar
(karbohidrat, lemak, dan protein).
Jalur-jalur metabolisme respirasi
sel juga terlibat
dalam pencernaan makanan,
seperti:
1) Katabolisme karbohidrat
2) Glikogenolisis,
pengubahan glikogen menjadi g
lukosa.
3) Glikolisis, pengubahan glukosa
menjadi piruvat dan ATP tanpa
membutuhkan oksigen.
4) Jalur pentosa fosfat,
pembentukan NADPH dari
glukosa
5) Katabolisme
protein, hidrolisis protein
menjadi asam amino
b) Respirasi aerobik
1) Transpor elektron
2) Fosforilasi oksidatif
c) Respirasi anaerobik,
1) Daur Cori
2) Fermentasi asam laktat
3) Fermentasi
4) Fermentasi etanol

2. Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan
metabolisme yang menyusun
beberapa senyawa organik sederhana
menjadi senyawa kimia atau molekul
kompleks. Proses ini membutuhkan
energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan
untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana tersebut menjadi senyawa yang
lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.
Anabolisme dibedakan dengan
katabolisme dalam beberapa hal:
1. Anabolisme merupakan proses
sintesis molekul kimia kecil
menjadi molekul kimia yang lebih
besar, sedangkan katabolisme
merupakan proses penguraian
molekul besar menjadi molekul
kecil
2. Anabolisme merupakan proses
membutuhkan energi, sedangkan
katabolisme melepaskan energi
3. Anabolisme merupakan reaksi
reduksi, katabolisme merupakan
reaksi oksidasi.
4. Hasil akhir anabolisme adalah
senyawa pemula untuk proses
katabolisme.
Tikus adalah mamalia yang
termasuk dalam suku Muridae. Spesies
tikus yang paling dikenal adalah mencit
(Mus spp.) serta tikus got (Rattus
norvegicus) yang ditemukan hampir di
semua negara dan merupakan suatu
organisme model yang penting dalam
biologi juga merupakan hewan peliharaan
yang populer, dengan ciri antara lain
berambut warna putih, mata merah,
reproduksi dengan melahirkan, menyusui
dan merupakan hewan yang biasa
digunakan untuk penelitian. Potensi
reproduksi tikus dan mencit sangat tinggi
dan ciri yang menarik adalah gigi serinya
beradaptasi untuk mengerat (mengerat +
menggigit benda-benda yang keras). Gigi
seri ini terdapat pada rahang atas dan
bawah, masing-masing sepasang. Gigi seri
ini secara tepat akan tumbuh memanjang
sehingga merupakan alat potong yang
sangat efektif. Tidak mempunyai taring
dan graham (premolar).
Bahan pakan adalah bahan yang
dapat dimakan, dicerna dan digunakan
oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri
dari tanaman, hasil tanaman, dan kadang -
kadang berasal dari ternak serta hewan
yang hidup di laut. Pakan adalah bahan
yang dimakan dan dicerna oleh seekor
hewan yang mampu menyajikan hara atau
nutrien yang penting untuk perawatan
tubuh, pertumbuhan, penggemukan, dan
reproduksi. Bahan pakan yang baik adalah
bahan pakan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral serta tidak mengandung racun
yang dapat membahayakan ternak yang
mengkonsumsinya. Pellet merupakan
pakan yang baik untuk digunakan sebagai
pakan penambah berat badan. Keuntungan
memproses pellet adalah :
a. Mengurangi pengambilan pakan
secara seletif,
b. Meningkatkan ketersediaan nutrisi,
c. Menurunkan energi yang
dibutuhkan sewaktu
mengkonsumsi pakan,
d. Mengurangi kandungan bakteri
pathogen,
e. Meningkatkan kepadatan pakan
sehingga dapat mengurangi biaya
penggunaan truk,
f. Mengurangi penyusutan pakan
karena debu,
g. Dan memperbaiki penanganan
pakan pada penggunaan alat makan
otomatis
Pakan merupakan unsur terpenting
dalam menunjang pertumbuhann dan
kelangsungan hidup tikus. Pakan buatan
adalah pakan yang sengaja dibuat dari
beberapa jenis bahan baku. Pakan buatan
yang baik adalah pakan yang mengandung
gizi yang penting untuk tikus, memiliki
rasa yang disukai oleh tikus dan mudah
dicerna oleh tikus. Konsumsi pakan harian
dapat mempengaruhi bobot badan. Air
juga merupakan bahan pakan utama yang
tidak bisa diabaikan, tubuh hewan terdiri
dari 70% air, sehingga air benar-benar
termasuk kebutuhan utama yang tidak
dapat diabaikan. Kebutuhan air bagi ternak
tergantung pada berbagai faktor yaitu
kondisi iklim, bangsa sapi, umur dan jenis
pakan yang diberikan. Air dalam tubuh
berfungsi sebagai transportasi zat pakan
melalui dinding-dinding usus ke dalam
peredaran darah, mengangkut zat-zat sisa,
sebagai pelarut beberapa zat dan mengatur
suhu tubuh. Air minum sangat dibutuhkan
bagi kesehatan tikus. Kebutuhan air
minum tikus kurang lebih 8 - 11 ml/100 g
bb yang harus disediakan dalam kandang.
BAHAN DAN METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan
Maret 2014 di Rumah Hewan Universitas
Negeri Medan.
Pada praktikum ini, sampel yang
diamati adalah 2 ekor tikus putih (Rattus sp).
Sebelum pengamatan ini dimulai, terlebih
dahulu disediakan sebuah tabung kandang
tikus atau dalam hal ini disebut tabung
metabolisme.
Kandang tikus tersebut kemudian
disekat, sehingga terbagi menjadi dua ruang.
Untuk ruang I dibiarkan kering. Sedangkan
untuk ruang II dibuat lembab.
Kemudian masing-masing tikus putih
dimasukkan ke dalam kandang yang sudah
disediakan, dimana yang satu dimasukkan di
ruang yang kering, dan yang satu lagi
dimasukkan di ruang yang lembab.
Aspek-aspek yang perlu diamati antara
lain seperti jumlah makanan, banyak minum,
berat feses, tingkah laku, dan berat badannya
setiap pengamatan. Pengamatan dilakukan
setiap hari selama 2 minggu.
Setelah selesai pengamatan, maka
dapatlah diperoleh efisiensi laju pertumbuhan
tikus putih (Rattus sp) tersebut dengan cara
membandingkan berat badan awal dengan
berat badan akhir.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp Jantan

Tabel 2. Data Pengamatan Pertambahan Berat Badan pada Rattus sp Betina
Hari
ke
Berat Badan
(gr)
Perubahan
Berat
Badan (gr)
Konsumsi
Pakan
(gr)
Konsumsi
Minum
(cc)
Berat
Kotoran
(gr)
Efisiensi
metabolisme
Awal Akhir
1. 86,5 - - 20 20 -
0,5
2. 89,6 3,1 40 20 4
0,9
3. 91,2 1,6 40 20 2,1
0,9475
4. 94 2,8 20 20 2,7
0,9325
5. 98,7 4,7 20 18 3,8
0,905
6. 102,3 3,6 20 20 3,2
0,92
7. 107,8 5,5 20 18 4,8
0,88
8. 112,5 4,7 40 18 3,7
0,9075
9. 117,2 4,7 40 20 3,5
0,9125
10. 121 3,8 40 20 3,4
0,915
11. 126,3 5,3 20 20 4,2
0,9625
12. 130,5 4,2 20 20 3,2
0,92
13. 135,2 4,7 20 20 3,6
0,91
14. 138,1 2,9 20 20 3,3
0,9175
Hari
ke
Berat Badan
(gr)
Perubahan
Berat Badan
(gr)
Konsumsi
Pakan
(gr)
Konsumsi
Minum
(cc)
Berat
Kotoran
(gr)
Efisisensi
metabolisme
Awal Akhir
1. 88,7 - - 20 20 -
0,895
2. 92,3 3,5 40 18 4,2
0,935
3. 96,1 3,8 40 20 2,6
0,9075
4. 98,2 2,1 20 20 3,7
0,8875
5. 103,4 5,2 20 20 4,5
0,91
6. 105,3 1,9 20 18 3,6
0,92

B. Pembahasan
Menghitung Efisiensi Metabolisme
(EM)

Keterangan :
BP = Berat Pakan (Berat Pakan
Awal Berat Pakan Sisa)
BF = Berat Feses
BPawal = Berat Pakan Awal

Rata-Rata Efisiensi Metabolisme

Keterangan :
EM = Efisiensi Metabolisme

Grafik 1. Efisiensi Metabolisme Rattus sp. Jantan, hari 1-7 perlakuan tempat lembab
dan hari 8-14 perlakuan pada tempat kering.
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
e
f
i
s
i
s
e
n
s
i

m
e
t
a
b
o
l
i
s
m
e

Hari ke-
7. 108,7 3,4 20 20 5,1
0,8725
8. 113,3 4,6 40 20 3,2
0,92
9. 118,5 5,2 40 20 4,5
0,8875
10. 122,7 4,2 40 20 2,7
0,9325
11. 126,3 4,6 20 18 5
0,875
12. 132,5 6,2 20 20 4,8
0,88
13. 137,1 5,6 20 20 3,4
0,915
14. 142,4 5,3 20 18 3,2
0,92
EM =


EM =



Grafik 2.Efisiensi Metabolisme Rattus sp. Betina, hari 1-7 perlakuan tempat lembab
dan hari 8-14 perlakuan pada tempat kering.

Parameter Yang Diukur
Berat Badan
Pada awalnya berat badan
tikus jantan dan betina dalam
percobaan ini adalah 86,5 gr
dan 88,7 gr. Perkembangan
bobot badan tikus selama masa
perlakuan disajikan pada Tabel
1 dan 2. Pada kelompok
perlakuan bobot badan tikus
selama masa percobaan rata-
rata cenderung meningkat.
Bobot badan tikus jantan rata-
rata adalah 110,7 gr dan pada
tikus betina 113,25 gr. Selama
masa perlakuan bobot badan
tikus menunjukkan
kecenderungan naik. Umur
dari tikus percobaan adalah 45
hari. Sehingga pertambahan
berat badannya pun belum
stabil.

Konsumsi Pakan
Setiap harinya diberikan pakan
sebanyak 20 gr/hari, kecuali
pada hari sabtu sebanyak 40
gr. Hal ini disebabkan oleh
karena pada hari minggu tidak
dilakukan pengamatan, untuk
menghindari kematian tikus.
Menurut Waynfort dan
Flecknell asupan pakan yang
normal untuk tikus adalah 5 gr/
100 gr berat badan. Hal ini
tidak sesuai dengan konsumsi
0,84
0,85
0,86
0,87
0,88
0,89
0,9
0,91
0,92
0,93
0,94
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
e
f
i
s
i
s
e
n
s
i

m
e
t
a
b
o
l
i
s
m
e

Hari ke-
pakan yang diperoleh dari
percobaan. Karena dalam
percobaan ini, rata-rata
konsumsi pakan 24 gr/ hari.
Namun, secara teoritis hanya 5
gr/100 gr berat badan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa
dalam percobaan ini terdapat
kesalahan praktikan dalam hal
pemberian pakan yang
mungkin tempat dari pakan
yang dibuat tidak pada posisi
yang tepat, atau tempatnya
terjatuh sehingga pakan
sepertinya habis dimakan oleh
tikus padahal tidak semua yang
dikonsumsi.
Konsumsi Minum
Setiap harinya diberikan air
bersih sebanyak 60 cc/hari
pada botol minumnya. Jadi,
rata-rata yang habis
dikonsumsi pada setiap harinya
adalah 27 cc/hari.
Berat Kotoran
Berat kotoran dipengaruhi oleh
konsumsi makanan oleh tikus
putih. Adapun rata-rata berat
fecesnya adalah yaitu 3,5 gr/
hari percobaan. Jika pakan
yang dikonsumsi per harinya
banyak maka diperoleh berat
kotoran yang banyak juga.
Feses tikus ini berbentuk bulat
lonjong berwarna kecoklatan.

Perbedaan perlakuan di Tempat
Lembab dan Kering
Tempat Lembab
Pada perlakuan di tempat
lembab secara teori, tikus akan
lebih banyak mengonsumsi
pakan karena tikus akan
berusaha mempertahankan diri
dengan mempertahankan suhu
tubsehingga meningkatkan
efisiensi metabolismenya,
namun dalam praktikum ini
tingkat konsumsi pakan pada
kedua tikus berbeda. Pada tikus
jantan, efisiensi metabolismenya
cenderung stabil, namun pada
tikus betina, efisiensinya
cenderung tidak stabil. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor
seperti tingkat kelembapan dari
kandang dan juga tingkat stres
dari tikus tersebut.
Tempat Kering
Pada tempat yang kering, tikus
tidak akan mengalami
peningkatan dalam hal efisiensi
metabolisme karena sesuai tikus
tidak memerlukan banyak pakan
untuk mempertahankan diri,
namun ada kemungkinan terjadi
peningkatan pada konsumsi
minum tikus tersebut.

Rata-Rata Efisiensi Metabolisme
a) Pada tikus jantan, rata-rata efisiensi
metabolisme yang didapat adalah :

b) Pada tikus betina, rata-rata efisiensi
metabolisme yang didapat adalah :

KESIMPULAN
Perkembangan berat badan tikus
jantan dan betina belum stabil karena
tikus belum berukuran dewasa.
Secara teoritis, bila tikus ditempatkan
pada kandang yang lembab, efisiensi
metabolismenya akan lebih tinggi
dibandingkan dengan tikus yang
ditempatkan pada tempat kering,
namun berdasarkan percobaan yang
dilakukan, efisiensi kedua tikus sangat
jauh berbeda bahkan terjadi kestabilan
pada tikus jantan.

DAFTAR PUSTAKA
Cambell, N.A, Jane B.R & Lawrence G.M.
2004. Biologi Edisi ke-5, Jilid 3.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kimball, J. W. 2000. Biologi Edisi ke-5,
Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta
Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak.
Widya Padjadjaran. Bandung.
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan fisiologi
untuk mahasiswa keperawatan.
Buku kedokteran EGC. Jakarta
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan.
Kanisius. Yogyakarta.
Yuwono, Edy. 2001. Fisiologi Hewan I.
Depertemen Pendidikan Nasional,
Universitas Jenderal Soedirman,
Fakultas Biologi. Purwokerto.




EM =

= 0,887
EM =

= 0,904

Anda mungkin juga menyukai