Anda di halaman 1dari 23

Makalah Bahasa Indonesia

Tentang Kalimat

Kelompok Apel

Disusun oleh :
Herynata Sagita 3101 1202 1965
Syarif Hidayat 3101 1202 1980
Angga Setiawan 3101 1202 1987
Erdy Setiawan
M. Abdi Rusadi
Muhammad Rifky Rivani 3101 1202 1995
Fauzan Azhari 3101 1202 2004
Surya Ade Yahya 3101 1202 2033
Fajri 3101 1202 2070
Andy Yasri 3101 1202 2071




Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
(STMIK)
Banjarbaru
Tahun Akademi 2012/2013


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banya kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masuk-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banjarbaru, 24 Maret 2013



Kelompok Apel











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ..
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................
1.2. Masalah .............................................................................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................................................
1.4. Teori ..................................................................................................................
1.5. Metode dan Teknik ...........................................................................................
II. PEMBAHASAN ...........................................................................................................
2.1. Pengertian Kalimat ...........................................................................................
2.2. Struktur Kalimat (Unsur Kalimat) ....................................................................
2.2.1. Subjek ...................................................................................................
2.2.2. Predikat .................................................................................................
2.2.3. Objek .....................................................................................................
2.2.4. Pelengkap/Keterangan ..........................................................................
2.3. Peran Semantis Dalam Kalimat ........................................................................
2.4. Jenis Kalimat .....................................................................................................

III. PENUTUP.....................................................................................................................
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................
3.2. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
















I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,
harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki unsur subjek dan
unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Kata yang seperti itu hanya dapat
disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa. Kalimat adalah
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
Kalimat dapat terdiri dari banyak kata dan banyak klausa. Kalimat yang
memiliki banyak klausa disebut kalimat majemuk dan kalimat yang hanya terdiri dari
satu klausa disebut kalimat tunggal. Beberapa contoh akan dijelaskan di sini untuk
dapat membantu pembaca sehingga dapat lebih mengerti akan bahasan makalah ini
yaitu unsur dan struktur kalimat.

1.2. Masalah
1. Apa pengertian kalimat?
2. Apa saja unsur kalimat?

1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk :
1. Menjelaskan unsur kalimat kepada pembaca.
2. Menambah pengetahuan akan penggunaan kalimat yang baik dan benar.
3. Memberikan contoh-contoh unsur kalimat.

1.4. Teori

1.5. Metode dan Teknik


II. PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat mengandung dua pengertian.Ada yang disebut dengan kalimat Lisan dan ada
yang disebut dengan kalimat Tertulis.Tergantung cara penggunaannya masing-masing dan
disini kita akan membahas bagaimana tata cara penggunaan kalimat lisan maupun tertulis
tersebut.Namun sebelumnya kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan kalimat
itu sendiri.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik
dengan cara lisan maupun tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan ketika kita berbicara kepada
seseorang.Didalam kalimat itu sendiri terdapat tata bahasa dan tata cara pengucapanya.Penting
untuk kita memprelajari seluk beluk mengenai kalimat secara rinci.

Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain.
Di Indonesia cara pengucapan kalimat lisan ini memiliki beranekaragam intonasi yang
berbeda-beda.Karena Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya dan terdiri atas beribu-ribu
pulau yang disetiap wilayahnya sehingga memiliki cara pengucapan kalimat-kalimatnya
tersendiri.Ada yang pengucapan kalimat dengan intonasi yang keras dan ada yang pengucapanya
dengan intonasi yang lembut.
Apabila kita meninjau kewilayah pulau sumatera orang-orang sumatera cenderung
menggunakan penyampaian kalimat yang keras mengapa demikian.Mungkin dipengaruhi oleh
cuaca yang panas,wilayah yang bergunung-gunung menyebabkan orang-orang sumatera
cenderung berbicara dengan intonasi yang keras.

Apabila kita meninjau kewilayah pulau jawa orang-orangnya cenderung menyampaikan
kalimat dengan intonasiyang lembut.Mengapa demikian.Mungkin disebabkan karena wilayah
pulau jawa yang berupa dataran rendah,cuaca yang dingin menyebabkan orang-orang
didalamnya terbiasa bebicara dengan intonasi yang lembut.

Keanekaragaman penyampaian kalimat yang berbeda-beda diwilayah Indonesia
merupakan suatu kekayaan budaya yang menunjukan bahwa disetiap provinsi di Indonesia
memiliki ciri khas masing-masing.

Selanjutnya kita akan mempelajari kalimat yang berbentuk tulisan serta tata cara
penulisanya.Kalimat selalu ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang sesuai.Kalimat
dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua
(:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan
dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan
kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

Tanda titik diletakan diakhir kalimat dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Anthony Tumiwa

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)

Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.


Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim
yang sudah diterima oleh masyarakat.

Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)

Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00

Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula

Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Tanda Seru (!) dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.

Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.


Contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada
awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh:
Kata adik, "Saya sedih sekali".
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.

Contoh:
I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
Rinto Jiang, S.E.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.

Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"

Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.

Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Pisah (, )
Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar.

Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atomtelah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau
di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
19191921
MedanJakarta
1013 Desember 1999

Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda
kurang ().
Contoh:
dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 4565
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 14921499
4 sampai 6 C, bukan 46 C

Penjelasan diatas merupakan bergam kumpulan tanda-tanda baca yang digunakan didalam
kalimat tertulis yang memiliki fungsinya masing-masing agar mempermudah pembaca
memahami dari setiap kalimat yang terkandung didalam sebuah referensi,tulisan,wacana,maupun
naskah.
Setiap tanda baca harus diletakan pada posisi kalimat yang tepat sehingga dapat
dipahami oleh para pembaca dan tidak menjadi salah dalam pengertian isi bacaanya.Oleh sebab
itu pentingya bagi kita mengetahui beragam tanda baca dan kegunaanya.



2.2. STRUKTUR KALIMAT(UNSUR KALIMAT)

Struktur kalimat terdiri atas empat unsur yang saling berkaitan satu sama lain yaitu:
Subjek,predikat,objek,pelengkap.Keempatnya membentuk satu-kestuan yang utuh dan saling
melengkapi berikut penjelasanya:

2.2.1. SUBJEK
Merupakan bagian kalimat yang menunjukan pelaku utama atau topic yang menjadi
permasalahan utama.
Subjek digunakan untuk menjelaskan apa dan siapa.
Subjek juga biasanya merujuk pada kata benda /frasa(konkret/abstrak)

Contoh:Ayahku sedang melukis.
S
Penjelasan:disini bisa kita ketahui bahwa ayah adalah subjeknya yang menjadi pelaku
utama atau topic utama dalam kalimata ini.

2.2.2. PREDIKAT
Predikat merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan/tindakan/keadaan yang sedang
dialami/dilaksanakan oleh subjek.
Berbentuk kata/frasa
Berfungsi untuk menjelaskan:mengapa,bagaimana,diapakan,sedang apa.
Contoh:Adik menangis
S P
Penjelasan:predikat menjelaskan kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh adik yaitu
sedang menangis dan menangis menjadi sebuah predikat didalam kalimat tersebut.

2.2.3. OBJEK
Objek dibagi kedalam 3 jenis dilambangkan dengan:
O Berfungsi untuk menerangkan objek yang langsung dijumpai pada kalimat langsung
transitif.
Rumusnya:S+P+ O
Contoh kalimatnya:Saya menanam pohon.
S P O

O Berfungsi untuk menjelaskan objek yang terkandung didalam kalimat pasif
Rumusnya sama seperti bentuk kalimat terstuktur lainya yaitu: S+P+ O
hanya saja untuk penggunaan objeknya menggunakan O yaitu objek yang diletakan
dikalimat pasif disebut O.
Contoh kalimatnya:Saya dimarahi dosen
S p O
O
- Yaitu objek yang diletakan pada kalimat tidak langsung.
- Dapat diletakan pada kalimat aktif maupun kalimat pasif.
- Dapat dijadikan sebagai pelengkap O mapun O.
Rumusnya:S+P+ O+ O/ O.
Contoh kalimatnya:Aming memberikan Nabila mobil.
S P O O
Dari paparan penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa bentuk dari
struktur kalimat umumnya hamper sama pada setiap kalimat dengan pola dasar
S+P+O yang selalu terkandung disetiap kalimat.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan mempelajari struktur atau unsur kalimat
yang paling terakhir yaitu:

2.2.4. PELENGKAP/KETERANGAN yaitu:
Bagian kalimat yang berfungsi untuk melengkapi predikat.
Biasanya berjenis kata/frasa nomina/frasa adjektiva/dan frasa verba.
Rumus:S+P+O+K
Mega bermain piano diruang keluarga
S P O K
Antara objek dengan pelengkap memiliki persamaan konstruksi namun untuk
membedakan antara keduanya perlu kita ketahui objek selalu wajib hadir didalam suatu
kalimat sedangkan pelengkap tidak selalu hadir didalam kalimat.

2.3. PERAN SEMANTIS UNSUR KALIMAT
Cakupan semantis keterangan lebih luas, yaitu mewakili unsur kalimat atau seluruh
kalimat. Keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan.
Perhatikan contoh berikut:
Dia memotong kue itu dengan garpu.
Kami tinggal di Jatinegara.
Mereka masuk diam-diam.
Beliau meninggal tahun 1970.
Dia ke pasar dengan adiknya.
Saya belajar supaya lulus Sipenmaru.

c) Peran Semantis
Suatu kata dalam konteks kalimat memiliki peran semantis tertentu. Perhatikan contoh-
contoh berikut:
Farida menunggui adiknya.
Pencuri itu lari.
Penjahat itu mati.
Johan melihat kecelakaan itu.
Dari segi peran semantis, Farida pada point (a) adalah pelaku, yakni orang yang
melakukan perbuatan menunggui. Adiknya pada kalimat itu adalah sasaran, yakni yang terkena
perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
Pencuri pada point (b) adalah pelaku, dia melakukan perbuatan lari.
Akan tetapi, penjahat pada point (c) adalah bukanlah pelaku karena mati bukanlah perbuatan
yang dia lakukan, melainkan suatu peristiwa yang terjadi padanya. Oleh karena itu, meskipun
wujud sintaksisnya mirip dengan point (b) penjahat itu pada (c) adalah sasaran. Pada kalimat (d)
Johan bukanlah pelaku ataupun sasaran. Ada suatu peristiwa, yakni kecelakaan, dan peristiwa itu
menjadi rangsang yang kemudian masuk kebenak dia. Jadi, Johan di sini mengalami peristiwa
tersebut. Karena itu, peran semantis Johan adalah pengalaman.


2.4. JENIS KALIMAT
Jenis-jenis kalimat tergolong kedalam Sembilan kelompok yaitu:
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan.Biasanya memiliki predikatnya berupa kata kerja berawalan me atau ber.
Contoh :Aku menanam bunga.
Ibu berjualan bunga.

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.Biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di.
Contoh :Aku dimarahi ibu.

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat
perintah. Biasanya ditandai dengan tanda petik ( .... )
Contoh :Kata ayah,Rajin-rajinlah kamu belajar supaya tercapai cita-citamu!.

Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan orang
lain. Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
Contoh :Ayah berkata bahwa aku harus rajin belajar supaya tercapai semua cita-
citaku.

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Umumnya
mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
1. Kalimat berita kepastian Contoh : Korban gunung merapi mencapai 4.321jiwa.
2. Kalimat berita pengingkaran Contoh :Tidak semua orang menyukai
perbuatanmu.
3. Kalimat berita kesangsian Contoh :Kejadian ini mungkin akan membuatnya
trauma.

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan sesuatu.Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).Dalam
bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
1. Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :Pergunakanlah helm ketika mengendarai sepeda motor !.
2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh:Jangan membuang sampah sembarangan !.
3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh:Tolong siram bunga dihalaman !.


Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang
sehingga diperoleh jawaban tentang suatu masalah.Biasanya diakhiri dengan
tanda tanya (?). Secara lisan, kalimat tanya ditandai dengan intonasi yang
rendah.
Contoh :Siapakah Gayus tambunan itu?.

Kalimat efektif memiliki syarat :
1. Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.
2. Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau
pembicara dengan pendengar.
Dengan ciri-ciri :
1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok
2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.
Contoh:Kucing itu naik ke atas meja
Kata atas tidak perlu digunakan lagi karena kata naik sudah memberi
informasi yang cukup bahwa kucing itu sudah pasti naik ke atas sehingga
bentuk kalimatnya berubah menjadi:
Kucing itu naik ke meja.





Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari inti kalimat atau satu
kalimat.Inti kalimat dibentuk oleh subjek dan predikat Jenis-jenis kalimat
tunggal :
1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh :
Adik bernyanyi.
Perluasan kalimat tunggal dilakukan dengan menambah unsur baru yang
disebut keterangan Dapat berupa keterangan tempat, keterangan cara,
maupun keterangan waktu.
Contoh : Saya siswa kelas VI di SD Negeri Merdeka. Adik bernyanyi dengan
sangat merdu.















III. PENUTUP

KESIMPULAN
Didalam setiap kalimat terkandung struktur-struktur kalimat yang penting untuk kita
ketahui dan pelajari agar kita mengetahui pola-pola kalimat tersebut.Serta pembagian jenis-jenis
kalimat yang beragam harus kita kuasai sebagai mahasiswa.

Didalam makalah ini pun mengajarkan tata cara penulisan mengenai kalimat yang baik
dan benar akan bermanfaat penerapanya ketika melakukan penulisan ilmiah.Karena didalam
penulisan ilmiah memerlukan tata cara penulisan yang benar-benar sempurna dan
dipertanggungjawabkan.

Didalam penulisan kalimat harus jelas penulisan tanda bacanya sehingga tidak
mengandung pengertian yang salah bagi pembaca.Disini kita bisa mengetahui letak kesalahan
dan sampai dimana kemampuan kita dalam penggunaan kalimat yang benar dan dapat berguna
untuk pembelajaran kedepanyanya.

















DAFTAR PUSTAKA
Iswara, Prana D. 2009. TBBI- Beberapa Pengertian Dasar. Melalui
http://kd-sumedang.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=262:tbbbi-
beberapa-pengertian-dasar&catid=61:kapita-selekta-bahasa-indonesia&Itemid=75 [2011/01/07]

NN. 2011. Bahasa Indonesia/Kalimat. Melalui

Anda mungkin juga menyukai