Anda di halaman 1dari 3

BAB 8 Menahan & mengendalikan diri (118)

A. Fenomena kebutuhan manusia


1. Menyadari realitas instingtif manusia
2. Tubuh manusia bersifat reaktif-responsif
3. Tendensi, hedonistik manusia
4. Dimensi keterbatasan keinginan manusia
B. Godaan-godaan duniawi yang fenomenal
1. Godaan materi: berupa harta benda
2. Godaan kuasa: bersifat egois
3. Godaan seks: berupa hawa nafsu seksual
C. Dampak negatif godaan duniawi terhadap manusia
1. Bertndak secara irasional: ketika manusia dibawah pengaruh hawa nafsu mengikuti godaan-godaan
jahat, manusia dibelenggu oleh kekuatan irasional yang dapat menghambat manusia menuju kebaikan
& kebeneran
2. Berperilaku amoral: sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan etis moral, dan berpikir panjang lagi
masalah dosa, malu, pelanggaran hukum, etis, dan moralitas
3. Bertindak egoistis: manusia memiliki ingin menang sendiri
4. Menjauhkan manusia dari tuhan: meninggalkan kewajiban sebagai umat beragama
5. Mengabaikan nilai-nilai spiritual religius: manusia hidup seolah-seolah hanya memiliki pandangan
tunggal tentang kesenangan (godaan) sebagai satu-satunya hal yang layak dipuja dan
mengesampingkan nilai-nilai religius, menganggap agama tidak penting, iman tidak ada artinya lagi,
ritual agama menjadi absurd, manusia tidak mau memikirkan orang lain dan hanya mementingkan
kesenangan sendiri
D. Cara menyiasati godaan-godaan duniawi
1. Bertindak secara bijak & rasional
2. Mendengarkan hati nurani yang baik
3. Mendekatkan diri pada tuhan dalam ibadah
4. Mencintai nilai-nilai spiritual melalui meditasi














BAB 9 Beriman secara kritis
A. Alasan beriman secara kritis:
1.indikator keberimanan teosentris:
2. indikator keberimaan sosiologis
B. Pemahaman kritis tentang iman menurut fres sustreno
1. Iman : sesuainya ucapan dan perbuatan
Pertama, kejujuran
Kedua, nilai otentik (asli)
Ketiga, kesediaan untuk tanggung jawab
Keempat kemandirian moral
Kelima, keberanian moral
Keenam, kerendahan hati
Ketujuh, realistik & kritis
2. Iman : Dimensi vertikal dan horizontal
3. Iman : Menuju kedamaian dan kesejahteraan
C. Cara beriman secara kritis
1. Meninjau kembali kualitas keimanan
2. Kebermaknaan iman
3. Sumbangan bagi kehidupan bersama orang lain
D. Hasil beriman secara kritis mennurut zuchdi
1. Proaktif, prinsip visi pribadi
2. Mulai dengan memikirkan tujuan, prinsip kepemimipinan pribadi
3. Memikirkan dan mengerjakan dulu, prinsip manajemen pribadi
4. Berfikir sama sama menang, prinsip kepemimpinan antar pribadi
5. Memahami dulu orang lain baru minta di pahami orang lain, prinsip kamunikasi empatik
6. Bersinergi, prinsip kerja sama secara kreatif
7. Mempertajam gergaji, prinsip pembaruan diri secara seimbang
E. Beberapa model dialog sebagai wujud toleransi beragama
1. Membuat pengelompokan (Paul F.Knitter)
Pusatkan pembicaraan tentang ada banyak jalan menuju sumber yang ilahi
Bebagai kategori yang sama di pakai untuk mengelompokan mereka menurut Eklesiosentris
(terpusat pada gereja), Kristosentris (terpusat pada yesus), Teosentris (terpusat pada Allah)
Mempergunakan kriteria tentang Eksklusivme (kristus menolak agama-agama lain),
Inklusivisme (kristus dalam agama-agama) Pluralisme (kristis bersama agam-agama lain)
2. Melakukan dialog bertingkat
a. Dialog kehidupan sehari hari
b. Dialog melakukan pekerjaan sosial
c. Dialog pengalaman keagamaan
d. Dialog pandangan teologis
3. Menghargai perbedaan interpretasi teks suci
a. Mengakui perbedaan pemahaman terhadap kitab suci orang lain
b. Menghargai perbadaan pemahaman terhadap kitab suci dalam agama tertentu
c. Berdebat secara cerdas, dan bukan berdebat secara kusir




BAB 12 Makna Spiritual Kerja
A. Makna spiritual kerja
1. Spiritualitas kerja bukan sebuah kontradiksi
2. Kerja sebagai partisipasi dalam karya penciptaan tuhan
3. Dwidimensi kerja manusia
4. Spiritual kerja membangkitkan etos rohani kerja
B. Kerja sebagai modal spiritual
1. Pandangan umum tentang modal
Social capital (modal sosial) ciptaan para sosiolog
Human capital (modal manusia)
2. Kerja sebagai modal spiritual
-kerja sebagai modal spiritual hakikatnya adalah modal intrinsik dalam diri (hati, pikiran, kesadaran)
manusia dalam totalitas tindakannya untuk mendatangkan kebaikan, keuntungan, laba & kekayaan
pada organisasi
3. Pribadi spiritual di tempat kerja : Modal yang menguntungkan perusahaan
danah zohar mengemukakan beberpa ekspresi keluar perusahaan yang menghayati modal spritual
dalam totalitas kerja :
Menempatkan tujaun dan strategi bisnis dalam konteks makna yang lebih luas dan mendalam
Bentindak hati hati dan mawas diri
Di bimbing oleh visi dan nilai nilai perenial/abadi
Memiliki kesadaran holisme lebih tinggi dalam konteks manusia dan kehidupan
Peduli dalam seluruh dinamika kehidupan
Merayakan dan mengapresiasi keragaman dalam organisasi
Independen pada lingkungan dengan menunjukan sikap yang etis pada lingkungan
Selalu mempertanyakan eksistensi fundamentalnya terus menerus dengan kata mengapa
(why)
Selalu dinamis, fleksible dan proaktif
Memberikan respon pada situasi buruk dengan kreatifitas yang produktif
memiliki jiwa pengabdian tinggi
10 cara agar kerja dapat bersifat rohani (Gregory F. A. Pierce)
1. meletakan barang barang suci di sekeliling anda
2. hidup dengan menrima sifat tidak sempurna
3. menjamin mutu
4. mengucapkan terima kasih dan selamat
5. membangun dukungan dan persaudaraan
6. memperlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan
7. memutuskan apa yang cukup dan berpegang teguh pada keputusan anda
8. menyeimbangkan berbagai tanggung jawab
9. bekerja untuk membuat sistem berjalan dengan baik
10. terus menerus mengembangan pribadi dan profesi
Etika spiritual kerja : aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan
pedoman bagi setiap individu baik sebagai menejer maupun karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya pada
perusahaan dimana ia bekerja
Etika spirirtual bisnis : suatu rangkaian prinsip moral-religius-spiritual yang harus di ikut apabila menjalankan
bisnis atau usaha dibidang apa saja

Anda mungkin juga menyukai