4-
= fraksi EDTA
Titik Ekuivalen
V
R
M
R
= V
T
M
T
50 . 0,01 = V
T
0,01
V
T
= 50 ml
Jawaban:
K
ef
=K
abs
x
4
K
ef
= 5 x 10
10
x 0,35 = 1,8x10
10
K
ef
= Tetapan Kestabilan Efektif
K
abs
= Tetapan Kestabilan Absolut
Pada awal titrasi
[Ca
2+
] = 0,01 M
pCa = - Log [Ca
2+
] = 2
Setelah penambahan 10 ml titran
Terdapat kelebihan Ca
2+
yang cukup banyak pada titik ini,
dengan nilai K yang berorde 10
10
, dapat dikatakan reaksi
berjalan lengkap.
[Ca
2+
] = V
R
M
R
V
T
M
T
V
R
+V
T
[Ca
2+
] = (50x0,01 10x0,01) = 0,0067 M
60
pCa = 2,17
Titik Ekuivalen
[CaY
2-
] = V
T
. M
T
= 50x0,01 = 5,0 x 10
-3
M
V
R
+V
T
100
Pada titik Ekuivalen, konsentrasi zat yang dititrasi [Ca
2+
] sama dengan
konsentrasi yang pentitran [Cy].
[Ca
2+
] = [Cy]
K
ef
= [CaY
2-
] = K
abs
x
4
[Ca
2+
][Cy]
1,8x10
10
= 5,0 x 10
-3
[Ca
2+
]
2
[Ca
2+
] = 5,2x10
-7
pCa = 6,28
Setelah penambahan 60 ml titran, yang berlebih adalah
EDTA (Cy).
[Cy] = V
T
M
T
V
R
M
R
= 60x0,01 50x0,01 = 9,1 x 10
-4
M
V
R
+V
T
110
[CaY
2-
] = 5,0 x 10
-3
M
K
ef
= [CaY
2-
] = K
abs
x
4
[Ca
2+
][Cy]
1,8x10
10
= 5,0 x 10
-3
[Ca
2+
] . 9,1 x 10
-4
[Ca
2+
] = 2,8 x 10
-10
pCa = 9,55
Pengaruh Kompleks
Zat-zat selain titran kelon yang mungkin
terdapat dalam larutan ion logam dapat
membentuk kompleks dengan logam itu dan
karenanya menyaingi reaksi titrasi yang
diinginkan. Untuk mengatasi gangguan oleh
zat lain yang akan mengompleks juga dengan
EDTA, dilakukan penopengan (masking) yaitu
menggomplekskan pengganggu dengan zat
lain, tapi tidak bereaksi dengan logam yang
akan dititrasi.
Contoh Pengaruh Kompleks:
Nikel membentuk suatu ion kompleks yang
sangat stabil dengan Sianida, Ni(CN)
4
2-
,
sedangkan Timbal tidak. Jadi, dengan hadirnya
Sianida, Timbal dapat dititrasi dengan EDTA
tanpa gangguan Nikel.
TERIMA KASIH