Anda di halaman 1dari 4

Alopurinol

Mekanisme Kerja Obat



Alopurinol dan metabolit utamanya, oksipurinol, merupakan inhibitor xantin oksidase dan
mempengaruhi perubahan hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Alopurinol
juga menurunkan konsentrasi intraselular PRPP. Oleh karena waktu paryh metabolitnya yang
panjang, allopurinol dapat diberikan sehari sekali. Dosis oral seharian sebesar 300 mg biasanya
mencukupi. Ada kalanya diperlukan dosis sebesar 600-800 mg/hari.

Data Farmakokinetik
Hampir 90% obat ini di arbsorbsi dari saluran pencernaan.hambatan xantin oksidase efektif
dipertahankan lebih dari 24 jam dengan dosis harian tunggal. Allopurinol diekskresi oleh filtrasi
glomerulus, oksipurinol di rearbsorbsi di tubulus ginjal.

Indikasi : profilaksis gout dan batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal.
Kontraindikasi : bukan pengobatan untuk gout akut terapi teruskan jika terjadi serangan ketika
sudah memakai allopurinol, dan atasi serangan secara khusus.

Peringatan: berikan kolkisin profilaktik atau AINS (bukan asetosal atau salisilat) hingga
setidaknya 1 bulan setelah hiperuresimia dikoreksi, pastikan asupan cairan yang memadai (2 liter
sehari) gagak hati dan ginjal. Dalam kondisi neoplastic, pengobatan dengan allopurinol (bila
perlu) harus dimulai sebelum pemberian obat sitotoksik.

Interaksi

Penghambat ACE kaptoril akan menaikkan risiko keracunan, terutama pada gangguan ginjal.
Antikoagulan: kerja nikumalon dan warfarin mungkin ditingkatkan. Siklosporin:
kemungkinan kadar plasma sikosporin ditingkatkan (risiko nefrotoksisitas). Sitotoksik: efek dari
azatriopin dan merkaptopurin dipertinggi disertai dengan peningkatan toksisitas.


Efek samping

Efek samping dari obat ini adalah diantanya berupa ruam (hentikan terapi, jika ruam ringan,
gunakan kembali dengan hati-hati namun hentikan segera apabila muncul kembali reaksi kuit
dikaitkan dengan pengelupasan kulit, demam, limfadenopati, arthralgia, dan eosinophilia,
sindrom mirip sindrom steven jonhson atau Lyell, jarang terjadi), gangguan saluran cerna, jarang
malaise, sakit kepala, vertigo, mengantuk, gangguan pengecapan, hipertensi, deposit xantin di
otot tanpa gejala, alopesia, hepato-toksisitas, para-estasia, dan nueropati.
















KETOCID
KOMPOSISI :
Per film-coated caplet
1. 3-methyl-2-oxovaleric acid 67 mg,
2. 4-methyl-2-oxovaleric acid 101 mg,
3. 2-oxo-3-phenylpropionic acid 68 mg,
4. 3-methyl-2-oxobutyric acid 86 mg,
5. 2-hydroxy-4-methylthiobutyric acid 59 mg,
6. L-lysine monoacetate 105 mg,
7. L-threonine 53 mg,
8. L-tryptophan 23 mg,
9. L-histidine 38 mg,
10. L-tyrosine 30 mg,
11. total Ca 50 mg
INDIKASI :
membantu memenuhi kebutuhan asam amino, Terapi insufiensi ginjal kronik pada retensi yg
terkompensasi atau dekompensasi
KONTRA INDIKASI :
Hiperkalsemia, gangguan metabolisme asam amino,hamil,anak
DOSIS :
Dws 70kgBB 1 tab/5kg atau 4-8 tab 3 x/hr
PERHATIAN :
Pemberian kalori pd penderita hrs cukup. Periksa kadar kalsium serum scr periodik.
INTERAKSI OBAT :
Obat yg mgd Ca, al hidroksida, tetrasiklin.
KEMASAN :
Box @ 100 Kaplet
Komposisi:
Asam 3-metil-2-oxovalerat 67 mg, asam-4-metil-2-oksovalerat 101 mg, asam 2-
okso-3-fenilpropionat 68 mg, asam 3-metil-2-oksobutirat 86 mg, asam 2-hidroksi-
4-metiltiobutirat 59 mg, L-lysine monoasetat 105 mg, L-treonin 53 mg, L-
tryptophan 23 mg, L-histidine 38 mg, L-tyrosine 30 mg, nitrogen total 36 mg, Ca
0,05 g.
Indikasi:
Terapi insufisiensi ginjal kronik pada retensi yang terkompensasi atau
dekompensasi (laju filtrasi glomerolus 5-50 mL/menit)
Dosis: Dewasa 70 kg BB : 1 tablet/5 kg BB atau 3 kali sehari 4-8 tablet
Pemberian
Obat:
Diberikan setelah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancurkan.
Kontra
Indikasi:
Hiperkalsemia, gangguan metabolisme asam amino, hamil, anak.
Perhatian:
Pemberian kalori pada penderita harus cukup. Periksa kadar kalsium serum secara
periodik.
Efek
Samping:
Hiperkalsemia.
Interaksi
Obat:
Obat yang mengandung Ca, Alumunium hidroksida, tetrasiklin.
Kemasan: Tablet 630 mg x 10 x 10.

Anda mungkin juga menyukai