bermanifestasi pada saat lahir atau dalam usia beberapa minggu kehidupan berupa stridor inspirasi.
Berdasarkan beberapa laporan, sekitar 65-75% kelainan laring pada bayi baru lahir disebabkan oleh laringomalasia, dan masih mungkin dianggap sebagai fase normal perkembangan laring, karena biasanya gejala akan menghilang setelah usia 2 tahun, namun dapat bertahan sampai usia 4 tahun atau masa anak-anak. Laring: Merupakan bagian terbawah saluran nafas atas. Bentuk menyerupai limas segitiga yang terpancung (bagian atas > bagian bawah). Batas-batas: Superior : Aditus Laryngis Inferior : batas caudal Cartilago Cricoidea Kerangka Laring tersusun dari: Os Hyoid yg bbtk huruf U Beberapa tulang rawan yakni : Cartilago Thyroidea Cartilago Cricoidea Cartilago Arythenoidea Cartilago Corniculata (Santorini) Cartilago Cuneiformis (Wrisbergi) Cartilago Epiglottica A. Os Hyoid: Permukaaan atas dihubungkan dengan lidah, mandibula & tengkorak oleh tendon dan otot-otot dgn fungsi : Menarik laring keatas waktu menelan Membuka mulut dan membantu menggerakkan lidah ketika relaksasi B. Cartilago Thyroidea Hanya satu (tidak sepasang). Merupakan tulang rawan hyalin terbesar di bagian antero-superior laring. C. Cartilago Cricoidea Hanya satu (tidak sepasang) dibawah Cartilago Thyroidea. Merupakan tulang rawan hyaline. Berbentuk lingkaran dan dihubungkan dengan Cartilago Thyroidea dengan Lig. Cricothyroidea.
D. Cartilago Arythenoid Sepasang (dua buah) dekat permukaan belakang Laring. Merupakan tulang rawan hyaline kecuali pada processus vocalis dan apex yang terdiri dari tulang rawan elastik. Membentuk Articulatio Crico-arythenoid dengan Cartilago Cricoidea.
E. Cartilago Corniculata Sepasang (ki & ka) melekat pd Cart. Arythenoid di apeks. Merupakan tulang rawan elastik.
Otot-otot yang melaksanakan gerakan Laring dibagi: Otot Ekstrinsik gerak keseluruhan Laring, tdd.: Suprahyoid : M. Digastricus, M. Geniohyoid, M. Stylohyoid dan M. Mylohyoid. Fungsi menarik Laring kebawah Infrahyoid : M. Sternohyoid, M. Omohyoid dan M. Thyrohyoid. Fungsi menarik Laring keatas Otot Instrinsik gerak sendiri-sendiri pd Laring: Bagian Lateral: M. Thyroepiglottica, M. Vocalis, M. Thyroarythenoid, M. Aryepiglottica dan M. Cricothyroid. Bagian Posterior: M. Arythenoid Transversum, M. Arythenoid Oblique dan M. Cricoarythenoid post.
Rima Glottis bidang antara Plica Vocalis kiri & kanan Terdiri dari : Bag. Intermembran antara kedua Plica Vocalis di anterior. Bag. Intercartilago antara kedua puncak Cartilago Arythenoid di posterior. Rima Vestibuli antara kedua Plica Ventricularis. Rongga Laring dibagi atas 3 bagian oleh Plica Vocalis dan Plica Ventriculi : Vestibulum Laryngis rongga Laring diatas plica ventricularis (dis. Supraglottic) Glottic Subglottic rongga Laring dibawah pita suara (Plica Vocalis) Kedua sisi antara Plica Vocalis dan Plica Ventricularis disebut Ventriculus Laring Morgagni. Normal Larynx: Cabang-cabang N. Vagus (campuran motorik-sensorik):
1. N. Laryngis Superior: Mensyarafi M. Cricothyroid sensasi mukosa laring subglottic. Bercabang dua : ramus eksternus dan internus, masing- masing mensyarafi otot-otot Laring dan mukosa Laring. 2. N. Laryngis Inferior: Lanjutan dari N. Reccurens setelah bercabang menjadi ramus Cardiaca Inferior. Di sebelah post. Art. Cricoarythenoid, bercabang dua: Ramus anterior mensyarafi otot-otot intrinsik lateral. Ramus posterior mensyarafi otot-otot intrinsik superior lalu beranastomose dgn N. Laryngis sup. ramus internus. Pendarahan Laring Arteri pada Laring terdiri dari dua cabang : Arteri Laryngis superior (cabang dari Arteri Thyroidea superior) Arteri Laryngis inferior (cabang dari Arteri Thyroidea inferior) Kedua cabang arteri tersebut mendarahi mukosa dan otot- otot Laring. Vena-vena pada Laring berjalan sejajar dgn arteri, tdd: Vena Laryngis sup. Vena Laryngis inf. Kedua vena ini bergabung dgn vena Thyroidea Sup.& Inf. Fungsi laring antara lain Proteksi, yakni untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea dengan menutup aditus laring dan rima glottis secara bersamaan. Respirasi, yakni dengan mengatur besar kecilnya rima glottis. Fonasi, yakni membuat suara dengan menentukan tinggi rendahnya nada.
Adapun fungsi lain dari laring adalah: Refleks batuk, dapat mengeluarkan benda asing yang telah masuk ke dalam trakea serta mengeluarkan sekret Proses menelan, dengan menggerakkan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring. Laringomalasia adalah suatu keadaan dimana akibat terdapat flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis. Gejala utama pada pasien dengan laringomalasia adalah stridor inspirasi dan gangguan pemberian makan. Kelainan ini dapat hilang dengan sendirinya Teori kelainan embriologikal pertumbuhan lengkung ketiga yang lebih cepat dibanding yang keempat sehingga epiglotis melengkung ke dalam Teori abnormalitas kartilago maturitas terhambat kartilago yang menyokong laring Teori abnormalitas neuromuskular terlambatnya perkembangan kontrol neuromuskuler pada struktur supraglotis Teori abnormalitas anatomikal a. epiglotis yang lentur yang melipat ke dinding laring posterior atau ke saluran nafas b. epiglotis pajang dan tubular yang melingkar c. dan lengkung ariepiglotis yang pendek yang melipat dengan kartilago kuneiform yang berotasi ke saluran nafas Berhubungan dengan GERD
Stridor inspirasi Tachypneu ringan Muntah Obstructive sleep apnoe Penurunan berat badan Anamnesis dan pemeriksaan fisik : Riwayat stridor inspiratoris Ditemukan mulai pada usia 2 bulan, bertambah berat jika bayi dalam posisi terlentang, ketika menangis, ketika terjadi infeksi saluran nafas bagian atas, selama dan setelah makan. Gastric Reflux Tachypneu ringan sering ditemukan pada pasien laringomalasia Pemeriksaan penunjang : Esofagogram Fluoroskopi sine-tomografi komputer atau ultrafast Magnetic Resonance Imaging (MRI) Laringoskopi fleksibel pilihan utama karena dapat melihat langsung bagian laring, hasil temuan tersering adalah epiglotis yang berbentuk omega
Non Surgical Penanganan Reflux - Ranitidine 3 mg/kg bb - PPI, 1 mh/kg bb/ hari Modifikasi pemberian makan - Pemadatan formula dan gizi makanan - Pemberian makan pada posisi tegak - Pemberian makanan dengan porsi sedikit tapi sering Reposisi postur - bayi diposisikan tidur telungkup, hindari tempat tidur yang terlalu lunak Dapat diberikan oksigenasi jika saturasi oksigen < 90%
SURGICAL : SUPRAGLOTOPLASTI 1. Tipe 1 : terjadi prolaps mukosa aritenoid pada kartilago aritenoid yang tumpang tindih eksisi jaringan mukosa aritenois pada bagian postlateral dengan pisau bedah atau laser CO2 2. Tipe 2 : memotong plika ariepiglotika yang pendek yang menyebabkan mendekatnya struktur anterior dan posterior supraglotis 3. Tipe 3 : eksisi melewati ligamen glosoepigloika ke depan dan menjahit sebagian dari epiglotis ke dasar lidah Komplikasi dapat terjadi pada laringomalasia yang berat :
Episode henti nafas (apneu) Reflux, dengan asam lambung yang dapat merusak laring dan jika terinhalaso oleh anak dapat terjadi aspirasi pneumonia Masalah pemberian makanan, yang berakibat ke gangguan pertumbuhan.
Dapat sembuh dengan sendiri pada usia 1 2 tahun. Pada beberapa kasus, tanda dan gejala menghilang namun kelainan tetap ada. Stridor akan muncul saat beraktifitas ketika dewasa Laringomalasia adalah suatu keadaan dimana akibat terdapat flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis.
Gejala utama pada pasien dengan laringomalasia adalah stridor inspirasi dan gangguan pemberian makan. Kelainan ini dapat hilang dengan sendirinya pada usia 2 tahun namun dapat menetap hingga usia 4 tahun. Diagnosis laringomalasia dapat ditegakkan dengan anamnesis dimana didapati riwayat stridor saat inspirasi dan kemungkinan adanya gastric refluks, pemeriksaan fisik, laringoskopi fleksibel dan radiologi yaitu dengan esofagogram, CT-scan, dan MRI. Penanganan laringomalasia non-bedah meliputi penanganan empirik dari reflux, modifikasi pemberian makan dan reposisi postur.
Penanganan bedah yang dapat diberikan pada anak dengan laringomalasia adalah dengan supraglotoplasti yang memiliki sinonim epiglotoplasti dan ariepiglotoplasti.