Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TAKHSIS
Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Ushul Fiqh
Disusun Oleh :
DETRI SAPUTRA HAMDI
NIM. 1071338
DOSEN PEMBIMBING :
PROF.DR. H. NASRUN HAROEN, MA
PASCA SARJANA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
14322011
0
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan pedoman yang diturunkan Allah kepada manusia
melalui Nabi Muhammad SAW. Untuk dapat memahami kandungan hukum yang
terdapat dalam al-Quran dibutuhkan usaha sungguh-sungguh dari pada mujtahid.
Khusus untuk memahami ayat-ayat yang berkaitan langsung dengan masalah
hukum para ulama merumuskan ushul !i"h untuk memahaminya.
#alam ushul !i"h salah satu usaha penggalian dan perumusan hukum ini
dapat dilakukan melalui pemahaman se$ara langsung terhadap teks al-Quran.
#iantara bahasan ushul !i"h yang berkaitan dengan kaidah kebahasan adalah
tin%auan la!a& dari segi kandungan pengertiannya diantaranya la!a& am dan khas.
#alam al-Quran ditemukan se%umlah ayat yang mengandung la!a& am
sedangkan pada ayat lainnya terdapat ayat yang mengandung la!a& khas. #an
terkadang ter%adi perbenturan di antara la!a& am dan khas tersebut se$ara &ahir
sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan takhsis.
Makalah ini akan membahas Takhsis yang meliputi' pengertian takhsis,
(akikat Takhsis dan #alil Takhsis. Maka dari itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. U$apan terima kasih kepada teman-
teman #osen pembimbing dan handai tolan yang telah membantu penyelesaian
makalah ini.
)
BAB II
PEMBAHASAN
A. P!"#!$%&'" T'()*&*
Se$ara etimologi la!a& takhsis merupakan masdar dari +,-,./ 0,1 20,.3 4
dengan arti menentukan atau mengkhususkan
)
. Sedangkan se$ara terminologi ada
beberapa de!enisi yang dia%ukan ulama ushul mengenai takhsissebagaimana yang
dikutip oleh Amir Syari!uddin
*
diantaranya '
). Menurut al-Khudhari +eik

Menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam lafaz am hanyalah sebagian dari
yang diatur oleh lafaz itu.
*. Abdul Wahab Khala!

!"
Takhsis adalah penjelasan bahwa yang dimaksud oleh yar!" #pembuat
hukum$ tentang lafaz am pada mulanya adalah sebagian afradnya.
,. Qadhi al-+aidha-i memberikan de!enisi '
#$ % &'(
Mengeluarkan apa%apa yang dikandung oleh suatu lafaz.
.. /bn Subki %uga mengemukaka la!a& 0am kepada sebagian a!radnya.
) *(+ !
Takhsis adalah membatasi lafaz am kepada sebagian afradnya.
)
Ahmad Warson al-Muna--ir &amus al%Munawwir, 12ogyakarta tpntt3 hal ,4)
*
Amir Syari!uddin 'shul (i)h edisi pertama $etakan k-5 16akarta' Ken$ana *0073
%ilid * hal. 80
*
#ari de!enisi di atas dapat dipahami bah-a takhsis adalah pen%elasan
tentang hukum pada la!a& am atau mengeluarkan sebagian $akupan la!a& umum
berdasarkan dalil khusus.
B. H'(&('% T'()*&*
6umhur ulama berpendapat bah-a takhsis pada dasarnya adalah
sebagian bayan 1pen%elasan dan pena!siran3 bagi dalil yang umum bukan
disebabkan karena ter%adinya pertentangan antara dalil khusus dengan dalil
umum. #engan kata lain bah-a takhsis adalah pembatasan terhadap sebagian
$akupan dalil yang umum.
Sedangkan ulama Ma&hab (ana!i berpendapat bah-a takhsis
merupakan salah satu bentuk al%bayan tetapi mengandung pengertian
ter%adinya pertentangan. Karena antara dalil umum dan dalil khusus memiliki
kualitas hukum yang sama )adh!" namun hanya sebatas makna yang
dikandung oleh dalil khusus tersebut.
#engan demikian menurut ulama Ma&hab (ana!i suatu dalil yang
digunakan untuk mengkhususkan hukum yang umum harus memenuhi
beberapa syarat yaitu '
). #alil khusus itu berdiri sendiri
*. #alil khusus bersamaan datangnya dengan dalil umum ketika
disyariatkan %ika tidak bersamaan maka dalil khusus menasakhkan
hukum umum.
,. Kualitas dalil khusus itu sama dengan kualitas dalil umum.
,
. D'5&5 T'()*&* !Mukhashshis"
Mukhasihsish dalah dalil-dalil yang mengeluarkan la!a& am dari
keumumannya kepada makna khusus baik dalil yang mengkhususkan tersebut
berupa nash atau yang lainnya. #engan demikian mukhassis ada dua 9 1)3
berbentk nash 1teks3 dan 1*3 bukan dalam bentuk nash.
,
Abdul A&i& #ahlan *nsiklopedi +ukum "slam, 16akarta ':;. /$htiar +aru <an (oe=e
)88436ilid , hal. 805
,
6umhur ulama ushul !i"h membagi dalil yang boleh di%adikan takhsis
sebagai berikut '
.
,. Mukhashshis al%Muttasil - .l%Dalil /hair al%Musta)il
2aitu setiap dalil yang datangnya berbarebgan dengan persoalan 1hukum3
yang akan dikhususkan menyatu dengan la!a& am. Mukhashshish Muttasil
ada lima ma$am yaitu '
a. "stisna! 1penge$ualian3
2aitu suatu la!a& yang menu%ukkan adanya perbedaan antara
ungkapan sebelumnya dan ungkapan sesudahnya atau mengeluarkan
sesuatu dari pembi$araan yang sama dengan menggunakan kata illa,
ghaira, siwa.
0
Umpanya !irman Allah dalam surat .l%.shr ayat *-, '


-./0123 4
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
>a!a& al%"nsan dalam ayat di atas adalah am yang berarti semua
manusia akan merugi. Keumuman la!a& ini kemudian ditakhsis oleh
istisna! yang terdapatnpada ayat sesudahnya.
Syarat istisna! untuk dapat men%adi mukhashis '
). Mustatsna harus bersambung dengan ungkapan yang dike$ualikan.
*. Mustatsna tidak men$akup seluruh satuan atau tidak menghabisi
a!rad yang dikandung ungkapan yang dike$ualikan.
,. Mustatsna termasuk ke dalam lingkup yang dke$ualikan se$ara
senga%a.
.
"bid
5
Amir Syari!uddin op. 1it, hal. 74
.
b. yarat yaitu suatu la!a& yang padanya tergantung keberadaan suatu
hukum syar!" apabila la!a& tersebut tidak ada maka hukumnya %uga
tidak ada.
?ontoh Surat an%2isa! ayat )* '










-./0123 4
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak
mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai
anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta
yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang
mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya.
ara isteri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika
kamu mempunyai anak, Maka ara isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan
sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang
mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak,
tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu
saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja),
Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam
yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang
dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya
dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris).
(!llah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari"at
yang benar-benar dari !llah, dan !llah Maha
mengetahui lagi Maha enyantun.
5
#alam hal ini dapat dipahami bah-a suami mendapat seperdua
dari harta yang ditinggalkan istrinya dengan syarat isteri tidak
meninggalkan anak.
$. .s%ifah, yaitu suatu la!a& yang ber!ungsi untuk membatasi apa yang
datang sebelumnya atau suatu hal yang men%elaskan keadaan suatu &at.
Si!at biasanya menggunakan kata @%ikaA. Misanya !irman Allah dalam
Surat .n%2isa! ayat *5 '









-./0123 4
Dan #arangsiapa diantara kamu (orang merdeka)
yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini
wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini
wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu
miliki. !llah mengetahui keimananmu$ sebahagian
kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu
kawinilah mereka dengan sei%in tuan mereka, dan
berilah maskawin mereka menurut yang patut,
sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara
diri, bukan pe%ina dan bukan (pula) wanita yang
mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya$ dan
apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin,
kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji
(%ina), Maka atas mereka separo hukuman dari
hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami.
(Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-
orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri
(dari perbuatan %ina) di antara kamu, dan kesabaran
itu lebih baik bagimu. dan !llah Maha engampun
lagi Maha enyayang.
B
>a!a& budak dalam ayat di atas bersi!at umm namun kemudian
Allah mengemukakan si!at budak yang boleh dinikahi yaitu beriman.
#engan demikian keumuman budak tersebut dibatasi oleh si!at beriman.
d. .l%/hayah, yaitu la!a& yang menandai akhir atau batas dari sesuatu
yang menghendaki ditetapkannya hukum yang diungkapkan
sebelumnya dan mena!ikan apa yang ada sesudahnya /hayah
biasanya diketahui melalui la!a& hatta dan ila.
?ontoh dalam !irman Allah dalam Surat al%Maidah ayat B '










-./0123 4
&ai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu
dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih)$
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
!llah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-'ya bagimu, supaya kamu bersyukur.
4
>a!a& sampai pada ayat ini menun%ukkan batas akhir dari
membasuh tangan yang semula bermakna umm tanpa batasan kemudian
dibatasi dengan la!a& yang terdapat setelah ila.
e. 3adl ba!da min kul 1bagian sebagian pengganti keseluruhan3
Misalnya !irman Allah dalam Surat .li%"mran ayat 84 '




-./0123 4
adanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di
antaranya) ma(am )brahim$ #arangsiapa
memasukinya (#aitullah itu) menjadi amanlah dia$
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap !llah, *aitu (bagi) orang yang sanggup
Mengadakan perjalanan ke #aitullah. #arangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya
!llah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.
>a!a& man adalah badal dari la!a& al%nas yang disebutkan
sebelumnya. Keumuman kata al%nas sebagai orang yang di-a%ibkan untuk
menunaikan ha%i. Kemudian ditakhsish dengan kalimat sesudahnya yaitu
orang yang mampu melakukannya. Sehingga dengan adanya Mukhasish
tersebut tidak semua orang -a%ib menger%akan ha%i hanya orang yang
mampu sa%a.
*. Mukhashshis al%Munfashil- .l%Dalil al%Musta)il 1berdiri sendiri3
Mukhashshis al%Munfashil adalah sesuatu yang akan di%adikan sebagai
mukhashis tersebut tidak terdapat dalam satu rangkaian kalimat la!a& am,
tetapi keduanya berpisah dan berdiri sendiri.
B
B
Abdul A&i& #ahlan hal. 80B
7
#alil takhsis yang berdiri sendiri terdiri atas '
a. .l%+iss 1KenyataanCa$tual3
#alil al%+iss adalah mengeluarkan atau membatasi sebagian kandungan
dalil yang umum berdasarkan kenyataan a$tual.
Misalnya !irman Allah dalam surat .l%.h)af ayat *5'


-./0123 4
*ang menghancurkan segala sesuatu dengan
perintah +uhannya, Maka jadilah mereka tidak ada
yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat
tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi #alasan
kepada kaum yang berdosa.
>a!a& @segala sesuatuA dalam ayat diatas bersi!at umum yang berarti
keseluruhan. Akan tetapi kenyataan menun%ukkan bah-a yang
dihan$urkan oleh angin topan hanyalah kaum .d. #engan demikian
kenyataan a$tual yang mengkhususkan ungkapan Allah tersebut.
b. .kal.
#alil akal adalah setiap yang dikehendaki dan diyakini akal. :ada
dasarnya hukum-hukum syara! diturunkan se%alan dengan akal manusia.
#engan kata lain bah-a apa yang disyariatkan Allah sesuai dan dapat
diterima oleh akal. Dleh karena itu pengkhususan sebagian dalil syara!
dapat dilakukan melalui kehendak dan keyakinan akal.
Misalnya !irman Allah dalam Surat .r%4a!du ayat )B '






-./0123 4
Katakanlah, -Siapakah +uhan langit dan bumi.- /awabnya,
-!llah-. Katakanlah, -Maka atutkah kamu mengambil
8
pelindung-pelindungmu dari selain !llah, adahal mereka
tidak menguasai keman0aatan dan tidak (pula)
kemudharatan bagi diri mereka sendiri.-. Katakanlah,
-!dakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau
samakah gelap gulita dan terang benderang$ !pakah
mereka menjadikan beberapa sekutu bagi !llah yang
dapat menciptakan seperti ciptaan-'ya sehingga kedua
ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka.-
Katakanlah, -!llah adalah encipta segala sesuatu dan Dia-
lah +uhan yang Maha 1sa lagi Maha erkasa-.
Ayat ini mengandung pengertian umum bah-a Allah adalah
pen$ipta segala sesuatu termasuk &at dan si!atnya-Nya sendiri. Akan tetapi
menurut hukum akal tidak mungkin Allah men$iptakan si!at dan &at-Nya
karena semua itu merupakan sesuatu yang -a%ib ada pada Allah. #engan
demikian akal menentukan bah-a yang dimaksud dengan segala sesuatu
tersebut adalah segala sesuatu yang berada di luar diri-Nya.
1. 'rf
#alil 0'rf erupakan perkataan #'rf )auli$ atau perbuatan #'rf
amali$ yang telah men%adi adat kebiasaan dalam suatu masyarakat.
Misalnya apabila seseorang menyatakan bah-a ia kan membeli daging di
pasar. >a!a& daging bersi!at umum bisa daging sapi daging kambing atau
daging kerbau. Sementara itu menurut kebiasaan masyarakat setempat
istilah daging dimaksud untuk menyebutkan daging sapi. Menurut
kesepakatan ulama ushul !i"h 'rf )auli dapat di%adikan sebagai takhsis
hukum yang umum.
Akan tetapi sebagian ulama berbeda pendapat mengenai kebolehan
menggunakan 'rf amali sebagai takhsis terhadap dalil yang umum.
Ulama Ma&hab (ana!i dan Maliki berpendapat bah-a urf amali dapat
di%adikan takhsis sesuatu yang umum. Sedangkan ulama ma&hab Sya!i/
berpendapat bah-a urf amali tidak boleh di%adikan sebagai takhsis
hukum yang umum. Misalnya !irman Allah dalam Surat .l%3a)arah ayat
*,, '
)0









-./0123 4
ara ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, *aitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah
memberi Makan dan pakaian kepada ara ibu
dengan cara ma"ru0. seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu
kepada !llah dan ketahuilah bahwa !llah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.
>a!a& pada ibu berlaku umum akan tetapi ma&hab Maliki
berpendirian bah-a sesuai dengan adat kebiasaan di Madinah para ibu
dari keturunan bangsa-an tidak -a%ib menyusukan anaknya. (al ini telah
ter%adi turun temurun se%ak &aman Easulullah SAW. Dleh sebab itu
keumuman la!a& ibu pada ayat tersebut dibatasi oleh adat kebiasaan yang
telah berlangsung selama di Madinah.
d. 2ash
,. Takhsis al%5ur!an dengan al%5ur!an
))
Menurut %umhur ulama ushul !i"h ayat al-Quran yang khusus dapat
di%adikan takhsis ayat yang umum baik ayat yang khusus itu turun
bersamaan dengan ayat yang umum maupun terpisah.
4
?ontoh !irman Allah dalam surat al%3a)arah ayat *,. '




-./0123 4
2rang-orang yang meninggal dunia di antaramu
dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah
ara isteri itu) menangguhkan dirinya (ber"iddah)
empat bulan sepuluh hari. kemudian apabila telah
habis "iddahnya, Maka tiada dosa bagimu (para
wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri
mereka menurut yang patut. !llah mengetahui
apa yang kamu perbuat.
Ayat ini bersi!at umum tentang iddah para istri yang ditinggal mati
oleh suaminya yaitu selama . bulan )0 hari tanpa membedakan apakah
-anita hamil atau tidak. Kemudian datang ayat khusus tentang iddah istri
yang hamil sebagaimana !irman Allah dalam surat at%Thala) ayat . '




-./0123 4
Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi
(monopause) di antara perempuan-perempuanmu
jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka
masa iddah mereka adalah tiga bulan$ dan begitu
(pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan
perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah
mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa
kepada !llah, niscaya !llah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.
4
Syekh Abdul Wahab Khalla! "lmu 'shul (i)h 16akarta ' Eineka ?ipta Alih +ahasa
(alimuddin)88B3 hal. *,4
)*
#engan demikian iddah istri yang sedang hamil mengkhususkan
hukum iddah istri yang ditinggal mati suaminya bukan . bulan )0 hari
tetapi sampai ia melahirkan.
Namun menurut sebagian ulama ma&hab (ana!i dan Abu +akar
Muhammad al-+a"illani dan Abu al-Maali al-%u-aini 1ulama ma&hab
Sya!i/3 ayat al-"uran yang dapat di%adikan takhsis ayat yang umum harus
bersamaan dengan ayat yang umum. 6ika ayat yang khuus itu berdiri
sendiri dan terpisah dengan ayat umum maka tidak bias dilakukan takhsis
akan tetapi termasuk kedalam hukum nasakh.
6. Takhsis al%5ur!an dengan unnah
Ulama sepakat tentang kebolehan mentakhis al-Quran dengan
sunnah yang mutawatir. Akan tetapi mereka berbeda pendapat terhadap
kebolehan hadits ahad sebagai takhsis al-Quran '
a. /mam ma&hab yang empat membolehkan mentakhsis al-Quran dengan
khabar ahad.
b. Ulama ma&hab (ana!i berpendapat bah-a sunnah hanya boleh
mentakhsis hukum umum yang ada pada dalam sunnah dan harus
berada pada kualitas yang sama. #i samping itu dali khusus itu harus
berdiri sendiri dan bersamaan datangnya dengan dalil yang umum.
$. /sa /bnu Abbas 1(ana!iyah3 berpendapat bila am telah ditakhsis
dengan dalil )ath!" maka untuk selan%utnya boleh ditakhsis dengan
khabar ahad.
d. Al-Karakhi 1(ana!iyah3 berpendapat bila am telah ditakhsis
sebelumnya dengan dalil terpisah selan%utnya boleh ditakhsis dengan
khabar ahad.
7. Takhsis unnah dengan .l%5ur!an
Mayoritas ulama membolehkan takhsis sunnah dengan al-Quran karena
al-Quran diturunkan kepada Easulullah dan beliau yang memberikan
pen%elasan kepada umat. Akan tetapi sebagian ulama menolak mentakhsis
),
sunnah dengan al-Quran sebab %ika al-Quran sebagai mukhashsis
terhadap sunnah berarti sunnah sebagai asal dan al-Quran sebagai
pengikut. (al ini akan mengurangi nilai al-Quran.
8. Takhsis unnah dengan unnah
Mayoritas ulama membolehkan takhsis sunnah dengan sunnah.
Misalnya hadits mengenai ke-a%iban ber&akat untuk lahan pertanian yang
di aliri se$ara alami &akatnya sepersepuluh. (adits ini kemudian ditakhsis
dengan hadits lain bah-a apabila hasil pertanian tersebut belum
men$ukupi 5 -asa" belum -a%ib dikeluarkan &akatnya.
Akan tetapi sebagian ulama menolak takhsis sunnah dengan
sunnah karena yang akan di%elaskan oleh Easul adalah al-Quran bukan
sunnah.
0. Takhsis dengan ijma!
Ulama ushul !i"h membolehkan mentakhsis nash dengan ijma!. Misalnya
perintah Allah untuk meninggalkan %ual beli apabila pada hari %umat
apabila telah masuk -aktu shalat. Ayat ini menun%ukkan bah-a setiap
kaum muslimin laki-laki dan perempuan. Kemudian ayat ini ditakhsis
bah-a perempuan tidak termasuk orang yang dipanggil untuk
melaksanakan shalat %umat.
9. Takhsis dengan 5iyas
Ulama berbeda pendapat tentang kebolehan takhsis dengan )iyas
diantaranya adalah '
a. Ulama Fahiri menolak takhsis dengan )iyas se$ara mutlak
b. /mam ma&hab yang empat membolehkan takhsis dengan )iyas se$ara
mutlak. Misalnya tentang hukuman bagi pe&ina laki-laki yang tidak
merdeka 50 kali pukulan di"iyaskan pada hukuman bagi budak
perempuan yang ber&ina.
).
$. Segolongan ulama berpendapat bah-a ada beberapa bentuk )iyas yang
dapat men%adi mukhashsis dan ada yang tidak bisa di%adikan sebagai
mukhashsis.
:. Takhsis dengan Mafhum
Ulama berbda pendapat mengenai kebolehan mentakhsis dengan
mafhum sebagai berikut '
a. 6umhur membolehkan takhsis dengan mafhum, baik mafhum
muwafa)ah maupun mafhum mukhalafah
b. Sebagian ulama tidak membolehkan dengan alasan mantu) harus
diutamakan dari pada mafhum.
)5
BAB III
KESIMPULAN
#alam memahami kandungan al-Quran ulama ushul !i"h merumuskan
kaidah-kaidah yang dubutuhkan untuk itu. #iantaranya kaidah kebahasaan yang
terdapat di dalamnya bahasan mengenai la!a& 0am dank has. #alalah la!a& khas
bersi!at "ath/ dan diamalkan sesuai dengan kekhasan la!a& tersebut.
Sedangkan takhsis adalah mengeluarkan sebagian satuan yang terkandung
dalil yang khusus. (al ini ditu%ukan untuk menghindari pertentangan yang se$ara
lahir terdapat dalam nash.
)B
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmad Warson al-Muna--ir &amus al%Munawwir 12ogyakarta tpntt3
Amir Syari!uddin 'shul (i)h, *disi ;ertama, <etakan &%0 16akarta' Ken$ana
*0073
Abdul A&i& #ahlan *nsiklopedi +ukum "slam 16akarta ':;. /$htiar +aru <an
(oe=e )8843
Syekh Abdul Wahab Khalla! "lmu 'shul (i)h 16akarta ' Eineka $ipta Alih
+ahasa (alimuddin)88B3 hal. *,4
)4

Anda mungkin juga menyukai