Anda di halaman 1dari 34

3.

MIKROBIOLOGI RUMEN
Saluran pencernaan ruminansia, didiami oleh berbagai
mikroba (bakteri, protozoa dan fungi).
1
Populasi bakteri di dalam rumen & usus besar paling
tinggi, selain itu juga didiami protozoa dan fungi
anaerobik.
2
Adanya mikroba anaerob di saluran pencernaan,
mempunyai dampak yang besar terhadap fisiologi dan
kesehatan hewan inang.
Penggunaan bahan pakan berserat oleh ternak ruminan-
sia sangat tergantung dari aktivitas dan metabolisme
mikroba anaerob dalam rumen dan usus besar.
3.1. MACAM MIKROBA RUMEN
Jumlah mikroba tersebut mungkin lebih besar, karena
sebagian besar bukan dari hasil dari kultur.
Macam Jumlah Genus/Spesies
Bakteri 10
10
10
11
sel / ml 50 genus (>200 spesies)
Protozoa 10
4
10
6
/ ml 25 genus
Fungi 10
3
10
5
zoospora / ml 5 genus
Bacteriofag 10
8
10
9
g partikel / ml
Macam dan jumlah mikroba rumen ruminansia
Hobson, P. N., 1997. The Rumen Microbial Ecosystem, Blackie Academic & Professional.
London.
3
Keanekaragaman bakteri dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
Subtrat Bakteri
Bakteri aktif menggunakan karbohidrat
Selulosa Fibrobacter succinogene (Bacteroides succinogenes)
Ruminococcus flavefaciens, R. albus
Clostridium cellobioparum, C. longisporum, C.
lochheadii.
Eubacterium cellulosolvens (Cillobacterium
cellulosolvens)
Hemiselulosa Butyrivibrio fibrisolvens
Prevotella ruminicola (Bacteroides ruminicola)
Pati Streptococcus bovis
Ruminobacter amylophilus (Bacteroides amylophilu)
Prevetella ruminicola (Bacteroides ruminicola)
4
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Subtrat Bakteri
Bakteri aktif menggunakan karbohidrat
Gula/dektrin Succinivibrio dextrinosolvens
Succinivibrio amylolytica
Selenomonas ruminantium
Lactobacillus acidophilus, L. casei, L. fermentum,
L. plantarum, L. brevis, L. helveticus
Bifidobacterium globosum, B. longum, B.
thermophilum, B. ruminale, B. ruminantium
Pektin Treponema saccharophilum
Lachnospira multiparus
Keanekaragaman bakteri dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
5
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Subtrat Bakteri
Bakteri aktif menggunakan nitrogen
Mendegradasi Protein Prevotella ruminicola
Ruminobacter amylophilus
Clostridium bifermentans
Hidrolisis Urea Megasphaera elsdenii
Keanekaragaman bakteri dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
6
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Subtrat Bakteri
Bakteri lainnya
Bakteri yang
menggunakan asam
Megasphaera elsdenii (Peptostreptococcus elsdenii)
Wollinella succinogenes (Vibrio succinogenes)
Veillonella gazogenes
(Veillonella alcalescens, Micrococcus lactolytica)
Oxalobacter formigenes
Desulphovibrio desulphuricans
Desulphatomaculum ruminis
Succiniclasticum ruminis
Keanekaragaman bakteri dari mikroba rumen dari hewan
peliharaan dan liar.
7
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Subtrat Bakteri
Bakteri lainnya
Bakteri Lipolytic Anaerovibrio lipolytica
Bakteri Acetogenic Eubacterium limosum
Acetitomaculum ruminis
Mendegradasi Tanin Streptococcus caprinus
Eubacterium oxidoreducens
Mendegradasi Mimosin Synergistes jonesii
Bakteri Methanogenic Methanobrevibacter ruminantium
Methanobacterium formicicum
Methanosarcina barkeri
Methanomicrobium mobile
Mycoplasma (genus
bakteri)
Anaeroplasma bactoclasticum dan
Anaeroplasma abactoclasticum
Keanekaragaman bakteri dari mikroba rumen dari hewan
peliharaan dan liar.
8
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Keanekaragaman protozoa dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
9
Secara morphologis protozoa dalam rumen dibagi
dalam 2 ordo, yaitu:

a. Holotrich merupakan protozoa dengan ukuran yang
lebih besar, berbentuk oval, dengan baris-baris cilia
pada seluruh tubuhnya.

Terdapat 2 genus yaitu: isotrich dan dasytrich.

Sumber makanan utamanya adalah glukosa,
fruktosa, sukrosa, xylosa, galaktosa dan pektin.
10
Hasil akhir dari fermentasi adalah karbohidrat dalam
bentuk amilopektin, VFA, CO2 dan H2.

Beberapa spesies Holotrich yaitu: isotricha
intestinalis, isotricha prostoma, dasytricha
ruminantium.
11
b. Oligotrich merupakan protozoa dengan ukuran
lebih kecil, dengan cilia di daerah mulut.

Sumber pakan utamanya adalah starch, selulase
dan galactosil gliserida.

Dapatnya mencerna plant fiber adalah adanya
proses simbiose intaseluler dengan bakteri
selulolitik atau pada saat bakteri dimakan oleh
protozoa, sellulase yang berada dalam bakteri
masih aktif untuk beberapa lama dan dapat
memecah selulosa.


Ada tiga macam oligitrich yaitu:
- diplodinium,
- entodinium dan
- ophyroscolex.

Spesies yang ada yaitu: diplodinium dentatum dan
entodinium caudatum.
12
Protozoa Hewan Inang
Holotrich protozoa
Isotricha prostoma Domba, Sapi Zebu, Antelop, Kerbau Rawa, Rusa
(Red deer), Kambing.
Isotricha intestinalis Sapi, Bison, Rusa (Mouse dee, Red deer)
Dasytricha ruminantium Domba, Antelop, kerbau Rawa
Oligoisotricha bubali Kerbau Rawa, Sapi
Entodiniomorphid protozoa
Entodinium bovis Sapi Yugoslavian, Sapi Zebu, Kerbau Rawa
E. bubalum Kerbau Rawa
E. bursa Sapi, Domba dan Kambing
E. caudatum Sapi, Domba dan Kambing
E. chatterjeei Kambing India, Kerbau Rawa
Keanekaragaman protozoa dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
13
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Protozoa Hewan Inang
Entodiniomorphid protozoa
Entodinium longinucleatum Sapi dan Kerbau Rawa
Diplodinium dendatum Umumnya pada ternak ruminansia
D. indicum Sapi India
Eremoplastron asiaticus Sapi India
E. bubalus Sapi Brazil dan Kerbau Rawa
Eudiplodinium maggii Umumnya pada ternak ruminansia
Ostracodinium trivesiculatum Sapi dan Kerbau Rawa
Polyplastron multivesiculatum Sapi,Domba, Kambing dan Antelop
Metadinium medium Sapi, Kerbau Rawa, Rusa Afrika
Epidinium caudatum Sapi, Domba, Kambing
Ophryoscolex caudatus Umumnya pada ternak ruminansia
Caloscolex camelicus Unta
Keanekaragaman protozoa dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
14
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
Fungi Sumber isolasi
Neocallimastix frontalis Sapi
N. patriciarum Domba
N. hurleyensis Sapi
Sphaeromonas communis (Caecomyces communis) Sapi
Caecomyces equi Kuda
Orpinomyces bovis Sapi
Anaeromyces mucron (Ruminomyces mucronatus) Sapi
Ruminomyces elegans Sapi
Piromyces communis, Piromyces mae, Piromyces
dumbonica
Kuda, Gajah
Keanekaragaman fungi dari mikroba rumen dari
hewan peliharaan dan liar.
15
Sumber : Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124 135.
16
Bakteriofag membantu dalam turnover masa bakteri da-
lam rumen, yang kurang bermanfaat dalam waktu pem-
berian pakan ternak, namun karena melisiskan sel bak-
teri sehingga dapat menyediakan protein asal bakteri
sebagai sumber asam amino.
Bakteriofag
Bakteriofag adalah virus bakteri dan dilaporkan ada dalam
rumen dalam jumlah besar.
Bakteriofag juga dianggap sebagai bakteri pathogen
obligat pada bakteri rumen, karena mampu melisiskan
bakteri rumen.
Secara spesifik berbeda dengan bakteri yang ada di dalam
rumen.
17
Spesifisikasi bakteriofag terutama untuk melisikan
bakteri rumen yang merugikan dalam ekosistim rumen
seperti bakteri yang merugikan Streptococcus bovis
(penyebab asidosis atau bloat) dan metanogen
(penghasil metan)
Setiap saat populasi bakterifag pada adalah spesifik,
Jumlahnya menurun pada saat pemberian pakan dan
meningkat hingga 8 10 jam setelah pemberian pakan
kemudian menurun lagi sampai ke populasi awal.
18
3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN MIKROBA RUMEN
Penyebab adanya mikroba dalam rumen
Secara normal karena kotak dengan hewan lain,
bakteri tidak harus kontak dengan hewan dewasa,
tetapi protozoa perlu kontak dengan hewan dewasa.
Dari lingkungan (bahan pakan dan kandang)
Kondisi lingkungan rumen mendukung untuk
tumbuhnya mikroba, karena :
- Adanya subtrat dan perantara
- pH rumen optimum untuk pertumbuhan
- Kelembaban optimum, karena adanya air di rumen
- Suhu rumen optimum
19
Perkembangan mikroba rumen
Pertama
kali ada
Mencapai
puncaknya

Jenis mikroba
5-8 jam Hari ke-4
E. Coli, Clostridium welchii, Streptococcus
bovis
minggu Minggu ke-3 Lactobacilli
minggu Minggu ke-5 Bakteri yang menggunakan asam laktat
minggu Minggu ke-6 Bakteri Amilolitik, B. ruminicola
1 minggu Minggu ke-1 Butyrvibrio
Minggu ke-3 Ruminococcus
Minggu ke-6 Fibrobacter succinogenes
Minggu ke-6 s/d 10
Bakteri Selulolitik, bakteri Metanogenik
1 minggu Minggu ke-12 Bakteri Proteolitik
3 minggu Minggu ke-5 s/d 9 Protozoa
Minggu ke-5 s/d 13 Populasi mikroba normal
20
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba rumen
Pertumbuhan sel mikroba rumen dipengaruhi oleh
- ketersediaan ATP (derivat dari produk fermentasi
KH atau VFA)
- NPN
Aktivitas mikroba membutuhkan ATP untuk
kehidupan dan pertumbuhannya, sekitar 4 5 mol/
mol KH yg terfermentasi.
ATP diperlukan untuk transport reaksi atau
konsentrasi gradien
Komponen nitrogen (amonia, NPN dalam bahan
pakan, bakteri yg lisis) diperlukan untuk sintesis
protein sel mikroba.
21
Asam amino tertentu juga diperlukan untuk
meningkatkan laju pertumbuhan mikroba, selain
itu juga membutuhkan asam lemak rantai cabang
yg merupakan hasil deaminasi protein
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsen-
trasi amonia optimum diperlukan untuk pertumbuh-
an mikroba rumen
Sulfur juga diperlukan untuk pertumbuhan mikroba
rumen, kenyataannya biomas mikroba rumen
mengandung 8 g sulfur/kg BK. Kebutuhan sulfur
berdasarkan rasio N : S dari 8,6 : 1 s/d 30,8 : 1,
umumnya diperoleh dari degradasi protein yang
mengandung asam amino (aa mengandung sulfur)
22
Kebutuhan phosphor, masih sedikit bukti dapat
membatasi pertumbuhan mikroba, resi.
Phosphor esensial dalam struktur DNA dan RNA,
dalam pembentukan asam nukleat, juga esensial
dalam pertukaran energi dalam sel (ATP dan GTP).
Kebutuhannya sekitar 8 : 1 (rasio N : P)
Mineral lain yang dibutuhkan adalah trace mineral
23
Faktor yang mempengaruhi perubahan
populasi mikroba
Pakan
Tinggi hijauan menyebabkan pH, selulosa,
hemiselulosa dan gula dalam rumen tinggi.
Populasi bakteri yang dominan adalah bakteri
selulolitik, hemiseluloliti, metanogen dan
protozoa
Tinggi konsentrat menyebabkan pH rendaf dan
pati tinggi.
Populasi bakteri selulolitik, hemiselulolitik,
metanogen, protozoa (terutama oligotrichs)
rendah dan bakteri amilolitik tinggi.
24
Tanin
Tanin umumnya efektif terhadap bakteri yang
mendegradasi serat.
Hewan yang diberi tannin dari Calliandra
calothyrsus, populasi bakteri Ruminococcus spp.
dan Fibrobacter spp. berkurang jauh, tapi fungi,
bakteri proteolitik dan protozoa kurang
dipengaruhi oleh tanin.
Pemberian tanin akasia (Acacia nilotica) secara
keseluruhan menurunkan total bakteri rumen.
Sedangkan tanin terkondensasi menghambat
pertumbuhan bakteri proteolitik. Dalam dosis
tertentu menguntungkan sebagai by pass protein
dan asam lemak.
25
Saponin
Saponin adalah senyawa glikosida yang mempu-
nyai struktur steroid, yg mempunyai sifat hemo-
lisis sel darah merah mungkin dengan mening-
katkan permeabilitas membran plasma dan
menghambat kelancaran aktivitas otot.
Saponin asal lamtoro memiliki efek merugikan
pada fermentasi rumen dan menyebabkan
penurunan VFA total produksi dan rasio asam
asetat propionat.
Penggunaan dalam jumlah non toksid dapat
menurunkan populasi protozoa dan meningka-
tkan populasi bakteri.
26
Buffer
Sama seperti penggunaan hijauan tinggi.
Antibiotik
Ionphores (Monensin, Lasalocid dan
Laidlomycin)
Menyebabkan bakteri gram positif berlobang,
sehingga memungkinkan potasium keluar dan
hidrogen masuk kedalam sel
Efektif menghambat Ruminococcus albus,
Ruminococcus flavefaciens, Butyrvibrio
fibrisolvens, sehingga menurunkan asam asetat,
asam format dan metan.
27
Efektif menghambat Streptococci dan
Lactobacilli sehingga menurunkan asam laktat
Efektif menghambat Streptococci dan
Lactobacilli sehingga menurunkan asam laktat
Meningkatkan bakteri Fibrobacter succinogenes,
Prevotella ruminicola, Selenomonas
ruminantium sehingga meningkatkan produksi
asam propionat.
Secara keseluruhan keuntungan penggunaan
ionphores : a) meningkatkan asam propionat,
b) menurunkan degradasi protein, c) menurun-
kan deaminasi, d) menurunkan produksi asam
laktat.
28
3.3. PERANAN MIKROBA RUMEN DALAM
PROSES PENCERNAAN
Mikroba rumen juga dicerna dan diserap dalam
usus halus ruminansia sebagai sumber protein
utama dan dapat menyediakan hingga 70-90% dari
kebutuhan protein ruminansia.
Pentingnya mikroba rumen
Meningkatkan produksi mikroba dalam rumen
adalah kunci untuk meningkatkan produksi ternak.
Mikroba memecah pakan untuk menghasilkan
VFA, yang digunakan oleh ternak ruminansia
sebagai sumber energi untuk hidup pokok dan
produksi.
29
Pakan
Degradasi Pakan
oleh Mikroba Rumen
Bakteri
Protozoa
Fungi
Bakteriofag
CO2
VFA
Sel Mikroba
NH3
CH4
Panas
As. Lemak rantai
panjang
H2S
Produk fermentasi
Digunakan oleh ternak
Tidak digunakan oleh ternak &
Energi yang hilang dari rumen
Fermentasi rumen
30
Sifat fermentatif dari bakteri rumen
31
Pakan mempengaruhi jenis mikroba, pencernaan dan
konsumsi
Karena setiap kelompok mikroba memiliki fungsi
yang sangat spesifik seperti mencerna serat, pati,
gula atau protein, masing-masing jumlahnya
berkaitan dengan bahan pakan yang di makan.
Jumlah minimal partikel serat lebih lama tinggal di
bagian bawah rumen agar pertumbuhan mikroba
optimal.
Jenis pakan terutama yang mengandung serat
berpengaruh terhadap jenis mikroba dalam rumen,
kecepatan pencernaan, dan total konsumsi bahan
kering dan nutrisi.
32
Konsentrat dan hijauan yang sedikit/rendah mengan-
dung serat, populasi mikroba cepat kebagian atas
rumen sehingga dengan cepat dipindahkan kesistim
pencernaan setelah rumen. Sehingga ternak lebih
cepat makan dan meningkatkan potensi konsumsi.
Hijauan dewasa/tua mengandung serat tinggi dan
nutrisi yang larut lebih rendah, sehingga pencernaan
serat oleh mikroba lambat dan menyebabkan
pergerakan pakan lebih lambat melalui sistem.
Ternak merasa kurang lapar dan konsumsi
berkurang.
33
Pentingnya pemberian pakan yang konsisten
Populasi mikroba membutuhkan waktu untuk
adaptasi terhadap perubahan pakan mendadak.
Pencernaan pakan berserat oleh mikroba
membutuhkan waktu adaptasi mikroba 4-6 minggu;
pati (biji-bijian) membutuhkan waktu 4-5 hari;
produksi asam laktat oleh bakteri membutuhkan
waktu 2-4 jam.
Jika pakan terus berubah-ubah setiap beberapa hari,
mikroba yang dibutuhkan tidak akan ada dalam
jumlah yang cukup untuk pencernaan yang optimal.
Oleh karena itu, makanan harus sekonsisten
mungkin.
34
1. Russel, J.B. and R.B. Hespell. 1981. Microbial rumen fermentation. Journal of Dairy
Science, 64 (6) : 1153 1169.
2. Hobson, P.N. and C.S. Stewart. 1997. The Rumen Microbial Ecosystem. 2
nd
. Blackie
Academic & Professional. London.
3. Klieve, A. V. and Swain, R. A., 1993. Estimating ruminal bacteriophage numbers
using pulsed field gel electrophoresis and laser densitometry. Appl. Environ.
Microbiol., 59, 22992303.
4. Klieve, A. V., Heck, G. L., Prance, M. A. and Shu, Q., 1999. Genetic homogeneity
and phage susceptibility of ruminal strains of Streptococcus bovis isolated in
Australia. Lett. Appl. Microbiol., 29, 108112.
5. Bach, S. J., Mcallister, T. A., Veira, D. M., Gannon, V. P. J. and Holley, R. A., 2002.
Transmission and control of Escherichia coli . 157:H7 A review. Can. J . Anim.
Sci., 82, 475490.
6. Swain, R. A., Nolan, J. V. and Klieve, A. V., 1996. Natural variability and diurnal
fluctuations within the bacteriophage population of the rumen. Appl. Environ.
Microbial., 62, 994997.
7. Kamara, D.N., 2005. Rumen microbial ecosystem. Current Science, 89 (1) : 124
135.
8. Orskov, E. 1982. Protein Nutrition in Ruminants. Academic Press. Toronto.

Sumber bacaan :

Anda mungkin juga menyukai