PENGGUNAAN BAHAN CaOH, PASTA FORMOKRESOL, DAN GLUTARALDEHYDE PADA PULPOTOMI VITAL GIGI SULUNG
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
KELOMPOK 8 Anggota : Mary Septarika 120600040 Tri Ayu Pratiwi 120600131 Yuris E.F Saragih 120600132 Jeslyn 120600133 Chyntia P.P 120600134 Nevi Yunita 120600135 Putri Angelina 120600136 Keumala Rizkia 120600137 Angel 120600138 Rizky Putri Pratiwi 120600139
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Adapun isi dari makalah kami adalah hasil dari tinjauan pustaka kami tentang perbandingan keberhasilan pulpotomi vital pada gigi sulung dengan bahan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde. Kami mengucapkan terimakasih kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah memenuhi tugas kelompok untuk blok 16 ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari sempurna, namun kami berharap makalah kami dapat berguna dan menambah wawasan bagi para pembacanya. Untuk kesempurnaan di masa mendatang, saran dan kritik dari pembaca dan pengguna makalah ini sangat kami harapkan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.
Medan, 2014
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah a. Apa indikasi penggunaan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde pada anak? b. Apa saja isi bahan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde? c. Bagaimana mekanisme kerja bahan CaOH, pasta formokresol, dan glutaraldehyde? d. Apakah keuntungan dan kekurangan masing-masing bahan? e. Bagaimana cara manipulasi kerja setiap bahan? f. Bagaimana perbandingan evaluasi keberhasilan setiap bahan? BAB II PEMBAHASAN
2.1 INDIKASI PENGGUNAAN BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG a. CaOH Kemampuan bahan ini sebagai antibakteri dan penginduksi pembentukan jaringan keras gigi menjadi dasar bagi perawatan endodontik konvensional pada gigi dengan lesi periapeks yang luas aposisi sementum pada lesi periapeks setelah penggunaan kalsium hidroksida kemampuan kalsium hidroksida untuk menginduksi pembentukan jaringan keras pada apeks yang terbuka setelah penggunaan kalsium hidroksida jangka panjang. kemampuan kalsium hidroksida dalam mengeliminasi infeksi pada gigi tanpa pulpa kalsium hidroksida telah dilaporkan menyebabkan nekrosis penggumpalan superfisial, memungkinkan penghambatan perdarahan dan kehilangan cairan. b. Formokresol formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Formokresol sangat kaustik yang dapat menyebabkan fiksasi bakteri dan jaringan pada sepertiga bagian atas pulpa yang terlibat. Ada tiga hal yang menjadi perhatian sehubungan dengan penggunaan formokresol ini yaitu,toksitas local,efek sistemik formaldehid, mutagenesis dan kariogenesis. c. Glutaraldehid Glutaraldehid merupakan bahan yang sering digunakan untuk pulpotomi vital sebagai pengganti formokresol pada gigi sulung Untuk perawatan gigi sulung yang pulpanya terlibat dengan manifestasi klinis perubahan inflamasi yang terbatas pada pulpa mahkota.
2.2 KOMPOSISI BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG Kalsium Hidroksida Ca(OH) 2
Umumnya,kalsium hidroksida mengandung larutan kalsium dan air yang merupakan garam dasar putih,berkristal, mudah larut yang terpisah menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan.Bubuk putih dari kalsium hidroksida memiliki pH yang tinggi(12,6) dan sedikit larut dalam air(kelarutan 1,2g/L,pada suhu 25 o C).Kalsium Hidroksida juga bisa didapatkan dari reaksi larutan kalium dan sodium hidroksida tetapi kelemahan dari campuran tersebut ialah menghasilkan suatu campuran yang kurang kuat. Pasta Formokresol Beberapa tahun ini penggunaan formokresol terus semakin meningkat Kandungan bahan aktif dari formokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan 21% air. Tetapi,larutan formakresol paling sering digunakan dengan komposisi : 1 Bahan Jumlah (ml) Formalin 19ml Cresol 35ml Gliserin 25ml Air 21ml Kandungan trikresol dalam formokresol ini dapat berfungsi sebagai bahan antiseptic untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau inflamasi sedangkan,bahan formaldehid disini dapat memfiksasi jaringan tetapi bersifat karsinogenik dan mutagenik. Glutaraldehyde Umumnya glutaraldehyde digunakan dalam larutan aquaeous dengan konsentrasi 50%- 1%w/w.Glutaraldehyde mengandung oligomer,derivate tidak jenuh,siklik aldehid,desinfektan(diaktivasi dengan sodium bicarbonate),dan x-ray developers(mengandung sodium bisulfate).
2.3 MEKANISME KERJA BAHAN PULPOTOMI GIGI SULUNG
a. Mekanisme Kerja Bahan CaOH Mekanisme kerja kalsium hidroksida belum dimengerti sepenuhnya, tetapi aktivitas antimicrobial pada kalsium hidroksida dipercaya meningkatkan pembentukan dentin reparatif. Hal ini mengemukakan bahwa eliminasi kumpulan bakteri pada dentin, diubah dari pulpa yang mati perlahan lahan ke pulpa yang berpotensi untuk resolusi sempurna. Aktivitas antimikroba terdapat pada CaOH dengan pH yang tinggi. CaOH merupakan medikamen pertama kali yang digunakan untuk pulpotomi karena kemampuannya dalam menstimulasi formasi pembatas jaringan keras. Pulpotomi kalsium hidroksida diprediksi menyembuhkan jaringan pulpa dibawah jembatan dentin. Resorpsi internal dihasilkan dari stimulasi yang berlebihan dari pulpa primer dengan kalsium hidroksida tinggi alkali. Alkali ini menginduksi stimulasi berlebih yang dapat menyebabkan metaplasia pada jaringan pulpa, menyebabkan pembentukan odontoklas. 1 b. Mekanisme Kerja Bahan Formokresol Pulpotomi gigi sulung menggunakan formokresol telah direkomendasikan selama bertahun tahun sebagai pilhan utama, tetapi bahan ini memiliki efek toksik. Formokresol mengandung formalin, dimana formaldehida berdifusi kedalam pulpa dan, dengan mengkombinasi dengan protein selular yang akan mencegah terjadinya autolysis jaringan. Menurut Berger (1972) gambaran histologis jaringan pulpa setelah pulpotomi menggunakan formokresol adanya fiksasi pulpa terjadi pada bagian sepertiga koronal akar, sepertiga tengah akar menunjukkan hilangnya integritas selular. Pada sepertiga apical menunjukkan pertumbuhan jaringan granulasi. 2 c. Mekanisme Kerja Bahan Glutaraldehyde Glutaraldehyde telah disarankan sebagai bahan alternative dari formokresol. Glutaraldehyde antigenisitas yang rendah, dan toksisitas yang rendah. Mekanisme kerja glutaraldehyde memproduksi fiksasi permukaan jaringan pulpa yang cepat. Sebuah zona eosinofilik sempit, jaringan yang terperbaiki ditemukan langsung dibawah tempat dari pengaplikasian glutaraldehyde, dan jaringan ini berbaur dengan jaringan apical yang vital dan normal. 2
2.4 KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN BAHAN PULPOTOMI PADA GIGI SULUNG
Kalsium Hidroksida Bahan ini digunakan karena sifat biokompatibelnya,disamping itu mempunyai sifat yang menguntungkan seperti anti bakteri, isolator termis, dapat diterima oleh semua bahan tumpatan karena tidak mempunyai reaksi yang berlawanan. Sebagai bahan pelindung, ia dapat menahan penetrasi asam. Dalam penelitian diketahui bahwa kalsium hidroksida tidak secara langsung berperan dalam proses mineralisasi, tetapi mempunyai peranan dalam merangsang odontoblas, sedangkan mineralisasi dan matriks dentin dipengaruhi kalsium darah yang berasal dari sirkulasi sistemik. Kalsium Hidroksida juga dapat membentuk selapis tipis jaringan koagulasi nekrosis karena bahan ini mempunyai derajat iritasi yang rendah pada pulpa dan dapat merangsang formasi pertahanan jaringan keras. 3
Walaupun demikian, kalsium hidroksida menunjukkan tidak dapat mengeliminasi E. faecalis dan tentunya beberapa mikroorganisme yang terdapat dalam tubulus dentinalis oleh karena : 1) Membutuhkan kontak langsung dengan bakteri dalam sifat antibakterinya. 2) Cenderung menetralkan sistem buffer dentin. 3) Kemampuannya (pH yang tinggi) telah resisten terhdap beberapa bakteri tertentu. 4) Difusi dan daya larut yang rendah Formokresol Penggunaan Formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital. Perawatan pulpotomi formokresol hanya dianjurkan untuk gigi sulung saja, diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang pulpanya terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan. Ada tiga hal yang menjadi perhatian sehubungan dengan penggunaan formokresol ini. Pertama adalah toksisitas lokal, kedua efek sistemik formaldehid, dan ketiga mutagenitas dan karsinogenitas. 4 Glutaraldehid Keuntungan: 1. Toksititas rendah 2. Sifat antigen rendah 3. Memprokduksi fiksasi jaringan pulpa dengan kedalaman terbatas pada bagian 1/3 apikal 4. Penyebaran sistemik lebih rendah disbanding formokresol Kerugian : adanya reaksi alergi dan iritasi pada mata.
2.5 CARA MANIPULASI BAHAN PULPOTOMI PADA GIGI SULUNG
BAB III PENUTUP 1.1 KESIMPULAN Berdasarkan tinjauan hasil perawatan pulpotomi pada gigi sulung dengan bahan pulp capping yang berbeda, Pulpotomi Ca(OH)2 pada gigi sulung sedikit mengalami kegagalan karena terjadinya resorpsi interna akibat stimulasi yang berlebihan dari Ca(OH)2 yang mengaktifkan sel odontoklas. Keberhasilan yang dilaporkan secara klinis 94% dan secara radiografis 64%. Resorpsi akan lebih cepat terjadi pada gigi sulung yang telah dirawat pulpotomi. Di sisi lain Fuks dkk, mendapatkan kegagalan sebesar 18% pada gigi sulung setelah 25 bulan pemakaian glutaraldehid. Setelah 42 bulan, keberhasilan sebesar 45% mengalami lebih cepat dari yang dikontrol Fuks dan Bimstein. Belakangan ini ada beberapa peneliti telah menunjukkan keracunan reaksi alergi, dan menimbulkan iritasi mata. Oleh karena itu, bahan ini masih banyak diperdebatkan oleh para ahli untuk pemakaian pada gigi anak. Formokresol merupakan pilihan bahan medikamen terbaik untuk perawatan pulpotomi pada gigi sulung. Menurut penelitian klinis dan radiografis, keberhasilan pulpotomi dengan formokresol menunjukkan antara 70-97%. Mencairkan seperlima dari formulasi asli Buckley menunjukkan keberhasilan yang sangat memuaskan karena ke efektifan yang sama tetapi toksisitasnya lebih rendah. Belum banyak bahan obat-obatan yang dapat menggantikan sifat formokresol sebagai obat pilihan pada perawatan pulpotomi pada gigi anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Khan S, Inamdar NK, Akash, Meshram GK, Singh MP, Chaurasia H. Calcium Hydroxide A Great Calcific Wall. Journal of Orofacial Research 2011; 1: 26, 28. 2. Kumar BC. Pulpotomy in Primary Teeth A Review. JIADS 2011; 2: 29, 30. 3. Fauziah E, Hendrarlin S. Perawatan Fraktur Kelas Tiga Ellis pada Gigi Tetap Insisif Sentral Atas. Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15 (2):169-170. 4. Kennedy, D. B. 1992. Konservasi Gigi Anak. Diterjemahkan dari Paediatric Operative Dentistry oleh N. Sumawinata dan S. H. Sumartono. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.