Laporan Diskusi Kasus 3 Tonsilofaringitis
Laporan Diskusi Kasus 3 Tonsilofaringitis
TONSILOFARINGITIS AKUT
Disusun Oleh:
Kelompok 2
0706260124
0706260194
0706260364
Miranti Fristy M.
0706260490
Mohammad Azmi
0706260515
0706259646
Rahmania Kannesia D.
0706259702
0706260635
Yelsi Khairani
0706259980
Nona A, 19 tahun, seorang mahasiswa, datang ke tempat praktek anda dengan keluhan sakit
menelan sejak 2 hari yang lalu. Sakit menelan terutama pada sisi sebelah kanan dan ketika
menelan seperti ada yang mengganjal. Selain itu nona A merasa badannya demam namun tidak
terlalu tinggi. Keluhan tersebut tidak disertai batuk dan pilek. Keluhan lain tidak ada. Nona A
sudah makan tablet hisap FG troches namun tidak ada perbaikan.
Pemeriksaan fisis: suhu 37,8C; THT: faring hiperemis, tonsil T2a-T1a, mukosa hiperemis, ulkus
(+); pemeriksaan lain dbn.
Pemeriksaan lab: ASTO (+)
Diagnosis: Tonsilofaringitis akut e.c. Streptokokus hemolitikus grup A
Pertanyaan
1. Bagaimana penatalaksanaan pasien tersebut? Obat apa saja yang akan anda
berikan dari obat yang tersedia dan jelaskan alasannya?
Pemberian
antibiotik.
Antibiotik
pilihan
sebagai
lini
pertama
infeksi
telah terbukti memiliki efikasi dan keamanan yang baik, spektrum yang sempit
serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan antibiotik golongan lain.1,2
Namun sebelum diberikan, penting untuk ditanyakan dalam anamnesis adanya
riwayat hipersensitivitas atau alergi pada pasien dan keluarganya, juga
kemungkinan adanya riwayat alergi terhadap penilisin sebelumnya. Apabila
didapatkan riwayat hipersensitivitas terhadap golongan penicilin, alternatif
antibiotik yang dapat diberikan adalah golongan sefalosporin atau makrolid.1,2
3. Buatlah resep untuk pasien tersebut sesuai dengan obat yang telah anda pilih,
disertai dosis dan lama pemberian!
Pro
: Nn A
Usia : 19 tahun
Alamat : Salemba
4. Apa edukasi yang anda berikan untuk pasien tersebut sehubungan dengan
penyakitnya dan obat yang anda berikan?
Edukasi yang harus dilakukan meliputi berbagai aspek dari penyakit tonsilofaringitis itu
sendiri. Dari segi penyebab ada baiknya diberikan penjelasan secara singkat dan jelas mengenai
bakteri penyebab, pola dan mekanisme penularan, dan bagaimana cara mencegah penularan.
Edukasi juga perlu dilakukan mengenai pengobatan pasien baik yang berupa kausatif dan
simtomatis. Antibiotik yang diberikan oleh dokter harus diminum sesuai dengan dosis dan waktu
yang telah ditentukan ( biasanya habis dalam 7-10 hari). Kemungkinan terjadinya resistensi obat
akibat penggunaan antibiotik yang tidak teratur juga harus dijelaskan kepada pasien. Pengobatan
yang bersifat simptomatis juga harus dijelaskan cara pemakaiannya yaitu dapat dihentikan ketika
gejala-gejala simptomatis sudah hilang atau membaik. Efek samping dari obat yang diberikan
juga harus dijelaskan agar pasien dapat segera kontrol ke dokter apabila terjadi hal tersebut.
Sebelum memberikan obat , dokter juga harus menanyakan adanya riwayat alergi obat
sebelumnya atau riwayat alergi yang lain untuk menghindari kemungkinan terjadinya reaksi
alergi obat seperti hipersensitivitas, urtikaria, angioedema, dan syok anafilaktik. Selain hal
diatas, perlu diberitahukan mengenai waktu untuk kontrol kembali jika setelah obat habis
keluhan belum membaik atau memburuk. Komplikasi yang dapat terjadi seperti OMA, abses
peritonsilar, Glomerulonefritis akut juga perlu dijelaskan secara sederhana dan lengkap.
Daftar Pustaka
1. Wong DM, Blumberg DA, Lowe LG. Guidelines for the use of antibiotics in acute upper
respiratory tract infection. Am Fam Physician, 2006;76:956-66.
2. Bisno AL, Gerber MA, Gwaltney JM Jr, et al. Practice guidelines for the diagnosis and
management of group A streptococcal pharyngitis. Infectious Disease Society of
America. Clin Infect Dis 2002; 35:113.
3. Dewoto, HR. HistamindanAntialergi. DalamFarmakologidanTerapi. Edisi 5. Gunawan,
Sulistia G. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI, 2007.
4. Estunimgtyas A., Arif A. Obat lokal. In: Gunawan, SG., Setiabudy R., Nafrialdy,
Elysabeth. Farmakologi dan terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapi
FK UI. 2007.
5. Istiantoro YH, Gan VHS. Penisilin, SefalosporindanAntibiotikBetalaktamLainnya.
DalamFarmakologidanTerapi. Edisi 5. Gunawan, Sulistia G. Jakarta: BalaiPenerbit
FKUI, 2007.
6. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and Clinical Pharmacology. 11th ed. New
York: McGraw-Hill;2009.
7. www.mims.com
No.
1.
2.
3.
Nama Obat
(Generik &
Paten)
Parasetamol
(Panadol, biogesic,
dll)
Ibuprofen
(advil, motrin)
Amoksisilin
(Amobiotic,
Amosine, Amoxil,
Amoxillin,
Amoxsan,
Arcamox, Bellacid,
Bufamoxy,
Corsamox,
Dexymox,
Erphamoxy,
Ethimox,
Farmoxyl,
Ikamoxyl,
Intermoxil,
Kalmoxillin,
Kimoxil,
Mekanisme Kerja
Indikasi
Metabolisme: dikonversi
sampai batas tertentu menjadi
asam penicilloic
Kontra
indikasi
Penyakit hati
Efek Samping
Hepatotoksik (dalam
dosis yang besar),
reaksi alergi (jarang
terjadi), mual,
trombositopenia
Interaksi Obat
Alkohol (dapat
meningkatkan risiko
hepatotoksisitas)
Metoclopramide
(meningkatkan absoprsi
paracetamol)
Rifampicin,
carbamazepine,
barbiturate (menurunkan
efek paracetamol)
Perdarahan
aktif,
hipersensitiv
itas
Warfarin (dapat
memperpanjang masa
perdarahan)
Methotrexate
(meningkatkan toksisitas)
Dosis &
Frekuensi
Pemberian
Anak:
10-15
mg/kgBB/kali
Bentuk
Sediaan Obat
(BSO)
Tablet, kaplet,
sirup, drops
Dewasa:
500-1000mg, 34 kali sehari
dosis maksimal:
4000mg
Anak:
10mg/kgBB/kali
Tablet, Sirup
Dewasa:
3-4 x 200400mg
Diuretik (mengurangi
efekdiuresis)
Hipersensitiv
itas
Hipereaktivitas, agitasi,
insomnia, pusing, rash
maculopapular,
exfoliative dermatitis.
Urticaria,
hypersensitivity
vasculitis, diare,
mual,
muntah,
gangguan
darah
(anaemia,
trombositopenia,leukop
enia, agranulositosis)
,Neuromuscular
hypersensitivity,
pseudomembra-nous
colitis
Kloramfenikol,
tetrasiklin: menurunkan
efektifitas
Dewasa:
250-500mg/kali
(3 kali sehari)
Probenecid: menghambat
eksresi penisilin
Anak:
20-40mg/kgBB/
hari (dibagi
dalam 3 dosis)
Methotrexate:
meningkatkan toksisitas
methrotrexate
Antikoagulan
oral:
meningkatkan efektifitas
antikoagulan
Tablet /kapsul
125, 250, 500
mg
Sirup
125mg/5mL
4.
Lactamox,
Lapimox,
Leomoxyl,
Mestamox,
Mexylin, Mokbios,
Moxigra , Novax,
Nufamox, Opimox,
Ospamox,
Pehamoxil,
Penmox, Pritamox,
Rindomox,
Robamox,
Scannoxyl,
Solpenox,
Supramox,
Topcillin, Wiamox,
Widecillin,
Xiltrop)
Penicilin V
( Veetids,Peen-Vee
K)
Indikasi spesifik :
Faringitis atau
tonsilitis, Antrax (mild
uncomplicated), Lyme
disease (Stadium awal
pada wanita dan anakanak), Gangguan pada
limpa (profilaksis
infeksi pneumokokus)
Demam reumatik
(Profilaksis primer
atau sekunder), Infeksi
kulit oleh streptokokus
Hipersensitif
terhadap
golongan
penisilin
Anak: 25-50
mg/kgBB/hari
PO terbagi
dalam 4 dosis
terbagi
Dewasa: 250500 mg PO
Kategori B
Tablet
125,250,500
mg
Suspensi
125,250
mg/5mL
5.
Erythromycin
Mekanisme kerja:
Bersifat bakteristatik, dapat
menjadi bakterisid untuk
kuman yang sangat peka. Obat
ini menghambat sintesis protein
kuman secara reversibel
melalui ikatannya pada
ribosom subunit 50s. bekerja
dengan menghambat sintesis
protein bakteri, bersifat
bakteriostatik atau bakterisid,
tergantung dari jenis bakteri
dan kadarnya dalam darah.
Eritromisin efektif terhadap
Infeksi saluran
pernapasan bagian atas
dan bawah yang
disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti
tonsilitis, abses
peritonsiler, faringitis,
laringitis, sinusitis,
bronkitis akut dan
kronis, pneumonia,
dan bronkiektasis.
Infeksi telinga seperti
Hipersensitif
terhadap
eritromisin,
Gangguan
hati,
penyakit
hati,
penggunaan
bersamaan
dengan
pimozide
Reaksi alergi,
Hipotermia,
pemanjangan QT,
Torsades de pointes,
nyeri abdomen, mual,
muntah, jaundice
kolestatik, peningkatan
risiko infantile
hyperthropic pyloric
stenosis pada neonatus.
Eritromisin dapat
meningkatkan toksisitas
teofilin.
Penggunaan eritromisin
bersama karbamazepin
akan meningkatkan
konsentrasi
karbamazepin dalam
darah.
Penggunaan eritromisin
bersama warfarin dapat
memperpanjang waktu
protombin.
Anak: 30-50
mg/kgBB/hari
PO dalam 3-4
dosis terbagi
atau 2040mg/kgBB/
hari IV
Dewasa: 250500 mg PO q612h; 500mg-1g
IV q6h.
Vial 500mg,
1g
Tablet 250,
500 mg
Kapsul 250
mg
Suspensi
125,250 mg/5
mL
bakteri gram-positif
Farmakokinetik:
Absorpsi: diserap baik di usus
kecil bagian atas; akivitasnya
dapat menurun pada pH
lambung yang asam karena
obat dirusak oleh pH asam;
Absorpsi juga dihambat oleh
makanan
Distribusi:berdifusi baik ke
berbagai jaringan tubuh kecuali
otak dan LCS
Metabolisme:di hati
Ekskresi: di empedu
Penggunaan eritromisin
bersama
metilprednisolon dapat
mengurangi eliminasi
metilprednisolon.
Penggunaan eritromisin
bersama ergotamin tartrat
dapat meningkatkan
toksisitas ergotamin, dan
juga pernah dilaporkan
dengan tioleandomisin.
Spektrum antibakteri:
Gram positif:kokus gram
positif, S.pyogenes,
S.pneumoniae, S.viridans,
S.aureus, C.perfringens,
C.diphteriae, L.monocytogenes
Gram negatif: N.gonorrhoeae,
C.jejuni, M.pneumoniae,
L.pneumophila,H.influenzae,
C.trachomatis,
6.
7.
Cefadroxil
(Alxil, Ancefa,
cefadroxil soho,
Cefat, Dexacef,
Doxef, Drovax,
Droxal, Droxefa,
Duricef,
Erphadrox,
Ethicef, Grafacef,
Kelfex, Lapicef,
Longcef, Lostacef,
Opicef, Osadrox,
Pyricef, Q Cef,
Qidrox,
Renasistin,
Roksicap,
Sedrofen,
Staforin, Tisacef,
Vocefa, Vroxil,
Widrox,
Yaricef)
Hipersensitiv
itas terhadap
cephalospori
n
Sefiksim
(Cefspan, fixep,
Infeksi Saluran
Kemih, otitis
Hipersensitif
terhadap
Menghambat
sintesis dinding sel
Pemanjangan PT bila
digunakan
bersamaan
dengan antikoagulan,
Eliminasinya berkurang
jika
digunakan
bersamaan
dengan
probenecid
Dewasa
500mg-1
(2x/hari)
Syok, hiper-sensitivitas,
gangguan hematologik
Dewasa&Anak
>30kg
Meningkatkan kadar
karbamazepin
Anak-anak
30
mg/kgBB/hari
dibagi dalam 2
dosis
Kapsul
500
mg
Tablet 1 g
Suspensi
125mg/5ml
250 mg/5ml
500 mg/5ml
Kapsul
- 100 mg
sarcef, spaxim,
comsporin, lanfix,
sofix, cefixime
OGB, spancef,
fixacef, maxpro,
anfix, ceptik,
fixiphar, simcef,
tocef)
8.
Siprofloksasin
(Ciprodex,
Cetraxal, Ciloxan,
Ciprofloxacin,
Cipro HC)
bakteri.
Mempunyai afinitas kuat
dengan penicillin-binding
proteins (PBP) 3, 1a dan
1b.
Aktivitas obat ini dalam
melisis kuman berlangsung
cepat ( rapid lytic action),
hal ini
dihubungkan dengan
afinitasnya terhadap PBP1b.
Afinitas sefiksim terhadap
PBP 2 sangat lemah, dan
ini menyebabkan obat ini
tidak aktif terhadap S
aureus dan coagulasenegatif staphylococci.
media,faringitis,
tonsilitis, demam
tifoid, infeksi saluran
nafas
sefalosporin
Ibu hamil
Anak kecil
dibawah 18
tahun sangat
tidak
dianjurkan
arthropathy.
Dapat meningkatkan
waktu pembekuan
darah jika diberikan
bersama warfarin
Dengan
aminoglikosida dan
furosemid
kemungkinan dapat
terjadi
nefrotoksisitas,
karena aditif
Dengan Probenesid
dapat meningkatkan
konsentrasi sefiksim
Dengan makanan
dapat diberikan
bersamaan atau
tanpa makanan
Kaps
50 100
mg 2x/hr
(dapat
ditingkatka
n s/d 200
mg 2x/hr
untuk kasus
yang lebih
berat)
Sir Kering
- 1,5-3 mg/kg
BB
2x/hr
Demam tifoid
pada anak
- 10-15
mg/kg
BB/hr
selama 2
minggu
- 200 mg
Sir Kering
100mg/5mLx1
Untuk Cystic
fibrosis 40
mg/kg BB/hari
2x sehari
Infeksi Saluran
Kemih 1-17
tahun : 10-20
mg/kg (MAX
750 mg/ dosis)
dibagi dalam 2
hari selama 1021 hari
Demam tifoid
pada dewasa
500 mg oral
setiap 12 jam
selama 10 hari.
500, 1000 mg
extended
release tablet
50, 100 mg
suspensi
10 mg/mL
untuk IV infus
3 mg/mL tetes
mata
3,3 mg/g salep
mata
9.
10.
Amoksisilin +
Asam klavulanat
(Aclam,
Augmentin,
Amocomb,
Auspilic,
Bellamox,
Betaclav, Capsinat,
Clabat, Claneksi,
Clavamox, Claxy,
Comsikla,
Danoclav, Daxet,
Dexyclav,
Improvox,
Palentin, Surpas,
Vlaclav, Vulamox,
Vibranat, Syneclav,
Protamox,
Nuvoclav)
Klorfeniramin
(Dehista, Orphen,
CTM Berlico,
Histaklor,
Pehachlor)
Perubahan permukaan
sel kuman
Peningkatan
mekanisme
pemompaan obat
keluar sel.
- Absorpsi obat baik,
bioavailabilitas mencapai 8095%. Konsentrasi serum pada
pemberian oral maupun IV
hampir sama. Masa paruh
obat 3-10 jam. Dieliminasi
melalui ginjal.
Amoksisilin merupakan gologan
antibiotik betalaktam yang
bekerja dengan menghambat
pembentukan mukopeptida
untuk sintesis dinding sel
mikroba. Sifatnya bakterisid.
Cara kerjanya:
1. Obat bergabung dengan
penicillin binding protein
(PBPs)
2. Hambatan sintesis dinding
sel kuman
3. Aktivasi enzim proteolitik
pada dinding sel
Asam klavulanat merupakan
penghambat betalaktamase,
tidak dapat digunakan sebagai
obat tunggal karena tidak
memiliki aktivitas antibakteri.
Bila dikombinasi dengan
antibiotik beta laktam,
penghambat ini akan mengikat
enzim betalaktamase sehingga
antibiotik pasangannya bebas
dari pengrusakan enzim tersebut
dan dapat menghambat sintesis
dinding sel bakteri yang dituju.
Klorfeniramin merupakan AH1
yang menghambat efek histamin
pada pembuluh darah, bronkus,
dan otot polos dengan berikatan
pada reseptor histamin.
Alergi
penisilin
Allopurinol menurunkan
sekresi ginjal amoksisili
sehingga meningkatkan
kadar serum amoksisilin.
Penggunaan bersama
dengan kontrasepsi oral
dapat menurunkan
efektivitasnya.
Dewasa dan
Anak (BB>40
kg)
250 mg/125 mg
tiap 8 jam
penyakit berat
500 mg/125 mg
tiap 8 jam
Anak-anak:
20 mg/kg/hari
untuk
amoksisilin dan
dosis
penyesuaian
untuk KV.
Alergi,
neonatus
Penggunaan bersama
lorazepam, fluoksetin,
alprazolam akan
mningkatkan potensi efek
SSP yang menyebabkan
depresi SSP dan
gangguan pola pikir dan
aktivitas psikomotor.
Dewasa:
PO 4 mg/4-6
jam. Maks 24
mg/hari.
IV
anafilaktik: 1020 mg. Maks.
40 mg/hr
Kaplet:
Co-amoxiclav:
Amox 500mg,
KV 125 mg
Sirup kering:
Co-amoxiclav:
Amox 125mg,
KV 31.25 mg
Sirup kering
forte:
Co-amoxiclav:
Amox 250mg,
KV 62.5 mg
Tablet:
Klorfeniramin
maleat 4 mg
dermatitis kontak
- Gigitan serangga
- Reaksi transfusi non
hemolitik
11.
12.
Loratadine
(alernitis, allohex,
aloris, clarihis,
Claritin, folerin,
dll)
Deksametason
(Dellamethason,
kalmethason,
lanadexon,
corsona, danasone,
cetadexon,
cortidex, dexa-m,
etason, indexon,
licodexon,
molacort, nufadex
M, oradexon,
pycameth,
scandexon)
Kondisi alergi
Hamil,
menyusui,
anak kurang
dari<2 tahun
Penggunaan bersama
dengan anti- spasmodik,
pelemas otot,
antidepresan trisiklik,
dan fenotiazin akan
saling meningkatkan
efeknya bila digunakan
bersamaan.
Konsentrasi plasma
meningkat oleh
ketokonazole, simetidine,
nefazodone, eritromisin,
dan penghambat
CYP3A4 lainnya
Oral
Dewasa: 10mg
1x/hari
Anak: 2-5
tahun: 5mg
1x/hari.6-12
tahum: 10mg
1x/hari
Tablet 10mg,
sirup 5mg/5ml
Dengan
gangguan ginjal
dan hati: dosis
harus dikurangi
imunosupresan/antiale
rgi, anafilaksis
anti-inflamasi Reaksi
alergi, seperti asma
bronkial, dermatitis
atopik, alergi obat,
rinitis alergi.
Gangguan
dermatologik,. Alergi
dan inflamasi akut dan
kronik pada mata,
seperti konjungtivitis,
keratitis, neuritis
optik.
Gangguan
gastrointestinal,
Edema serebral.
Hipersensitif
terhadap
deksamethas
on, infeksi
jamur , tukak
lambung
Penggunaan
Deksametason jangka
panjang dapat
mengakibatkan
kelemahan otot, mudah
terkena infeksi,
gangguan
keseimbangan cairan
tubuh dan elektrolit,
kelainan mata,
gangguan sistem
endokrin, gangguan
saluran pencernaan,
- Dengan insulin:
-
menurunkan efek
hipoglikemik.
Dengan Fenitoin,
fenobarbital, dan
efedrin :
meningkatkan
clearance metabolik
dari deksametason,
menurunkan kadar
steroid dalam darah
dan aktifitas
fisiologis.
Dengan Antikoagulan
oral : meningkatkan
atau menurunkan
waktu protrombin.
Dengan Diuretik yang
mendepresi kalium :
meningkatkan risiko
hipokalemia.
Alergi:
Pemberian oral
:
Dewasa : Awal,
0,75-9 mg/hr
PO, terbagi
dalam 2-4 dosis.
Anak-anak :
0,024-0,34
mg/kg/hari PO
atau 0,66-10
mg/m2/hari PO,
terbagi dalam 24 dosis.
Pemberian
parenteral :
Dewasa : Awal,
0,5-9 mg/hr IV
atau IM, terbagi
- Dengan Glikosida
kardiak :
meningkatkan risiko
aritmia atau
toksisitas digitalis
sekunder terhadap
hipokalemia.
Dengan Antigen untuk
tes kulit :
menurunkan
reaksivitas.
Dengan Imunisasi :
menurunkan respon
antibodi.
13.
Prednisone
(inflason,
nufapredson,
pehacort,
prednisone
nufarindo)
Hipersensitiv
itas, infeksi
serius
(kecuali
meningitis
tuberculosis)
,varicella,
infeksi jamur
sistemik.
Insomnia, gugup,
peningkatan nafsu
makan, pusing,
hirsutisme,
hipopigmentasi, DM,
intoleransi glukosa,
hiperglismia, artralgia,
katarak, glaucoma,
epistaksis, diaforesis,
sindrom Cushing,
edema, fraktur,
halusinasi, hipertensi,
osteoporosis,
pankreatitis, supresi
axis pituitary-adrenal,
kejang.
Substrat CYP3A4:
menginduksi
CYP2C19,3A4.
Meningkatkan risiko
ulserasi GI dengan
NSAID. Menurunkan
efek barbiturate, fenitoin,
dan rifampin.
Menurunkan efek
salisialt, vaksin, dan
toksoid. Dengan ethanol
dapat meningkatkan
iritasi mukosa lambung.
Dosis sama
dengan
prednisolone
Pneumocystis
carinii
pneumonia
Dewasa>13
tahun dengan
AIDS: 40mg
2x1 selama 5
hari dilanjutkan
dengan 40mg
1x/hari, lalu
20mg 1x/hari
selama 11 hari.
Harus diawali
dengan
antipneumosistis
dalam 24-72
jam.
Alergi
Dewasa: Dosis
inisial 30mg
pada hari
pertama lalu
diturunkan
5mg/hari sampai
21 tablet.
Tuberkulosis
pulmonal lanjut
atau
ekstrapulmonal
DewasaL 4060mg per
harilalu
diturnkan
sampai 4-8
minggu
SLE
Dewasa: ringan
<10mg/hari,
sulit
disembuhkan
atau parah: 2060 mg/hari
RA
Tablet 5mg
Dewasa <10
mg/hari
ITP
Dewasa 12mg/kg/hari
14.
Gliseril
Guaiakolat/Guaia
fenesin (GG)
Golongan obat
ekspektoran yang
mekanisme kerjanya
diduga berdasarkan
stimulasi mukosa lambung
yang selanjutnya secara
refleks merangsang
n.vagus untuk mensekresi
kelenjer saluran nafas
sehingga menurunkan
viskositas dahak dan
mempermudah
pengeluaran.
Batuk berdahak
Golongan obat
ekspektoran yang
mengandung ammonium
klorida. Bekerja dengan
menstimulasi mukosa
lambung yang selanjutnya
secara refleks merangsang
n.vagus untuk mensekresi
kelenjer saluran nafas
sehingga menurunkan
viskositas dahak dan
mempermudah
pengeluaran.
Batuk berdahak
Coredryl,
Colfin
Dextral,
Expectorant
Flucadex,
Pinkid Cough,
Nufadryl,
Ponflu,
Lodecon,
15.
16.
Dextrometorphan
Tidak
dianjurkan
untuk anak
<6 tahun
Sedasi
Mual
Muntah
Asma
Dewasa: 4069mg per
hariselama 3-10
hari,dosis
terbagi dalam 12 dosis.
Dewasa =
2-4 kali 200-400
mg/ hari
Sirup 100
mg/5ml
Anak =
Keamanan
pada
kehamilan :
kategori C
Asidosis metabolic
Mual, muntah, sakit
kepala.
Dosis dewasa :
300 mg tiap 2-4
jam
Sirup
300mg/5mL
Bentuk
sediaan
kombinasi
tergantung
merk
Keamanan
pada
kehamilan :
kategori C
Batuk nonproduktif
Alergi dan
anak usia di
bawah 2
tahun
Berinteraksi dengan
MAOi dan obat yang
dimetabolisme enzim
CYP2D6
Dewasa
1030 mg
PO q4h
(max 120
mg/hari).
Anak 26th 2,5
Caps 30 mg;
Tablet hisap
2,5; 5; 7,5; 15
mg;
sirup 15
mg/15 mL, 10
CYP2D6
17.
Codein
18.
Stimuno (ekstrak
tanaman
Phyllanthus niruri
L)
19.
Pseudoefedrine(R
Imunomodulatoryang
digunakanuntukmemperbaikisi
stemimundengancarastimulasi
padakondisidefisiensiimundan
menekanpadasaatreaksiimunbe
rlebihan.
Phyllanthusniruri
LatauseringdisebutdenganMeni
ran
KandungankimiaPhyllanthusni
ruri L berupa:
a) Lignan
b) Terpen
c) Flavonoid
d) Lipid
e) Benzenoid
f) Alkaloid
g) Steroid
h) Alcanes, dll
Pseudoefedrin agonis
7,5 mg q48h
(max 30
mg/hari).
712 tahun: 5
10 mg
q48h (max 60
mg/24 h)
Batuk nonproduktif
dan
Analgesik
Alergi
Sakit kepala,
konstipasi, penurunan
tekanan darah, depresi
pernapasan
toksisitas meningkat
dengan penggunaan
bersama TCAs. MAOIs,
penghambat
neuromuskular, depresan,
fenotiazin, dan analgesik
narkotik.
Berinteraksi dengan obat
yang dimetabolisme
enzim CYP2D6
Untukmenjaga stamina
Alergi
Dewasa.
Analgesik:
1520 mg PO or
IM qid PRN.
120 mg IM = 10
mg IM
morphine
Antitusif:
1020 mg PO
q4h PRN; max
120 mg/hari.
Anak
Analgesik:
0,51
mg/kg/kali PO
q46h PRN
Antitusif:
11,5
mg/kg/hari PO
q4h; max
30mg/hari
Anak : 3 kali
sehari 1 sendok
takar sirup (5
ml)
Dewasa : 3 kali
sehari 1 kapsul
Anti inflamasi
mg/5 mL;
liquid 10
mg/15 mL;
3,5/5 mL;
7,5/5 mL;
15 mg/5 mL;
sustainedaction liquid
30 mg/5 mL
Tablet
15,30,60mg
solusio
15 mg/5 mL;
Injeksi 15,30
mg/mL
Tiap 5 ml
StimunoSirup
mengandunge
kstrakPhyllant
husniruri 25
mg
TiapkapsulSti
munomengand
ungPhyllanthu
sniruri 50 mg
Dan lain-lainnya.
Stimunokapsul
, sirup 60 ml
dan 100 ml
Dekongestan
hipertensi
angina, rebound
Glikosida jantung,
60 mg setiap 4-6
berat,
penggunaano
bat MAOI
phenomenon, takikardia
dan aritmia,
meningkatkantekanand
arahataumemperburukh
ipertensi, gangguan
cemas, temor,
insomnia,iritabilitas,
penurunan nafsu makan
kuinidin, TCA
meningkatkan risiko
hipertensi dan aritmia
Meningkatkan efek
vasokontriksi jika
diberikan dengan ergot
atau oksitosin.
MAO inhibitor krisis
hipertensi.
jam (dewasa)
dan 15 mg 34x/hari (2-6
tahun), 30 mg 34x/hari (6-12
tahun)
tablet, oral
drop, sirup