Gun)
Disusun oleh:
SRI SUGIHARTI
NIM:2012083062
Kelas PBI Batam
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri
UTS untuk mata kuliah Filsafat Ilmu pada program study Magister Pendidikan di
Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa yang diselenggarakan di Batam.
Pada kesempatan
setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang takterhingga kepada semua pihak yanga
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas mandiri ini terutama kepada:
1. Drs Pardimin, M. Pd, selaku rektor UST Yogyakarta.
2. Dr. Imam Ghazali, M. Sc, selaku Kaprodi PBI.
3. Prof. Dr. Gunawan, M. Pd, selaku pengasuh matakuliah Filsafat
Ilmu.
4. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spirituil
kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
dengan
ucapan
mudah-mudahan
kebaikan
bapak
atau
ibu
Prof. Dr. Gunawan, M. Pd sehingga nantinya tugas mandiri ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat, Amien.
Penulis.
PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya kami bisa menyelesaikan akademik paper yang membicarakan tentang refleksi
semua materi mata kuliah Filsafat Ilmu yang meliputi: Pengembangan Ide Berbasis
Asosiasi Spontan, Linguistic Imperialism, Transdiscipline, Transdisciplinary &
Transdisciplanarity, Pengembangan Ide Berbasis Ketidaktahuan, dan Ajaran-ajaran
Ki Hadjar Dewantara. Akademik paper ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS Mata
Kuliah Filsafat Ilmu..
Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT. dan semua pihak yang
telah membantu sehingga akademik paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Akademik paper ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
akademik paper ini.
Semoga akademik paper ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Amin
BAB I
PENDAHULUAN
Descrates, Francis Bacon dll. Plato sendiri memberikan istilah dialektika yang berarti
seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena, filsafat harus berlangsung sebagai upaya
memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku.
Al-Farabi menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
yang sebenarnya dari segala yang ada. Sedangkan Rene Descrates berpendapat bahwa
filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia
1.3. Tujuan
Paper ini bertujuan untuk:
Mengetahui Perbedaan Antara Sebelum dan Sesudah Mengikuti Mata Kuliah
Filsafat Ilmu.
6
1.4.Manfaat
Peneitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara teoritis maupun secara
praktis.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Beberapa manfaat secara teoritis dari penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
Pertama, bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian secara lisan.
Kedua, bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini yaitu memberikan
sumbangsih maupun rujukan referensi para peneliti sastra lisan, khususnya
penelitian dalam pendidikan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Akademisi dari berbagai bidang akan menuai manfaat dari penelitian
ini. Akademisi dari Program Studi Bahasa Inggris akan menambah wawasan/
pola pikir sehubungan dengan bagaimana perbandingan antara sebelum dan
sesudah memperoleh/mengikuti perkuiahan Filsafat Ilmu daro Profesor
Gunawan ini.
bahwa filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikannya. Sedangkan Francis Bacon menyebut bahwa
filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya. (http:// weus.net/pengertian-filsafat-ilmu-darisegala-ilmu-pengetahuan/3503/ Saturday, May 18th 2013).
Penelitian dalam setiap tahap materi perkuliahan, baik itu tahap pertama
tentang Pengembangan Ide Asosiasi Spontan, kedua Linguistic Imperialism,
ketiga Transdisciplane, Transdisciplinari, dan Transdisciplanarity, Pengajaran
Berbasis Ketidaktahuan dan tang terakhir Pengajaran Menurut Ki Hajar
Dewantara.
1.7.Sistematika Penulisan
Setelah menyatakan latar belakang dan tujuan penelitan penulis pada bab ini, bab
berikutnya akan membahas lebih jauh tentang perkembangan Kajian materi
Perkuliahan Filsafat Ilmu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tujuan dari bab ini adalah untuk memaparkan pikiran yang mendasari
langkah-langkah yang penulis ambil didalam meneliti dan membandingkan pola pikir
penulis sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan Filsafat Ilmu yang di asuh oleh
Profesor Gunawan.
10
Pada awal tahun 1994 silam, sebuah pesawat sipil Italia terbang di
angkasa pantai Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar di ruang
kontrol. Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul
lagi di ruang udara semula, dan radar dapat melacak kembali sinyal pesawat
tersebut. Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di
bandara wilayah Italia. Namun, awak pesawat dan 315 penumpangnya sama
sekali tidak tahu bahwa mereka pernah lenyap.(http://search url.com/misteri
ruang dan waktu/anjarlinux/December 3, 2008)
memecahkan masalah itu. Dan penulis juga selalu ingat Kredo Abadi
manusia, head, hand & heart. (Stated by Gunawan, Lecture in Filsafat Ilmu,
Kecerdasan ruang dan Waktu, May 4, 2013).
sering
melakukan
latihan
pengasahan/transendensi
2.2.1. Sistematik
Dalam hidup ini, khususnya dalam dunia pendidikan, kita dicetak
dalam dunia pendidikan pola pikir kita yang sistematik, segala sesuatu
terstruktur dan berpola, dan tidak bisa. Sehingga secara tidak sadar
menghilangkan pola pikir sistemik, Dengan kebudayaan kita yang dicekokin
pola pikir begitu tentu ada factor yang sangat kuat yang menyebabkan
demikian.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Didik
Yang meYang diYang di---kan
Yang paling fundamental 1 sd 3 diatas
Proses meWaktu meTempat meSarana mePrasarana meAjar
2.2.2. Sistemik
Istilah sistemik diambil dari kata sistem. Kerusakan sistemik berarti
kerusakan menyeluruh pada sistem yang ada.
(http://www.url.com/indonesiarecovery)
Dengan mengenal pola pikir sistemik kita diharapkan tidak akan
terburu-buru dalam mengambil keputusan, karena kita melihat masalah dari
13
berbagai sisi dan berbagai sudut pandang. Karena Pola pikir sitemik adalah
pola pikir yang menyeluruh, satu kesatuan, saling membutuhkan.
Sebagai
contoh:
Pesawat
terbang,
semua
sudah
siap,
berbeda dalam berfikir dan menyadari bahwa setiap individu adalah unik.
Dengan belajar Primary Association pula membuktikan kepada penulis
bahwa seorang guru yang baik dia yang mampu membuat siswanya belajar dan
bersifat kritis terhadap masalah.
15
Banyak kalangan yang akhirnya bertanya Apa yang salah dengan pendidikan
nasional sehingga belum berhasil membangun karakter bangsa sebagaimana yang
diamanatkan Pancasila, UUD 1945, dan UU NO. 20 Tahun 2003?.
Membuat orang berkarakter adalah tugas pendidikan. Esensi pendidikan
adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.
Pengertian baik dan berkarakter mengacu pada norma yang dianut, yaitu nilai-nilai
luhur Pancasila yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam harkat dan martabat manusia
(HMM). HMM yang mengandung nilai-nilai luhur Pancasila inilah yang menjadi
basis pendidikan. Dalam hal ini, paradigma pendidikan yang dikembangkan dan
diimplementasikan
adalah
memuliakan
kemanusiaan
manusia,
yang
mana
16
Arti dari semboyan Trilogi pendidikan ini adalah: tut wuri handayani (dari
belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya
mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan
ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan
atau contoh tindakan yang baik).
Sudah waktunya guru-guru meninggalkan metode lama mengajar yang hanya
sekadar melaksanakan tuntutan tugas dan mengejar target kurikulum semata,
sehingga tidak memiliki idealisme menjadi seorang pendidik. Tinggalkan mengajar
tanpa dilandasi hakikat dari mengajar itu sendiri.
Guru dituntut untuk kembali seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan yakni
seorang yang ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri
handayani. Guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik.
Aktualisasi ajaran Ki Hajar Dewantara di era globalisasi ini untuk
membangun karakter bangsa, sudah sangat mendesak diterapkan.
Kalau itu dilakukan, Indonesia akan bebas dari predikat negara terkorup,
birokrasi terburuk, dan lainnya, yang kesemuanya itu disebabkan lemahnya sistem
pendidikan yang berkarakter budaya Indonesia. Perlu langkah bersama untuk
mewujudkannya, sehingga Indonesia berubah jadi bangsa berkarakter tinggi. (di
ambil dari berbagai sumber)
(http://www.berdikarionline.com/opini/20120609/pemikiran-ki-hajar-dewantaratentang-pendidikan-nasional.html#
17
2.4.2. Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut Wuri
Handayani.
Adalah semboyan atau kata mutiara dari Ajaran Ki Hajar Dewantara. Bahwa
sebagai guru kita harus memerdekakan siswa, memerdekakan dalam hal ini adalah
memerdekakan pola berfikirnya, agar siswa bisa kreatif dan aktif dalam menjalankan
pembelajaran dan pendidikannya. Agar siswa tidak terkungkung aturan-aturan yang
ada, yang membatasi pola pikir siswa dalam pendidikan.
Kesimpulannya, penulis sangat setuju dengan pola pikir yang diajarkan oleh
Ki hajar Dewantara. Dengan kita menganut Ing Ngarso sung Tulodho yang artinya
bila kita sebagai guru harus bisa menjadi contoh dan tauladan bagi siswa kita, dan
Ing madyo mangun Karso yang artinya apabila kita de tengah-tengah mereka kita
harus bisa membebaskan siswa untuk berkreasi dengan baik, mengembangkan pola
pikir mereka secara baik sesuai dengan pola pikir dan ide-ide mereka yang brilliant.
Dan Tut Wuri Handayani yang artinya apabila kita di belakang kita harus
mendorong mereka untuk berkreasi dan member motivasi untuk maju.
18
BAB III
KESIMPULAN
Dalam Bab III ini penulis menyimpulkan bahwa, paper akademik singkat ini
mudah-mudahan berguna bagi penulis untuk lebih bisa menerapkan pengalaman dan
pengetahuan yang di dapat dari selama perkuliahan Filsafat Ilmu ini, khususnya untuk
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Dalam papar ini terdiri dari bab I. Pendahuluan, yang sedikit menguraikan
tentang mata kuliah Filsafat Ilmu, dan Bab II. Kajian Pustaka, yang terdiri dari 4
(empat) perkuliahan yang diikuti oleh penulis yang terdiri dari 1). Kecerdasan Ruang
dan Waktu, yang di dalamnya membahas tentang Refleksi Asosiasi Spontan, 2). Teori
Sistem, yang membahas Sistematik dan Sistemik, 3). Primary Association, yang
membahas tentang bagaimana kita memandang suatu masalah dari berbagai sisi, 4).
Ajaran Ki Hajar Dewantara, yang mengajarkan bagaimana cara kita memperlakukan
siswa, dengan semboyannya ada 3 (tiga), yaitu Ing Ngarso sung Tulodho, kita sebagai
guru harus bisa menjadi contoh dan panutan anak didik kita, Ing Madyo Mangun
Karso, kita harus mempu member motivasi dalam belajar siswa, dan Tut Wuri
Handayani, kita harus bisa member dorongan siswa kita untuk berkreasi sesuai
dengan pola pikirnya yang baik, aktif dan kreatif.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://weus.net/pengertian-filsafat-ilmu-dari-segala-ilmu-pengetahuan/3503/
Saturday, May
18th 2013.
http://search url.com/misteri ruang dan waktu/anjarlinux/December 3, 2008
http://www.url.com/indonesiarecovery. Pengertian dan Indikator Dampak Sistemik.
http://www.berdikarionline.com/opini/20120609/pemikiran-ki-hajar-dewantaratentang-pendidikan-nasional.html
20