Anda di halaman 1dari 20

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof.

Gun)

PAPER UTS TENTANG REFLEKSI MATA KULIAH


YANG TELAH DITEMPUH SELAMA MENGIKUTI
MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gunawan, M. Pd.

Disusun oleh:
SRI SUGIHARTI
NIM:2012083062
Kelas PBI Batam

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN


BAHASA INGGRIS PBI BATAM
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN SISWA
YOGYAKARTA
2012/2013

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri
UTS untuk mata kuliah Filsafat Ilmu pada program study Magister Pendidikan di
Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa yang diselenggarakan di Batam.
Pada kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan resa penghargaan yang

setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang takterhingga kepada semua pihak yanga
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas mandiri ini terutama kepada:
1. Drs Pardimin, M. Pd, selaku rektor UST Yogyakarta.
2. Dr. Imam Ghazali, M. Sc, selaku Kaprodi PBI.
3. Prof. Dr. Gunawan, M. Pd, selaku pengasuh matakuliah Filsafat
Ilmu.
4. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spirituil
kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
dengan

ucapan

mudah-mudahan

kebaikan

bapak

atau

ibu

mendapatkan impalan yang setimpal dari Allah Subhanahu


Wataala.
Penullis sepenuhnya menyadari bahwa tugas mandiri ini sangatlah jauh dari
sempurna baik dari segi cara penyampaian maupun sistematika penulisannya, untuk
itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama dari

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

Prof. Dr. Gunawan, M. Pd sehingga nantinya tugas mandiri ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat, Amien.
Penulis.

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

PENDAHULUAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya kami bisa menyelesaikan akademik paper yang membicarakan tentang refleksi
semua materi mata kuliah Filsafat Ilmu yang meliputi: Pengembangan Ide Berbasis
Asosiasi Spontan, Linguistic Imperialism, Transdiscipline, Transdisciplinary &
Transdisciplanarity, Pengembangan Ide Berbasis Ketidaktahuan, dan Ajaran-ajaran
Ki Hadjar Dewantara. Akademik paper ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS Mata
Kuliah Filsafat Ilmu..
Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT. dan semua pihak yang
telah membantu sehingga akademik paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Akademik paper ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
akademik paper ini.
Semoga akademik paper ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua. Amin

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Filsafat Ilmu adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh
mahsiswa Pasca Sarjana program Magister Pendidikan, khususnya Pendidikan
Bahasa Inggris PBI Batam Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta
Tahun Akademik 2012/2013.
Pengertian filsafat dapat dilihat dari segi bahasa dan beberapa pendapat dari
filosof. Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophis yang berarti cinta dan
sophia yang berarti
kearifan, dari kata tersebut lahirlah kata inggris philosophy yang diterjemahkan
menjadi cinta kearifan.
Menurut konsep-konsep filosof yang ada terdapat beberapa pengertian
tentang filsafat.

Konsep-konsep tersebut dikemukakan oleh Plato, al-Farabi, Rene

Descrates, Francis Bacon dll. Plato sendiri memberikan istilah dialektika yang berarti
seni berdiskusi. Dikatakan demikian karena, filsafat harus berlangsung sebagai upaya
memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku.
Al-Farabi menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
yang sebenarnya dari segala yang ada. Sedangkan Rene Descrates berpendapat bahwa
filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

menjadi pokok penyelidikannya. Sedangkan Francis Bacon menyebut bahwa filsafat


merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan
sebagai bidangnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Pengertian filsafat dapat dikatakan bahwa
filsafat merupakan ilmu dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan benih dari
munculnya ilmu-ilmu lain di dunia sehingga muncullah berbagai disiplin ilmu yang
kini dipelajari secara khusus. Filsafat lahir dari adanya rasa ingin tahu manusia
tentang segala hal di sekitarnya, rasa ingin tahu tersebutlah yang mendorong
munculnya pertanyaan-pertanyaan awal filosofis tentang pengertian sesuatu yang
diamati. Lambat laun mulai dirumuskan beberapa teori sehingga terkumpul banyak
teori yang akhirnya terkomulasi menjadi disiplin ilmu tertentu sesuai dengan
ilmunya.

1.2. Perumusan Masalah


Ada beberapa pertanyaan yang dapat diajukan sebagai landasan dari penelitian
ini: Adakah Perbedaan Antara Sebelum dan Sesudah Mengikuti Mata Kuliah Filsafat
Ilmu.

1.3. Tujuan
Paper ini bertujuan untuk:
Mengetahui Perbedaan Antara Sebelum dan Sesudah Mengikuti Mata Kuliah
Filsafat Ilmu.
6

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

1.4.Manfaat
Peneitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara teoritis maupun secara
praktis.
1.4.1. Manfaat Teoritis
Beberapa manfaat secara teoritis dari penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
Pertama, bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran bagi study/kajian secara lisan.
Kedua, bagi kajian kesusastraan, manfaat penelitian ini yaitu memberikan
sumbangsih maupun rujukan referensi para peneliti sastra lisan, khususnya
penelitian dalam pendidikan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Akademisi dari berbagai bidang akan menuai manfaat dari penelitian
ini. Akademisi dari Program Studi Bahasa Inggris akan menambah wawasan/
pola pikir sehubungan dengan bagaimana perbandingan antara sebelum dan
sesudah memperoleh/mengikuti perkuiahan Filsafat Ilmu daro Profesor
Gunawan ini.

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

1.5. Kerangka Pikir


Untuk meneliti Perbedaan Pola Pikir Penulis Antara Sebelum dan Sesudah
Mengikuti Perkuliahan Mata Kuliah Filsafat Ilmu yang diasuh oleh Profesor
Gunawan.
Al-Farabi menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
yang

sebenarnya dari segala yang ada. Sedangkan Rene Descrates berpendapat

bahwa filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikannya. Sedangkan Francis Bacon menyebut bahwa
filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya. (http:// weus.net/pengertian-filsafat-ilmu-darisegala-ilmu-pengetahuan/3503/ Saturday, May 18th 2013).
Penelitian dalam setiap tahap materi perkuliahan, baik itu tahap pertama
tentang Pengembangan Ide Asosiasi Spontan, kedua Linguistic Imperialism,
ketiga Transdisciplane, Transdisciplinari, dan Transdisciplanarity, Pengajaran
Berbasis Ketidaktahuan dan tang terakhir Pengajaran Menurut Ki Hajar
Dewantara.

1.6. Metode Penelitian


Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana penulis
membandingkan Pola Pikir antara sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan
Filsafat Ilmu yang diasuh oleh Profesor Gunawan Dosen dari Universitas sarjana
Wiyata Taman Siswa Yogyakarta.
8

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

1.7.Sistematika Penulisan
Setelah menyatakan latar belakang dan tujuan penelitan penulis pada bab ini, bab
berikutnya akan membahas lebih jauh tentang perkembangan Kajian materi
Perkuliahan Filsafat Ilmu.

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Tujuan dari bab ini adalah untuk memaparkan pikiran yang mendasari
langkah-langkah yang penulis ambil didalam meneliti dan membandingkan pola pikir
penulis sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan Filsafat Ilmu yang di asuh oleh
Profesor Gunawan.

2.1. Pengembangan Ide Berbasis Asosiasi Spontan


Refleksi Perkuliahan I Kecerdasan Ruang dan Waktu, melalui Pengembangan
Ide Berbasis Asosiasi Spontan.
2.1.1. Misteri Ruang dan Waktu
Keajaiban yang diciptakan alam dengan jelas dan pasti memberitahu
kita, bahwa pada abad ke-20 yang baru saja berlalu, secara membingungkan
terjadilah sesuatu yang tak habis dimengerti yaitu waktu berputar kembali.
Secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu bukan
tidak memungkinkan. Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat
mengalami perubahan dalam kecepatan cahaya. Jadi, seandainya suatu benda
terbang dengan kecepatan 300000 km/detik, maka ruang bisa di perpendek,
dan waktu bisa diperlambat.

10

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

Pada awal tahun 1994 silam, sebuah pesawat sipil Italia terbang di
angkasa pantai Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar di ruang
kontrol. Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul
lagi di ruang udara semula, dan radar dapat melacak kembali sinyal pesawat
tersebut. Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di
bandara wilayah Italia. Namun, awak pesawat dan 315 penumpangnya sama
sekali tidak tahu bahwa mereka pernah lenyap.(http://search url.com/misteri
ruang dan waktu/anjarlinux/December 3, 2008)

2.1.2. Hidup adalah Perjalanan, menemui Masalah dan Menyelesaikannya.


Menurut pendapat penulis bahwa keajaiban yang diciptakan alam
dengan jelas dan pasti memberitahu kita, bahwa apapun yang terjadi, sesulit
apapun masalah yang kita hadapi pasti masih ada peluang untuk berhasil.
Pada awal atau sebelum penulis mengikuti perkuliahan Filsafat Ilmu,
khususnya Refleksi Kecerdasan Ruang dan Waktu ini, penulis sering merasa
pesimis dalam melaksanakan atau menghadapi permasalahan yang ada, karena
memang dalam hidup ini sangat banyak permasalahn yang harus penulis
hadapi, kadangpun penulis bingung, masalah mana yang harus diprioritaskan
untuk diselesaikan terlebih dahulu, bahkan bingung karena sangat banyaknya
masalah yang ada. Dengan mengikuti perkuliahan Refleksi Kecerdasan Ruang
dan Waktu ini, pola pikir penulis jadi berubah dan optomis dalam menghadapi
hidup ini, karena Hidup adalah perjalanan, menemui masalah dan
11

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

memecahkan masalah itu. Dan penulis juga selalu ingat Kredo Abadi
manusia, head, hand & heart. (Stated by Gunawan, Lecture in Filsafat Ilmu,
Kecerdasan ruang dan Waktu, May 4, 2013).

2.1.3. Pengembangan Ide Berbasis Asosiasi Spontan


Dalam mengikuti materi perkuliahan mengembangkan ide dari sesuatu
yang kita lihat, dan kita bisa segera dengan cepat mengembangkan ide
tersebut dengan cepat, seperti yang sering penulis lakukan dalam perkuliahan
Filsafat Ilmu oleh Gunawan, Prof. Sebagai contoh, kita memperoleh satu kata
Ayam, dengan cepat kita bias menurunkan 50 kata dari kata ayam dan
menurunkannya menjadi Kalimat dan kalimat itu bias dikembangkan
menjadi Paragraf yang deskripsi pengembangannya Logis.
Dengan

sering

melakukan

latihan

pengasahan/transendensi

pengembangan ide yang berbasis asosiasi spontan ini penulis sebelum


mengikuti perkuliahan ini tidak pernah tahu akan mampu melakukan berfikir
spontan dan dengan cepat bisa mencari ide-ide pengembangannya. Jadi
penulis merasa hidup ini indah, dan luar biasa, sehingga kita harus bisa
menikmatinya dengan baik.

2.2.Refleksi Terhadap Perkuliahan 2. Teori Sistem


Dalam Teori Sistem kita mengenal 2 (dua) pokok bahasan, yaitu Sistematik
dan Sistemik.
12

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

2.2.1. Sistematik
Dalam hidup ini, khususnya dalam dunia pendidikan, kita dicetak
dalam dunia pendidikan pola pikir kita yang sistematik, segala sesuatu
terstruktur dan berpola, dan tidak bisa. Sehingga secara tidak sadar
menghilangkan pola pikir sistemik, Dengan kebudayaan kita yang dicekokin
pola pikir begitu tentu ada factor yang sangat kuat yang menyebabkan
demikian.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Didik
Yang meYang diYang di---kan
Yang paling fundamental 1 sd 3 diatas
Proses meWaktu meTempat meSarana mePrasarana meAjar

2.2.2. Sistemik
Istilah sistemik diambil dari kata sistem. Kerusakan sistemik berarti
kerusakan menyeluruh pada sistem yang ada.
(http://www.url.com/indonesiarecovery)
Dengan mengenal pola pikir sistemik kita diharapkan tidak akan
terburu-buru dalam mengambil keputusan, karena kita melihat masalah dari

13

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

berbagai sisi dan berbagai sudut pandang. Karena Pola pikir sitemik adalah
pola pikir yang menyeluruh, satu kesatuan, saling membutuhkan.
Sebagai

contoh:

Pesawat

terbang,

semua

sudah

siap,

pilotnya,pramugarinya, dan penumpang sudah siap terbang, tetapi jika


pesawat terbang itu tidak ada pentilnya, pesawat itu tidak bisa terbang, alau
dilihat apa sih pentil, adalah hal yang sepele, tetapi kalau dalam pola pikir
sitemik, tidak ada hal yang dianggap sepele dan tidak ada hal yang dianggap
terbaik, Karena untuk menjadi yang terbaik saja, kita harus ada minimal 3
(tiga) unsur, baik, lebih baik, dan yang terbaik.
Jadi kesimpulannya kita sebagai umat manusia tidak boleh
menganggap dirinya yang paling baik, karena kita semua satu kesatuan dan
saling membutuhkan, khususnya dalam Negara ini, lebih kecil lagi lingkup
kota, desa, lingkungan RT dan seterusnya.
Dan yang paling penting, setelah kita mengikuti mata kuliah Teori
Sistem yang ada pola pikir sistematik, dan sistemik, kita harus bisa dan
berubah akan pola pikir kita yang awalnya adalah sistematik menjadi
sistemik, sangat mengagumkan.

2.3. Refleksi perkuliahan 3: Primary Assossiation.


Menjadi manusia yang sempurna itu tidak mungkin, tetapi menjadi sesuatu
yang lain untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan untuk mencapai tujuan yang
luar biasa. Dengan belajar Primary Association memungkinkan kita melihat suatu
14

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

obyek secara luas, dan

bijaksana dan untuk melihat sesuatu dengan cara yang

berbeda dalam berfikir dan menyadari bahwa setiap individu adalah unik.
Dengan belajar Primary Association pula membuktikan kepada penulis
bahwa seorang guru yang baik dia yang mampu membuat siswanya belajar dan
bersifat kritis terhadap masalah.

2.4. Refleksi Perkuliahan 4 tentang Ajaran Ki hajar Dewantara


2.4.1.Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
Dunia pendidikan kini telah banyak terbius oleh berbagai ajaran-ajaran
maupun dogma-dogma dari luar negeri yang diajarkan baik dalam pendidikan formal,
non-formal maupun informal. Kita tidak menyadari bahwa banyak dogma ataupun
ajaran tersebut tidak sesuai dengan budaya negeri ini. Padahal negeri kita telah
memiliki sejumlah tokoh pengajar dan pendidik yang luar biasa, salah satunya adalah
pengajaran bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara.
Bila dicermati, berbagai persoalan sosial yang terjadi sekarang adalah akibat
lemahnya sikap toleransi antar sesama masyarakat, menurunnya wibawa pemerintah
karena berbagai kebijakannya yang dianggap tidak pro rakyat.
Melemahnya peranan norma dalam mengatur ketertiban masyarakat hingga
ketidak percayaan terhadap hukum. Semuanya itu memunculkan berbagai perilaku
perilaku anarkis, sadistis, konfrontatif serta berbagai tingkah laku lain yang
bertentangan dengan norma sosial, susila, dan agama.

15

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

Banyak kalangan yang akhirnya bertanya Apa yang salah dengan pendidikan
nasional sehingga belum berhasil membangun karakter bangsa sebagaimana yang
diamanatkan Pancasila, UUD 1945, dan UU NO. 20 Tahun 2003?.
Membuat orang berkarakter adalah tugas pendidikan. Esensi pendidikan
adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.
Pengertian baik dan berkarakter mengacu pada norma yang dianut, yaitu nilai-nilai
luhur Pancasila yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam harkat dan martabat manusia
(HMM). HMM yang mengandung nilai-nilai luhur Pancasila inilah yang menjadi
basis pendidikan. Dalam hal ini, paradigma pendidikan yang dikembangkan dan
diimplementasikan

adalah

memuliakan

kemanusiaan

manusia,

yang

mana

kemanusiaan manusia adalah HMM itu sendiri.


Pendidikan terwujud melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini
terjadi tidak hanya sekedar pada tahap transfer pengetahuan (knowledge) semata,
melainkan juga pada tahap transfer keterampilan (skill) hingga pada tahap transfer
nilai-nilai (values) yaitu nilai-nilai kehidupan pada umumnya dan nilai-nilai spiritual
keagamaan. Tahap inilah yang pada akhirnya mengarah kepada pembentukan
karakter (character). Pendidikan pada akhirnya adalah pembangunan karakter.
Proses pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter itu dapat kita
implementasikan dari ajaran pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara
melalui Trilogi Pendidikan yang diajarkannya, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani.

16

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

Arti dari semboyan Trilogi pendidikan ini adalah: tut wuri handayani (dari
belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya
mangun karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan
ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan
atau contoh tindakan yang baik).
Sudah waktunya guru-guru meninggalkan metode lama mengajar yang hanya
sekadar melaksanakan tuntutan tugas dan mengejar target kurikulum semata,
sehingga tidak memiliki idealisme menjadi seorang pendidik. Tinggalkan mengajar
tanpa dilandasi hakikat dari mengajar itu sendiri.
Guru dituntut untuk kembali seperti yang Ki Hajar Dewantara katakan yakni
seorang yang ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso dan tut wuri
handayani. Guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik.
Aktualisasi ajaran Ki Hajar Dewantara di era globalisasi ini untuk
membangun karakter bangsa, sudah sangat mendesak diterapkan.
Kalau itu dilakukan, Indonesia akan bebas dari predikat negara terkorup,
birokrasi terburuk, dan lainnya, yang kesemuanya itu disebabkan lemahnya sistem
pendidikan yang berkarakter budaya Indonesia. Perlu langkah bersama untuk
mewujudkannya, sehingga Indonesia berubah jadi bangsa berkarakter tinggi. (di
ambil dari berbagai sumber)
(http://www.berdikarionline.com/opini/20120609/pemikiran-ki-hajar-dewantaratentang-pendidikan-nasional.html#

17

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

2.4.2. Ing Ngarso sung Tulodho, Ing Madyo mangun Karso, Tut Wuri
Handayani.
Adalah semboyan atau kata mutiara dari Ajaran Ki Hajar Dewantara. Bahwa
sebagai guru kita harus memerdekakan siswa, memerdekakan dalam hal ini adalah
memerdekakan pola berfikirnya, agar siswa bisa kreatif dan aktif dalam menjalankan
pembelajaran dan pendidikannya. Agar siswa tidak terkungkung aturan-aturan yang
ada, yang membatasi pola pikir siswa dalam pendidikan.
Kesimpulannya, penulis sangat setuju dengan pola pikir yang diajarkan oleh
Ki hajar Dewantara. Dengan kita menganut Ing Ngarso sung Tulodho yang artinya
bila kita sebagai guru harus bisa menjadi contoh dan tauladan bagi siswa kita, dan
Ing madyo mangun Karso yang artinya apabila kita de tengah-tengah mereka kita
harus bisa membebaskan siswa untuk berkreasi dengan baik, mengembangkan pola
pikir mereka secara baik sesuai dengan pola pikir dan ide-ide mereka yang brilliant.
Dan Tut Wuri Handayani yang artinya apabila kita di belakang kita harus
mendorong mereka untuk berkreasi dan member motivasi untuk maju.

18

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

BAB III
KESIMPULAN
Dalam Bab III ini penulis menyimpulkan bahwa, paper akademik singkat ini
mudah-mudahan berguna bagi penulis untuk lebih bisa menerapkan pengalaman dan
pengetahuan yang di dapat dari selama perkuliahan Filsafat Ilmu ini, khususnya untuk
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Dalam papar ini terdiri dari bab I. Pendahuluan, yang sedikit menguraikan
tentang mata kuliah Filsafat Ilmu, dan Bab II. Kajian Pustaka, yang terdiri dari 4
(empat) perkuliahan yang diikuti oleh penulis yang terdiri dari 1). Kecerdasan Ruang
dan Waktu, yang di dalamnya membahas tentang Refleksi Asosiasi Spontan, 2). Teori
Sistem, yang membahas Sistematik dan Sistemik, 3). Primary Association, yang
membahas tentang bagaimana kita memandang suatu masalah dari berbagai sisi, 4).
Ajaran Ki Hajar Dewantara, yang mengajarkan bagaimana cara kita memperlakukan
siswa, dengan semboyannya ada 3 (tiga), yaitu Ing Ngarso sung Tulodho, kita sebagai
guru harus bisa menjadi contoh dan panutan anak didik kita, Ing Madyo Mangun
Karso, kita harus mempu member motivasi dalam belajar siswa, dan Tut Wuri
Handayani, kita harus bisa member dorongan siswa kita untuk berkreasi sesuai
dengan pola pikirnya yang baik, aktif dan kreatif.

19

Tugas UTS Filsafat Ilmu (Prof. Gun)

DAFTAR PUSTAKA

http://weus.net/pengertian-filsafat-ilmu-dari-segala-ilmu-pengetahuan/3503/
Saturday, May
18th 2013.
http://search url.com/misteri ruang dan waktu/anjarlinux/December 3, 2008
http://www.url.com/indonesiarecovery. Pengertian dan Indikator Dampak Sistemik.

http://www.berdikarionline.com/opini/20120609/pemikiran-ki-hajar-dewantaratentang-pendidikan-nasional.html

20

Anda mungkin juga menyukai