Biokimi Nutrisi Modul
Biokimi Nutrisi Modul
(LKPP)
Judul :
PEMBELAJARAN BERBASIS SCL PADA MATA KULIAH
BIOKIMIA NUTRISI
oleh :
Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP.
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FEBRUARI 2008
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
Judul
Nama Lengkap
NIP
Pangkat/Golongan
: Lektor/III D
Jurusan
: Perikanan
Fakultas/Universitas
: 1 (satu) Bulan
Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008
Biaya
Pembuat Modul,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan karuniaNya sehingga laporan modul pembelajaran berbasis SCL pada matakuliah Biokimia Nutrisi
berhasil diselesaikan. Jangka waktu kegiatan kurang lebih sebulan sejak bulan Januari
sampai Februari 2008.
Upaya untuk menghasilkan luaran menjadi manusia yang adaptif, yaitu manusia
yang mampu beradaptasi dan berubah secara berkelanjutan dan, tidak dapat mengandalkan
format pendidikan konvensional yang berbasis pada pendekatan pengajaran (teaching
approach). Akan tetapi, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa
tidak hanya dibekali substansi pengetahuan, tetapi juga dibekali dengan teknik atau metode
pembelajaran agar nantinya mampu beradaptasi dan berubah secara berkelanjutan
(constant learning).
Rencana pelaksanaan perkuliahan dengan metode Student Center Learning (SCL)
diharapkan dapat berjalan dengan baik setelah tersedianya fasilitas pembelajaran berupa
modul untuk setiap materi pembelajaran pada mata kuliah biokimia nutrisi. Dengan
demikian, modul-modul tersebut diharapkan menjadi pegangan mahasiswa untuk
melakukan diskusi dan membuat tugas yang diberikan fasilitator.
Selesainya laporan modul ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak. Melalui prakata ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua, sekretaris, dan staf Lembaga Kajian dan Pengembangan pendidikan Unhas.
2. Staf pengajar terutama Tim pengajar matakuliah Biokimia Nutrisi di Program Studi
Budidaya, jurusan Perikanan, Fakuktas ilmu kelautan dan perikanan..
3. Semua pihak atas kerjasamanya selama penulis mengikuti pelatihan pembelajaran
berbasis SCL.
Penulis berharap modul pembelajaran yang penulis susun ini dapat diterapkan oleh
anggota tim pengajar agar mempermudah dalam proses pembelajaram. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dalam rangka perbaikan mutu
akademik di jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin. Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar metoda
pembelajaran ini menjadi lebih baik dan menarik. Semoga modul mata kuliah biokimia
nutrisi ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa budidaya perairan.
Makasaar, Februari 2008
Penulis
RINGKASAN
Ilmu biokimia bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat zat-zat kimia yang terdapat
dalam jasad hidup, senyawa yang diproduksi, serta fungsi dan transformasi zat-zat kimia
tersebut, selanjutnya menelaah transformasi tersebut berhubungan dengan aktivitas
kehidupan. Dengan demikian, pemahaman tentang bagaimana kumpulan zat tak hidup
bercampur, bereaksi, dan berinteraksi menghasilkan zat yang disebut hidup, merupakan
dasar dalam mempelajari organisme sebagai zat hidup yang utuh. Hal penting lain yang
perlu dipahami, keterkaitan zat-zat tak hidup tersebut dengan kebutuhan zat gizi atau
nutrisi.
Oleh karena itu, mata kuliah ini adalah mata kuliah dasar di program studi
budidaya perairan dan merupakan mata kuliah prasyarat untuk mengambil mata kuliah
nutrisi kultivan dan teknologi manajemen pakan.
Pokok bahasan mata kuliah meliputi pendahuluan, logika molekul organisme hidup
dan nutrisi ikan, karbohidrat, lipida, protein, vitamin, mineral, asam nukleat, enzim, dan
metabolisme energi.
Sub-pokok bahasan pada modul pendahuluan informasi kontrak dan rencana
pembelajaran, keterkaitan mata kuliah dengan kompetensi lulusan, dan ruang lingkup
mata kuliah.
Sub-pokok bahasan pada modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi ikan
meliputi sifat khusus benda hidup, makromolekul organik pada organisme hidup, sel,
fungsi biomolekul dalam sel, serta keterkaitan biomolekul dengan zat gizi pakan dan
proses nutrisi dalam tubuh ikan.
Sub-pokok bahasan pada modul karbohidrat adalah struktur karbohidrat, fungsi
karbohidrat, penggolongan karbohidrat, biokimia penting karbohidrat, dan metabolisme
karbohidrat meliputi glikolisis, siklus asam sitrat, sistem transpor elektron, glikogenesis,
dan glukoneogenesis
Sub-pokok bahasan pada modul lipida adalah struktur lipida, fungsi lipida,
pengelompokan lipida, sifat-sifat lipida, dan metabolisme lipida meliputi lipolisis dan
lipogenesis.
Sub-pokok bahasan pada modul protein adalah struktur protein, fungsi protein,
penggolongan protein, struktur asam amino, fungsi asam amino, penggolongan asam
amino, struktur peptida, dan metabolisme protein meliputi katabolisme dan sintesa protein
Konsep bioenergetika
Anabolisme dan katabolisme
Tahapan pembentukan energi dari
makanan
Energi bebas dan perangkaian reaksi
eksegonik dengan endergonik
Senyawa-senyawa berenergi tinggi
Pengontrolan metabolisme
09. Enzim
05. Protein
Struktur protein
Fungsi protein
Penggolongan protein
Struktur asam amino
Fungsi asam amino
Penggolongan asam amino
Struktur peptida
Metabolisme protein
07. Mineral
04. Lipida
Struktur lipida
Fungsi lipida
Pengelompokan lipida
Sifat-sifat lipida
Metabolisme lipida
Penggolongan mineral
Distribusi mineral dalam organ dan
jaringan
Absorbsi, metabolisme, dan ekskresi
mineral
Fungsi biokimia dan pengaturan mineral
dalam tubuh
03. Karbohidrat
06. Vitamin
a.
b.
c.
d.
Struktur karbohidrat
Fungsi karbohidrat
Penggolongan karbohidrat
Biokimia penting karbohidrat
Metabolisme karbohidrat
e.
Pengelompokan vitamin
Vitamin sebagai koenzim
Peran vitamin dalam metabolisme
Metabolisme vitamin yang larut dalam
air
Metabolisme vitamin yang larut dalam
lemak
01. Pendahuluan
Informasi kontrak pembelajaran
Keterkaitan mata kuliah dengan
kompetensi lulusan
Ruang lingkup mata kuliah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................
iii
RINGKASAN...............................................................................................................
iv
vi
vii
MODUL I .....................................................................................................................
MODUL II ....................................................................................................................
15
MODUL IV ...................................................................................................................
26
MODUL V ....................................................................................................................
39
MODUL VI ..................................................................................................................
53
62
68
MODUL IX ................................................................................................................
79
MODUL X....................................................................................................................
98
LAPORAN
Oleh
Oleh
Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP
Universitas Hasanuddin
Makassar
14 September 2007
DAFTAR ISI
No
Hal
Sampul
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Rancangan Pembelajaran
Matakuliah
6
7
8
9
10
11
12
8
18
Kontrak Pembelajaran
Buku Panduan Kerja Keterampilan
Buku Pegangan Tutor
Buku Kerja Mahasiswa (Modul
Praktikum)
Lembar Penilaian Indikator
Pencapaian Kompetensi
Lembar Konsultasi
26
KELOMPOK
No
RUMUSAN KOMPETENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
UTAMA
ELEMEN KOMPETENSI
a
Pengembangan kepribadian
dan interaksi ilmiah
Mengembangkan serta
menerapkan ilmu dan
teknologi Pakan kultivan
(organisme akuakultur) pesisir
KOMPETENSI
PENDUKUNG
KOMPETENSI
LAINNYA
Pembenihan dan
pembesaran kultivan pesisir
Kemampuan melakukan
Penanganan terhadap
penyakit dan parasit ikan
Mampu
mengembangkan
teknologi budidaya perairan
yang
berorientasi
pada
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi
serta pembangunan
Mampu menerapkan
teknologi budidaya perairan
pantai yang efisien,
berwawasan lingkungan,
dan berorientasi pasar
10
Menguasai
dan
terampil
menerapkan
ilmu
dan
teknologi budidaya perairan
air tawar
11
12
Memiliki kemampuan
komunikasi, leadership dan
entrepreneurship
13
Kemampuan untuk
mengembangkan diri
14
pantai
15
Mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan
teknologi budidaya perairan
pantai seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta tuntutan
pembangunan
ELEMEN KOMPETENSI :
a.
b.
c.
d.
Landasan kepribadian
Penguasaan ilmu dan keterampilan
Kemampuan berkarya
Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu
dan keterampilan yang dikuasai
e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian dalam berkarya
MINGGU
MATERI
KE :
PEMBELA JARAN
BENTUK PEMBELA
JARAN (Metode
SCL)
IN
Pendahuluan: informasi
kontrak dan rencana
pembelajaran, keterkaitan
MK dengan kompetensi
lulusan, ruang lingkup MK
Kuliah interaktif
3-4
Kuliah+tugas kajian
pustaka
K
m
ke
kr
ke
p
Karbohidrat
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
Mampu menjelaskan
struktur dan fungsi serta
penggolongan karbohidrat,
biokimia penting
karbohidrat, metabolisme
karbohidrat meliputi
glikolisis, siklus asam sitrat,
sistem transpor elektron,
glikogenesis, dan
glukoneogenesis
K
in
ke
d
5-6
Lipida
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
Mampu menjelaskan
struktur dan fungsi serta
pengelompokan lipida,
sifat-sifat lipida,
metabolisme lipida meliputi
lipolisis dan lipogenesis
K
in
ke
d
7-8
Protein
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
Mampu menjelaskan
struktur dan fungsi serta
penggolongan protein,
struktur dan fungsi serta
penggolongan asam
amino, struktur peptida,
metabolisme protein
meliputi katabolisme dan
sintesa protein
K
in
ke
d
ke
m
9-10
Vitamin
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
.
Mampu menjelaskan
pengelompokan vitamin,
vitamin sebagai koenzim,
peran vitamin dalam
metabolisme, metabolisme
vitamin yang larut dalam
air, dan metabolisme
vitamin yang larut dalam
lemak
K
in
ke
d
11-12
Mineral
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
Mampu menjelaskan
penggolongan mineral,
distribusi mineral dalam
organ dan jaringan,
absorbsi, metabolisme, dan
ekskresi mineral, fungsi
biokimia dan pengaturan
mineral dalam tubuh
K
in
ke
d
13
Asam nukleat
Kuliah+tugas kajian
pustaka
Mampu menjelaskan
struktur, jenis, dan fungsi
asam nukleat, peran asam
nukleat dalam sintesa
protein dan sebagai
koenzim
K
m
ke
kr
ke
p
14-15
Enzim
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+
tutorial
Mampu menjelaskan
struktur dan fungsi serta
penggolongan enzim,
enzim sebagai protein, sisi
aktif dan efisiensi katalitik
enzim, kenetika reaksi enzim
dan faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas
enzim
K
in
ke
d
16
Metabolisme energi
Kuliah+tugas kajian
pustaka
Mampu menjelaskan
konsep bioenergitika,
anabolisme dan
katabolismetahapan
pembentukan energi dari
makanan, , energi bebas
dan perangkaian reaksi
eksegonik dengan
endergonik, senyawa-
K
m
ke
kr
ke
p
NIM
NAMA MAHASISWA
Mampu menjela
makromolekul o
sel, fungsi b
keterkaitan biom
dan kebutuhan
Keaktifan
Kemampuan K
menjelaskan k
Kemampuan
menjelaskan
NIM
NAMA MAHASISWA
Mampu m
serta pe
lipida, me
Kelengkapan Kerjasama
informasi
kelompok
Kelengkap
informasi
Keaktifan
dan
kreativitas
NIM
NAMA MAHASISWA
Mampu
vitam
peran
metabo
air, dan m
Kelengkapan Kerjasama
informasi
kelompok
Kelengka
informasi
Keaktifan
dan
kreativitas
NIM
NAMA MAHASISWA
Keaktifan
dan
kreativitas
Mampu m
fungsi asam
dalam s
Kemampua
menjelaska
NIM
NAMA MAHASISWA
Mam
bioen
kataboli
energi dari
perangka
endergonik
tinggi, da
Kelengkapan Kerjasama
informasi
kelompok
Kemampua
menjelaska
Keaktifan
dan
kreativitas
KONTRAK PEMBELAJARAN
Mata kuliah ini, juga menunjang pencapaian salah satu tujuan khusus
program studi budidaya perairan yaitu menjadikan luaran yang
mempunyai kompetensi dalam hal mengembangkan serta menerapkan
ilmu dan teknologi pakan kultivan (organisme akuakultur) pesisir
Oleh sebab itu, mata kuliah ini ditawarkan untuk membantu mahasiswa
memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang biokimia nutrisi
yang dapat digunakan dalam pekerjaannya, terutama dalam
manajemen dan teknologi pakan
Mata kuliah ini membahas tentang logika molekul organime hidup, kebutuhan
dan metabolisme nutrisi ikan, konsep biokimia dan faktor-faktor yang meregulasi
metabolisme energi dalam tubuh hewan akuatik.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
4. ORGANISASI MATERI
09. Enzim
05. Protein
07. Mineral
04. Lipida
06. Vitamin
03. Karbohidrat
01. Pendahuluan
5. STRATEGI PEMBELAJARAN
Metode perkuliahan yang digunakan pada mata kuliah ini adalah metode
ceramah/kuliah, kajian pustaka, kerja kelompok, presentase, diskusi, dan tutorial.
Ceramah dilakukan selama satu jam perkuliahan dan dilanjutkan dengan
presentase dan diskusi selama satu jam perkuliahan, sedangkan kajian pustaka,
kerja kelompok, dan tutorial dilakukan diluar jadwal perkuliahan. Selain itu,
mahasiswa juga wajib mengikuti praktikum sebanyak satu kali seminggu selama
dua jam.
6. MATERI/BAHAN BACAAN
7. TUGAS
Hal-hal yang menjadi faktor penilaian kelulusan pada mata kuliah ini adalah
Metode SCL
No
.
Pokok
Bahasan
Sub-Pokok
Bahasan
Pendahulu
an
- Informasi
kontrak dan
rencana
pembelajaran
- Keterkaitan
MK dengan
kompetensi
lulusan
- Ruang lingkup
MK
Kuliah interaktif
Kuliah+tugas kajian
pustaka
2.
Logika
molekul
organisme
hidup dan
nutrisi ikan
3-4
- Sifat khusus
benda hidup
- Makromolekul
organik pada
organisme
hidup
- Sel
- Fungsi
biomolekul
dalam sel
- Keterkaitan
biomolekul
dengan zat
gizi pakan
dan
kebutuhan
nutrisi dalam
tubuh ikan
Dose
n
6
H
Kuliah+kerja
Karbohidrat
5-6
Lipida
7-8
Protein
910
Vitamin
- Struktur dan
fungsi
karbohidrat
- Penggolonga
n karbohidrat
- Biokimia
penting
karbohidrat
- Metabolisme
karbohidrat
meliputi
glikolisis, siklus
asam sitrat,
sistem
transpor
elektron,
glikogenesis,
dan
glukoneogen
esis
- Struktur dan
fungsi lipida
- Pengelompok
an lipida
- Sifat-sifat
lipida
- Metabolisme
lipida meliputi
lipolisis dan
lipogenesis
- Struktur dan
fungsi protein
- Penggolonga
n protein
- Struktur dan
fungsi asam
amino
- Penggolonga
n asam amino
- Struktur
peptida
- Metabolisme
protein
meliputi
katabolisme
kelompok+diskusi+tut
orial
ES
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+tut
orial
ES
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+tut
orial
Z
PBL+presentasi
dan sintesa
protein
1112
13
1415
Mineral
Asam
nukleat
- Pengelompok
an vitamin
- Vitamin
sebagai
koenzim
- Peran vitamin
dalam
metabolisme
- Metabolisme
vitamin yang
larut dalam
air
- Metabolisme
vitamin yang
larut dalam
lemak
- Penggolonga
n mineral
- Distribusi
mineral
dalam organ
dan jaringan
- Absorbsi,
metabolisme,
dan ekskresi
mineral
- Fungsi
biokimia dan
pengaturan
mineral
dalam tubuh
PBL+presentasi
SA
Kuliah+tugas kajian
pustaka
SA
Enzim
- Struktur asam
nukleat
- Jenis dan
fungsi asam
nukleat.
- Peran asam
nukleat
dalam sintesa
protein
- Peran asam
nukleat
sebagai
Kuliah+kerja
kelompok+diskusi+tut
orial
SA
koenzim
16
Metabolism
e energi
- Struktur dan
fungsi enzim
- Penggolonga
n enzim
- Enzim sebagai
protein
- Sisi aktif dan
efisiensi
katalitik enzim
- Kenetika
reaksi enzim
- Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi aktivitas
enzim
- Konsep
bioenergitika
- Anabolisme
dan
katabolisme
- Tahapan
pembentukan
energi dari
makanan
- Energi bebas
dam
perangkaian
reaksi
eksegonik
dengan
endergonik
- Senyawasenyawa
berenergi
tinggi
- Pengontrolan
metabolisme
Kuliah+tugas kajian
pustaka
MODUL I
Judul : Pendahuluan
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ilmu biokimia bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat zat-zat kimia yang
terdapat dalam jasad hidup, senyawa yang diproduksi, serta fungsi dan
transformasi zat-zat kimia tersebut, selanjutnya menelaah transformasi tersebut
berhubungan dengan aktivitas kehidupan.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan pada sel hidup menunjukkan
bahwa sel hidup tidak lain adalah kumpulan zat tak hidup (inanimate matter).
Zat ini dapat diisolasi dan dipelajari dengan berbagai cara kimia dan fisika,
seperti yang dilakukan pada senyawa kimia. Di dalam sel hidup, zat tersebut
bercampur, bereaksi, dan berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk
suatu susunan yang rumit tetapi terorganisasi dengan rapi.
Di dalam ilmu biokimia, memahami bagaimana kumpulan zat tak hidup itu
bercampur, bereaksi, dan berinteraksi menghasilkan zat yang disebut hidup. Hal
yang berkaitan dengan tujuan tersebut adalah mempelajari dan menyelidiki
kehidupan yang pertama kali terjadi di masa silam di atas bumi.
Di dalam
biokimia dipelajari proses kimia yang terjadi dalam zat hidup. Jadi semua hukum
kimia dan fisika yang berlaku dalam proses kimia juga berlaku pada zat hidup,
atau dengan kata lain, proses biologi mengikuti prinsip kimia dan fisika. Disini,
molekul kimia yang terdapat di dalam zat hidup tidak hanya bercampur dan
bereaksi membentuk biomolekul dan berbagai komponen zat hidup lainnya,
tetapi juga mengadakan interaksi satu dengan lainnya mengikuti prinsip lain dari
hukum kimia dan fisika yang telah dikenal. Prinsip tersebut disebut Prinsip Asas
Logika Molekul Zat Hidup (Principles of Molecular Logic of Living State).
Biokimia nutrisi mempelajari pemanfaatan nutrisi dalam tubuh organisme,
gagasan baru dalam produksi pakan dapat berhasil apabila proses biokimia
dapat dimengerti dengan baik.
logika molekul organisme hidup dan nutrisi ikan, karbohidrat, lipida, protein,
vitamin, mineral, asam nukleat, enzim, dan metabolisme energi.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul
pendahuluan ini mahasiswa budidaya perairan memahami aturan main, mampu
menjelaskan
keterkaitan
mata
kuliah
dengan
kompetensi
lulusan,
dan
reproduksi ikan atau hewan akuatik lainnya sangat ditentukan oleh adanya
keseimbangan asupan nutrisi pakan dan kebutuhan metabolisme tubuh. Asupan
nutrisi pakan yang kurang berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan
metabolisme
tubuh,
sebaliknya
asupan
nutrisi
pakan
yang
berlebih
MODUL II
Judul : Logika Molekul Organisme Hidup dan Nutrisi Ikan
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tubuh organisme hidup termasuk ikan tersusun dari beberapa unsur yang
bergabung membentuk sejumlah besar molekul. Karbon, oksigen, hidrogen, dan
nitrogen merupakan konstituen utama sebagian besar biomolekul.
Fosfat
merupakan komponen asam nukleat serta molekul lainnya dan juga tersebar
secara luas dalam bentuk terionisasi di dalam tubuh organisme.
Kalsium
memainkan peranan penting dalam banyak sekali proses biologik dan menjadi
pusat perhatian banyak riset.
Sel merupakan unit fundamental biologi.
organel yang memiliki banyak fungsi khusus.
biomolekul dan faktor pertumbuhan lain, yaitu vitamin dan mineral. Biomolekul
utama yang kompleks ditemukan dalam sel dan jaringan organisme, yaitu
Dioksinukleic Acid (DNA), Ribonukleic Acid (RNA), protein, polisakarida, dan lipid.
Molekul
yang
kompleks
ini
dibangun
dari
molekul
sederhana,
seperti
c. Sel
d. Fungsi biomolekul dalam sel
e. Keterkaitan biomolekul dengan zat gizi pakan dan kebutuhan nutrisi dalam
tubuh ikan
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-2 setelah mahasiswa mempelajari aturan
main, keterkaitan mata kuliah biokomia nutrisi dengan kompetensi lulusan, dan
ruang lingkup mata kuliah, serta sebelum mahasiswa mempelajari modul
karbohidrat, lipida, protein, vitamin,
metabolisme energi.
D. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul
mengenai logika molekul organisme hidup dan nutrisi ikan, mahasiswa budidaya
perairan mampu menjelaskan tentang sifat khusus benda hidup, makromolekul
organik pada organisme hidup, sel, fungsi biomolekul dalam sel, serta
keterkaitannya dengan zat gizi pakan dan proses nutrisi dalam tubuh ikan.
organisme hidup mempunyai fungsi dan tujuan tertentu. Ketiga, organisme hidup
mempunyai kemampuan untuk mengekstrak, mengubah, dan menggunakan
energi lingkungannya dalam bentuk zat gizi organik atau energi sinar matahari.
Energi
ini
digunakan
oleh
organisme
hidup
untuk
membangun
dan
Senyawa kimia utama yang terdapat dalam jasad hidup adalah senyawa
organik karbon. Atom karbon tersebut akan berikatan dengan karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Ikatan antar atom karbon tersebut dapat membentuk
struktur tulang karbon berantai lurus, bercabang dan siklik.
O
NH2
|
C C C C OH
|
H
Molekul yang terdapat dalam jasad hidup tersebut disebut biomolekul.
Biomolekul utamanya terdapat di dalam sel merupakan molekul organik yang
sangat besar, yaitu protein, asam nukleat, polisakarida, dan lipid.
Keempat
mengandung gugus karboksil dan gugus amino yang terikat pada atom karbon
yang sama. Gugus lainnya disebut gugus R, gugus ini berlainan antara asam
amino yang satu dengan yang lain.
NH2
R C C C OH
|
H
Asam nukleat terdiri atas unit monomer nukleotida.
Asam nukleat
Polisakarida seperti selulosa, pati dan glikogen terdiri atas unit yang lebih
kecil, yaitu monosakarida-monosakarida. Lipida, baik yang padat maupun cair
mengandung gliserol yang membentuk ester dengan berbagai asam lemak.
Protein dan asam nukleat merupakan makromolekul yang terdiri atas unit
monomer yang tidak sama, oleh karena itu untuk membuat makromolekul itu
serupa setiap dirakit, diperlukan pengarahan
pengarahan genetik.
C. Sel
1. Dasar-dasar Kehidupan Sel
Bermacam-macam proses biokimia terjadi di dalam sel dan setiap proses
ini mengikut sertakan suatu seri reaksi kimia. Dari substansi kecil yang sederhana,
sel membangun molekul-molekul besar yang merupakan karakteristik organisme
hidup.
membran dipenuhi oleh ribosom yang terlibat dalam biosintesa protein. Protein
yang disintesa akan disimpan sementara di dalam sel atau diangkut keluar sel.
Retikulum endoplasmik halus tidak dilengkapi ribosom, berperan di dalam
biosintesa lipid dan tempat menyimpan enzim yang belum aktif seperti zymogen
(prekusor enzim).
Inti sel, tempat terjadinya replikasi senyawa genetik (DNA), oleh karena itu
inti sel dianggap sebagai pusat kontrol dari pada sel.
disintesa NAD (nicotinamide adenin dinucleotide).
Bermacam-macam reaksi
oksidasi dan reduksi dapat terjadi jika enzim yang berfungsi terhadap reaksi
tersebut ditemani oleh NAD, oleh karena itu substansi tersebut disibut coenzyme.
D. Fungsi biomolekul dalam sel
Protein berasal dari bahasa Yunani Proteos yang artinya utama. Protein
merupakan bagian terbesar dari mahluk hidup yang mempunyai fungsi biologis
yang sangat penting. Banyak protein yang mempunyai aktivitas katalitik spesifik
dan berfungsi sebagai enzim. Protein yang lain berfungsi sebagai unsur struktural
di dalam sel dan jaringan.
adalah merupakan
bagian luar sel. Lipid memegang dua peranan utama, sebagai komponen
struktural utama membran sel, yaitu menjaga permeabilitas membran sel dan
sebagai simpanan energi.
E. Keterkaitan biomolekul dengan zat gizi makanan dan kebutuhan nutrisi dalam
tubuh ikan
Makanan (diet) menggambarkan komposisi nutrisi yang dibutuhkan. Zat
makanan yang dibutuhkan meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral. Kebutuhan zat makanan antara lain bergantung pada umur (ukuran),
jenis, dan kondisi fisiologi ikan.
Zat makanan yang dikonsumsi tersebut akan mengalami : (1) proses
pencernaan, (2) penyerapan dan (3) metabolisme dan ekskresi.
1. Proses pencernaan
karbohidrase
Karbohidrat
monosakarida
protease
Protein
asam amino
Lipase
Lemak
2. Proses penyerapan
Protein
- Bentuk penyerapan
Larva : makro molekul (mis:dipeptida, tripeptida)
Umum : asam amino
- Lokasi penyerapan : mulai
usus
bagian
tengah,
pada
larva
proses
bersamaan dengan masuknya air ke dalam membran sel baik secara difusi
sederhana maupun osmosis.
diserap oleh dinding usus (enterosit) bersamaan dengan diserapnya asam lemak.
Dengan demikian, semakin banyak asam lemak yang diserap oleh tubuh maka
jumlah vitamin A, D, E, dan K dalam tubuh akan lebih banyak.
Mineral yang terkandung di dalam pakan setelah melalui proses
pencernaan sebagian akan larut dalam air bersaman dengan terserapnya air,
mineral tersebut akan masuk ke dalam sel melalui membran sel epitel (enterosit).
Masuknya beberapa jenis mineral ke dalam sel epitel dapat berlangsung melalui
transpor aktif.
3. Metabolisme dan ekskresi
Makanan yang diabsorbsi sebagian akan dipecah
atau dikatabolisme
mempunyai
kemampuan
untuk
mengekstrak,
mengubah,
dan
menggunakan energi lingkungannya dalam bentuk zat gizi organik atau energi
sinar matahari, organisme hidup tidak pernah berada dalam keadaan seimbang
di dalam dirinya atau dengan lingkungannya, dan kemampuannya dalam
melakukan replikasi secara tepat.
Protein mempunyai aktivitas katalitik spesifik dan berfungsi sebagai enzim,
sebagai unsur struktural di dalam sel dan jaringan, protein hormon berfungsi
sebagai pengatur (regulator), protein haemoglobin berfungsi sebagai media
transport. Asam nukleat (DNAdan RNA) adalah senyawa yang berfungsi sebagai
penyimpan, transmisi, dan penterjemah sinyal genetik dalam biosintesis protein.
Polisakarida berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar penghasil energi dan
sebagai unsur struktural bagian luar sel. Lipid mempunyai peran menjaga
permeabilitas membran sel dan sebagai simpanan energi.
Zat makanan yang dibutuhkan organisme hidup meliputi protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral.
MODUL III
Judul : Karbohidrat
BAB I. Pendahuluan
F. Latar Belakang
Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan
oksigen dengan perbandingan 2:1 dengan rumus (CH2O)n.
digunakan untuk turunan karbohidrat.
kemungkinan sudah tidak terlalu tepat karena banyak senyawa karbohidrat yang
tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1,
misalnya gula deoksiribosa yang mempunyai rumus C5H10O4.
Di samping itu,
banyak pula karbohidrat yang mengandung atom lain, seperti nitrogen, sulfur,
dan lain-lain yang menunjukkan tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat.
Karbohidrat antara lain gula (sugars), pati (starch), glikogen, dan selulosa
Karbohidrat merupakan senyawa yang kaya energi dan sebagai bahan
bakar bagi tubuh organisme hidup. Dari segi biologis, karbohidrat sangat esensial
untuk proses-proses metabolisme dalam tubuh.
sistem sirkulasi dalam bentuk gula sederhana, dan melewati suatu mekanisme
yang cukup kompleks dapat mengatur glukosa darah.
Karbohidrat sebagai salah satu makromolekul utama dalam sel organisme
hidup mempunyai peranan penting sebagai sumber energi, seperti energi
cadangan dalam bentuk glikogen, sebagai komponen dalam struktur membran
sel dan dinding sel.
G. Ruang Lingkup Isi
Materi yang akan dibahas dalam modul karbohidrat meliputi :
a. Struktur karbohidrat
b. Fungsi karbohidrat
c. Penggolongan karbohidrat
d. Biokimia penting karbohidrat
e. Metabolisme karbohidrat
H. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-3 setelah mahasiswa mempelajari dan
mampu menjelaskan mengenai modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi
ikan, serta sebelum mahasiswa mempelajari modul karbohidrat, lipida, protein,
vitamin, mineral, enzim, asam nukleat, dan metabolisme energi.
I.
mengenai karbohidrat,
1CH2O
H -2C-OH
|
OH -3C- H
|
H -4C- OH
|
2C
=O
|
OH -3C- H
|
H -4C- OH
|
OH -5C- H
OH -5C- H
6CH2OH
6CH2OH
Glukosa
Fruktosa
menggunakan energi dari matahari untuk mensintesa karbohidrat dari air dan
karbon dioksida di atmosfer. Banyak tanaman mengandung karbohidrat dalam
jumlah besar, sebagai cadangan makanan yang dimakan oleh manusia dan
binatang lainnya. Setelah dicerna, karbohidrat komplek dipecah menjadi glukosa
yang kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau kadang-kadang disimpan
sebagai glikogen dalam hati dan otot. Selama oksidasi glukosa, dihasilkan energi
yang digunakan oleh hewan dan manusia.
2. Struktur Sel dan Molekul
Karbohidrat juga merupakan komponen penting isomer dari sejumlah
struktur material organisme hidup. Sebagai contoh adalah dinding sel tanaman
dan jaringan penghubung dalam binatang.
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana
lagi. Gula-gula sederhana dapat dibagi lagi dalam triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa, dan heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon yang dimiliki.
Monosakarida mempunyai rumus empiris (CH2O)n di mana n = 3 atau lebih besar.
Tiap atom karbon dalam monosakarida mengandung gugus hidroksil, kecuali
sebuah atom karbon yang mengandung gugus karbonil atau keton. Jika gugus
karbonil ada di ujung rantai, monosakarida disebut aldosa dan jika terletak di lain
tempat maka monosakarida disebut ketosa. Glukosa adalah aldo (aldehyde)
heksosa, fruktosa adalah keto (keton) hexose, ribosa adalah aldo pentasa dan
gliseraldehid adalah aldotriosa.
penting
adalah
gula
yang
terdiri
atas
residu
monosakarida
yang
hidrolisis.
bahan
bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses metabolik lain.
Metabolisme karbohidrat pada hewan dapat dibagi sebagai berikut :
1.Glikolisis
Glikolisis adalah suatu seri reaksi yang hampir terjadi pada setiap sel, dari
karbohidrat melalui fruktose diphosphate menjadi piruvat. Glikolisis disebut juga
Embden Meyerhof Pathway. Karbohidrat yang dipecah bisa berasal ari makanan
(glukosa) atau dari simpanan di dalam badan (glikogen). Apabila glikogen yang
dipecah dibutuhkan 1 ATP, apabila glukosa yang dipecah dibutuhkan 2 ATP
Pentose
2-Deoksi-D-ribose
D-ribose
Heksose
Suatu bagian
hakiki (esential) dari Asam
Ribonukleat (RNA), suatu molekul makroyang
berperan dalam sintesis protein, juga terdapat di
dalam koenzimATP, FAD, NAD dan NADP
D Glukose
Fungsi utama adlah struktural dan ditemukan
dalam glikolipid dari jaringan syaraf dan
membran khloroplast
D- Galaktose
Polisakarida
simpanan
insekta
dan
Glikogen
Khitin
Glikogen
Inorganik phosphate
Phosphorilase
Glukosa -1 (P)
Phosphoglucomutase
Glukosa
Hexokinase
ATP
ADP
Glukosa 6- (P)
ATP
Phosphoisomerase
ADP
Fruktosa-6 (P)
Glikogen
Fruktose diphosphatase
(cadangan KH)
Butuh 1 ATP
Glukosa
Fruktose diphosphatase
(dari makanan)
Butuh 2 ATP
Aldolase
Fruktosa 1,6 diphosphatase
Triosa phosphate
Triosa phosphate
Phosphoglyceric Acid
Phosphoglyceric Acid
Asam piruvat
Asam piruvat
Acetyl Co-A
dehydrogenase,
alfa
ketoglutarat
dehydrogenase,
dan
malate
dehydrogenase. Selain itu, terjadi pula satu kali reduksi FAD menjadi FADH2 yang
dikatalisis oleh enzim succinate dehydrogenase. Setiap perubahan NAD menjadi
NADH dihasilkan 3 ATP, dan dari FAD menjadi FADH2 dihasilkan 2 ATP.
Satu
molekul ATP terbentuk pada saat Succinyl CoA diubah menjadi succinate.
Dengan demikian, untuk satu cycle TCA dihasilkan 12 ATP.
Insulin akan
meningkatkan transportasi glukosa darah menuju sel hati. Di hati, otot dan
adipose tissue insulin menstimuler sintesa glikogen dan lemak dari glukosa.
enzim yang akan menghasilkan glukosa dari piruvat. Glukagon dan adrenalin
mengaktifkan enzimyang akan menghasilkan glukosa dari glikogen. Di adiposa
tissue, trigliserida akan dirombak menjadi asam lemak, selanjutnya akan dikonversi
menjadi ketone bodies (Acetyl CoA) di hati.
Fungsi utama
MODUL IV
Judul : Lipida
BAB I. Pendahuluan
K. Latar Belakang
Lipida adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), mempunyai sifat yang larut dalam
pelarut non polar seperti etanol, eter, kloroform, dan benzena.
Sifat umum lipid, pada suhu kamar lipid yang memiliki titik cair tinggi
bersifat padat, sedangkan lipid yang memiliki titik cair rendah bersifat cair. Lipid
yang padat pada suhu kamar disebut lemak, sedangkan yang cair pada suhu
kamar disebut minyak.
L. Ruang Lingkup Isi
Materi yang akan dibahas dalam modul lipida meliputi :
a. Struktur lipida
b. Fungsi lipida
c. Pengelompokan lipida
d. Sifat-sifat lipida
e. Metabolisme lipida
M. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-4 setelah mahasiswa mempelajari dan
mampu menjelaskan mengenai modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi
ikan, karbohidrat, serta sebelum mahasiswa mempelajari modul protein, vitamin,
mineral, enzim, asam nukleat, dan metabolisme energi.
N. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul
mengenai lipida,
dan
komponen
minor
(vitamin
yang
larut
dalam
lemak
dan
prostaglandin).
a. Asam lemak
Asam lemak merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon
lurus yang pada satu ujunganya mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada
ujung lainnya berupa gugus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai
rantai dengan jumlah atom karbon genap yang berkisar antara 4 22 karbon.
Secara umum formula kimia asam lemak adalah :
CH3(CH2)nCOOH
n biasanya kelipatan 2.
Beberapa sifat asam lemak adalah :
-
Titik cair asam lemak tidak jenuh lebih rendah dari asam lemak jenuh. Pada
umumnya asam lemak tidak jenuh cair pada suhu ruangan.
tinggi.
Klasifikasi lipid berdasarkan sumbernya, yaitu :
1. Lipid hewani adalah lipid yang berasal dari hewan.
2. Lipid nabati adalah lipid yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
D. Sifat-sifat lipida
Lipid mempunyai 3 sifat fisik. Pertama, tidak larut dalam air karena adanya
asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar. Kedua,
viskositas meningkat dengan meningkatnya rantai karbon, berkurang dengan
meningkatnya suhu dan tidak jenuhnya rantai karbon.
lebih tinggi untuk trigliserida dengan berat molekul rendah dan tidak jenuh, berat
jenis menurun dengan bertambahnya suhu, karena lipit (minyak dan lemak)
merupakan campuran trigliserida sehingga makin pendek rantai asam lemak
makin rendah titik cair trigliserida.
menghasilkan keton-keton dengan rasa manis dan bau keras yang disebut
dengan ketengikan keton.
Antioksidan : di alam terdapat beberapa senyawa yang mempertinggi
ketahanan lemak pada oksidasi, seperti phenol, quinon, vitamin E, dan asam
gallad.
Hidrogenasi : hidrogen dapat ditambahkan pada ikatan rangkap asam-asam
lemak jenuh membentuk asam-asam lemak jenuh.
E. Metabolisme lipida
Triasilglisrol atau trigliserida merupakan komponen utama lipid makanan,
harus dipecah menjadi gliserida dan asam lemak sebelum diabsorbsi. Agar
dapat diabsorbsi dengan baik, lemak harus diemulifikasi agar dapat bercampur
dengan air sehingga enzim dapat mencernakan lemak. Emulsifikasi terjadi di
dalam usus halus dengan bantuan garam empedu, sedangkan di lambung
emulsifikasi sangat terbatas.
Pada waktu lemak memasuki usus halus, hormon kolesistokinin memberi
isyarat kepada kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu (asam
empedu dan garam empedu. Garam empedu dibuat oleh hati dari kolestrol
selanjutnya disimpan di dalam kantong empedu hingga diperlukan. Pada salah
satu ujung molekul garam empedu terdapat rantai samping yang terdiri atas
asam amino yang menarik atau mengikat air, sedangkan pada ujung lainnya
terdapat sterol yang menarik atau mengikat lemak.
Enzim lipase yang berasal dari dinding usus halus dan pankreas mencerna
lemak dalam bentuk emulsi tersebut. Hampir setengah dari trigliserida berasal
dari makanan yang dihidrolisis secara sempurna oleh enzim lipase menjadi asam
lemak dan gliserol, selebihnya dipecah menjadi digliserida, monogliserida, dan
asam lemak.
Fosfolipida dicernakan oleh enzim fosfolipase yang dikeluarkan oleh
pankreas dengan cara yang sama dijelaskan sebelumnya, menghasilkan dua
asam lemak dan lisofosfogliserida. Estergliserol dicerna dan dihidrolisis oleh enzim
kolestrol esterase yang dikeluarkan oleh pankreas.
diperoleh dari hasil pemecahan trigliserida melalui proses lipolisis. Gliserol suatu
ikatan 3-karbon, seperti piruvat akan tetapi dengan susunan H dan OH pada
karbon yang berbeda memasuki jalur metabolisme di antara glukosa dan piruvat,
serta dapat diubah menjadi glukosa atau piruvat.
molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Proses perubahan asam lemak bebas
menjadi banyak molekul asetil KoA dinamakan Beta-Oksidasi.
Setiap molekul
asetil KoA memasuki siklus TCA seperti yang terjadi pada glukosa. Setiap unit dua
karbon pecah dari molekul asam lemak akan dilepas sedikit energi. Jika unit 2karbon ini memasuki siklus TCA dalam bentuk asetil KoA akan dihasilkan energi
sebanyak 3 kali lipat yang diikat dalam bentuk NADH dan FADH2.
Jika asam lemak memiliki jumlah atom ganjil, maka disamping dibentuk
asetil KoA juga propionil KoA (sama-sama ikatan KoA dengan ikatan 3-karbon).
Selanjutnya propionil KoA memasuki siklus TCA.
energi, asetil KoA yang berasal dari oksidasi asam lemak akan membentuk lemak,
seperti halnya asetil KoA yang dibentuk dari kelebihan karbohidrat.
Sel tubuh dapat membuat glukosa dari piruvat dan ikatan 3-karbon lain,
tetapi glukosa tidak dapat dibuat dari pecahan 2 karbon yang dihasilkan oleh
asam lemak.
mebentuk glukosa. Hal ini berarti lemak tidak dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk organ-organ tubuh yang memerlukan glukosa sebagai bahan bakar,
seperti otak dan syaraf.
Pembentukan glukosa dari gliserol hanya sekitar 5% dari lemak. Perubahan
asam lemak menjadi asetil KoA (pembakaran lemak) menggunakan karbohidrat
(terjadi dalam api karbohidrat).
Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati.
Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar
tersimpan sebagai trigliserida. Sebagian kecil glukosa tersimpan dalam bentuk
glikogen, serta protein disimpan di dalam cadangan asam amino.
Sebagian besar atom karbon yang berasal dari glukosa dan asam amino
yang berlebihan akan disintesis menjadi trigliserida (lipogenesis).
Lipogenesis
esterifikasi
dengan
gliserol
(diproduksi
dalam
glikolisis)
dan
menghasilkan aliran darah sebagai very low density lipoprotein (VLDL) yang
digunakan untuk menghasilkan energi atau disimpan dalam sel-sel lemak.
Hasil pencernaan lipid diabsorbsi ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi. Sebelum diabsorbsi kolestrol mengalami esterifikasi kembali
yang dikatalis oleh asetil Koenzim A dan kolestrol asetiltransferase.
Hasil pencernaan lipida dan proses absorbsi
Hasil pencernaan lipid
absorbsi
Gliserol
Kolestrol
Fosfolipida
Lipoprotein adalah alat angkut lipid, terdiri atas kilomikron, LDL (low density
lipoprotein), VLDL (very low density lipoprotein), dan HDL (high density lipoprotein).
Kilomikron mengangkut lipid dari saluran cerna ke dalam tubuh. Lipid yang
diangkut terutama trigliserida. Di dalam aliran darah, trigliserida yang ada pada
kilomikron dipecah menjadi gliserol dan asam lemak bebas oleh enzim
lipoprotein.
Sebagian besar asam lemak yang terbentuk di dalam tubuh diabsorbsi
oleh sel-sel otot, sel lemak, dan sel-sel lain.
Sel-sel otot
cenderung
sel
menggunakannya
sebagai
energi,
sedangkan
lemak
Kilomikron
80 90
27
36
12
VLDL
55 65
10 15
15 20
5 10
LDL
10
45
22
25
HDL
20
30
45 - 50
kilomikron (salah satu pengankut lipid) dibungkus oleh fosfolipida, kolestrol, dan
apoprotein. Agar dapat diangkut ke luar sel, kilomikron masuk ke badan golgi.
Pada badan golgi, kilomikron ditambah komponen glusidik dan lipoprotein, dan
terjadi pembentukan sistem membran sehingga memungkinkan dapat diangkut
ke luar sel dan selanjutnya masuk ke dalam ruang antar sel, selanjutnya terus
masuk ke dalam kapiler limpatik. Ukuran kilomikron 0,1 3,5 m.
VLDL dan kolomikron dapat diangkut ke luar sel (ke ruang antar sel) baik
secara langsung oleh retikulum endoplasmik maupun melalui perantaraan badan
golgi (vacuola golgi).
Glikolisis
Siklus Krebs
turunan
asam-asam
lemak,
meliputi
ester
gliserol
(monogliserida,
digliserida, dan trigliserida), ester kolestrol, dan glikolipid; sterol dan turunan sterol
(kolestrol, garam empedu, dan steroid); dan komponen minor (vitamin yang larut
dalam lemak dan prostaglandin).
Molekul
lemak
mempunyai
komposisi
yang
berbeda
dengam
air
dalam lemak, maka lemak tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut
organik, seperti dalam nitrogen dan fosfor.
Banyak fungsi tubuh yang sangat tergantung pada lemak. Secara makro
fungsi lemak antara lain sebagai sumber energi, membantu transfor vitamin yang
larut dalam lemak, berfungsi sebagai bahan insulasi dan pelindung organ-organ
dan jaringan tubuh bagian dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Houlihan D, Bounjard T, Jobling M. 2001. Food Intake in Fish. Oxford : Osney
Mead, Blackwell Science Ltd.
Lehninger. 1999. Dasar-Dasar Biokimia. Thenawijaya M., penerjemah. .Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 1999. Biokimia Harper. Hartono
A, penterjemah; Santoso AH, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
Stryer L. 2000. Biokimia. Tim penerjemah bagian biokimia FKUI, penterjemah;
Soebianto SZ, Setiadi E., Editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
MODUL V
Judul : Protein
BAB I. Pendahuluan
O. Latar Belakang
Istilah protein pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda
(1802 1880). Kata protein berasal dari kata Yunani, yaitu Proteos berarti yang
utama atau yang didahulukan. Jadi protein diartikan sebagai zat yang paling
penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar sesudah air.
g. Struktur peptida
h. Metabolisme protein
Q. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-5 setelah mahasiswa mempelajari dan
mampu menjelaskan mengenai modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi
ikan, karbohidrat, lipida, serta sebelum mahasiswa mempelajari modul, vitamin,
mineral, enzim, dan metabolisme energi.
R. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul
mengenai protein, mahasiswa budidaya perairan mampu menjelaskan struktur
dan fungsi protein, serta penggolongan protein, struktur dan fungsi asam amino,
serta penggolongan asam amino, struktur peptida, dan metabolisme protein
meliputi katabolisme dan sintesa protein
Struktur Protein
Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, sehingga terdapat pada
semua protein akan tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Unsur
nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
berat
molekul
membentuknya.
dan
keanekaragaman
unsur-unsur
asam
amino
yang
Bandingkan
dengan berat glukosa hanya 180. Jenis protein sangat banyak sekitar 1010 1012.
Protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada
20 jenis asam amino yang diketahui sekarang, 10 jenis asam amino esensial dan
10 jenis non esensial
G. Fungsi Protein
Protein berfungsi dalam :
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan
Sel-sel dalam mensintesis protein baru membutuhkan semua asam amino
esensial dan nitrogen (ikatan NH2) yang cukup.
protein utama otot, fibrin, dan myosin juga terdapat dalam otot.
Kulit
H. Penggolongan Protein
Protein terdiri atas protein fibrous (protein bentuk serabut), protein globular
(protein berbentuk bola), dan protein konyugasi (protein sederhana yang terikat
dengan unsur-unsur lain).
2. Protein fibrous
Protein fibrous adalah protein berbentuk serabut, terdiri atas beberapa
rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai
bahan yang kaku. Karakteristik protein fibrous adalah daya larut rendah, memiliki
kekuatan mekanis yang tinggi, dan tahan terhadap enzim pencernaan.
Protein ini terdapat dalam unsur-unsur tubuh organisme hidup. Contoh
protein fibrous adalah :
- Kolagen, merupakan protein utama jaringan ikat, tidak larut dalam air, mudah
berubah dalam bentuk gelatin jika dipanaskan di dalam asam encer atau
alkali.
- Glubolin, terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan biji tumbuh-tumbuhan,
tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam encer dan garam dapu,
serta mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi, mengalami koagulasi
bila dipanaskan..
- Histon, didalam sel terikat dengan asam nukleat, terdapat dalam jaringan timus
dan pankreas.
- Protamin, berkaitan dengan asam nukleat.
3. Protein konyugasi
Protein konyugasi adalah protein sedrhana yang terikat dengan bahanbahan non-asam amino, gugus non-asam amino disebut gugus prostetik.
Contoh protein konyugasi adalah :
- Nukleoprotein, kombinasi protein dengan asam nukleat, mengandung 9 10%
fosfat, terdapat dalam inti sel, bagian penting DNA dan RNA (pembawa gen),
dapat larut dalam air, tidak mudah didenaturasi oleh panas.
- Lipoprotein, protein larut dalam air yang berkonyugasi dengan lipida, seperti
lisitin dan kolestrol, terdapat dalam plasma dan berfungsi sebagai pengangkut
lipida dalam tubuh.
- Fosfoprotein, protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat seperti
pada kasein di dalam susu.
- Metaloprotein, protein yang terikat dengan mineral, seperti feritin dan
hemosiderin dengan mineralnya zat besi, tembaga, dan seng.
- Hemaprotein dan flavoprotein.
I.
kehidupan.
R (gugus alkali)
cabang atau gugus R-nya. R berkisar dari satu atom H sebagaimana terdapat
pada asam amino paling sederhana glisin ke rantai karbon yang lebih panjang,
yaitu hingga 7 atom karbon.
J. Fungsi Asam Amino
Metionin berfungsi memberikan gugus metil guna sintesis kolin dan kretinin,
prekursor sistein dan ikatannya mengandung sulfur lain.
Arginin bersama dengan sentrolin terlibat dalam sintesis ureum dalam hati.
Glutamin dibentuk dari asam glutamat dan asparigin dari asam aspartat
merupakan simpanan asam amino di dalam tubuh.
bersama fosfat, kreatinin fosfat, suatu simpanan penting fosfat bernergi tinggi
di dalam sel.
1. Asam amino esensial : arginin (arg), leusin (leu), isoleusin (ile), valin (val),
triptofan (trp), fenilalanin (fen), methionin (met), treonin (tre), lisin (lis), dan
histidin (his).
2. Asam amino tidak esensial :
-
Asam amino tidak esensial bersyarat dalah asam amino yang disintesis dari
asam amino lain atau metabolit yang mengandung nitrogen kompleks
lain. Contohnya prolin (pro), serin (ser), tirosin (tyr), sistein (sis), dan glisin
(gli).
Asam amino betuk-betul tidak esensial adalah asam amino yang dapat
disintesis melalui aminase reduktif asam keton atau melalui transaminase.
Contohnya glutamat (glu), alanin (ala), aspartat (asp), glutamin (gln), dan
asparagin (asp).
Asam amino yang diperlukan untuk mensintesis asam amino tidak esensial
disebut prekursor asam amino tersebut.
Prekursor asam amino
Asam amino
Prekursor
Sistein
Tirosin
Fenilalanin
Arginin
Prolin
Glutamat
Histidin
Glutamat
Glisin
Serin
L. Struktur Peptida
Struktur peptida terdiri atas struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.
1. Struktur primer,
Struktur ini ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang
berurutan,
yang
membentuk
ikatan
peptida.
Struktur
primer
dapat
digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa ditulis untuk senyawa organik.
Urutan, macam, dan jumlah asam amino yang membentuk rantai polipeptida
adalah struktur primer protein.
2. Struktur sekunder
Struktur ini terjadi karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil
(C=O) dengan atom H dari gugus amino (N-H) dalam satu rantai polipeptida,
memungkinkan terbentuknya konformasi spiral yang disebut struktur helex. Bila
ikatan hidrogen tersebut terjadi antara dua rantai polipeptida, maka nasingmasing rantai tidak mebentuk helex melainkan rantai paralel dengan bentuk
berkelok-kelok yang disebut konformasi .
3. Struktur tersier
Struktur ini terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai -helex,
konformasi , maupun gulungan rambang suatu polipeptida, membentuk
protein globular, yang struktur tiga dimensinya lebih rumit daripada protein
serabut.
4. Struktur kuartener
Sebagian besar protein berbentuk globular yang mempunyai berat molekul
lebih dari 50.000 merupakan oligomer, yang terjadi dari beberapa rantai
polipeptida yang terpisah. Rantai polipeprida ini yang juga disebut protomer
saling mengadakan interaksi membentuk struktur kuartener dari protein oligomer
tersebut.
H. Metabolisme Protein
a. Faktor-faktor metabolisme protein
1. Sumber protein
2. Ukuran partikel
3. Perlakuan terhadap bahan makanan sebelum atau pada saat prosesing
4. Jumlah makanan yang dikonsumsi
5. ukuran dan umur organisme hidup
6. Suhu, pH dan lain-lain.
7. Kelenjar pencernaan
8. Komponen non-protein dalam makanan
Metabolisme protein meliputi :
1. Untuk penguraian atau pemecahan sempurna
1AA* + 4.6 O2
2. Untuk glukoneogenesis
1AA* + 42.6 O2
Catatan : *AA = jumlah asam amino dengan berat molekul rata-rata 118 g dan BM
protein = n x 100 g, dimana n = jumlah asam amino
b. Kelenjar pencernaan
1. Hati dan empedu
-
Kantong
empedu
berfungsi
menampung
cairan
empedu
yang
Enzim yang
Sel-sel
atau
endopeptidase
berperan
sebagai
katalisator
dalam
menghidrolisis rantai pentida bagian tengah dan yang sangat spesifik, atau
berfungsi untuk merombak protein menjadi polipeptida, misalnya pepsinase
(pH optimum 1,5 2,5), cathepsin (pH optimum 4,0 6,0), tryptase (trypsin,
chymotripsin) pH berkisar pada suasana alkalis.
2. Peptidase atau eksopeptidase menkatalisis pada pelepasan ujung asam
amino, atau berfungsi merombak polipeptida menjadi peptida dan asam
amino terbagi atas polipeptida, tripeptidase, dipeptidase, aminopeptidase,
carboxypeptidase.
Usus
Aminopeptidase,
dipeptidase,
nukleoprptidase, lipase, maltosa,
laktase, sukrase
Pangkreas
Protease,
tripsin,
khemotripsin,
karboksipeptidase,
elastase,
amilase, lipase, khitinase
ukuran
tertentu,
sehingga
dapat
melewati
membran
polipeptida sederhana.
Protein tersusun dari rantai panjang asam amino, asam aminonya (-NH2)
berkaitan dengan kelompok karbnoksil 9-COOH).
Enzim protease
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti pH dan suhu. Produksi enzim menurun
pada suhu di atas kisaran optimum.
peningkatan suhu.
Adanya HCl pada lambung, makanan yang termakan mengalami
pengasama hingga berbentuk bubur atau chyme masuk di usu bagian depan
akan bercampur dengan cairan empedu. Cairan pankreas selain mengandung
enzim juga mengandung bikarbonat. Cairan empedu yang sifatnya basah dan
adanya ion bikarbonat dari pankras menyebabkan enzim pankreas dan enzim
dari mukosa usus dapat bekerja secara optimal.
Fungsi
utama protein ialah unsur pembentuk struktur sel, misalnya dalam rambut, wol,
kolagen, jaringan penghubung, membran sel dan lain-lain. Selain itu dapat pula
berfungsi sebagai protein aktif, seperti enzim, yang berperan sebagai katalis
segala proses biokimia sel. Protein aktif yang lain adalah hormon, hemoglobin,
protein terikat pada gen, toksin, antibodi atau antigen, dan lain-lain.
MODUL VI
Judul : Vitamin
BAB I. Pendahuluan
S. Latar Belakang
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan oleh organisme
hidup termasuk udang dan ikan dalam jumlah yang sedikit namun sangat
penting
dalam sel, pertumbuhan tubuh yang normal, dan untuk pemeliharaan kesehatan.
Terdapat 15 vitamin yang secara positif diidentifikasi berpengaruh pada
pertumbuhan udang dan ikan.
larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam
air yang meliputi vitamin B-kompleks dan makro vitamin lainnya seperti cholin,
asam askorbik dan inositol.
yang berbeda-beda.
Dalam jumlah yang sedikit, vitamin tidak digunakan secara habis dalam
satu reaksi biokimia, namun dari satu molekul akan digunakan berulang-ulang.
Secara bertahap vitamin mengalami degradasi dan memerlukan penggantian
dengan molekul vitamin yang baru.
Vitamin sering juga disebut faktor pelengkap makanan, karena vitamin
pada kenyataannya tidak mensuplai kalori dan juga tidak mempengaruhi massa
tubuh secara nyata.
U. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-6 setelah mahasiswa mempelajari dan
mampu menjelaskan mengenai modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi
ikan, karbohidrat, lipida, dan protein, serta sebelum mahasiswa mempelajari
modul mineral, asam nukleat, enzim, dan metabolisme energi.
V. Sasaran Pembelajaran Modul
Sasaran pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul
mengenai vitamin,
Komposisi kimia
ttd C, H, O2, N, S, Co
hanya C, H & O2
Awal terjadinya
Tdk ada provitamin
Fungsi fisiologis
Mentranfer energi
Mekanisme penyerapan
Bersamaan dg penyerapan air dari usus
Mekanisme penyimpanan
Tdk disimpan dengan yg sama/tkt yg
sama
Mekanisme ekskresi
Melalui urine
Melalui feses
Oleh
holoenzim dan terdiri atas apoenzim yang terdiri atas protein dan kofaktor yang
terdiri atas ion-ion inorganik dan atau koenzim.
Tidak semua koenzim mempunyai kedua tipe ini (apoenzim dan kofaktor).
Ada tiga jenis koenzim atau grup prostetik, yaitu asam adenilat (adenylic acid)
atau
satu
komponen
dari
turunan-turunan
komponen-komponen
yang
mengandung fosfor, komplek metalik dari porphyrin, dan turunan-turunan vitaminvitamin B-komplek.
C. Peran Vitamin dalam Metabolisme
Umumnya vitamin yang larut dalam air berfungsi sebagai koenzim dalam
metabolisme energi, protein (asam amino) dan asam nukleat. Peran yang lain
adalah sebagai kosubstrat dalam reaksi enzim (asam askorbik dalam proses
redoks), serta komponen struktural (contohnya kolin dan inositol dalam fosfolipid).
D. Metabolisme Vitamin yang Larut dalam Air
Menurut jumlah penyebarannya dalam tubuh, maka vitamin yang larut
dalam air golongan B-komplek dapat diurut sebagai berikut :
1. Asam nikotinik (Niasin)
2. Asam pantotenat
3. Riboflavin (vitamin B2)
4. Tiamin (vitamin B1)
5. Biotin
6. Pyridoxin (vitamin B6)
7. Asam folat
8. Kobalamin (vitamin B12)
1. Niasin (Vitamin B5)
Niasin dapat disintesis dari asam amino triptopan, terdiri atas gugus amida
yang secara fisiologis mempunyai aktivitas dalam tubuh. Niasin merupakan
komponen yang terdiri atas dua koenzim yang aktif untuk mentransfer energi,
yaitu Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD)
laktat
2. Asam Pantotenat
Asam pantotenat merupakan komponen koenzim A.
Asam pantotenat
berpartisipasi dalam semua proses asetilasi, misalnya pada proses acyl CoA.
Dalam proses metabolisme, asam pantotenat di diabsorpsi dari usus halus dan
diekskresi melalui urine.
Riboflavin
merupakan
komponen
dari
dua
koenzim,
yaitu
Flavin
Keduanya
biokimia
cyanocobalamin
adalah
berperan
penting
dalam
metionin.
7. Asam Folat
Fungsi biokimia asam folat adalah berperan penting dalam metabolisme
protein sebagai komponen dari koenzim asam tetrahidrofolik, dibutuhkan dalam
sintesis hemoglobin, glysin, metionin, cholin, thimin dan purin, berperan penting
dalam metabolisme phenilalanin, tirosin, dan histidin.
8. Asam Askorbik (Vitamin C)
Fungsi
biokimia
asam
askorbik
adalah
berperan
penting
dalam
memelihara struktur sel dan transmisi impuls syaraf, aktif sebagai donor dalam
sintesis methionin, serta berperan penting dalam transpor lipid ke seluruh tubuh
10. Inositol-Myoinositol
Fungsi biokimia inositol-myoinositol adalah esensil sebagai komponen
inositol yang mengandung fosfolipid, penting sebagai komponen struktur rangka,
jantung, dan jaringan otak, berperan penting dalam perkembangan hati dan selsel tulang, transpor kolesterol, dan sintesis RNA.
E. Metabolisme Vitamin yang Larut dalam Lemak
1. Vitamin A
Fungsi biokimia vitamin A adalah berperan penting dalam penglihatan
sebagai pigmen penglihatan, memelihara sekresi mukosa jaringan epitel,
melindungi
membran
sel
mukus
dan
jaringan
dalam
metabolisme
----> retinol
dalam
metabolisme
calcium
dan
fosfor,
yaitu
sebagai
hormon
1,25-
dihydroxycholecalciferol, memfasilitasi absorpsi calcium dari saluran gastrointestinal, mengkonversi fosfor organik menjadi fosfor anorganik dalam tulang,
meresorpsi fosfat dan asam amino dari tubula ginjal, memelihara level calcium
darah dan deposit serta oksidasi sitrat dlm tulang.
3. Vitamin E
Vitamin E disebut juga vitamin antisterilitas.
Vitamin K
larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam
air yang meliputi vitamin B-kompleks dan makro vitamin lainnya seperti cholin,
asam askorbik dan inositol.
Hampir semua vitamin, terutama vitamin yang larut dalam air mempunyai
aktifitas katalitis (catalytically active), untuk mempercepat suatu reaksi, sehingga
vitamin mempunyai fungsi sebagai koenzim.
proses metabolisme energi, protein (asam amino), dan asam nukleat. Peran yang
lain adalah sebagai kosubstrat dalam reaksi enzim (asam askorbik dalam proses
redoks), serta komponen struktural (contohnya kolin dan inositol dalam fosfolipid).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Tacon, AGJ. 1991. Vitamin nutrition in shrimp and fish. Dalam Akiyama, A.M and
Tan, R.K.H. (editor). Proceedings of the aquaculture, feed processing and
nutriton workshop.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
MODUL VII
Judul : Mineral
BAB I. Pendahuluan
W. Latar Belakang
Fungsi utama mineral dalam tubuh organisme antara lain pembentukan
struktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmotik, viskositas, difusi) dan
regulasi keseimbangan asam basa (Lall, 1989).
1. Distribusi mineral pada jaringan tulang (osteotropik). Contohnya Ca, Mg, Sr,
Be, P, F, Va, Ba, Ti, dan Ra.
2. Disribusi mineral pada sistem retikuloendotelial. Contohnya I, Cu, Mn, Si, Cr,
dan Ni.
3. Mineral sebagai partikel non spesifik pada jaringan. Contohnya Na, K, S, Cl, Li,
dan Rb.
C. Absorbsi, Metabolisme, dan Ekskresi Mineral
Hasil absorpsi kalsium (Ca) dideposit pada tulang dan kulit.
diekskresi melalui insang dan ginjal.
Ion Ca
dideposit pada jantung, hati, ginjal, dan darah, sedangkan kkskresi P melalui renal
dan ginjal.
lambung, sedangkan proses diekskresi melalui urin. Kalium (K) diabsorpsi dalam
usus halus dan diekskresi melalui urin. Absorpsi zat besi (Fe) oleh ikan rainbow trout
terjadi pada organ peritonial cavity dan disimpan pada organ hati, limpa, dan
ginjal. Ekskresi Fe dilakukan melalui urin dan feses. Distribusi mangan (Mn) dalam
tubuh ikan adalah di tulang, hati, kulit, ginjal, jaringan gonad, dan otot. Absorpsi
Zn lewat insang dan saluran usus sedangkan ekskresinya melalui ginjal dan insang
(pd sel-sel clor).
D. Fungsi Biokimia dan Pengaturan Mineral dalam Tubuh
Fungsi utama mineral pada tubuh organisme hidup adalah :
1. Sebagai bagian pembentukan struktur kerangka tubuh atau formasi struktur
skeleton Jenis mineral yang terbanyak adalah kalsium dan fosfor yang
terdapat pada kerangka tubuh dan gigi.
2. Mempertahankan tingkat koloidal cairan tubuh dan mengatur beberapa sifat
fisik sistem koloid, seperti tekanan osmotik, viskositas, difusi.
3. Regulasi keseimbangan asam basa. Ion-ion anorganik membantu mengatur
keseimbangan asam basa.
secara normal maka pH darah dan cairan-cairan tubuh lainnya harus tetap
dalam kisaran yang relatif sempit.
4. Komponen dari hormon
5. Komponen atau aktivator enzim atau sebagai kofaktor
krustasea.
6. Mangan (Mn)
Fungsi biokimia Mn adalah sebagai kofaktor enzim utamanya golongan
metalloenzim, seperti arginase, pyruvate carboxylase, superoxide dismutase,
terlibat dalam aktivitas enzim kinase, transferase, hydrolase, dan dekarboxylase,
berperan penting dalam metabolisme lipid dan karbohidrat.
7. Seng (Zn)
Fungsi biokimia Zn adalah bagian integral dari metalloenzim, katalisator
untuk regulasi dan aktivitas enzim, berperan penting dalam metabolisme lipid,
protein, dan karbohidrat.
8. Selenium (Se)
Fungsi biokimia Se adalah kontrol aktivitas eritrosit dan plasma darah,
merupakan bagian integral dari glutation peroxidase, memproteksi sel-sel dan
membran dari toksisitas logam berat, contohnya cadmium dan mercury.
pembentukan
jaringan
dan
berbagai
fungsi
metabolisme
dan
osmoregulasi
Golongan mineral makro dibagi 2, yaitu kation-kation utama meliputi Ca,
Mg, Na dan anion-anion utama meliputi P, Cl, S. Mineral mikro meliputi Mn, Fe,
Cu, I, Zn, Fl, dan V. Mineral trace meliputi Co, Mo, Se, Cr, Tin, Ni, dan Si.
Mineral terdistribusi pada jaringan tulang (osteotropik), contohnya Ca, Mg, Sr,
Be, P, F, Va, Ba, Ti, dan Ra. Disribusi mineral pada sistem retikuloendotelial.
contohnya I, Cu, Mn, Si, Cr, dan Ni, serta distribusi mineral sebagai partikel non
spesifik pada jaringan, contohnya Na, K, S, Cl, Li, dan Rb.
Secara umum mineral diabsorbsi di saluran usus dan dideposit di jantung,
hati, ginjal, dan darah. Eksresi mineral melalui urin dan feses.
Fungsi
pembentukan
mineral
struktur
dalam
tubuh
kerangka
organisme
tubuh
atau
adalah
formasi
sebagai
struktur
bagian
skeleton
mempertahankan tingkat koloidal cairan tubuh dan mengatur beberapa sifat fisik
sistem koloid, seperti tekanan osmotik, viskositas, difusi, regulasi keseimbangan
asam basa, komponen dari hormon, serta komponen atau aktivator enzim atau
sebagai kofaktor.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar HM, Piliang WG. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Bogor: Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.
Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Parakkasi A, penerjemah..
Jakarta : Penerbit UI Press.
Piliang WG, Al Haj SDj. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor : Penerbit IPB Press.
Davis DA, Gatlin III DM. 1991. Dietary mineral requirements of fish and shrimp.
Dalam. Akiyama AM, Tan RKH. (editor). Proceedings of the aquaculture,
feed processing and nutriton workshop. Hal. 10-48.
Lall, S.P. 1989. The minerals. Dalam : Halver JE. (editor). Fish Nutrition. Second
edition. San Diego : Academic Press. Inc. p. 220-252.
MODUL VIII
Judul : Asam Nukleat
BAB I. Pendahuluan
AA.
Latar Belakang
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Dalam sel, terdapat lebih dari
90% massa (termasuk air) terdiri atas molekul-molekul besar yang disebut dengan
makromolekul. Makromolekul merupakan komponen penting dalam kehidupan,
meliputi protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Asam nukleat adalah
satu diantara makromolekul yang tidak essensial, karena dapat disintesis dalam
tubuh dari senyawa-senyawa amfibolik.
Asam nukleat adalah molekul kompleks lebih besar dari kebanyakan
protein, mengandung karbon, oksigen, hidrogen, dan fosfor. Molekul ini berperan
besar dalam proses penurunan sifat dan pembentukan berbagai protein. Asam
nukleat ditemukan pada tahun1870, akan tetapi peranannya dalam genetika
dan dalam kontrol aktivitas sel, diketahui dengan jelas setelah beberapa dekade.
Hal tersebut disebabkan salah pengertiannya para ilmuan yang menganggap
bahwa protein merupakan sumber informasi genetik, sehingga penelitianpenelitian lebih ditekankan pada protein selama setengah abad pertama.
Peneliti penemu asam nukleat adalah Friedrich Miescher (Swiss, 1844-1895).
Pada tahun 1870 Miescher mengisolasi inti sel darah putih dari nanah dengan
menggunakan asam hidroklorat encer sebagai pelarut struktur sel lainnya. Protein
yang melekat pada sel diuraikan dengan menggunakan enzim pepsin. Inti yang
telah diisolasi kemudian diekstrak untuk dianalisis.
Miescher menamakan
yang sangat tinggi yang diberi nama protamin. Miescher berpendapat bahwa
protamin dan nuklein yang bersifat asam membentuk suatu kompleks yang tidak
larut.
Dewasa ini diketahui bahwa ekstrak inti sel mengandung histon yang
berasosiasi dengan DNA inti. Meskipun Miescher tahu pentingnya nuklein, tetapi
baru 60 tahun kemudian diketahui dengan mantap peranan genetik asam
nukleat. Penelitian yang menonjol yang memantapkan peranan genetik asam
nukleat adalah transformasi bakteri dan reproduksi virus.
BB. Ruang Lingkup Isi
Materi yang akan dibahas dalam modul asam nukleat meliputi :
a. Struktur asam nukleat
b. Jenis dan fungsi asam nukleat.
c. Peran asam nukleat dalam sintesa protein
d. Peran asam nukleat sebagai koenzim
CC.
Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul ke-8 setelah mahasiswa mempelajari dan
mampu menjelaskan mengenai modul logika molekul organisme hidup dan nutrisi
ikan, karbohidrat, lipida, protein, vitamin, dan mineral, serta sebelum mahasiswa
mempelajari modul enzim dan metabolisme energi.
DD.
menjelaskan struktur dan jenis serta fungsi asam nukleat, peran asam nukleat
dalam sintesa protein dan sebagai koenzim.
monomer terikat pada basa dan fosfat. Pada nukleosida komponen gula pada
monomer hanya terikat pada basa.
Asam nukleat
H2O
basa
H2O
gula
fosfat
(nukleotida)
basa
gula
H2O
fosfat
Gula + basa
(nukleosida)
(nukleotida)
ganda meliputi adenin (A) dan guanin (G). Pirimidin adalah basa nitrogen
yang mempunyai struktur cincin tunggal meliputi timin (T) atau urasil (U) dan
sitosin (C).
3. Gugus fosfat
Satu, dua, atau tiga gugus gugus fosfat yang terikat pada atom karbon 5' dari
pentosa.
Purin
NH2
N
C
C
C
CH
HN
HC
Pirimidin
C
C
N
CH
H2N
Adenin
Guanina
CH
CH3
HN
Timin
NH2
Basa purin/
pirimidin
OH
HO
CH
4C
DEOKSIRIBONUKLEOTIDA
C1
H
H
3 2
N
C
OH
CH
CH
Sitosin
CH
HN
H
OH
(DALAM RIBONUKLEOTIDA)
CH
C
N
Urasil
berlawanan)
yang
mempunyai
sekuen
(urutan)
nukleotida
yang
komplementer (Gambar 2). Helek ganda (double helex) artinya DNA mempunyai
2 rantai nukleotida.
nukleotida (DNA maupun RNA) secara berurutan disatukan ikatan ester antara 5
fosfat dari satu unit dan gugus 3 hidroksil dari unit berdekatan, dimana kalau
untaian
rantai
dari
ikatan
fosfodiester
-5
maka
nukleotida
Komplementer
5'
3'
T
A
T
Untaian II
G
A
T
C
G
C
A
T
G
3'
5'
merupakan
asam
nukleat
tunggal
yang
membantu
dalam
Terdapat 3
macam RNA, yaitu RNA messenger/pesuruh (mRNA), RNA transfer (tRNA), dan
RNA ribosom (rRNA). Semua RNA tersebut ditranskrip dari DNA inti dan terlibat
sintesa protein.
Dengan adanya informasi genetik yang terkandung dalam asam nukleat,
organisme mampu membiosintesis tipe protein berlainan, seperti rambut, kulit,
otot, enzim dan sebagainya.
C. Peran asam nukleat dalam sintesa protein
Pengkodean oleh DNA untuk sintesa protein atau berpindahnya DNA
menuju pembentukan protein melalui 2 tahapan proses, yaitu transkripsi
(penggandaan) dan translasi (penterjemahan).
1. Transkripsi (penggandaan)
Transkripsi adalah sintesa rantai molekul mRNA. Informasi yang terdapat
pada DNA digandakan dalam bentuk mRNA berdasarkan salah satu urutan
nukleotida pada rantai DNA. Pada proses transkripsi 3 proses yang terjadi, yaitu
inisiasi, elongasi (pemanjangan), dan terminasi (Gambar 3).
Enzim yang beperan dalam transkripsi adalah RNA polimerase, yang
bergerak sepanjang gen dari promotornya hingga terminator. RNA polimerase
memasangkan molekul RNA pada rantai nukleotida yang sesuai dengan untaian
gen templat. Bagian DNA yang ditranskripsikan disebut unit trankripsi.
Setelah mengikat promotor, RNA polimerase melepaskan rantai ganda
DNA dan menginisiasi sintesis RNA pada titik awal untaian templat.
Urutan
Berawal
dari
promotor, RNA mengalami pemanjangan (elongasi) pada arah 5' 3'. Pada
proses transkripsi untaian DNA kembali membentuk rantai ganda.
Pada saat RNA polimerase menerjemahkan terminator, urutan nukleotida
yang mengkodekan akhir proses transkripsi. RNA dilepaskan dan RNA polimerase
memisahkan diri dari DNA.
Selanjutnya mRNA
subunit kecil ribosom. Urutan basa mRNA yang membawa kode genetik untuk
urutan asam amino protein. Urutan 3 basa pada mRNA disebut kodon. Kodon
start dan kodon stop adalah kodon yang bertugas memberi tanda untuk
memulai atau mengakhiri sintesa protein. Kode dari kodon dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kamus kode genetik
Asam amino
UUU, UUC
UUA, UUG
UCU, UCC, UCA, UCG
UAU, UAC
UGU, UGC
UGG
CUU, CUC, CUA. CUG
CCU, CCC, CCA, CCG
CAU, CAC
CAA, CAG
CGU, CGC, CGA, CGG,
AGA
AAA, AAG
Kodon
Fenilalani
(phe)
Asam amino
Kodon
AAU, AAC
Asparagin (asn)
Isoleusin (ile)
AUG
Serin (ser)
Metionin (met)
atau
Tirosin (tyr)
N-formilmetionin
Sistein (cys)
(fmet)
Leusin (leu)
Treonin (thr)
Leusin (leu}
AGA, AGG
Arginin (arg)
Prolin (pro)
Valin (val)
Histidin (his)
GAU, GAC
GAA, GAG
GGU, GGC. GGA,
GGG
Alanin (ala)
Asam aspartat
(asp)
Asam glutamat
(glu)
Glisin (gly)
amino baru bergabung dengan asam amino yang sudah ada, sebelumnya tRNA
melepaskan diri dari subunit besar ribosom dan tRNA berikut (yang membawa
urutan asam amino berikut) menggantikan tRNA yang lepas. Proses berjalan terus
sampai kodon stop.
meninggalkan ribosom.
PROMOTOR
5
3
DNA
Transkripsi
Proses RNA
Pra mRNA
Titik awal
RNA polemerase
3
5
5
3
RNA
DNA lepas
inisiasi
Untaian templat DNA
Nukleotida RNA
2. elongasi
RNA
polimerase
3
Titik akhir
1. inisiasi
Translasi
elongasi
G T T 3
C
G
A
A
AC A G
T
A
C
G T
GC
CA
T
T C
AT
TC
A
C
G
G
A
T Arah transkripsi
Untaian
G
templat DNA
5
3
3
5
5
3. terminasi
3
5
5
3
3
5
5
3
5
RNA baru
terbentuk
Proses Transkripsi
asam amino
Transkripsi
mRNA
Ribosom
Translasi
tRNA dengan
asam amino
yang melekat
polipeptida
trp
ribosom
phe
tRNA
Anti kodon
5 mRNA
Proses Translasi
monofosfat
atau
mononukleosida,
nukleosida
difosfat
atau
Nukleotida tersebut
Nukleosida
Basa
Nukleosida
Nukleosida
Nukleosida
Monofosfat/
Mononukleosida
Difosfat/
Dinukleosida
Trifosfat/
Trinukleotida
Adenosin
AMP
ADP
ATP
Guanosin
GMP
GDP
GTP
Sitidin
CMP
CDP
CTP
Uradin
UMP
UDP
UTP
d AMP
dADP
dATP
dGMP
dGDP
dGTP
dCMP
dCDP
dCTP
dTMP
dTDP
dTTP
(Basa +
pentosa)
Adenin
(A)
Guanin
(G)
Sitosin
(C)
Urasil (U)
Deoksiadenosi
n
Adenin
(A)
Guanin
(G)
Deoksiguanosi
n
Deoksisitidin
Deoksiatimidin
Sitosin
(C)
Timin (T)
(RNA) yang
untuk
Biokimia.
MODUL IX
Judul : Enzim
BAB I. Pendahuluan
B. Latar Belakang
Pada sel hidup, terjadi ribuan reaksi kimia yang berlangsung secara sinkron.
Hampir semua reaksi tersebut membutuhkan suatu katalis yang merupakan
protein khas yang disebut dengan enzim.
suatu reaksi kimia tertentu atau spesifik pada substrat yang mengandung ikatan
kimia tertentu, misalnya urease hanya mengurai urea, atau lipase hanya
mengurai ester yang menghubungkan gliserol dengan asam lemak dari sejumlah
besar lemak. Akan tetapi ditemukan juga enzim tidak begitu spesifik dan akan
menguraikan beberapa zat yang masih ada kekerabatannya, seperti peroksidase
selain mengurai hidrogen peroksida juga menguraikan peroksida lainnya.
Pasteur pada tahun 1860 telah menunjukkan bahwa proses fermentasi
dikatalisis oleh enzim yang secara struktur terikat di dalam sel ragi. Ekstraksi enzim
pertama kali dilakukan oleh Buchner pada tahun 1897 pada enzim sel ragi yang
berfungsi dalam fermentasi alkohol. Enzim urease dari kacang-kacangan tertentu
telah diisolasi sebagai kristal murni pertama kali oleh Summer pada tahun 1926.
Kemudian Northrop dari tahun 1930 sampai 1936 melakukan hal yang sama pada
enzim pepsin, tripsin, kimotripsin.
yang memiliki sifat katalitik disebut ribozim. Sampai saat ini telah diindentifikasi
ribuan enzim, beberapa ratus diantaranya telah diisolasi atau dibuat kristal.
Sebagian besar enzim bertanggung jawab pada berbagai fungsi, seperti
pencernaan dalam saluran pencernaan, koagulasi darah, kontraksi otot,
metabolisme karbohidrat dan lemak, biosintesis asam nukleat.
C. Ruang Lingkup Isi
Materi yang akan dibahas dalam modul enzim meliputi :
a. Struktur dan fungsi enzim
d. Penggolongan enzim
e. Enzim sebagai protein
f.
diperlukan untuk kerja enzim sering berupa vitamin, beberapa contoh koenzim
disajikan pada Tabel 1. Gugus prostetik adalah ion logam yang diperlukan untuk
aktivitas enzim dan terikat kuat pada bagian protein suatu enzim (Tabel 2).
Holoenzim
adalah
enzim
yang
strukturnya
sempurna
dan
bersifat
aktif
tubuh
manusia,
hewan,
tumbuh-tumbuhan,
mikroorganisme.
Pemanfaatan enzim dalam rekayasa genetik, seperti enzim retriksi, ligase, DNA
polimerase, RNAase, fosfatase; dalam industri sebagai katalis anorganik, obat-
Bentuk koenzim
(bentuk aktif))
Tiamin
Tiamin pirofosfat
Riboflavin
FMN, FAD
Reaksi redoks
Asam nikotinat
NAD+ ,NADP+
Reaksi redoks
Koenzim A
Piridoksal fosfat
Biositin
Transfer CO2
Asam tetrahidrofolat
Doksiadenosil kobalamin
Tidak diketahui
Retinal
Siklus penglihatan
1,25-dihidroksikole-kalsiferol
Tidak diketahui
Asam
pantotenat
Piridoksin
Biotin
Asam folat
Vitamin B12
Asam askorbat
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Tidak diketahui
Vitamin K
Kofaktor
karboksilasi
Logam
Enzim
pada
reaksi
Sitokrom oksidase
Katalase
Peroksidase
Cu2+
Sitokrom oksidase
Zn2+
DNA polimerase
Karbonan anhidrase
Alkohol dehidrogenase
Mg2+
Heksokinase
Glukosa 6-fosfatase
Mn2+
Arginase
K+
Piruvat kinase
Ni2+
Urease
Mo
Nitrat reduktase
Se
Glutation perosidase
B. Penggolongan Enzim
Enzim dapat diklasifikasikan berdasarkan reaksi yang dikatalisis, tempat
bekerjanya, biosintesisnya, fungsinya, dan komponen penyusunnya.
Menurut
Kelas
Transferase
Hidrolase
Liase
Isomerase
ligase
asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin, yaitu perlakuan yang memotong rantai
peptida, aktivitas katalitiknya akan hancur.
suatu asam amino tertentu seperti asam aspartat dan asam glutamat bermuatan
atau tidak, sebagian ditentukan oleh pH dari lingkungan protein.
Rantai samping berkatup dari beberapa asam amino (tempat aktif)
disamping berperan dalam menjaga struktur tersier dan kuarterner molekul yang
spesifik, dapat pula terlibat dalam pengikatan substrat pada enzim. Oleh karena
itu, menyebabkankan tekanan ikatan ke dalam molekul substrat.
Akibatnya
sebagian besar enzim hanya dapat bekerja dalam kisaran pH yang sempit dan
mempunyai pH optimum. pH yang ekstrim menyebabkan aktivitas enzim turun
atau bahkan lenyap karena konfigurasi protein berubah.
Aktivitas
enzim
terkait
dengan
strukturnya
sebagai
protein
selain
dipengaruhi pH juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Di atas atau di bawah suhu
optimum, aktivitas enzim menurun dan bahkan hilang oleh perubahan struktur
enzim atau terdenaturasi.
aktif tersebut (asam amino demikian disebut residu kontrol yang menyebabkan
kespesifikan substrat). Kedua ikut serta dalam pembentukan ikatan sementara
dengan
molekul
substrat,
ikatan
yang
membuat
substrat
bermuatan,
Sisi aktif
ikatan
glukosa
fruktosa
enzim
Substrat
Ex. sukrosa
H2O
Substrat mengikat
enzim, menjadi komplek
enzim-substrat
dengan rantai samping asam amino dalam membentuk sisi aktif dapat kovalen
atau nonkovalen. Interaksi antara enzim dan substrat seperti model gembok dan
kunci disajikan pada Gambar 1, dimana enzim dan substrat mempunyai bentuk
yang komplementer.
Enzim sebagai katalisator yang mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut
dalam reaksi. Hal ini demikian, dalam katalisis enzim mempunyai dua mekanisme
dasar.
jenis-jenis molekul yang secara potensial akan bereaksi dan bertemu dalam
orientasi yang diperlukan dalam ruang. Hal ini terjadi karena enzim mempunyai
afinitas yang tinggi terhadap substrat, yang membuat ikatan sementara dengan
substrat tersebut.
kovalen, seperti ikatan hidrogen, ikatan ion) antara enzim dan substrat yang
menyebabkan suatu redistribusi elektron dalam molekul substrat. Redistribusi
tersebut menyebabkan adanya tekanan pada ikatan kovalen spesifik dalam
substrat yang akhirnya mengakibatkan pemutusan ikatan.
Terjadinya tekanan
pada ikatan dalam suatu substrat karena asosiasi dengan enzim yang disebut
dengan pengaktifan substrat.
Enzim terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi.
Dengan
Gambar 2.
Reaksi
tanpa katalisis
Energi bebas
Ea
Ea
Dengan katalisis
Awal
G
Akhir
Perkembangan reaksi
Keterangan
Ea : energi
aktivasi
pendekatan, yaitu asas keseimbangan dan asas teori keadaan tunak (steady
state theory).
1. Pendekatan dengan asas teori keadaan tunak (steady state theory)
Bagi banyak enzim laju katalisis berubah sesuai dengan konsentrasi substrat
[S].
V didefinisikan sebagai jumlah mol produk yang terbentuk tiap detik. Pada
suatu konsentrasi tertentu enzim, V boleh dikatakan berbanding lurus dengan [S}
bila [S] kecil. Pada [S] yang besar V boleh dikatakan tidak tergantung lagi pada
[S]. Pada tahun 1913, Leonor Michaelis dan Maud Menten mengajukan suatu
model yang sederhana untuk menjelaskan ciri-ciri seperti ini.
sangat penting dalam model tersebut ialah bahwa suatu kompleks ES diperlukan
sebagai senyawa antara pada proses katalisis. Model tersebut adalah :
k1
k3
E + S ES E + P
(1)
k2
Enzim E berikatan dengan S membentuk kompleks ES dengan suatu tetapan kecepatan k1.
Kompleks ES mempunyai dua kemungkinan, terurai kembali menjadi E + S dengan suatu
tetapan kecepatan k2, atau melanjutkan reaksi membentuk produk P, dengan tetapan
kecepatan k3, dianggap pula, bahwa tidak tidak ada produk yang diubah kembali menjadi
substrat awal. Keadaan pada tahap awal reaksi, sebelum konsentrasi produk menjadi cukup
besar.
Perumusan yang menghubungkan laju katalisis dengan konsentrasi substrat dan
enzim dan dengan laju tiap langkah reaksi. Titik tolak yang digunakan ialah bahwa laju
katalisis sama dengan hasil perkalian konsentrasi kompleks ES dengan k3.
V = k3 [ES]
(2)
[ES] ini haruslah dinyatakan dalam suatu jumlah yang telah diketahui. Laju pembentukan
dan laju pemecahan ES diketahui dari
Laju pembentukan ES = k1 [E][S]
(3)
(4)
Dalam keadaan tak berubah, konsentrasi zat antara ES tidak berubah, sedangkan
konsentrasi senyawa awal dan konsentrasi produk berubah. Ini terjadi bila laju
pembentukkan kompleks ES sama dengan laju penguraian ES menjadi P dan E.
Dalam keadaan tunak, bertambahnya ES per satuan waktu adalah nol, jadi
d[ES]
= 0 = k1 [E] [S] (k2 [ES] + k3 [P])
dt
Apabila harga[E] = [E]o [ES] dan [P] = [ES], diperoleh
k1
(5)
(6)
k1 [S] + (k2 + k3)
(7)
[S] + (k2 + k3)/k1
karena k2 + k3
k1
menunjukkan konstanta keseimbangan dari disosiasi ES, maka
k2 + k3
KM =
(8)
k1
(9)
[S] + KM
Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 2 untuk menggantikan faktor [ES],
diperoleh
[S]
V = k3 [E]o
(10)
[S] + KM
2. Pendekatan dengan asas keseimbangan
Konstanta disosiasi :
[E] [S]
KM =
(11)
(ES)
[E], [S] dan [ES] adalah konsentrasi dalam keadaan keseimbanganm masing-masing E, S
dan ES. Jika konsentrasi enzim semula adalah [E]o maka konsentrasi enzim bebas yaitu :
[E] = [E]o - [ES] = [E]o [P]
(12)
[ES] = konsentrasi enzim yang berikatan dengan substrat, yang juga sama dengan
konsentrasi produk [P]. Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 11, maka
([E]o [P]) [S]
KM =
(13)
[P]
[ES]
(14)
Bila [ES] pada persamaan 14 dikumpulkan pada ruas kiri persamaan, diperoleh
[ES] = ([E]o [S]/KM) - ([ES] [S] / KM)
([ES] + [ES] [S]) / KM = [E]o [S]/KM
[ES] [S]) KM
[ES] KM +
([E]o [S] KM
=
KM
[ES]KM + [ES] [S] = [E]o [S]
(KM + [S]) [ES] = [E]o [S]
[E]o [S]
[ES] =
[S] + KM
[S]
KM
[ES] = [Eo]
(15)
[S] + KM
atau
[S]/KM
[ES] = [Eo]
[S] + KM/KM
[S] / KM
[ES] = [Eo]
(16)
1 + [S] / KM
Bila persamaan ini dimasukkan ke dalam persamaan 2 untuk menggantikan faktor [ES],
diperoleh
[S]
V = k3 [Eo]
(17)
[S] + KM
Sampai pada persamaan (17) hasil analisis dengan kedua cara pendekatan tersebut di atas
adalah sama, menghasilkan persamaan yang sama untuk hubungan antara laju reaksi enzim
dan konsentrasi substrat.
Kecepatan maksimum Vmaks, dicapai bila seluruh situs katalitik enzim jenuh substrat,
artinya, bila [S] jauh lebih besar dari pada KM. Akibatnya, [S] / [S] + KM) mendekati 1,
sehingga
Vmaks = k3 [E]o
(18)
(19)
[S] + KM
Persamaan ini memperjelas data kinetik yang tampak pada gambar 1. Pada
konsentrasi substrat yang sangat rendah, bila [S] jauh lebih kecil dari pada KM,
V = [S]
Vmaks / KM. Ini berarti, kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi substrat. Bila
konsentrasi substrat tinggi, [S] jauh lebih besar dari pada KM, sehingga V= Vmaks, artinya,
laju reaksi maksimum dan tidak tergantung lagi pada konsentrasi substrat,
Dari
persamaan
19,
arti
KM
menjadi
jelas.
Bila
[S]
KM,
maka
Gambar 3. Diagram kecepatan reaksi V sebagai fungsi dari konsentrasi substrat [S] untuk
suatu enzim yang tunduk akan kinetika Michaelis-Menten (Vmaks adalah
kecepatan maksimum dan KM adalah tetapan Michaelis)
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu dan pH,
konsentrasi
enzim
dan
substrat,
konsentrasi
inhibitor,
modulator
antara
Aktivitas
dengan
sisi
aktif
meningkat
seiring
dengan
ikatan hidrogen, ion, dan berbagai ikatan yang menstabilkan bentuk aktif enzim
sehingga enzim mengalami proses denaturasi.
dan pH optimum kecepatan reaksi mencapai titik tertinggi, jumlah molekul yang
berikatan dengan sisi aktif mencapai titik tertinggi tanpa terjadi proses denaturasi
protein enzim. Sebagai contoh aktivitas enzim pepsin maksimal pada pH 1,5 2
dan suhu 25oC, sedangkan tripsin pada pH 7,7 pada suhu yang sama. Enzim
urease pada pH 8 dan suhu 20oC mempercepat kecepatan hidrolisis urea sampai
1014 kali. Pada Gambar 4 disajikan pengaruh suhu dan pH pada laju reaksi yang
dikatalisis oleh enzim.
enzim
dalam
mengkatalisis
substrat
meningkat
dengan
A
E3
E2
E1
V
2
t0
t1
t3
waktu
Gambar 5. Pengaruh konsentrasi enzim (A) dan konsentasi substrat (B) pada
aktivitas enzim
3. Konsentrasi inhibitor
Senyawa kimia tertentu memeliki kemampuan untuk menghambat kerja
sebagian enzim. Jika senyawa ini berikatan dengan ikatan kovalen pada enzim
maka inhibisi (proses penghambatan kerja) ini bersifat permanen atau tidak
dapat dihilangkan.
sebagai
inhibitor
kompetetif
(competitive
Senyawa ini
inhibitor).
Proses
kompetitif (non
competitive inhibitor). Inhibitor ini tidak bersaing dengan substrat untuk berikatan
pada sisi aktif enzim melainkan berikatan dengan enzim dan mengubah bentuk
molekul enzimnya. Kondisi ini menyebabkan terjadi perubahan sisi aktif sehingga
enzim tidak dapat menggunakan sisi aktifnya untuk berikatan dengan substrat.
Contohnya enzim dehidratase L-treonin oleh L-isoleusin.
4. Modulator (aktivator/represor)
Kerja enzim
afinitas
enzim
pada
substratnya,
sehingga
menyebabkan
atau molekul yang membantu kerja enzim. Modulator lainnya adalah enzim
regulatori (enzim pengatur), yaitu enzim pemacu yang menentukan kecepatan
keseluruhan urutan reaksi, karena enzim ini mengkatalisis tahap yang
paling
Enzim alosterik
Contohnya enzim
pengatur fosforilase glikogen pada otot dan hati yang mengkatalisis reaksi
pembentukan glukosa 1-fosfat dari substrat glikogen.
5. Waktu
Waktu yang dibutuhkan oleh enzim untuk melakukan proses katalisis
partial/sempurna pada substrat sangat terkait dengan konsentrasi enzim dan
substrat.
semakin besar.
MODUL X
Judul : Metabolisme Energi
BAB I. Pendahuluan
C. Latar Belakang
Semua sel mengekstraksi energi dari lingkungannya dan mengkonversi
bahan makanan menjadi komponen-komponen sel melalui jaringan reaksi kimia
yang terintegrasi sangat rapi yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme
segala proses reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sedangkan
energi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas. Jadi metabolisme energi
adalah penggunaan energi dalam proses reaksi kimia pada suatu sistem
lingkungan untuk produksi dan respirasi dalam suatu unit areal
dan waktu
tertentu.
Energi kimia dapat diubah menjadi panas, listrik, energi cahaya, atau
energi osmotik. Energi cahaya dapat diubah menjadi energi listrik atau energi
kimia. Energi listrik dapat pula diubah menjadi energi kimia. Berarti bahwa suatu
bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain atau dikenal
dengan proses transformasi energi.
dipelajari dalam bioenergetika.
menjelaskan mengapa sebagian reaksi dapat terjadi, dan sebagian yang lain
tidak. Bahan bakar yang sesuai dan diperlukan untuk memberikan energi yang
memungkinkan organisme untuk melaksanakan berbagai proses normal dalam
tubuhnya.
dengan
endergonik,
senyawa-senyawa
berenergi
tinggi,
dan
pengontrolan metabolisme.
Bioenergetika
penyimpanan energi. Hal ini berartinya bahwa dalam keseluruhan sistem tersebut
tidak ada energi yang hilang ataupun yang diperoleh pada saat terjadinya
perubahan. Akan tetapi, energi dalam keseluruhan sistem dapat dialihkan dari
satu bagian sistem ke bagian lain atau ditranformasikan menjadi bentuk energi
lainnya.
atau mekanis,
Kaidah kedua termodinamika menyatakan bahwa entropi total sebuah
sistem harus meningkat bila suatu proses berlangsung spontan.
Entropi
diperoleh dari oksidasi molekul makanan menjadi energi kerja. Baik berupa kerja
mekanis seperti kontraksi otot, kerja listrik atau osmotik, pertumbuhan. Setelah
kerja atau fungsi tersebut selesai maka akhirnya energinya akan lenyap tersebar
ke lingkungan. Salah satu konversi energi dalam kehidupan yang hebat adalah
konversi energi kimia ATP menjadi energi mekanik untuk kontraksi otot secara
langsung (Gambar 1).
ADP
ATP
Fotosintesis atau
oksidasi molekul-molekul
Dalam
prosesnya, sel melakukan berbagai reaksi kimia dalam berbagai jalur yang
mengubah molekul melalui beberapa tahapan.
Terdapat dua macam jalur yang dimiliki sel, yaitu jalur anabolik atau
anabolisme dan jalur katabolik atau katabolisme.
(endorgenik), bila dalam bentuk panas disebut endoterm. Sebagai contoh, yaitu
sintesa protein.
Katabolisme
adalah
proses
memecah
senyawa
kompleks
menjadi
Sebagai
molekul-molekul makanan yang besar dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil.
Asetil KoA
membawa unit-unit asetil ke dalam daur ini, tempat unit-unit ini dioksidasi lengkap
menjadi CO2. Empat pasang elektron dipindahkan (tiga ke NAD+ dan satu ke
FAD) untuk setiap gugus asetil yang dioksidasi. Kemudian, ATP dihasilkan selama
elektron mengalir dari bentuk-bentuk tereduksi, NAD+ dan FAD ke O2 pada proses
yang disebut fosforilasi oksidatif.
LEMAK
PROTEIN
Tahap
Asam lemak
dan gliserol
Glukosa dan
gula lainnya
Asam amino
Tahap
II
Asetil KoA
KoA
ATP
O2
Fosforilasi
ADP
Daur asam sitrat
e
Tahap
III
oksidatif
2CO2
sederhana.
energi
bebas
melalui
perangkaian
metabolismenya
denga
Pada semua
proses ini, ATP memain peranan sentral dalam pengalihan energi bebas dari
proses eksergonik ke proses endergonik.
Perubahan energi bebas (G) merupakan bagian dari total perubahan
energi dalam sebuah sistem yang tersedia untuk melakukan pekerjaan. Pada
sistem non biologis
Adapun pada sistem biologis yang bersifat isotermik meggunakan energi kimia
untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan.
Pada kondisi suhu dan tekanan yang konstan, hubungan antara
perubahan
merupakan
endergonik dipakai untuk menunjukkan bahwa suatu proses akan disertai dengan
hilangnya atau diperolehnya energi bebas tanpa pedulu akan bentuk energi
yang terlibat. Suatu proses endergonik tidak dapat berada secara bebas tetapi
harus menjadi suatu komponen dari sistem eksergonik/endergonik terangkai
dimana keseluruhan perubahan netto adalah eksergonik.
A
Panas
D
Energi
b b
Eksegoni
Energi
kimia
Endergonik
A + C B + D + panas
energi pada sistem biologi diperlihatkan oleh Fritz Lipmann dan Herman Kalckar
pada tahun 1941.
ATP adalah nukleotida yang terdiri atas adenin, ribosa, dan trifosfat.
Bentuk aktif ATP biasanya adalah kompleks ATP dengan Mg2+ atau Mn2+. ATP
adalah pengemban energi pada bagian trifosfatnya, merupakan molekul kaya
energi karena unit trifosfatnya mengandung ikatan fosfoanhibrida (Gambar 4).
Sejumlah besar energi bebas dilepaskan ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin
difosfat (ADP) dan ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin
monofosfat (AMP) dan pirofosfat (PPi). Enzim yang mengkatalisis konversi ATP,
AMP, dan ADP adalah adenilat kinase (miokinase)..
ATP + H2O ADP + Pi + H+ G0 = -7,3kkal/mol
ATP + H2O AMP + Pii + H+ G0 = -7,3kkal/mol
G0 tergantung pada kekuatan ion dalam medium, konsentrasi Mg2+ dan Ca2+
dan protein (enzim). Pada keadaan sel yang khas, G yang sesungguhnya untuk
hidrolisis ini sekitar -12 kkal/mol.
ATP terus menerus dibentuk dan dipakai, dimana pergantian ATP sangat
cepat. ATP lebih banyak bertindak sebagai donor langsung energi bebas yang
utama dari pada sebagai bentuk simpanan jangka panjang. Aktivitas (gerakan,
transpor aktif, biosintesis, sinyal) terjadi jika ATP terus menerus kembali dibentuk
dari ADP.
Pada sel yang khas, molekul ATP dipakai dalam satu menit sesudah
pembentukkannya,
NH2
NH2
CH
N
O
CH2
4C
H
H
3 2
N
C
P
O
N
O
P
O
OH
N
O
O
CH2
4C
H
ADP (adenosin
diphosphat)
C1
H
H
3 2
N
C
HO
CH
CH2
4C
5
P
HC
OH
HO
NH2
C1
AMP (adenosin
monophosphat)
O
5
HC
HC
C1
H
H
3 2
N
C
HO
OH
Nukleotida trifosfat
seperti guanosin trifosfat (GTP), uridin trifosfat (UTP), dan sitidin trifosfat (CTP).
Bentuk difosfat nukleotida-nukleotida terbut adalah guanosin difosfat (GDP),
uridin difosfat (UDP), dan sitidin difosfat (CDP).
metabolisme
intermedier
glukosa
metabolit
fosfoenolpiruvat
Struktur guadinium
fungsi
dari
guadinium
fosfat
adalah
mempertahankan
konsentrasi ATP tetap tinggi selama periode kerja otot, sumber utama ~ P bagi
pelari selama 4 detik pertama lari cepat 100 m, merupakan gudang ~ P (gugus
fosforil) pada otot, kelimpahan dan potensial transfer fosforil yang lebih tinggi dari
ATP menjadikannya donor ~ P yang sangat efektif, berperan sebagai fosfagen,
yaitu simpanan energi ATP (fosfagen tidak berperan langsung dalam fungsi
biologis tapi akan bermanfaat lewat ADP).
6. NADH dan FADH2
NADH dan FADH2 adalah pengemban elektron utama pada oksidasi
molekul-molekul bahan bakar. Kemotrop memperoleh energi bebas dari oksidasi
molekul bahan bakar, seperti glukosa dan am lemak. Pada organisme aerobik,
akseptor elektron terakhir adalah O2. Namun demikian, elektron tidak langsung
ditransfer dari molekul bahan bakar dan produk pemecahnya ke O2. Substratsubstrat ini memindahkan elektron ke pengemban-pengemban khusus, yaitu
salah satu nukleotida piridin atau flavin.
terbentuk sebagai hasil aliran elektron kemudian mendorong sintesis ATP dari ADP
+ Pi.
Proses ini disebut fosforilasi oksidatif, yaitu sumber utama ATP pada
organisme aerobik. Kemungkinan lain, elektron potensi tinggi yang berasal dari
oksidasi molekul bahan bakar dapat digunakan pada reaksi-reaksi biosintesis
yang memerlukan daya pereduksi di samping ATP.
Nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) adalah akseptor elektron utama
pada oksidasi bahan bakar.
suatu derivat piridin. Pada oksidasi substrat, nikotinamida NAD+ menerima satu
ion hidrogen dan dua elektron, yang ekuivalen dengan satu ion hidrida. Bentuk
tereduksi pengemban ini disebut NADH. Pada bentuk teroksidasi, atom nitrogen
adalah tetravalen dan mengemban satu muatan positif, seperti terlihat pada
NAD+. Pada bentuk tereduksi, NADH, atom nitoigen adalah trivalen.
Pengemban elektron utama lainnya pada oksidasi bahan bakar adalah
flavin adenin dinukleotida. Bentuk teroksidasi dan tereduksi dari pengemban ini
adalah FAD dan FADH2. Pada bagian reaktif dari FAD, yaitu cincin isoaloksazim
dapa menerima dua elektron.
NADH atom nitrogen trivalen
H
NAD+ + R C R NADH + R C R + H+
OH
FAD + R C C R FADH2 + R C = C R
H
Pada
adalah
NADPH, yang
cara yang sama dengan NADP tapi hanya untuk biosintesis reduktif, sedang
NADP untuk pembentukan ATP
Tabel 1. Beberapa pengemban aktif dalam metabolisme
Gugus yang dibawa dalam bentuk
aktif
Molekul pengemban
ATP
Fosforil
Elektron
FADH2
Elektron
FMNH2
Elektron
Koenzim A
Asil
Lipoamid
Asil
Tiamin pirofosfat
Aldehida
Biotin
CO2
Tetrahidrofolat
S-adenosilimetionin
Metil
Glukosa
Fosfatidat
Nukleosida trifosfat
nukleotida
7. Ester Tiol
Ester tiol adalah senyawa berenergi tinggi yang dapat memulihkan ATP
dari ADP. Contohnya adalah asetil KoA atau asetil koenzim A yang merupakan
pengemban universal gugus asil.
sulfidril. Hidrolisis asetil KoA memberi perubahan energi bebas sekitar 7,5 kkal.
Asetil KoA berpartisipasi dalam suatu reaksi penghasil energi yang terbesar
yang disebut dengan KrebCycle. Mengenai Krebs cycle ini telah dibicarakan
pada modul karbohidrat.
I. Pengontrolan Metabolisme
sebagian
besar
enzim
terutama
disesuaikan
dengan
mengubah
katalisitik
enzim
dikontrol
dengan
beberapa
cara
dan
Misalnya,
reaksi pertama pada banyak jalur biosintesis dihambat secara allosterik oleh
produk akhir jalur itu seperti inhibisi aspatat transkarbamoilase oleh sitidin trifosfat.
Hal ini adalah satu contoh inhibisi umpan-balik . Mekanisme lainnya yang sering
ditemukan adalah modifikasi kovalen yang reversibel.
Contohnya glikogen
Glikogen adalah
suatu bentuk simpanan glukosa, diaktifkan dengan cara fosforilasi residu khusus
serin bila glukosa tidak mencukupi. Hormon seperti epinefrin mencetuskan suatu
rangkaian sinyal yang menyebabkan perubahan-perubahan pola metabolisme.
AMP siklik dan ion kalsium bertindak sebagai caraka-caraka intrasel yang
mengkoordinir aktivitas banuak protein sasaran.
3. Tersedianya subtrat
Metabolisme juga diatur dengan pengontrolan arus substrat. Contohnya
hormon insulin yang mempermudah masuknya glukosa dalam sel.
Transfer
substrat dari satu ke lain kompartemen sel (misalnya dari sitosol ke mitokondria)
dapat bertindak sebagai alat kontrol.
Prinsif umum yang penting tentang metabolisme adalah jalur biosintetik
maupun degradatif selalu berbeda.
Pada
Banyak energi dalam metabolisme dikontrol oleh status energi sel. Indeks
status energi adalah muatan energi yang sepadan dengan fraksi ATP ditambah
setengah fraksi mol ADP, dengan pengertian bahwa ATP mengandung dua
ikatan anhidrida, sedangkan ADP mengandung satu. Dengan demikian, muatan
energi didefinikan sebagai :
[ATP] + [ADP]
Muatan energi =
[ATP] + [ADP] + [AMP]
dan waktu tertentu. Sebagian besar molekul utama metabolisme adalah sama
pada semua bentuk kehidupan. Ribonukleotida-ribonukleotida seperti ATP dan
NADH adalah yang paling menonjol.
Konsep
termodinamika
yang
paling
berharga
untuk
memahami
spontan jika perubahan energi bebas (G) negatif. ATP adalah alat tukar anergi
yang universal pada sistem biologis, merupakan molekul yang kaya energi karena
mengandung dua ikatan fosfoanhidrida.
Terdapat dua macam jalur metabolisme yang dimiliki sel, yaitu jalur
anabolik atau anabolisme dan jalur katabolik atau katabolisme.
Metabolisme